22 Perlakuan pertama adalah pengeringan oven bersuhu 105
O
C selama 1 jam Damayanthi, 2002; perlakuan kedua menggunakan pengering drum
bersuhu 120
O
C dengan kecepatan 8 rpm; serta perlakuan ketiga yang masih menggunakan pengering drum namun bekatul mendapat perlakuan
bleaching sebelum dikeringkan.
Dari ketiga jenis tepung yang dihasilkan, dilakukan analisis fisik yang meliputi densitas kamba, densitas padat, kelarutan dalam air, daya serap air,
nilai a
w
, warna, serta kadar air. Khusus untuk tepung yang dihasilkan dari proses bleaching, dilakukan analisis residu H
2
O
2
secara kualitatif untuk mengetahui kandungan residu H
2
O
2
yang terdapat pada tepung yang dihasilkan. Dari sifat-sifat fisik yang diinginkan, kemudian dipilih jenis
tepung yang akan digunakan pada tahapan penelitian selanjutnya. Tepung terpilih diinkubasi menggunakan inkubator dengan suhu 35
O
C selama 144 jam 6 hari untuk dilihat perubahan sifat kimianya. Sifat kimia yang
diamati berupa kadar asam lemak bebas serta total tokoferol yang terkandung di dalamnya.
a. Analisis Sifat Fisik 1.
Densitas Kamba Khalil, 1999
Densitas kamba diukur dengan cara memasukkan tepung ke dalam gelas ukur sampai volume tertentu tanpa dipadatkan,
kemudian berat tepung ditimbang. Densitas kamba dihitung dengan cara membagi berat tepung dengan volume ruang yang ditempati.
Densitas kamba dinyatakan dalam satuan gml.
2. Densitas Padat Khalil, 1999
Densitas padat diukur dengan cara memasukkan tepung ke dalam gelas ukur dan dipadatkan sampai volumenya konstan,
kemudian berat tepung ditimbang. Densitas padat dihitung dengan cara membagi berat tepung dengan volume ruang yang ditempati.
Densitas padat dinyatakan dalam satuan gml.
23
Gambar 1 . Skema penstabilan bekatul
Bekatul segar
diayak 60 mesh
diotoklaf 121
O
C 3 menit
dioven 105
O
C 1 jam
ditambah NaHSO
3
500 ppm diaduk dengan mixer
diotoklaf 121
O
C 3 menit
ditambah air, rasio 2:1
direndam dalam H
2
O
2
3 selama 18 jam, ditutup, dan
ditempatkan dalam refrigerator
direndam dalam air selama 1 jam sambil diaduk
dicuci dengan air sebanyak 3 kali
disaring dengan kain saring dikeringkan dengan drum drier
dihaluskan dengan blender
Tepung bekatul Tepung bekatul
dikeringkan dengan drum drier
dihaluskan dengan blender
Tepung bekatul
24
3. Kelarutan dalam Air Sathe dan Salunkhe, 1981
Sejumlah 0.75 gram sampel dilarutkan dalam 150 ml air, kemudian disaring menggunakan corong buchner dan pompa vakum.
Sebelumnya kertas saring dikeringkan terlebih dahulu dalam oven 100ºC selama 30 menit dan ditimbang berat sudah diketahui.
Kertas saring dan endapan yang tertinggal pada kertas saring dikeringkan dalam oven 100ºC selama 3 jam sampai mencapai berat
yang konstan, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Kelarutan
100 a
c -
b -
a ×
= Keterangan:
a = berat kering sampel gram b = berat endapan dan kertas saring gram
c = berat kertas saring gram
4. Daya Serap Air Yoanasari, 2003
Sejumlah 1 gram sampel dilarutkan dalam 10 ml akuades, kemudian diaduk dengan menggunakan magnetic stirer selama 10
menit. Sampel didiamkan selama 30 menit dan disentrifuse selama 30 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Supernatan kemudian diambil
dan ditimbang. Daya serap air
100 c
b -
a ×
= Keterangan:
a = berat air gram b = berat supernatan gram
c = berat sampel gram
5. Aktivitas Air a
w
Pengukuran aktivitas air a
w
dilakukan dengan menggunakan alat a
w
meter ”Shibaura a
w
meter WA-360”. Alat dikalibrasi dengan NaCl jenuh yang memiliki nilai a
w
0.7547;0.7529 dan 0.7509 yang berturut-turut pada suhu 20,25 dan 29
C dengan cara memasukkan NaCl jenuh tersebut dalam wadah a
w
meter. Nilai a
w
dapat dibaca setelah ada tulisan “completed” di layar.Bila a
w
yang terbaca tidak tepat 0.750 maka bagian switch diputar samapi mencapai tepat 0.750.
25 Pengukuran a
w
sampel dilakukan dengan cara yang sama dengan kalibrasi alat yaitu sampel dimasukkan dalam wadah a
w
meter. Nilai a
w
dan suhu pengukuran akan terbaca setelah ada tulisan “completed” di layar.
6. Pengukuran Warna Hutching, 1999