Maksud Menyarankan Maksud Implikatur dalam Pojok

Ilokusi dari tuturan “Selalu sama: semrawut, gedebak-gedebuk” pada data percakapan 22 adalah suatu beentuk protes mengenai layanan publik yang ada di stasiun setiap menjelang Lebaran. Perlokusi dari tuturan tersebut adalah adanya tindakan untuk mengentaskan permasalahan yang selalu muncul setiap tahunnya. Pada tuturan “Selalu sama: semrawut, gedebak-gedebuk” yang terdapat di percakapan 22 mengandung implikatur dengan maksud mengeluh. Munculnya tanggapan tersebut yang dibuat oleh Mang Usil adalah untuk menyuarakan keluhan dari para pemudik di Jakarta, tepatnya para pemudik dengan menggunakan kereta api. Para pemudik mengeluhkan mengenai pelayanan penjualan tiket yang selalu tidak sesuai dengan jadwal yang dipasang di papan pengumuman. Namun hal tersebut tidak murni kesalahan dari pihak stasiun, namun juga tidak adanya tindakan pemerintan dalam hal pengamanan agar stasiun terbebas dari aksi para calo tiket. Oleh karena itu,perlunya tindakan dari pemerintah yang terstruktur agar hal tersebut tidak terjadi lagi di tahun mendatang.

4.2.2.12 Maksud Menyarankan

Menyarankan memiliki arti memberikan anjuran, memberikan saran atau pendapat yang dikemukakan untuk dipertimbangkan mengenai suatu hal. Berikut beberapa data implikatur dengan maksud menyarankan yang peneliti temukan di dalam pojok surat kabar KOMPAS edisi bulan Juli – September 2011. 23 Baliho besar Lebaran bergambar politisi dan pejabat marak di mana-mana. Asal jangan bisanya cuma nampang aja. KOMPAS, Sabtu, 3 September 2011 Konteks: Tuturan tersebut memberitakan mengenai baliho ucapan Lebaran dengan gambar politisi yang dipasang di beberapa tempat. Para politisi memanfaatkan kesempatan lebaran ini sebagai ajang promosi atau kampanye politisi di Bone, Sulawesi Selatan, dalam rangka Pemilihan Bupati Bone 2013. 24 Mendag: Batik perlu jadi ikon Indonesia. Lengah sedikit, banyak yang nyabet KOMPAS, Jumat, 30 September 2011 Konteks: Tuturan tersebut dikemukakan oleh Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, dalam kunjungannya ke Redaksdi KOMPAS yang menyatakan bahwa batik perlu dijadikan sebagai ikon masyarakat Indonesia. Ilokusi dari tuturan “Asal jangan bisanya cuma nampang aja” pada data percakapan 23 adalah menghimbau para politisi agar tidak melupakan janji- janinya saat kampanye. Perlokusi dari tuturan tersebut adalah para politisi sadar dan dapat melakukan tugasnya dengan baik. Tuturan “Asal jangan bisanya cuma nampang aja” pada data percakapan 23 mengandung implikatur dengan maksud menyarankan. Munculnya tanggapan Mang Usil karena berdasarkan kejadian sebelumnya, seorang calon politisi yang di awal kampanyenya menyerukan janji-janji untuk membuat masyarakat bahagia dan sejahtera. Namun saat mereka terpilih menjadi wakil rakyat, janji-janji tersebut hanya sebagai wacana saja. Tidak dijalankan sesuai dengan yang direncanakan pada saat kampanye. Melalui tuturan tersebut, Mang Usil ingin menyarankan kepada para calon politisi yang nantinya jika terpilih untuk tidak lupa terhadap janji-janjinya. Ilokusi dari tuturan “Lengah sedikit, banyak yang nyabet” pada data percakapan 24 adalah mengingatkan masyarakat dan pemerintah agar menjaga serta mengakui kebudayaan-kebudayaan yang dimilikinya, sehingga jangan lagi ada pengakuan kebudayaan Indonesia dari negara lain. Perlokusi dari tuturan tersebut adalah munculnya rasa peduli terhadap kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Tuturan “Lengah sedikit, banyak yang nyabet” pada data percakapan 24 mengandung implikatur dengan maksud menyarankan. Munculnya tanggapan Mang Usil terkait berita mengenai batik tersebut adalah agar masyarakat Indonesia beserta pemerintah dapat menjaga dan mengakui bahwa banyak sekali kebudayaan Indonesia yang perlu dijaga. Melalui tanggapan itu pula, Mang Usil mengingatkan kita bahwa sudah ada beberapa kebudayaan Indonesia yang diakui oleh negara lain – sebagai contoh yakni Malaysia – dengan menyarankan untuk tidak lengah terhadap kebudayan yang dimiliki oleh Indonesia.

4.2.2.13 Maksud Mengajak

Dokumen yang terkait

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA POJOK SURAT KABAR KOMPAS EDISI Tindak Tutur Ilokusi Pada Wacana Pojok Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 Diimplementasikan Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Sma/Smk Kelas X.

0 3 12

IMPLIKATUR PADA KOLOM POJOK “MANG USIL” DALAM SURATKABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2014 Implikatur Pada Kolom Pojok “Mang Usil” Dalam Surat Kabar Kompas Edisi November 2014.

0 3 14

PENDAHULUAN Implikatur Pada Kolom Pojok “Mang Usil” Dalam Surat Kabar Kompas Edisi November 2014.

0 5 6

IMPLIKATUR PADA RUBRIK POJOK “MANG USIL” DALAM SURATKABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2014 Implikatur Pada Kolom Pojok “Mang Usil” Dalam Surat Kabar Kompas Edisi November 2014.

0 2 20

Gaya Bahasa Sindiran dalam Wacana Pojok pada Surat Kabar Kompas.

0 0 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Implikatur Dalam Wacana Pojok “Berabe” Pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Edisi September 2017 - repository perpustakaan

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Penelitian dengan judul Implikatur dalam Wacana pojok - Implikatur Dalam Wacana Pojok “Berabe” Pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Edisi September 2017 - repository perpustakaan

0 0 27

KAJIAN IMPLIKATUR PADA WACANA “POJOK MANG USIL” DALAM KORAN KOMPAS EDISI AGUSTUS 2014 - repository perpustakaan

0 0 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Implikatur dalam Wacana Komik pada Majalah - KAJIAN IMPLIKATUR PADA WACANA “POJOK MANG USIL” DALAM KORAN KOMPAS EDISI AGUSTUS 2014 - repository perpustakaan

0 0 33

Model-model resensi dalam surat Kabar Kompas edisi Juli-September 2013 - USD Repository

0 0 254