subjektifitas peneliti, bukan menjadi suatu yang mutlak, karena hal ini kembali lagi kepada sudut pandang tiap individu itu sendiri, dari sudut
pandang mana individu tersebut memaknai.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan mengamati karikatur “Nurdin halid arifin Panigoro” secara
langsung serta melakukan studi keperpustakaan untuk melengkapi data-data dan bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai referensi serta penggunaan
internet. Selanjutnya data akan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotik Pierce dan data dari penelitian ini kemudian akan digunakan untuk
mengetahui penafsiran makna karikatur Nurdin Halid Arifin Panigoro pada Rubrik Majalah Tempo Edisi 11-16 Januari 2011.
3.5. Teknik Analisis Data
Analisis Semiotika pada corpus penelitian pada karikatur “Nurdin Halid Arifin Panigoro” setelah melalui tahapan pengkodean maka selanjutnya
peneliti akan menginterpretasikan tanda-tanda tersebut untuk diketahui pemaknaannya.
Terkait dalam penelitian ini, untuk mengetahui isi pesan dalam karikatur suatu pembaca, peneliti mengamati signs atau system tanda yang
tampak dalam iklan, kemudian memaknai dan menginterpretasikannya dengan menggunakan metode semiotik Pierce, yang terdiri dari:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Obyek
Adalah gambar atau karikatur itu sendiri. Obyek dalam penelitian ini adalah karikatur Nurdin Halid Arifin Panigoro dalam Rubrik Gaya Hidup
Majalah Tempo 2.
Sign Adalah segala sesuatu tanda yang ada pada karikatur ini. Sign dalam
penelitian ini adalah ekspresi dari Nurdin Halid yang mengacungkan kartu merah di tangan kanannya, baju Nurdin Halid yang berwarna kuning, baju
Arifin Panigoro yang berwarna merah, background lingkaran tidak rata yang berwarna biru muda, bercak berwarna hitam dan bercak berwarna coklat.
3. Interpretant
Adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang dirujuk sebuah tanda. Interpretant dalam penelitian ini adalah hasil
interpretasi dari peneliti. Berdasarkan obyeknya Pierce membagi tanda atas ikon icon, indeks
index, dan simbol symbol. Ketiga kategori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Ikon icon
Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan
antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon pada karikatur pada majalah Tempo adalah sosok gambar Arifin Panigoro ketua
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
68
LPI Liga Primer Indonesia, sosok gambar Nurdin Halid ketua umum PSSI dan gambar mirip kartu merah yang biasa dibawa oleh seorang wasit
sepakbola. 2.
Indeks index Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara
tanda dan penanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks pada karikatur Nurdin
Halid Arifin Panigoro adalah Pose Nurdin Halid, Ekspresi Arifin Panigoro, ekspresi mata mengecil, otot pada wajah dan tangan, Tulisan “Menanti
Gereget Liga Tandingan”, Kalimat “Liga Primer Indonesia telah digelar dengan semangat menjadi alternatif kompetisi yang profesional dan mandiri
tetapi mendapatkan hambatan dari PSSI”, Background dasar berwarna putih, Background berwarna hijau berbentuk bulat tidak rata, Bercak berwarna
Hitam, Bercak berwarna coklat. 3.
Simbol symbol Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda
dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat abitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian adalah Kaos berwarna Merah,
Kaos berwarna kuning, Kartu Merah yang digenggam sosok Nurdin Halid.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Majalah Tempo
TEMPO edisi pertama diterbitkan pertama kali pada Maret 1971, TEMPO keluaran yang pertama ini mengambil pendekatan yang belum pernah
dikenal selama masa-masa sulit dalam kebebasan jurnalistik. Publikasi TEMPO sebenarnya sama sekali tidak berhubungan atau berafiliasi dengan dunia politik,
perhatiannya untuk membangun kesadaran yang telah lama diracuni dengan media yang tunduk pada rezim yang represif. Ketegasannya untuk
mempertahankan kebebasan jurnalistik telah membuat TEMPO sebagai legenda dan menjadi icon di dalam dalam ondustri press di Indonesiaselain juga menjadi
salah satu media tertua di Asia Tenggara. TEMPO pernah dibredel pada tahun 1982 dan tahun 1994, TEMPO tidak pernah berhenti untuk terus bersuara
dengan lantang dan telah menjadi salah satu kesadaran atau sarana kebebasan pers yang sedang dinikmati Indonesia saat ini.
TEMPO adalah standart kesempurnaan jurnalistik yang oleh penerbitan lainnya selalu dijadikan perbandingan dan dijadikan acuan. Komitmennya
adalah menyeimbangkan pandangan dan melaporkan kebenaran tetap sebagai yang benar sebagai hari ini, seperti tahun 1971. Nama TEMPO dengan
definisinya yang tanpa disadari ternyata sesuai atau cocok telah menetapkan sebuah standart dan langkah yang oleh penerbitan lain akan selalu dijadikan
perbandingan. TEMPO hari ini adalah tongkat ukuran yang ditiru oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.