Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Di dalam representasi penggambaran perempuan dalam iklan “ Permen Sukoka “ harus diketahui terlebih dahulu tanda- tanda yang terdapat didalamnya, adapun digunakannya metode deskriptif kualitatif karena metode ini akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ditemukan kenyataan ganda, kemudian deskriptif kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola- pola nilai yang dihadapi Moleong, 1995: 5 selanjutnya akan menjadi corpus dalam penelitian ini. Dan kemudian secara khusus penelitian menggunakan metode penelitian analisis semiotika. Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas real yang didapatkan melalui interpretasi atau memaknai tanda-tanda yang ditampilkan dalam iklan “Permen Sukoka” di televisi . karena iklan merupakan bidang kajian yang sangat relevan bagi analisis struktural atau semiotika.

3.2 Kerangka Konseptual

3.2.1. Corpus

Dalam penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu pembahasan masalah yang disebut corpus. Corpus adalah sekumpulan bahan terbatas yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisis kesemenaan. Corpus haruslah cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur-unsur akan memelihara sebuah sistem kemiripan dan perbedaan yang lengkap. Corpus juga bersifat sehomogen mungkin, baik homogen pada taraf waktu sincrony Kurniawan, 2001: 70. Corpus adalah kata lain dari sample, yang bertujuan khusus dipergunakan untuk analisis semiotika dan analisis wacana. Pada penelitian kualitatif ini memberikan peluang besar bagi dibuatnya interpretasi alternatif. Corpus dalam penelitian ini adalah citra perempuan dalam iklan permen Sukoka.

3.2.2. Definisi Operasional Konsep

3.2.2.1. Representasi Pencitraan Perempuan

Representasi berasal dari kata dasar dalam bahasa Inggris represent yang bermakna stand for, artinya berarti, atau juga act as delegate for yang berarti bertindak sebagai perlambang atas sesuatu. Representasi juga, dapat diartikan sebagai proses dan hasil yang memberi makna khusus pada tanda. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan representasi wanita perayu dalam iklan “ Permen Sukoka” berarti bahwa di dalam iklan ini terdapat sistem tanda pada tokoh wanita perayu yang memiliki makna tentang eksistensi dan seksisme perempuan. Pencitraan dalam konteks iklan ini merupakan suatu gambaran yang cenderung mempengaruhi cara manusia mengorganisasikan citranya tentang lingkungan dan citra inilah yang mempengaruhi cara manusia berperilaku tanpa citra manusia akan selalu berada dalam suasana yang tidak pasti. Alasannya karena pencitraan tersebut merupakan suatu gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas. Atau dengan kata lain pencitraan adalah dunia menurut persepsi yang sengaja dibangun oleh pihak pengiklan dan media itu sendiri. Seksisme adalah adalah cara pikir, sikap, tingkah laku dan tindakan lainnya yang mengekspresikan penilaian bahwa perempuan lebih kurang, lebih lemah, dan lebih rendah inferior daripada laki-laki. Akibatnya, muncul istilah perempuan sebagai objeknya atau yang dikenal dengan istilah seksisme perempuan dalam iklan. Model perempuan dalam iklan “Permen Sukoka” ini digambarkan sebagai citra peraduan, karena perempuan dianggap sebagai obyek pemuasan nafsu laki-laki, khususnya pemuasan seksual dengan lebih menonjolkan ciri biologis yang dimilikinya seperti bentuk dan rasa buah dada yang disamakan dengan kandungan rasa susu yang ada dalam permen Sukoka. Tidak mengherankan, bila sebagian orang mengadu pada KPI Komisi Penyiaran Indonesia.

3.2.3. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah setiap tanda yang berupa gambar, kata-kata serta warna yang terdapat dalam iklan Permen Sukoka, berupa tokoh perempuan yang seksi dan sedang asyik bercengkrama dengan seorang laki-laki yaitu dengan hanya mengenakan kemben dan kain pantai di salah satu kedai makanan dan minuman yang berada di sebuah kawasan wisata. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian kaum laki-laki untuk segera menghampirinya, khususnya dalam hal pemuasan seksual. Hal ini dapat dilihat dari gerakan nonverbalnya, berupa mimik wajah dari tokoh perempuan dan laki-lakinya serta lenggokkan bahasa tubuhnya yang seksi, meski ia tidak mempertontonkan payudaranya secara keseluruhan. Namun dari pembahasan tubuhnya yang seksi tersebut membuat laki-laki yang berada dihadapannya tertarik untuk meminta susu dengan ekspresi tatapan mata nakal yakni dengan sesekali menatap bentuk buah dada dan postur tubuh yang dilenggok- lenggokkan oleh tokoh perempuan tersebut. Karena kaget tokoh perempuan itupun secara spontan mengangkat salah satu telapak tangannya kearah kemben yang dipakainya sedangkan tangan yang satunya mengambil permen tersebut dari dalam kemben yang diselipkan diantara payudara sembari berucap “hah susu, mau nyusu sukoka” dengan ekspresi wajah ceria tanpa malu. Saat menikmati permen tersebut seakan-akan tokoh laki-laki memperoleh sebuah sensasi kenikmatan dan kehangatan pelukan perempuan saat dibonceng dengan menggunakan sepeda motor. Hal ini digambarkan dengan adegan dimana tokoh pria berangan-angan membonceng wanita dengan menggunakan sepeda motor dan terlihat sangat menikmatinya seakan-akan dekapan hangat yang diberikan tokoh perempuan dalam konteks iklan ini ingin menggambarkan adanya penguatan analogi kenikmatan rasa permen sukoka dengan sesekali menggesekkan payudara pada punggung laki-laki yang ada dalam iklan permen Sukoka. Dengan harapan setelah kita mengkonsumsi permen tersebut, tubuh kita menjadi lebih bergairah dan rasa mengantuk pun hilang seketika. Karena telah mendapatkan tambahan tenaga untuk memudahkan aktivitas padat yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Harapan setelah kita mengkonsumsi permen tersebut, tubuh kita menjadi lebih bergairah dan rasa mengantuk pun hilang seketika. Karena telah mendapatkan tambahan tenaga untuk memudahkan aktivitas padat yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun, karena terkena pencekalan akhirnya iklan ini mengalami perubahan alur dan penambahan alur, seperti : permen yang dikeluarkan bukan berasal dari belahan payudara melainkan dalam dekapan tangan yang berada disela payudara dan penambahan alur cerita dalam iklan ini adalah dengan menampilkan scene bayangan antara perempuan dan laki-laki yang sedang berboncengan, dari perubahan dan penambahan alur inilah yang dapat memberikan hubungan sebab-akibat dalam iklan Permen Sukoka. Tanda yang berupa ikon, indeks, dan simbol yang terdapat pada pembagian level analisis oleh fiske. Fiske membagi analisis semiotik menjadi beberapa level, yaitu level realitas, level ideology, dan level representasi. Unit analisis yang terdapat pada level realitas adalah sebagai berikut : 1. Latar setting, terdiri dari : Simbol - simbol yang ditonjolkan, fungsi serta maknanya. 2. Kostum dan Make up Kostum dan make up yang dikenakan oleh model www.google.co.idlevel-realitas. Selain itu, menurut Fiske 1990:189, dalam level realitas juga dianalisis beberapa kode-kode sosial yang merupakan realitas secara persis dapat didefinisikan dalam medium melalui ekspresi seperti warna kulit, pakaian, ekspresi wajah, perilaku dan sebagainya. Sedangkan pada level representasi dan ideologi yang diamati adalah bagaimana penstransmisian kode–kode representasi lewat kerja kamera, pencahayaan, musik, casting, editing dan narasi dengan menggunakan ideologi kapitalis dalam iklan. Namun dalam penelitian ini peneliti tidak akan membahas lebih lanjut pada teknik editing, pencahayaan dan penataan musik yang ada dalam level representasi. Hal ini dikarenakan keduanya dianggap tidak memiliki kaitan langsung terhadap pembahasan representasi pencitraan perempuan dalam iklan permen sukoka. Oleh karenanya, peneliti menginterpretasikan iklan tersebut tidak hanya dengan menggunakan model John fiske saja, melainkan juga menggunakan model Peirce sebagai model pendukung dari model yang telah dikemukakan Fiske terhadap iklan Permen Sukoka ke dalam beberapa kategori, antara lain: Ikon, indeks dan Simbol. 1. Ikon icon dalam penelitian ini: a. Model perempuan dan laki-laki 2. Indeks dalam penelitian ini: a. Tulisan Kalsium b. Taqline “ nyucu kopi ahh…” 3. Simbol dalam penelitian ini: a. Scene bayangan sepeda motor b. Logo Permen Sukoka c. Background bus, mobil, serta pinggir jalan. d. Gaya bahasa tubuh yang diperagakan oleh model wanita e. Warna putih dan orange pada baju perempuan. f. Warna hitam dan panjang pada rambut perempuan. g. Tatapan dan senyuman model.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan mengamati secara langsung keseluruhan iklan “ Permen Sukoka ” yang ditayangkan di Televisi. Serta untuk melakukan studi keperpustakaan, tujuannya tidak lain untuk melengkapi data-data dan bahan yang dapat dijadikan sebagai referensi.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis semiotika termasuk dalam analisis strukturalis. Analisis strukturalis memiliki perbedaan terhadap teks dan analisis isi. Perbedaan pertama adalah pada persoalan kuantifikasi. Analisis isi tradisional pada dasarnya bersifat item-item serta menggunakan perhitungan dengan angka-angka. Sedangkan, strukturalis sangat jarang menggunakan perhitungan angka. Apapun soalnya, tidak ada alasan bahwa item yang kerap muncul adalah paling penting dan paling signifikan dalam suatu struktur keseluruhan. Akan tetapi, tempat yang diduduki melalui unsur-unsur yang berbeda, jauh lebih penting daripada jumlah waktu kemunculannya Irawanto, 1999: 30. Kedua, bagaimana mempertimbangkan bentuk Form atau gaya style dalam komunikasi. Dan ketiga, adalah persoalan isi yang tersembunyi latent content dari komunikasi. Analisis strukturalis lebih menekankan pada isi yang tersembunyi latent content, sementara tujuan dari analisis isi adalah mendeskripsikan isi yang tampak. Terkait dalam penelitian ini, analisis semiotik yang pada iklan ini dibagi menjadi beberapa elemen, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Selanjutnya, akan dilakukan analisis terhadap masing-masing unit analisis disetiap level. Ada beberapa kode –kode sosial yang akan dianalisis dan termasuk dalam realitas, yaitu: 1. Penampilan, kostum, dan make up yang digunakan oleh model diiklan “ Permen Sukoka ”. 2. Lingkungan atau Setting, yang ditampilkan dari cerita iklan “Permen Sukoka”. Pada level representasi, yang akan diamati, meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, musik, dan suara yang ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat konvensional. Namun, dalam penelitian ini, peneliti tidak akan membahas lebih lanjut pada teknik editing, musik serta suara dan pencahayaan yang ada dalam level representasi, karena keduanya dianggap tidak memiliki korelasi langsung terhadap pembahasan representasi perempuan perayu dalam iklan “Permen Sukoka” . level representasi ini membantu dalam melakukan analisis pada level realitas, menunjukkan alur cerita melalui penggambaran tokoh dan setting yang dapat menjurus ke karakter tokoh. Sedangkan pada level ideologi, didalam penelitian ini tidak akan dibahas lebih lanjut tentang ideologi. Hal ini disebabkan ideologi yang dipakai adalah ideologi yang digunakan oleh medianya, yakni : ideologi kapitalisme. Selanjutnya, untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana pencitraan perempuan direpresentasikan dalam iklan “Permen Sukoka”. Peneliti mengamati signs atau sistem tanda yang tampak dalam iklan, kemudian memaknai dan menginterpretasikannya dengan menggunakan metode semiotik Pierce, yaitu model elemen makna yang menghubungkan antara signs, object dan interpretative. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Dan Penyajian Data

Dokumen yang terkait

Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Wrp Diet To Go Di Televisi Swasta) Medan

19 130 119

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN PADA IKLAN POMPA AIR SHIMIZU DI TELEVISI (Studi Semiotika Tentang Representasi Sensualitas Perempuan Pada Iklan Pompa Air Shimizu di Televisi).

2 14 115

Representasi Eksploitasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Torpedo (Studi Semiotik Representasi Eksploitasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Torpedo versi “Gigi Palsu” di Media Televisi).

0 15 123

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE (Studi semiotik representasi sensualitas perempuan dalam iklan axe versi axe effect di televisi).

6 11 197

“REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN TOP ONE” (Studi Semiotik Representasi Eksploitasi Perempuan dalam Iklan Top1 Action Matic versi “Ringgo-Raffi” di Media Televisi).

5 11 98

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN PRODUK LAKI-LAKI (Studi Semiotik Mengenai Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Axe Deodorant Bodyspray versi ”Harga Minim” di Media Televisi).

2 8 86

Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Wrp Diet To Go Di Televisi Swasta) Medan

1 3 9

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN PRODUK LAKI-LAKI (Studi Semiotik Mengenai Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Axe Deodorant Bodyspray versi ”Harga Minim” di Media Televisi)

0 0 19

Representasi Pencitraan Perempuan Dalam Iklan “Permen Sukoka” di Televisi ( Studi Semiotik Tentang Representasi Pencitraan Perempuan Dalam Iklan “ Permen Sukoka” di Televisi ).

0 0 19

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN PADA IKLAN POMPA AIR SHIMIZU DI TELEVISI (Studi Semiotika Tentang Representasi Sensualitas Perempuan Pada Iklan Pompa Air Shimizu di Televisi)

0 1 99