4.6. Karakteristik Responden
4.6.1 Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, meliputi semua bagian yang terdapat pada divisi manufacturing di PT. Rahayu
Santosa. Dari 30 orang responden terdapat 94 laki-laki dan 6 perempuan. Jumlah karyawan laki-laki memiliki jumlah yang lebih
besar dengan karyawan perempuan, dikarenakan banyak pekerjaan yang menggunakan tenaga fisik, seperti pemindahan barang dan set up
produksi hingga proses produksi.
4.6.2 Usia
Usia responden yang paling banyak berada pada kisaran 25-35 tahun, yaitu 63, dan paling sedikit di atas 45 tahun sebesar 13. PT.
Rahayu Santosa sengaja merekrut karyawan muda, karena pada usia yang muda, karyawan bekerja lebih semangat dan mudah dalam
memberikan pendidikan dan pelatihan. Karakteristik karyawan berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 5.
4.6.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir SLTA memiliki persentase paling besar 80 dan terkecil lulusan S1 7 yang menempati posisi atas
dalam struktur organisasi. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
11
63 13
13
Usia Responden
25 Tahun
Gambar 5. Usia responden penelitian
4.6.4 Lama bekerja
Pada penelitian ini dipilih karyawan yang telah memiliki pengalaman bekerja minimal 2 tahun berstatus karyawan tetap untuk
lebih mendapatkan data yang akurat mengenai informasi mengenai perusahaan Gambar 6. Karyawan yang memiliki pengalaman 2
tahun terdapat 26 dan lama bekerja 3-5 tahun 63serta pengalaman di atas 5 tahun memiliki persentase paling sedikit 11, seperti dapat
dilihat pada Gambar 7.
26 63
11
Pengalaman Kerja
Responden
2 Tahun
80 13
7
Tingkat pendidikan
Responden
SLTA Diploma
Sarjana
Gambar 6. Tingkat pendidikan responden
Gambar 7. Tingkat pengalaman kerja responden
4.7. Analisis PLS
4.7.1 Model TQM terhadap produktifitas Sukses
Analisis data dengan menggunakan SmartPLS dilakukan terhadap model awal, dapat dilihat pada Gambar 8.
Pada penelitian ini penulis menganalisis suatu permasalahan dengan menggunakan model indikator reflektif. Menurut Ghozali 2008 model indikator
reflektif, yaitu konstruk seperti “personalitas” atau “sikap” umumnya dipandang sebagai faktor yang menimbulkan sesuatu yang di amati, sehingga indikatornya
bersifat reflektif. Salah satu ciri-ciri model indikator reflektif adalah : menghilangkan satu 1 indikator, tidak akan merubah makna dan arti peunah
yang diukur. Perbaikan model dilakukan dengan melihat koefisien dari masing- masing peubah indikator maupun hubungan antara peubah laten. Indikator TQM
yang tidak sejalan dalam mendukung produktifitas yang sukses, direduksi. Indikator yang dihilangkan adalah, indikator Sdm3, Sdm4, Sdm5, Std4, y1, y5,
y6, y8, y9, 10y, y11, y13 dan y14, karena bernilai kecil di bawah 0,7. Indikator pengukuran Sdm3 dan Sdm4 sudah dapat terwakili oleh indikator Sdm2, karena
pada konsep manajemen mutu ISO 9001 semua prosedur kerja telah diatur, termasuk jenis pekerjaan sesuai dengan jabatannya. Pada indikator Std4
Gambar 8. Hasil analisis model awal
dihilangkan, karena juga bisa diwakili oleh indikator Std2, yaitu dalam setiap prosedur kerja pada PT. Rahayu Santosa sudah diatur stándar produk yang sesuai
keinginan konsumen, sehingga berpengaruh terhadap standar dari setiap pekerjaan. Untuk mendapatkan model yang terbaik, dilakukan proses ulang
kembali tanpa indikator tersebut. Model akhir didapatkan sebagaimana disajikan pada Gambar 9. Pada hasil model final juga dapat dilihat indikator yang lebih
dominan dalam menghasilkan produktivitas produksi yang harus diperhatikan dan ditingkatkan, yaitu y12, y2, y3, y4 dan y7, karena memiliki nilai di atas 0,7
Gambar 9. Hasil analisis model penyesuaian akhir
55
4.7.2 Analisis Model Outer
Analisis model outer dilakukan terhadap peubah laten produktivitas sukses, yang direfleksikan oleh indikator y12, y2, y3, y4 dan y7. Reliabilitas
komposit dari model ini 0,896 Audit, 0,895 Produktivitas, 0,849 SDM, 0,860 Sarana, 0,873 standar dan 0,870 TQM yang melebihi nilai
standar yang disyaratkan 0,7 menunjukkan kestabilan dan konsistensi internal indikator yang sangat baik. Sedangkan reliabilitas indikator, dilihat
dari nilai faktor loading yang merefleksikan kekuatan interelasi antara peubah laten produktivitas dan peubah indikator untuk masing-masing
peubah y2, y3, y4, y7 dan y12 adalah 0,814; 0,809; 0,731; 0,833 dan 0,782 yang semuanya melebihi nilai standar 0,7. Kemauan kerja y7
merefleksikan interelasi terbesar dalam memengaruhi produktivitas, diikuti Diklat y2, Kemauan kerja y3, Kemampuan Kerja y12 dan terakhir oleh
Kemauan Kerja y4. Dari análisis reliabilitas dapat dinyatakan bahwa realibilitas terhadap model dalam penelitian ini baik.
Validitas menunjukkan bahwa suatu pengujian benar-benar konsisten mengukur apa yang seharusnya diukur, yaitu bagaimana indikator dari
produktivitas, konsisten mengukur produktivitas. Hal ini digambarkan oleh besaran nilai Average Variance Extracted AVE. Nilai AVE Produktivitas
dalam penelitian ini 0,631. Nilai ini di atas standar yang disyaratkan, yaitu 0,5. Tabel 3 menunjukkan hasil penelitian dari penelitian ini untuk model
outer dan standar nilai yang harus dipenuhi.
Tabel 3. Hasil penelitian kriteria dan standar nilai
No Kriteria
Nilai Hasil penelitian dan Standar 1
Realibilitas Komposit Pc
Pc : - 0,896 Audit
- 0,895 Produktivitas - 0,849 SDM
- 0,860 Sarana - 0,873 standar
- 0,870 TQM Nilai Pc 0,6 menggambarkan konsistensi
internal 2 Reliabilitas
indikator Loading Outer masing-masing indikator: Sdm1= 0,805 ; Sdm2= 0,912 ; Std1= 0,809
Std2= 0,852 ; Std3= 0,783 ; Std5= 0,783 Sr1= 0,857 ; Sr2= 0,881 ; A1= 0,890
A2= 0,912 ; Audit= 0,791 ; Sarana= 0,779 Sdm= 0,838 ; Standar= 0,758
y2= 0,814 ; y3= 0,809 ; y4= 0,731 ; y7= 0,833 ; y12= 0,782
loading outer 0,7 menunjukkan semua indikator merefleksikan produktivitas
konsisten
3 Average variance
extracted AVE Nilai AVE hasil penelitian =
- Audit 0,811
- Produktivitas 0,631
- SDM 0,739
- Sarana 0,755
- Standar 0,634
- TQM 0,627
Sedangkan nilai standar AVE 0,5
No Kriteria
Nilai Hasil penelitian dan Standar 4 Validitas
Diskriminan Kriteria Fornell-Larcker
Akar AVE = -
Audit 0,90 -
Produktivitas 0,794 -
SDM 0,859 -
Sarana 0,868 -
Standar 0,796 - TQM 0,791
5 Validitas Diskriminan
Kriteria Cross Loading Korelasi indikator ke peubah laten
produktivitas lebih besar dari korelasi ke peubah laten lainnya, sebagaimana disajikan
pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis validitas diskriminan – cross loading
Indikator SDM Produktivitas
Standar Sarana TQM Audit
y2 0,293
0,814 0,520 0,087
0,382 0,137
y3 0,059
0,808 0,576 0,085
0,348 -0,046
y4 0,028
0,731 0,578 -0,032
0,305 -0,120
y7
0,131 0,833
0,601 0,119 0,458
0,075
y12 0,329
0,781 0,499 0,131
0,416 0,162
Analisis validitas diskriminan lainnya adalah melalui cross-loading, sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Jika indikator produktivitas sukses
memang menggambarkan refleksi dari produktifitas, maka nilai korelasi indikator ini terhadap produktivitas haruslah lebih besar dibandingkan
korelasi indikator ini terhadap peubah laten lainnya. Tabel 4 membuktikan bahwa model outer pada penelitian ini valid
4.7.3 Analisis Model Inner
Analisis Model inner untuk menggambarkan model construct antara laten, yaitu peubah SDM, Standar, Sarana dan Audit terhadap peubah TQM.
Lanjutan Tabel 3. Hasil penelitian kriteria dan standar
Dan TQM terhadap Produktivitas.TQM dipengaruhi secara langsung oleh SDM, Standar, Sarana dan Audit. Produktivitas dipengaruhi langsung
oleh TQM dan dipengaruhi tidak langsung oleh SDM, Standar, Sarana dan Audit. Dengan demikian ada dua 2 peubah laten endogenous, yaitu TQM
dan produktivitas. TQM dipengaruhi oleh SDM, Standar, Sarana, Audit dan menghasilkan nilai R
2
0,959, produktivitas dipengaruhi oleh TQM dengan nilai R
2
0,239. Kedua nilai R
2
ini menurut Chin 1998 termasuk dalam kategori model dapat diterangkan di antara lemah 0,19 dan moderat,
sebagaimana disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai analisis model inner
No Kriteria Nilai
Hasil Penelitian
1 R
2
dari peubah laten endogenous
Nilai R
2
dari hasil penelitian : R
2
untuk TQM = 0,959 R
2
untuk produktivitas = 0,239 Chin 1998 mengelompokkan
nilai R
2
dalam masing-masing 0,67; 0,33 dan 0,19 sebagai
substansial, moderat dan lemah. 2 Estimasi
koefisien path
Evaluasi terhadap nilai koefisien, meliputi besarnya nilai dan
pengaruh nyata melalui Bootstrap, disajikan pada Tabel 6.
Hasil Bootstrap pada koefisien path didapatkan pengaruh sangat nyata dengan peningkatan sarana yang dapat meningkatkan TQM 0,383 dan
dengan peningkatan standar dapat meningkatkan TQM 0,536. Audit dan SDM memiliki nilai paling kecil dalam kontribusi peningkatan TQM, maka
diharapkan dapat menjadi perhatian oleh pihak perusahaan agar dapat dilakukan evaluasi kembali. Peningkatan standar memiliki kontribusi
terbesar dalam meningkatkan TQM dan disusul dengan sarana, jadi perusahaan dapat lebih fokus dalam meningkatkan sarana dan standar yang
baik, agar penerapan TQM pada perusahaan dapat berjalan dengan baik. Penerapan TQM yang baik dapat meningkatkan produktivitas sebesar 0,488.
Peningkatan standar dapat dimulai dari SMM ISO 9001:2008 yang sudah diterapkan oleh perusahaan, apakah standar yang sudah ditetapkan
menurut SMM ISO 9001:2008 telah dijalankan dengan baik oleh perusahaan, jika belum maksimal dapat dievaluasi kekurangan yang ada,
agar produktivitas produksi dapat mencapai tingkat maksimal. Untuk meningkatkan sarana, perusahaan dapat dimulai dengan memperbaiki
sarana-sarana yang dinilai sudah tidak bisa mendukung dalam meningkatkan produktivitas produksi, sepeti mesin-mesin yang sudah tua
agar bisa diganti dengan mesin yang lebih baru.
Tabel 6. Nilai Hasil bootstrap koefisien path
Original Sample
O Sample
Mean M
Standard Deviation
STDEV Standard
Error STERR
t Statistics
|OSTERR |
Audit - TQM
0,173 0,181 0,027 0,027 6,292
SDM - TQM
0,159 0,158 0,033 0,033 4,799
Sarana - TQM
0,383 0,385 0,029 0,029 12,898
Standar- TQM
0,536 0,521 0,036 0,036 14,581
TQM - Produktivitas
0,488 0,498 0,069 0,069 7,026
4.8. Implikasi Manajerial