42
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ada peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang pada materi sistem pernapasan
pada manusia setelah diadakan pembelajaran melalui penggunaan pendekatan pembelajaran tematik. Deskrispsi ini didasarkan pada evaluasi yang dilakukan
dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anni dkk 2006 yang
menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini
meliputi hasil belajar ranah kognitif, hasil belajar ranah psikomotorik dan hasil belajar ranah afektif.
1. Hasil belajar ranah kognitif
Hasil belajar ranah kognitif dengan penerapan pendekatan pembelajaran tematik pada materi sistem pernapasan pada manusia diperoleh dari rata-rata nilai
LKPD 1 dan LKPD 2 yang diberi bobot 1, rata-rata nilai tugas 1, tugas 2 dan tugas 3 yang diberi bobot 1 serta nilai evaluasi yang diberi bobot 2.
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan prilaku kognitif. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan tematik berpengaruh
positif terhadap hasil belajar yang dicapai. Hal ini tampak dari ketuntasan hasil belajar. Seorang siswa dinyatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai
≥ 70. Berdasarkan analisis data hasil belajar ranah kognitif pada Tabel 8,
tampak bahwa pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik menunjukkan hasil yang baik, baik dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa secara
klasikal maupun ketuntasan belajar klasikal. Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas VIII A, VIII B dan VIII C sudah
optimal dalam penelitian ini karena rata-rata hasil belajar secara klasikal mencapai ≥70 dan ketuntasan belajar secara klasikal ≥85.
43
Tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang sangat tinggi diduga sebagai akibat penerapan pendekatan pembelajaran tematik. Hal ini tidak
jauh beda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh Haji 2009 yang berjudul Dampak Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tematik dalam
Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar.
Penelitian serupa oleh Puji Astuti 2008 yang berjudul Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun Pelajaran 20072008 juga menunjukkan penggunaan pembelajaran tematik berbasis lingkungan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilihat dari peningkatan motivasi belajar dan partisispasi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan
konsep. Pendekatan pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran joyful learning karena melalui pendekatan pembelajaran
tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman
langsung ini siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Hal ini menyebabkan
siswa tertarik mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan serta memiliki motivasi dan semangat belajar yang tinggi.
Ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diketahui dari hasil tanggapan siswa yang menunjukkan bahwa siswa mempunyai
minatketertarikan terhadap pembelajaran yang diselenggarakan dengan persentase skor sebesar 100 Tabel 13. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sardiman 2007 bahwa ketertarikan, motivasi, dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik dapat
mengoptimalkan pikiran siswa dalam hubungan dengan pemahaman bahan pelajaran sehingga penguasaan konsep terhadap materi sistem pernapasan pada
manusia yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian meningkatnya
44
ketertarikan, motivasi, dan semangat siswa dalam belajar sangat menentukan ketercapaian hasil belajar siswa yang optimal.
Adanya strategi penemuan konsep menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, dengan kata lain pemahaman dan penguasaan yang
diperoleh siswa jika siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya relatif tinggi dan berpengaruh baik terhadap perolehan hasil belajar. Penggunaan LKPD
dalam proses pembelajaran juga berpengaruh baik terhadap pencapaian hasil belajar karena dinilai dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa.
Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas VIII A, VIII B dan VIII C sudah optimal, namun masih ada beberapa siswa yang
belum tuntas. Belum tuntasnya mereka disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Berdasarkan hasil analisis data sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran
tematik, menunjukkan 84,01 siswa merasa senang di kelas dan 73,74 siswa perhatian dalam mengikuti pelajaran sehingga guru perlu lebih banyak
memberikan motivasi kepada siswa Tabel 11. Motivasi tersebut diberikan dengan lebih banyak membimbing dan
mengarahkan serta menyediakan kesempatan bagi siswa-siswa yang terlihat pasif untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan
dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri mereka. Selain faktor perasaan senang di kelas dan perhatian dalam mengikuti pelajaran, pendekatan
pembelajaran yang digunakan diduga menyebabkan hasil belajar beberapa siswa belum tuntas. Hal ini karena mereka belum bisa beradaptasi dengan pola
pembelajaran yang menuntut mereka untuk aktif dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman terhadap materi yang disampaikan juga rendah.
Senada dengan hal tersebut, maka perlu adanya pelaksanaan pembelajaran yang berulang-ulang tidak hanya dua kali seperti pada penelitian ini sehingga
nanti siswa akan terbiasa dan mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, yaitu mampu memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
untuk dapat membangun pengetahuan sendiri.
45
Selain itu, siswa yang belum tuntas sebagian besar memiliki ketrampilan
psikomotorik dan sikap siswa di kelas dengan kriteria cukup Lampiran 31 dan Lampiran 34. Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono et al. 2000 bahwa
aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran mengakibatkan
semakin tinggi hasil belajar yang akan dicapai siswa.
Pada kegiatan pembelajaran di kelas, mereka memiliki kecenderungan belum berani, malu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan gagasan,
menjawab pertanyaan maupun bertanya tentang materi yang belum mereka pahami sehingga berakibat pada hasil belajar yang rendah. Berdasarkan hal
tersebut, maka diperlukan kerjasama yang baik dari guru serta sesama anggota kelompok untuk membantu mereka melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Bagi siswa dengan aktivitas yang tinggi tetapi belum tuntas belajar bisa
dikarenakan oleh kurang adanya penguatan pribadi terhadap materi sehingga saat dilakukan evaluasi hasil belajar mereka rendah. Berkaitan dengan ini, siswa perlu
melakukan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang telah dipelajari di sekolah sehingga daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi lebih tinggi
dan ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal. Ada beberapa siswa dengan nilai LKPD nilai bersama dalam satu
kelompok tinggi tetapi nilai tugas maupun tes akhir rendah Lampiran 28, ini mengindikasikan bahwa selama kegiatan diskusi untuk mengerjakan LKPD
terjadi pembagian tugas yang tidak merata sehingga ada anggota yang memonopoli pekerjaan dan ada anggota yang hanya menurut saja tanpa mau
berpikir, sebagian siswa hanya menyerahkan segala keputusan kepada anggota lain dan segan untuk memberikan kontribusinya karena merasa tidak mampu dan
tidak menyadari bahwa sikap tersebut akan berakibat juga pada hasil belajar mereka secara individu.
46
Kondisi yang tidak seimbang tersebut menghambat masing-masing individu untuk dapat mencapai pemahaman yang tinggi terhadap materi pelajaran.
Hal ini karena dalam diri siswa tidak ada motivasi untuk berkembang lebih maju sehingga guru perlu membangkitkan motivasi siswa dan memberikan perhatian
lebih maksimal lagi kepada siswa selama melakukan kegiatan diskusi dan memastikan semua siswa benar-benar terlibat aktif dalam kelompok.
Tabel 8 menunjukkan rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal di kelas VIII B lebih rendah daripada di kelas VIII A dan VIII C
meskipun persentase aktivitas siswa secara klasikalnya tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kemampuan akademik intelligensi siswa kelas VIII B yang memang
berada di bawah kelas VIII A dan VIII C. Hasil ini diperkuat oleh ketrampilan psikomotorik siswa dan sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik
kelas VIII B yang lebih rendah dibandingkan kelas VIII A dan VIII C yaitu sebesar 85,19 dan 76,48 Tabel 9 dan 11.
Hal ini sesuai dengan pendapat Dalyono 2007 Seseorang yang memiliki tingkat intelligensi baik, umumnya mudah belajar dengan cepat dan hasil
belajarnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang tingkat intelligensinya lebih rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir,
sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Dengan demikian inteligensi yang dimiliki siswa memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa bersifat relatif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor Sardiman 2007. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan
antara yang satu dengan yang lain. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendah
hasil belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor-faktor seperti yang telah disebutkan di atas.
Pada proses pembelajaran biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran tematik masih
menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang termotivasi dan merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa hanya memperoleh gambaran dari
penyampaian guru, tanpa melibatkan siswa secara langsung dengan kondisi yang
47
sebenarnya. Proses pengajaran biologi di kelas masih banyak menggunakan hafalan tentang fakta dan konsep sehingga pelajaran menjadi membosankan dan
membuat siswa merasa jenuh. Menurut Muhibbin Syah 2006 dalam membimbing kegiatan belajar siswa, khususnya ketika mengajar tidak hanya
berceramah di muka kelas, tetapi juga memberi peluang seluas-luasnya kepada siswa tersebut untuk melakukan aktivitas belajarnya sehingga memungkinkan
siswa belajar dengan mudah. Perbedaan hasil pendekatan tematik dalam pembelajaran biologi dengan
hasil pembelajaran konvensional dapat dipahami karena danya penekanan Pendekatan Tematik dalam pembelajaran biologi menitikberatkan dan
mempertimbangkan hakikat anak, seperti : pola pemikiran yang bergerak dari hal- hal yang umum ke hal-hal yang khusus, pandangan menyatuholistik dan lebih
mudah memahami hal konkret. Pendekatan tematik dalam pembelajaran biologi materi sistem pernapasan
dapat mengakomodasi karakteristik anak tersebut sehingga mereka dapat memahami materi dengan baik. Pendekatan tersebut memungkinkan siswa terlibat
langsung pada masalah nyata dan siswa dapat memperhatikan hal-hal umum sesuai dengan tema yang dipilih. Seperti dalam tema “Rokok dan Kesehatan”,
siswa dihadapkan pada situasi yang berkaitan dengan biologi dan kimia. Dimana pada materi biologi siswa dapat mengetahui penyakitkelainan yang ditimbulkan
oleh merokok, sedangkan untuk materi kimia siswa dapat mengetahui berbagai bahan kimia yang terkandung di dalam rokok yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit pada sistem pernapasan. Hal-hal yang umum tersebut dapat mengantarkan siswa pada pemahaman konsep biologi. Saleh Haji 2009.
Pembelajaran tematik melibatkan siswa secara langsung di dalam proses pembelajaran yaitu melalui kegiatan diskusi, presentasi, bertanya, melakukan
kegiatan praktikum sehingga pembelajarannya lebih bermakna dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, misalnya pada kegiatan presentasi di depan
kelas memberikan pengalaman kepada siswa untuk menjelaskan hasil kerjanya kepada orang lain. Siswa juga diberi tugas untuk membuat artikel, poster dan
puisi. Kegiatan ini memberikan latihan kepada siswa untuk mengkomunikasikan
48
gagasanya dengan baik dan benar secara tertulis. Suasana belajar yang baru dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
belajar. Kenaikan motivasi di dalam diri siswa akan memberikan dampak pada hasil belajar.
2. Hasil belajar ranah psikomotorik
Hasil belajar ranah psikomotorik siswa selama kegiatan praktikum diamati dengan menggunakan lembar observasi psikomotor siswa dengan bantuan
dari observer. Ranah psikomotorik merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan ketrampilan siswa.
Pengamatan ketrampilan psikomotorik siswa digunakan untuk mengetahui apakah semua aspek kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama
pembelajaran sudah terpenuhi. Hal ini yang selanjutnya menunjukkan penggolongan siswa ke dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan
jelek selama kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Aspek kegiatan yang diamati meliputi persiapan alat dan bahan,
ketrampilan menggunakan alat dan pengamatan hasil praktikum. Analisis hasil observasi ranah psikomotorik siswa, diketahui bahwa
pendekatan pembelajaran tematik yang diterapkan pada materi sistem pernapasan manusia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar ranah psikomotorik. Hal ini
dapat dibuktikan dari data yang diperoleh bahwa kriteria keaktifan siswa yang sangat tinggi dan tinggi Tabel 10. Hasil ini menunjukkan bahwa indikator
kinerja dalam penelitian ini telah tercapai 70 siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran tematik mampu mengoptimalkan ketrampilan psikomotorik siswa karena dalam pembelajaran ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan. Keaktifan ini diperoleh dari kegiatan siswa dalam persiapan alat dan bahan, ketrampilan menggunakan
alat dan pengamatan hasil praktikum pada saat kegiatan praktikum percobaan bahan kimia dalam asap rokok berlangsung.
49
Kegiatan-kegiatan tersebut mencerminkan karakter yang menyenangkan dari penerapan pendekatan pembelajaran tematik ini sehingga membuat siswa
merasa tertarik, lebih termotivasi, bersemangat dan suka terhadap kegiatan pembelajaran yang digunakan. Sebagaimana pendapat Slameto 2003 yang
menyatakan bahwa ketertarikan dan rasa suka siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik menumbuhkan
perhatian dan kesediaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif.
Pada proses pendekatan pembelajaran tematik guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran yaitu keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum percobaan bahan kimia dalam asap rokok. Pada kegiatan ini siswa dihadapkan pada
kenyataan yang sebenarnya melalui kegiatan persiapan alat dan bahan, ketrampilan menggunakan alat, ketrampilan melakukan percobaan dan
pengamatan hasil praktikum. Hasil percobaan tersebut dituangkan dalam laporan. Pengamatan dilakukan selama 15 menit. Hal ini memberi pengalaman pada siswa
untuk bekerja dengan disiplin, teliti, kritis, sabar dan jujur. Laporan yang dibacakan di depan kelas memberikan latihan kepada siswa untuk berkomunikasi
ilmiah secara lisan. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari pembelajaran tematik. Menurut Masnur Muslich 2007 bahwa di dalam belajar melalui pengalaman
langsung, siswa akan dapat menemukan konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa rerata aspek pengamatan hasil praktikum menunjukkan hasil paling rendah dibandingkan aspek-aspek yang lain
yaitu sebesar 75. Faktor yang menyebabkan ketrampilan psikomotorik siswa pada aspek ini rendah karena siswa belum percaya diri pada kemampuan yang
dimiliki dan sebagian siswa masih bertanya pada kelompok lain. Namun, sebagian besar siswa menyukai kegiatan praktikum sebab kelas
menjadi tidak membosankan, menambah pengalaman dan pengetahuan siswa, dan dapat melihat atau merasakan langsung secara praktik, tidak hanya teori saja.
50
3. Hasil belajar ranah afektif
Hasil belajar ranah afektif siswa diperoleh dari observasi afektif siswa dengan bantuan dari observer. Ranah afektif merupakan hasil belajar yang
berhubungan dengan perasaan, sikap dan minat siswa. Pengamatan ranah afektif digunakan untuk mengetahui apakah semua aspek kegiatan yang dilakukan oleh
siswa selama pembelajaran sudah terpenuhi. Hal ini yang selanjutnya menunjukkan penggolongan siswa ke dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup,
kurang dan jelek selama kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Aspek kegiatan yang diamati meliputi perasaan senang
dikelas, perhatian mengikuti pelajaran, tanggung jawab menunjukkan kerapiankebersihan pekerjaan, kerjasama dalam kelompok dan keaktifan
bertanya. Analisis hasil observasi ranah afektif siswa, diketahui bahwa pendekatan
pembelajaran tematik yang diterapkan pada materi sistem pernapasan manusia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar ranah afektif. Hal ini dapat dibuktikan
dari data yang diperoleh bahwa kriteria keaktifan siswa yang sangat tinggi dan tinggi Tabel 12. Hasil ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian
ini telah tercapai 70 siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Walaupun sikap siswa terhadap penerapan pendekatan tematik di kelas
VIII A, VIII B dan VIII C dapat dikatakan optimal yaitu 70 dari jumlah siswa memiliki kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi, sejumlah siswa masih
mempunyai kriteria cukup terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik. Faktor yang menyebabkan sikap siswa dalam kriteria cukup karena siswa belum
terlibat aktif dalam proses bertanya dan kerja sama dalam kelompok. Dari Tabel 11, jika dilihat dari rerata hasil belajar ranah afektif per aspek
kegiatan untuk ketiga kelas terlihat bahwa persentase rerata tertinggi terdapat pada perasaan senang dikelas yaitu dengan persentase rata-rata diatas 80 pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa merasa senang dan bersemangat karena pada pembelaran ini siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat poster
dan puisi, dengan adanya kegiatan ini siswa bisa berkreasi dan mengembangkan bakat seni yang dimiliki. Sebagaimana pendapat Slameto 2003 yang menyatakan
51
bahwa ketertarikan dan rasa suka siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik menumbuhkan perhatian dan
kesediaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif. Sikap suka siswa terhadap pembelajaran yang diselenggarakan dengan penerapan
pendekatan tematik juga merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan proses pembelajaran yang aktif Dimyati Mudjiono 2006.
Tabel 13 menunjukkan persentase skor tanggapan siswa yang merasa tertarik sebesar 100. Adanya ketertarikan, sikap senang terhadap penerapan
pendekatan pembelajaran tematik membuat sejumlah siswa berusaha untuk memiliki keterlibatannya sepenuhnya dengan segenap kegiatan selama
pembelajaran untuk memperoleh berbagai keterangan dan mencapai pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa rerata aspek keaktifan bertanya menunjukkan hasil paling rendah dibandingkan aspek-aspek yang lain yaitu
sebesar 62,27. Faktor yang menyebabkan sikap siswa pada apek ini rendah karena pada awal penerapan pembelajaran tematik terlihat siswa kurang
memperhatikan dan siswa belum menunjukkan keaktifan dalam bertanya dan menyampaikan pendapat. Kurangnya minat siswa tersebut dapat disebabkan
karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran, sehingga siswa memerlukan waktu untuk beradaptasi. Selain itu
kemungkinan disebabkan karena siswa merasa kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga siswa tersebut cenderung pasif dalam
pembelajaran. Pada pertemuan kedua siswa mulai antusias dan termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran dan siswa mulai menunjukkan keaktifannya dalam bertanya dan menyampaikan pendapat. Suasana belajar yang baru dan
menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
52
4. Tanggapan siswa
Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran diketahui bahwa persentase rata-rata skor tanggapan siswa terhadap penerapan
pendekatan pembelajaran tematik adalah 82,87 Tabel 13. Hal ini menunjukkan tanggapan siswa sangat baik terhadap pendekatan pembelajaran
tematik. Ini membuktikan bahwa siswa merasa tertarik dan menyukai suasana dalam pembelajaran sehingga menjadi termotivasi selama mengikuti
pembelajaran. Minat, motivasi dan sikap positif yang tinggi terhadap pembelajaran memberi kontribusi utama dalam pencapaian hasil belajar siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman 2007 bahwa minat, motivasi dan sikap positif terhadap pembelajaran merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan Tabel 13, lebih dari 95 siswa menyatakan belajar konsep-
konsep biologi dan kimia bersamaan pada waktu relatif bersamaan. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran tematik konsep-konsep yang relevan
untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda sehingga penggunaan waktu juga akan lebih efisisen dan efektif.
53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN