Determinan Perilaku Kesehatan Perilaku .1 Pengertian Perilaku

b. Sikap Attitude Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. c. Tindakan atau praktik Practice Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak praktik. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.

2.2.2 Determinan Perilaku Kesehatan

Lawrence W. Green dalam teorinya mencoba menganalisis masalah kesehatan dengan membagi menjadi dua faktor yaitu masalah yang berkaitan dengan faktor perilaku dan faktor non perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : faktor predisposisi Predisposing factors, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai. Kedua, faktor pendukung enabling factors, yang terwujud dalam lingkungan fisik seperti ketersediaan saranafasilitas, informasi. Ketiga, faktor pendorong reinforcing factors, yag terwujud dalam sikap dan perilaku kelompok referens, seperti petugas kesehatan, kepala kelompok atau peer group. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Bagan Precede Lawrence W. Green Selain itu perilaku manusia juga merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, dan sikap. Gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosiobudaya masyarakat Notoatmodjo, 1989. Kurt Lewin 1970 dalam teorinya berpendapat bahwa perilaku manusia adalah keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong driving forces dan kekuatan-kekuatan penahan restrining forces. Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut didalam diri Pendidikan Kesehatan Predisposing Factors - kebiasaan - kepercayaan - tradisi - pengetahuan - sikap Enabling Factors - ketersediaan fasilitas - ketercapaian fasilitas Reinforcing Factors - sikap dan perilaku petugas - peraturan pemerintah Non Perilaku Perilaku Masalah Kesehatan Universitas Sumatera Utara seseorang. Sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu, yakni : a. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi adanya-adanya stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku. b. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi adanya stimulus- stimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut. c. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan-kekuatan penahan menurun. Teori Health Belief Model HBM dari Becker Rosenstock berpendapat bahwa perilaku juga dibentuk oleh persepsi kita terhadap sesuatu. Persepsi akan menentukan keputusan yang kita ambil dibandingkan dengan kejadian yang sebenarnya. Teori HBM oleh Rosenstock dalam Kalichman 1998 ini didasarkan pada empat elemen persepsi seseorang, yaitu: a. Perceived susceptibility: penilaian individu mengenai kerentanan mereka terhadap suatu penyakit b. Perceived seriousness: penilaian individu mengenai seberapa serius kondisi dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut c. Perceived barriers: penilaian individu mengenai besar hambatan yang ditemui untuk mengadopsi perilaku kesehatan yang disarankan, seperti hambatan finansial, fisik, dan psikososial Universitas Sumatera Utara d. Perceived benefits: penilaian individu mengenai keuntungan yang didapat dengan mengadopsi perilaku kesehatan yang disarankan Selanjutnya, teori ini kemudian dikembangkan dan ditambahkan dengan faktor- faktor yang dianggap berpengaruh terhadap perilaku kesehatan, yaitu: a. Variabel sosio-demografi; seperti usia, jenis kelamin, ras, pekerjaan, dsb. b. Variabel sosio-psikologis; seperti kepribadian, sosial-ekonomi, dsb. c. Variabel struktural; seperti pengetahuan, pengalaman, dsb. d. Cues to action; pengaruh dari luar dalam mempromosikan perilaku kesehatan yang disarankan, seperti pemberian informasi melalui media massa, artikel surat kabar dan majalah, saran dari ahli, dsb.

2.2.3 Determinan Perilaku Terkait Penelitian