a. Bila korelasi r
r
kritis
b. Bila korelasi r
r , maka pertanyaan dinyatakan valid sahih.
kritis
2. Uji Reliabilitas
, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid tidak sahih.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam mendapatkan data
penelitian Singarimbun dan Effendi, 1995, p. 140. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbachs’s Alpha,
karena metode ini merupakan penyempurnaan dari metode sebelumnya Hadi, 1991, p. 60.
Nilai yang didapatkan kemudian dievaluasi lagi. Alat ukur dinyatakan reliabel dengan:
a. Apabila r-Alpha
0,60 maka alat ukur dinyatakan reliabel andal atau hasil pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang
pada waktu berlainan. b.
Apabila r-Alpha 0,60 maka alat ukur dinyatakan tidak reliabel tidak
andal.
9. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier berganda tidak boleh bias. Uji asumsi klasik berguna untuk menguji bias tidaknya data.
a. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil
pada waktu tertentu data cross-sectional” Gujarati, 1995, p. 201. Jadi dalam
Universitas Sumatera Utara
model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Identifikasi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin
Watson. b.
Uji Multikolinieritas Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini diasumsikan tidak
terjadi hubungan antar variabel bebas. Apabila ternyata ada hubungan linier antar variabel bebas, maka asumsi tersebut tidak berlaku lagi terjadi bias.
Mengambil keputusan: Bila nilai VIF pada semua variabel dibawah 5 dan toleransi diatas 0,0001, pada
variabel tidak terdapat adanya gejala multikolinier tidak terjadi bias.
10. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan berpedoman pada Sugiyono 2005:181, bahwa untuk menguji hipotesis dan menganalisis data penelitian yang
bersifat hubungan associative maka dapat dianalisis dengan metode berikut :
1. Metode Analisis Deskriptif
Metode menganalisis data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya, selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga diperoleh gambaran yang
sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.
2. Metode Analisis Kuantitaif
Yaitu metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Untuk kepentingan analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik
dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 12.0. Peneliti menganalisis data dengan menggunakan metode:
Universitas Sumatera Utara
1. Regresi Linier Berganda Multiple Regression
Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas X terhadap variabel tidak bebas Y.
Rumus regresi linier berganda adalah:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+
Keterangan :
e
Y =
Iklim Komunikasi a
= Konstanta
b
1-4
X =
Koefisien regresi
1
X =
Skor variabel Memberitahu
2
X =
Skor variabel Mempromosikan
3
X =
Skor variabel Berpartisipasi
4
e =
Standar error =
Skor variabel Mewakilkan
2. Mengetahui pengaruh secara simultan: R
2
a. Koefisien Determinasi Berganda R
dan R.
2
Koefisien determinasi berganda merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
iklim komunikasi pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan. Bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas X
mempunyai kontribusi terhadap variabel terikat Y. Rumus koefisien determinasi berganda adalah:
R
2
= SS SS
Reg y
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: R
2
SS : Koefisien determinasi berganda
Reg
SS : Regression sum of squares
y
1 Nilai R
: Total sum of squares
2
2 Nilai R
bervariasi antara 0,0 s.d. 1,0 atau antara 0,0 s.d. 100 memberikan kontribusi terhadap iklim komunikasi pada PT. Persero
Pelabuhan Indonesia I Medan.
2
b. Koefisien Korelasi Berganda R
= 100 menunjukkan kontribusi iklim komunikasi pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan.
Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap iklim komunikasi.
Bertujuan untuk menunjukkan ada tidaknya kuat lemahnya hubungan antara gaya kepemimpinan variabel bebas X dengan iklim komunikasi
variabel terikat Y Rumus koefisien korelasi berganda adalah:
R = √ R
Keterangan:
2
R
2
R : Koefisien korelasi berganda : Koefisien determinasi berganda
Nilai R bervariasi antara 0 s.d. 1,0, dimana variasi nilai korelasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Nilai R = 0,70 s.d. 1,0 hubungan variabel-variabel bebas X dan
variabel terikat Y adalah kuat.
Universitas Sumatera Utara
2 Nilai R = 0,40 s.d.
0,70 hubungan antara X dan Y adalah cukup kuat.
3 Nilai R = 0,20 s.d.
0,40 hubungan antara X dan Y adalah lemah. 4
Nilai R = 0,00 s.d. 0,20 hubungan antara X dan Y boleh diabaikan.
5 Nilai R negatif
− maka hubungan antara X dan Y berlawanan arah dan nilai R positif
+ hubungan X dan Y searah 3.
Mengetahui pengaruh secara parsial: Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda dalam penelitian ini berguna untuk
menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap iklim komunikasi.
Persamaan regresi linier berganda adalah: Y = a + b
1
.X
1
+ b
2
.X
2
+ ... + b
k
.X
k
Keterangan: + e
Y : Iklim komunikasi variabel terikat
a : Konstanta
b
1
- b
k
X : Koefisien regresi
1
- X
k
e : Error kesalahan baku estimasi
: Gaya Kepemimpinan variabel bebas
4. Mengetahui pengaruh dominan: Koefisien Determinasi Parsial
Koefisien determinasi parsial berguna untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap Iklim Komunikasi.
Rumus koefisien determinasi parsial adalah: r
i 2
= r
y1.234...k 2
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: r
i 2
r : koefisien determinasi parsial
y1.234...k
Nilai r : koefisien korelasi parsial
i 2
1 Nilai r
bervariasi antara 0,0 s.d. 1,0 atau antara 0,0 s.d. 100, apabila:
i 2
2 Nilai r
= 0,0 menunjukkan salah satu gaya kepemimpinan tidak memberikan kontribusi terhadap iklim komunikasi.
i 2
5. Uji Hipotesis
= 100 menunjukkan salah satu gaya kepemimpinan memberikan kontribusi yang sempurna terhadap iklim komunikasi.
Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan dan memperhatikan pengukuran serta model dugaan, pengujian yang digunakan adalah uji-t
pengujian hipotesis secara parsial dan uji F pengujian hipotesis secara simultan.
1 Uji-t
Dilakukan uji t, yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas terhadap
iklim komunikasi sebagai variabel terikatnya. H
: b
1
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
,X
4
H terhadap
variabel terikat Y.
a
: b
1
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
,X
4
terhadap variabel terikat Y.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengambilan keputusan : H
diterima atau H
i
ditolak, jika t
hitung
t
tabel
H pada
α = 5 ditolak atau H
i
diterima, jika t
hitung
t
tabel
2 Uji F Uji Signifikansi Simultan
pada α = 5
Uji F pada dasarnya menunjukkan semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X
= 0
1
, X
2
, X
3
,X
4
H yaitu berupa variabel
Memberitahu, Mempromosikan, Berpartisipasi, dan Mewakilkan terhadap variabel terikat Y yaitu iklim komunikasi organisasi.
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X
≠ 0
1
, X
2
, X
3
,X
4
H yaitu berupa variabel
Memberitahu, Mempromosikan, Berpartisipasi, dan Mewakilkan terhadap variabel terikat Y yaitu iklim komunikasi organisasi.
diterima atau H
i
ditolak, jika t
hitung
t
tabel
H pada
α = 5 ditolak atau H
i
diterima, jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
1. Wheny Margaretta 2006, berjudul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan
terhadap Iklim Komunikasi Organisasi dalam Ray White Real Estate Di Surabaya”. Dengan hasil penelitian sebagai berikut: “gaya kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap iklim komunikasi organisasi sebesar 42,3. Artinya bahwa iklim komunikasi organisasi dipengaruhi
oleh gaya kepemimpinan hanya sebesar 42,3 sedangkan sisanya sebesar 57,7 dipengaruhi oleh faktor lain.”
2. Sri Sulistiani 1998, berjudul: “Peran Gaya Kepemimpinan terhadap
Iklim Komunikasi Kasus Pada Suatu Lembaga Penelitian”. Dengan hasil penelitian sebagai berikut: “Gaya kepemimpinan berpengaruh pada iklim
komunikasi baik itu suportif atau defensif, dan pada akhirnya mempengaruhi pula motivasi kerja anggota-anggota organisasi tersebut.”
3. Yugih Setyanto 2004, berjudul: “Gaya Kepemimpinan dan Iklim
Komunikasi di Departemen Pertahanan”. Dengan hasil penelitian sebagai berikut: “Gaya kepemimpinan di Dephan cenderung bersifat otoriter dan
cara komunikasi yang dipakai adalah directing instruksi. Komunikasi yang terjadi pun hingga saat ini cenderung mengarah kepada komunikasi
satu arah.”
Universitas Sumatera Utara