Pembahasan Hasil Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
72
sejalan dengan pendapat Prayitno Nasution, 2001:40, kesuksesan belajar siswa lebih banyak ditentukan oleh PTSDL sebuah singkatan
dari prasyarat penguasaan materi, keterampilan belajar, sarana belajar, kondisi diri pribadi, dan lingkungan belajar, dengan demikian siswa
tersebut yang telah mempunyai kondisi diri pribadi yang baik, ia akan mendapat motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk terus belajar
sehingga berapapun penghasilan ibu tidak mempengaruhi prestasi belajarnya Terlebih untuk siswa pada Kabupaten Bantul yang sebagian
besar penghasilan ibu rendah, walaupun demikian data DIKNAS DIY menunjukkan bahwa prestasi siswa Kabupaten Bantul yang paling
tinggi dibandingkan kabupaten lainnya. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Romanus Mudjijana http:www1.bpk
penabur.or.idjurnal02082-100.pdf. yang menemukan bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar dan
Stein, 2000:23 yang berpendapat emakin tinggi kecerdasan emosional kita, semakin besar kemungkinan kita untuk sukses sebagai
pekerja, orangtua, manajer, anak dewasa, mitra bagi pasangan hidup atau calon untuk suatu posisi jabatan.
2. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau
dari tingkat pendidikan orang tua. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pendidikan orang tua. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik untuk pendidikan ayah yang menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel tingkat pendidikan ayah adalah - 0,009 dan nilai
signifikansi koefisien regresi
3
β sebesar 050
, 661
, =
= α
ρ dan untuk pendidikan ibu menunjukkan nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel tingkat
pendidikan ibu adalah - 0,028. dan nilai signifikansi koefisien regresi
3
β sebesar 050
, 143
, =
= α
ρ .
Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa terkategorikan tinggi sebanyak 455 siswa atau 87,67.
Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan
oleh guru baik. Sementara deskripsi kecerdasan emosional terkategorikan tinggi sebanyak 224 siswa atau 43,16. Dengan
demikian mencerminkan bahwa siswa mempunyai kestabilan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam
memahami materi yang dipelajari. Karenanya siswa mampu mengikuti proses belajar dengan baik sehingga dapat mencapai prestasi
belajar yang baik Sementara deskripsi tingkat pendidikan orang tua menunjukkan bahwa pendidikan ayah sebanyak 217 siswa atau 41,8
terkategorikan berpendidikan SMA atau sederajat dan pendidikan ibu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sebanyak 201 siswa atau 38,7 terkategorikan berpendidikan SMA atau sederajat.
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua, ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti keterampilan belajar yang
dimiliki oleh siswa, hal ini sejalan dengan pendapat Prayitno Nasution, 2001:40, kesuksesan belajar siswa lebih banyak ditentukan
oleh PTSDL sebuah singkatan dari prasyarat penguasaan materi, keterampilan belajar, sarana belajar, kondisi diri pribadi, dan
lingkungan belajar. Siswa yang memiliki keterampilan belajar yang baik akan sangat membantu dalam proses belajarnya, sehingga tingkat
pendidikan orang tua tidak selalu mempengaruhi prestasi belajarnya. Terlebih untuk siswa pada Kabupaten Bantul yang sebagian besar
orang tuanya SLTAsederajat tingkat pendidikan orang tua tidak begitu tinggi sehingga jauh tertinggal dengan kemajuan zaman dan tidak
dapat memberikan kontribusi yang besar untuk perkembangan prestasi siswa, walaupun demikian data DIKNAS DIY menunjukkan bahwa
prestasi siswa Kabupaten Bantul yang paling tinggi dibandingkan Kabupaten lainnya. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Romanus
Mudjijana http:www1.bpk penabur.or.idjurnal02082-100.pdf. yang menemukan bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar dan penelitian Yosef Haryadi 2003:87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menyatakan bahwa anak yang mempunyai orang tua yang berpendidikan tinggi akan mencapai prestasi belajar yang baik,
sedangkan anak yang mempunyai orang tua yang berpendidikan rendah akan mencapai prestasi belajar yang kurang baik.
3. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau
dari jenis pekerjaan orang tua. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik
untuk jenis pekerjaan ayah menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel jenis pekerjaan orang ayah adalah – 0,017 dan nilai signifikansi
koefisien regresi
3
β sebesar 050
, 462
, =
= α
ρ dan untuk jenis
pekerjaan ibu menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel jenis
pekerjaan ibu adalah – 0,041.dan nilai signifikansi koefisien regresi
3
β sebesar 050
, 054
, =
= α
ρ Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa terkategorikan tinggi sebanyak 455 siswa atau 87,67. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan
siswa dalam menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan oleh guru baik. Sementara deskripsi kecerdasan emosional
76
terkategorikan tinggi sebanyak 224 siswa atau 43,16. Dengan demikian mencerminkan bahwa siswa mempunyai kestabilan emosi
untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang dipelajari. Sementara deskripsi jenis pekerjaan
orang tua menunjukkan bahwa jenis pekerjaan ayah sebanyak 249 siswa atau 48,0 petani, buruh, pedagang dan wiraswasta dan jenis
pekerjaan ibu sebanyak 238 siswa atau 45,9 terkategorikan petani, buruh, pedagang dan wiraswasta
Hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis
pekerjaan orang tua, ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti lingkungan belajar yang
kondisif, dengan lingkungan yang seperti itu siswa merasa nyaman dengan lingkungan belajarnya dan terdukung untuk bisa belajar, hal ini
sejalan dengan pendapat Prayitno Nasution, 2001:40, kesuksesan belajar siswa lebih banyak ditentukan oleh PTSDL sebuah singkatan
dari prasyarat penguasaan materi, keterampilan belajar, sarana belajar, kondisi diri pribadi, dan lingkungan belajar, sehingga jenis pekerjaan
orang tua tidak selalu mempengaruhi prestasi belajarnya. Terlebih untuk siswa pada Kabupaten Bantul yang sebagian besar orang tuanya
sebagai petani sehingga banyak waktu yang dihabiskan oleh orang tua di dawah sehingga siswa tidak mendapatkan dukungan yang berarti
dari orang tua untuk dapat berprestasi. Walaupun demikian data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DIKNAS DIY menukjukkan bahwa prestasi siswa Kabupaten Bantul yang paling tinggi dibandingkan kabupaten lainnya. Hal ini tidak
sejalan dengan pendapat Romanus Mudjijana http:www1.bpk penabur.or.idjurnal02082-100.pdf. yang menemukan bahwa ada
pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar dan Stein, 2000:23 yang juga berpendapat semakin tinggi kecerdasan
emosional kita, semakin besar kemungkinan kita untuk sukses sebagai pekerja, orangtua, manajer, anak dewasa, mitra bagi pasangan hidup
atau calon untuk suatu posisi jabatan.
4. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Status Sekolah.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status
sekolah. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel status sekolah adalah – 0,049 dan nilai signifikansi koefisien
regresi
3
β sebesar 050
, 176
, =
= α
ρ .
Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa terkategorikan tinggi sebanyak 455 siswa atau 87,67.
Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan
oleh guru baik. Sementara deskripsi kecerdasan emosional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
terkategorikan tinggi sebanyak 244 siswa atau 43,16. Dengan demikian mencerminkan bahwa siswa mempunyai kestabilan emosi
untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang dipelajari. Sementara deskripsi status sekolah
menunjukkan bahwa sebanyak 396 siswa atau 76,30 berasal dari sekolah negeri dan sebanyak 123 siswa atau 23,70 berasal dari
sekolah swasta. Hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada pengaruh
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat status sekolah. ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar seperti pendapat dari Bobbi De Porter 2001:81 dalam http:www.bpkpenabur.or.idjurnal02082-100.pdf.
berpendapat bahwa hasil belajar siswa lebih ditentukan oleh lingkungan belajar yang menyenangkan, suasana aman dan penuh
kepercayaan antara siswa dengan instruktur dan lingkungan yang seperti itu tidak selalu ditemukan di sekolah negeri saja tetapi sekolah
swasta juga banyak yang memiliki kondisi yang seperti itu.
Sehingga status sekolah negeri atau swasta tidak menentukan prestasi siswa, walaupun
demikian data DIKNAS DIY menunjukkan bahwa prestasi siswa Kabupaten Bantul yang paling tinggi dibandingkan kabupaten lainnya, dan sekolah
swasta juga banyak terdapat di Kabupaten Bantul. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Romanus Mudjijana http:www1.bpk
penabur.or.idjurnal02082-100.pdf. yang menemukan bahwa ada pengaruh
positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
79
BAB V
PENUTUP