19 lebih ke arah manajerial. Hampir disemua bidang pekerjaan di
Puslitkoka lebih banyak berijazah SLTA. 4.3.2 SIstem Pengupahan dan Penggajian
Sistem pengupahan yang berlaku di Puslitkoka hampir sama dengan sistem pengupahan pada umumnya. Puslitkoka memiliki
2 golongan tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Sitem pengupahan yang diterapkan pada
tenaga kerja tetap dilakukan setiap 1 bulan sekali, diawal bulan dengan jumlah upah yang didapat sesuai dengan tingkat
golongannya.
Tenaga kerja tidak tetap memiliki perbedaan sistem pengupahan. Pada tenaga kerja pasca panen dikenal dengan
sistem rolling. Sistem rolling diterapkan pada beberapa pekerja. Pekerja yang terkena rolling akan diliburkan setiap minggu dan
selama libur hanya dikenal hitungan kerja 1 bulan. Dengan adanya sistem rolling ini, maka sistem pengupahan bagian
pasca panen dilakukan 2 kali selama sebulan. Menurut Wijanto 2011, sistem pengupahan dan pemberian insentif adalah satu
hal yang penting untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
4.3.3 Waktu Jam Kerja
Berdasarkan klasifikasi tenaga kerjanya, tenaga kerja tetap terdiri dari tenaga kerja staff dan non staf. Tenaga kerja
tetap staf yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan produksi menggunakan pedoman waktu kerja umum yang juga disebut
tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak
terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Tenaga kerja ini meliputi
jajaran direksi, tenaga peneliti, tenaga pelayanan serta tenaga administrasi. Untuk tenaga kerja tetap non staf dan tenaga kerja
tidak tetap yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi
20 pabrik, bengkel alsin, serta koperasi disebut dengan tenaga
kerja langsung dimana waktu jam kerjanya menggunakan pedoman waktu kerja produksi hilir. Tenaga kerja langsung
pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan
pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Sementara tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan
produksi di kebun percobaan menggunakan pedoman waktu kerja pengolahan hulu. Pembagian waktu tenaga kerja tidak
langsung dilihat pada Tabel 4.1, waktu tenaga kerja langsung dilihat pada Tabel 4.2 dan waktu kerja pengolahan hulu dilihat
pada Tabel 4.3. Tabel 4.1 Waktu Tenaga Kerja Tidak Langsung
Sumber: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2016 Tabel 4.2 Waktu Tenaga Kerja Langsung
Sumber: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2016 Tabel 4.3 Waktu Kerja Pengolahan Hulu
Sumber: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2016 Jam Kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam
Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
Hari Mulai
WIB Istirahat WIB
Selesai WIB Senin-Jumat
07.00 11.30-13.00 16.00
Hari Mulai
WIB
Istirahat WIB Selesai WIB
Senin-Kamis 07.00
11.45-12.45 16.00
Jumat 07.00
11.30-13.00 16.00
Sabtu 07.00
11.45-12.45 14.00
Hari Mulai WIB
Selesai WIB Senin-Kamis
06.30 12.00
Jumat 06.30
11.30
Sabtu 06.30
12.00
21 khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1,
Undang-Undang No.132003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja
ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telah disebutkan diatas yaitu:
7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau
8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
4.3.4 Kompensasi