Agama dan sistem nilai Sistem kekeluargaan

✗✘ Gambar 3 Datuk Pucuk kiri, Datuk Lelo Bangso tengah, Datuk Mangkoto Jalelo kanan sebagai ketua adat Perbedaan ketiga Datuk ini terletak pada baju dan daerah kekuasaan mereka. Pakaian Datuk Pucuk berwarna hitam polos dimana kebesarannya yaitu di nagari berkuasa di daratan, pakaian Datuk Lelo Bangso terdapat garis kuning dengan kebesaran rantau Kampar Kiri, sedangkan Datuk Mangkoto Jalelo terdapat garis merah, kuning, dan putih dengan peranan paling besar di negeri. Ungkapan untuk Datuk Mangkoto Jalelo ✙ suluhnya bendang, cerminnya terus ✚ , yaitu tempat bertanya kedua suku, kusut diselesaikan, keruh dijernihkan.

5.1.2 Agama dan sistem nilai

Penduduk desa ini beragama Islam sehingga unsur-unsur kebudayaan Islam hampir berpengaruh disemua segi kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam bentuk tulisan lama yang disebut tulisan Arab Melayu, upacara ritual, dan bentuk keseniannya. Disamping itu, pengaruh ajaran Islam juga terlihat dari ketaatan masyarakat dalam melaksanakan kewajiban agama seperti sholat lima waktu, puasa Ramadhan, dan dalam setiap perayaan hari besar agama Islam. Dominannya pengaruh ajaran Islam ini tercermin dalam pepatah adat Melayu yang berbunyi ✙ Tungku tiga sejerangan, tali tiga sepilin” yang maksudnya ✙ Adat bersendi syarak, syarak bersendikan kitabullah”. Tiga hal yang tidak dapat dipisahkan adalah adat istiadat, agama, dan pemerintah. ✛✛

5.1.3 Sistem kekeluargaan

Sistem kekerabatan yang dimiliki oleh masyarakat Melayu Riau sangat erat. Kaum kerabat disebut saudara. Pada dasarnya kekerabatan orang Melayu adalah bilateral atau parental yaitu prinsip yang menghubungkan kekerabatan melalui orang laki-laki dan orang perempuan. Biasanya urusan ekonomi menjadi tanggungjawab suami dan sekaligus sebagai kepala keluarga, atau dengan kata lain suami sebagai pencari nafkah utama. Sedangkan istri mempunyai kewajiban mengurus rumah tangga untuk keperluan bersama, seperti mengurus dapur serta anak-anak. Suami istri mengelola harta benda, baik harta benda bawaan maupun yang diperoleh setelah menikah Winoto et al 1993. Dalam sistem kekerabatan orang Melayu dikenal istilah kekerabatan dan cara menyebutnya sebagai berikut : 1. Datuk atau Tuk, untuk orang tua laki-laki dari ayah atau ibu. 2. Ninik atau Nek, untuk orang tua perempuan dari ayah atau ibu. 3. Bapak tua atau Paktu, untuk saudara laki-laki ayah tertua ataupun suami istrinya. 4. Mamak atau Mak, untuk saudara perempuan ibu atau ayah yang tertua ataupun suami istrinya. 5. Bapak tengah atau Pak Ngah, untuk saudara laki-laki ibu atau ayah yang lebih muda. 6. Mamak tengah atau Mak Ngah, untuk saudara perempuan ibu atau ayah yang lebih muda. 7. Bapak bungsu atau Pak Usu, untuk saudara laki-laki ibu atau ayah yang termuda. 8. Mamak bungsu atau Mak Usu, untuk saudara perempuan ibu yang lebih muda. 9. Abang atau Bang, untuk saudara laki-laki tertua. 10. Kakak atau Kak, untuk saudara perempuan yang lebih muda. 11. Adik atau sebut nama, untuk saudara laki-laki atau perempuan yang lebih muda. ✜✢ Disamping itu ada juga cara menyebut dan memanggil berdasarkan keadaan fisik, sebagai berikut : 1. Bapak Panjang ✣ Pak Anjang. 2. Mamak Panjang ✣ Mak Anjang. 3. Bapak Pendek ✣ Pak Adek. 4. Mamak Pendek ✣ Mak Adek. 5. Bapak Hitam ✣ Pak Itam. 6. Bapak Putih ✣ Pak Uteh. 7. Bapak Kecil ✣ Pak Cik

5.1.4 Bahasa