Uji toksisitas minuman fungsional kunyit asam citarasa terpilih OECD 2001

16 4 Uji pembandingan berpasangan minuman fungsional kunyit asam citarasa terpilih dengan minuman kunyit asam komersial Adawiyah dan Waysima 2009 Uji pembandingan berpasangan dilakukan terhadap formula cita rasa terpilih dengan produk “K” yang sudah terkenal sebagai produk minuman kunyit asam komersial. Uji pembandingan berpasangan dilakukan terhadap 70 orang panelis tidak terlatih dari segala tingkatan usia dengan taraf signifikansi 5 . Uji pembandingan berpasangan bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan minuman kunyit asam citarasa terpilih oleh konsumen serta kemampuan daya saing terhadap minuman sejenis agar hasil penelitian ini diharapkan mampu dikembangkan sebagai industri minuman kesehatan.

b. Uji toksisitas minuman fungsional kunyit asam citarasa terpilih OECD 2001

Uji toksisitas akut dilakukan terhadap tikus Sprague dawley yang diberi perlakuan minuman formula terpilih secara oral dengan dosis 1gkg BB, 2gkg BB, dan 5gkgBB pada masing-masing 5 ekor tikus jantan dan 5 ekor tikus betina untuk setiap parameternya. Sebagai kelompok kontrol, masing-masing 5 ekor tikus betina dan 5 ekor tikus jantan diberi perlakuan akuades. Metode toksisitas akut dipilih sebagai metode yang digunakan untuk mengetahui nilai LD 50 formula terpilih selama masa perlakuan oral. Selama masa perlakuan tikus ditimbang dan diamati gejala toksisitas visualnya pada beberapa organ. Setelah satu minggu masa perlakuan berat badan, tikus ditimbang kemudian dilakukan terminasi oleh tenaga ahli. Setelah diterminasi diambil tujuh jenis organ tikus yaitu jantung, ginjal, hati, paru-paru, limfa, sekum, dan lemak tikus untuk ditimbang beratnya untuk selanjutnya diamati apakah ada gejala kerusakan pada organ tikus tersebut. Selain organ, juga dilakukan pengambilan sampel darah langsung dari jantung tikus untuk dilakukan analisis komposisi lipida darah glukosa, kolesterol, dan trigliserida di Laboratorium Dinas Kesehatan Kotamadya Bogor. Seluruh hasil analisis di atas diolah sesuai panduan OECD guidelines tahun 2001 untuk menentukan nilai LD 50 toksisitas akut sampel minuman formula terpilih. 1 Pembuatan larutan uji sesuai dengan tingkatan dosis pengujian Pembuatan larutan baku formula kunyit asam citarasa terpilih untuk uji toksisitas akut dibuat dengan cara pemekatan konsentrasi agar dosis yang akan diujikan dengan cara dosis 1, 2, dan 5 gkg BB dapat tersedia. Larutan baku formula terdiri dari ekstrak kunyit, asam jawa, dan rempah terpilih mengikuti perbandingan konsentrasi formula minuman kunyit asam citarasa terpilih. Berdasarkan konsentrasi tersebut maka dilakukan pemekatan untuk mencapai nilai dosis yang diinginkan dengan mempertimbangkan jumlah volume yang diberikan oral melalui hewan uji maksimal 2 ml. 2 Pemeliharaan tikus Tikus galur Sprague dawley jantan dan betina diperoleh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM, Jakarta. Sebelum digunakan pada penelitian, hewan uji diberi perlakuan aklimasi, pengelompokan, dan pemberian sampel minuman uji secara oral. Tahap aklimasi merupakan tahapan adaptasi tikus percobaan sebelum diberikan perlakuan uji. Selama proses aklimasi diberikan pakan 17 ransum standar secara ad libitum. Selama proses aklimasi satu minggu, dilakukan penimbangan berat badan awal dan berat badan akhir. Pengelompokan tikus berdasarkan berat badan yang diatur sedemikian rupa sehingga rataan antar kelompok tidak berbeda nyata. 3 Pemberian larutan uji secara oral Perlakuan pemberian minuman fungsional uji secara oral pada tikus dilakukan untuk memastikan pengaruh konsumsi minuman fungsional terhadap dosis yang telah ditetapkan. Perlakuan ini diberikan kepada empat kelompok perlakuan di mana setiap kelompok perlakuan tikus yang masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus jantan dan 5 ekor tikus betina dan diberi perlakuan secara terpisah selama satu minggu. Selama perlakuan, tikus diberi ransum standard dan air minum secara ad libitum, serta pertambahan berat badan dan jumlah ransum yang dikonsumsi dicatat. Selanjutnya tikus uji diterminasi dan dibedah untuk diamati gejala toksisitasnya pada beberapa organ, yaitu jantung, ginjal, hati, limfa, paru- paru, sekum, dan kelenjar lemak badan dan darah tikus. Proses terminasi dilakukan dengan penarikan tulang belakang tikus hingga pingsan. Setelah proses terminasi, organ tubuh ditimbang dan sampel darah tikus disentrifuse sampai didapatkan serum, dan dilakukan analisa komposisi lipida. Nilai LD 50 dari minuman fungsional kunyit asam citarasa terpilih mengikuti pedoman OECD 2001. 4 Pengamatan gejala toksisitas secara visual selama proses penyondehan Perlakuan pemberian larutan uji secara oral dilakukan satu kali sehari untuk menyamakan tingkat stress yang dialami oleh semua tikus, dan dilakukan selalu pada waktu yang sama kemudian diamati gejala toksik yang ditimbulkan selama 30 menit pertama setelah perlakuan. Gejala toksik yang diamati berupa gejala kelainan pada mata, saliva, nafsu makan, pola tidur, tingkah laku, kerontokan bulu, tingkat diare, dan tingkat kematian tikus uji.

c. Uji stabilitas minuman fungsional kunyit asam citarasa terpilih