Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

42

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ada peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang pada materi sistem pernapasan pada manusia setelah diadakan pembelajaran melalui penggunaan pendekatan pembelajaran tematik. Deskrispsi ini didasarkan pada evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Anni dkk 2006 yang menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini meliputi hasil belajar ranah kognitif, hasil belajar ranah psikomotorik dan hasil belajar ranah afektif. 1. Hasil belajar ranah kognitif Hasil belajar ranah kognitif dengan penerapan pendekatan pembelajaran tematik pada materi sistem pernapasan pada manusia diperoleh dari rata-rata nilai LKPD 1 dan LKPD 2 yang diberi bobot 1, rata-rata nilai tugas 1, tugas 2 dan tugas 3 yang diberi bobot 1 serta nilai evaluasi yang diberi bobot 2. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan prilaku kognitif. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan tematik berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang dicapai. Hal ini tampak dari ketuntasan hasil belajar. Seorang siswa dinyatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai ≥ 70. Berdasarkan analisis data hasil belajar ranah kognitif pada Tabel 8, tampak bahwa pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik menunjukkan hasil yang baik, baik dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal maupun ketuntasan belajar klasikal. Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas VIII A, VIII B dan VIII C sudah optimal dalam penelitian ini karena rata-rata hasil belajar secara klasikal mencapai ≥70 dan ketuntasan belajar secara klasikal ≥85. 43 Tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang sangat tinggi diduga sebagai akibat penerapan pendekatan pembelajaran tematik. Hal ini tidak jauh beda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh Haji 2009 yang berjudul Dampak Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tematik dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian serupa oleh Puji Astuti 2008 yang berjudul Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII E Semester Genap SMP Negeri I Matesih Tahun Pelajaran 20072008 juga menunjukkan penggunaan pembelajaran tematik berbasis lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilihat dari peningkatan motivasi belajar dan partisispasi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan konsep. Pendekatan pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran joyful learning karena melalui pendekatan pembelajaran tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Melalui pengalaman langsung ini siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Hal ini menyebabkan siswa tertarik mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan serta memiliki motivasi dan semangat belajar yang tinggi. Ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diketahui dari hasil tanggapan siswa yang menunjukkan bahwa siswa mempunyai minatketertarikan terhadap pembelajaran yang diselenggarakan dengan persentase skor sebesar 100 Tabel 13. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman 2007 bahwa ketertarikan, motivasi, dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik dapat mengoptimalkan pikiran siswa dalam hubungan dengan pemahaman bahan pelajaran sehingga penguasaan konsep terhadap materi sistem pernapasan pada manusia yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian meningkatnya 44 ketertarikan, motivasi, dan semangat siswa dalam belajar sangat menentukan ketercapaian hasil belajar siswa yang optimal. Adanya strategi penemuan konsep menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, dengan kata lain pemahaman dan penguasaan yang diperoleh siswa jika siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya relatif tinggi dan berpengaruh baik terhadap perolehan hasil belajar. Penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran juga berpengaruh baik terhadap pencapaian hasil belajar karena dinilai dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas VIII A, VIII B dan VIII C sudah optimal, namun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas. Belum tuntasnya mereka disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Berdasarkan hasil analisis data sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik, menunjukkan 84,01 siswa merasa senang di kelas dan 73,74 siswa perhatian dalam mengikuti pelajaran sehingga guru perlu lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa Tabel 11. Motivasi tersebut diberikan dengan lebih banyak membimbing dan mengarahkan serta menyediakan kesempatan bagi siswa-siswa yang terlihat pasif untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri mereka. Selain faktor perasaan senang di kelas dan perhatian dalam mengikuti pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan diduga menyebabkan hasil belajar beberapa siswa belum tuntas. Hal ini karena mereka belum bisa beradaptasi dengan pola pembelajaran yang menuntut mereka untuk aktif dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman terhadap materi yang disampaikan juga rendah. Senada dengan hal tersebut, maka perlu adanya pelaksanaan pembelajaran yang berulang-ulang tidak hanya dua kali seperti pada penelitian ini sehingga nanti siswa akan terbiasa dan mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, yaitu mampu memahami konsep-konsep yang mereka pelajari untuk dapat membangun pengetahuan sendiri. 45 Selain itu, siswa yang belum tuntas sebagian besar memiliki ketrampilan psikomotorik dan sikap siswa di kelas dengan kriteria cukup Lampiran 31 dan Lampiran 34. Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono et al. 2000 bahwa aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran mengakibatkan semakin tinggi hasil belajar yang akan dicapai siswa. Pada kegiatan pembelajaran di kelas, mereka memiliki kecenderungan belum berani, malu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan gagasan, menjawab pertanyaan maupun bertanya tentang materi yang belum mereka pahami sehingga berakibat pada hasil belajar yang rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan kerjasama yang baik dari guru serta sesama anggota kelompok untuk membantu mereka melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bagi siswa dengan aktivitas yang tinggi tetapi belum tuntas belajar bisa dikarenakan oleh kurang adanya penguatan pribadi terhadap materi sehingga saat dilakukan evaluasi hasil belajar mereka rendah. Berkaitan dengan ini, siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang telah dipelajari di sekolah sehingga daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi lebih tinggi dan ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal. Ada beberapa siswa dengan nilai LKPD nilai bersama dalam satu kelompok tinggi tetapi nilai tugas maupun tes akhir rendah Lampiran 28, ini mengindikasikan bahwa selama kegiatan diskusi untuk mengerjakan LKPD terjadi pembagian tugas yang tidak merata sehingga ada anggota yang memonopoli pekerjaan dan ada anggota yang hanya menurut saja tanpa mau berpikir, sebagian siswa hanya menyerahkan segala keputusan kepada anggota lain dan segan untuk memberikan kontribusinya karena merasa tidak mampu dan tidak menyadari bahwa sikap tersebut akan berakibat juga pada hasil belajar mereka secara individu. 46 Kondisi yang tidak seimbang tersebut menghambat masing-masing individu untuk dapat mencapai pemahaman yang tinggi terhadap materi pelajaran. Hal ini karena dalam diri siswa tidak ada motivasi untuk berkembang lebih maju sehingga guru perlu membangkitkan motivasi siswa dan memberikan perhatian lebih maksimal lagi kepada siswa selama melakukan kegiatan diskusi dan memastikan semua siswa benar-benar terlibat aktif dalam kelompok. Tabel 8 menunjukkan rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal di kelas VIII B lebih rendah daripada di kelas VIII A dan VIII C meskipun persentase aktivitas siswa secara klasikalnya tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kemampuan akademik intelligensi siswa kelas VIII B yang memang berada di bawah kelas VIII A dan VIII C. Hasil ini diperkuat oleh ketrampilan psikomotorik siswa dan sikap siswa terhadap pendekatan pembelajaran tematik kelas VIII B yang lebih rendah dibandingkan kelas VIII A dan VIII C yaitu sebesar 85,19 dan 76,48 Tabel 9 dan 11. Hal ini sesuai dengan pendapat Dalyono 2007 Seseorang yang memiliki tingkat intelligensi baik, umumnya mudah belajar dengan cepat dan hasil belajarnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang tingkat intelligensinya lebih rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Dengan demikian inteligensi yang dimiliki siswa memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa bersifat relatif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor Sardiman 2007. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendah hasil belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor-faktor seperti yang telah disebutkan di atas. Pada proses pembelajaran biologi di SMP Negeri I Sulang Kabupaten Rembang sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran tematik masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang termotivasi dan merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa hanya memperoleh gambaran dari penyampaian guru, tanpa melibatkan siswa secara langsung dengan kondisi yang 47 sebenarnya. Proses pengajaran biologi di kelas masih banyak menggunakan hafalan tentang fakta dan konsep sehingga pelajaran menjadi membosankan dan membuat siswa merasa jenuh. Menurut Muhibbin Syah 2006 dalam membimbing kegiatan belajar siswa, khususnya ketika mengajar tidak hanya berceramah di muka kelas, tetapi juga memberi peluang seluas-luasnya kepada siswa tersebut untuk melakukan aktivitas belajarnya sehingga memungkinkan siswa belajar dengan mudah. Perbedaan hasil pendekatan tematik dalam pembelajaran biologi dengan hasil pembelajaran konvensional dapat dipahami karena danya penekanan Pendekatan Tematik dalam pembelajaran biologi menitikberatkan dan mempertimbangkan hakikat anak, seperti : pola pemikiran yang bergerak dari hal- hal yang umum ke hal-hal yang khusus, pandangan menyatuholistik dan lebih mudah memahami hal konkret. Pendekatan tematik dalam pembelajaran biologi materi sistem pernapasan dapat mengakomodasi karakteristik anak tersebut sehingga mereka dapat memahami materi dengan baik. Pendekatan tersebut memungkinkan siswa terlibat langsung pada masalah nyata dan siswa dapat memperhatikan hal-hal umum sesuai dengan tema yang dipilih. Seperti dalam tema “Rokok dan Kesehatan”, siswa dihadapkan pada situasi yang berkaitan dengan biologi dan kimia. Dimana pada materi biologi siswa dapat mengetahui penyakitkelainan yang ditimbulkan oleh merokok, sedangkan untuk materi kimia siswa dapat mengetahui berbagai bahan kimia yang terkandung di dalam rokok yang dapat menimbulkan berbagai penyakit pada sistem pernapasan. Hal-hal yang umum tersebut dapat mengantarkan siswa pada pemahaman konsep biologi. Saleh Haji 2009. Pembelajaran tematik melibatkan siswa secara langsung di dalam proses pembelajaran yaitu melalui kegiatan diskusi, presentasi, bertanya, melakukan kegiatan praktikum sehingga pembelajarannya lebih bermakna dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, misalnya pada kegiatan presentasi di depan kelas memberikan pengalaman kepada siswa untuk menjelaskan hasil kerjanya kepada orang lain. Siswa juga diberi tugas untuk membuat artikel, poster dan puisi. Kegiatan ini memberikan latihan kepada siswa untuk mengkomunikasikan 48 gagasanya dengan baik dan benar secara tertulis. Suasana belajar yang baru dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar. Kenaikan motivasi di dalam diri siswa akan memberikan dampak pada hasil belajar. 2. Hasil belajar ranah psikomotorik Hasil belajar ranah psikomotorik siswa selama kegiatan praktikum diamati dengan menggunakan lembar observasi psikomotor siswa dengan bantuan dari observer. Ranah psikomotorik merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan ketrampilan siswa. Pengamatan ketrampilan psikomotorik siswa digunakan untuk mengetahui apakah semua aspek kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran sudah terpenuhi. Hal ini yang selanjutnya menunjukkan penggolongan siswa ke dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan jelek selama kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Aspek kegiatan yang diamati meliputi persiapan alat dan bahan, ketrampilan menggunakan alat dan pengamatan hasil praktikum. Analisis hasil observasi ranah psikomotorik siswa, diketahui bahwa pendekatan pembelajaran tematik yang diterapkan pada materi sistem pernapasan manusia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar ranah psikomotorik. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh bahwa kriteria keaktifan siswa yang sangat tinggi dan tinggi Tabel 10. Hasil ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini telah tercapai 70 siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik mampu mengoptimalkan ketrampilan psikomotorik siswa karena dalam pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan. Keaktifan ini diperoleh dari kegiatan siswa dalam persiapan alat dan bahan, ketrampilan menggunakan alat dan pengamatan hasil praktikum pada saat kegiatan praktikum percobaan bahan kimia dalam asap rokok berlangsung. 49 Kegiatan-kegiatan tersebut mencerminkan karakter yang menyenangkan dari penerapan pendekatan pembelajaran tematik ini sehingga membuat siswa merasa tertarik, lebih termotivasi, bersemangat dan suka terhadap kegiatan pembelajaran yang digunakan. Sebagaimana pendapat Slameto 2003 yang menyatakan bahwa ketertarikan dan rasa suka siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik menumbuhkan perhatian dan kesediaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif. Pada proses pendekatan pembelajaran tematik guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum percobaan bahan kimia dalam asap rokok. Pada kegiatan ini siswa dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya melalui kegiatan persiapan alat dan bahan, ketrampilan menggunakan alat, ketrampilan melakukan percobaan dan pengamatan hasil praktikum. Hasil percobaan tersebut dituangkan dalam laporan. Pengamatan dilakukan selama 15 menit. Hal ini memberi pengalaman pada siswa untuk bekerja dengan disiplin, teliti, kritis, sabar dan jujur. Laporan yang dibacakan di depan kelas memberikan latihan kepada siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara lisan. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari pembelajaran tematik. Menurut Masnur Muslich 2007 bahwa di dalam belajar melalui pengalaman langsung, siswa akan dapat menemukan konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa rerata aspek pengamatan hasil praktikum menunjukkan hasil paling rendah dibandingkan aspek-aspek yang lain yaitu sebesar 75. Faktor yang menyebabkan ketrampilan psikomotorik siswa pada aspek ini rendah karena siswa belum percaya diri pada kemampuan yang dimiliki dan sebagian siswa masih bertanya pada kelompok lain. Namun, sebagian besar siswa menyukai kegiatan praktikum sebab kelas menjadi tidak membosankan, menambah pengalaman dan pengetahuan siswa, dan dapat melihat atau merasakan langsung secara praktik, tidak hanya teori saja. 50 3. Hasil belajar ranah afektif Hasil belajar ranah afektif siswa diperoleh dari observasi afektif siswa dengan bantuan dari observer. Ranah afektif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan, sikap dan minat siswa. Pengamatan ranah afektif digunakan untuk mengetahui apakah semua aspek kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran sudah terpenuhi. Hal ini yang selanjutnya menunjukkan penggolongan siswa ke dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang dan jelek selama kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Aspek kegiatan yang diamati meliputi perasaan senang dikelas, perhatian mengikuti pelajaran, tanggung jawab menunjukkan kerapiankebersihan pekerjaan, kerjasama dalam kelompok dan keaktifan bertanya. Analisis hasil observasi ranah afektif siswa, diketahui bahwa pendekatan pembelajaran tematik yang diterapkan pada materi sistem pernapasan manusia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar ranah afektif. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh bahwa kriteria keaktifan siswa yang sangat tinggi dan tinggi Tabel 12. Hasil ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini telah tercapai 70 siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Walaupun sikap siswa terhadap penerapan pendekatan tematik di kelas VIII A, VIII B dan VIII C dapat dikatakan optimal yaitu 70 dari jumlah siswa memiliki kriteria sangat tinggi dan kriteria tinggi, sejumlah siswa masih mempunyai kriteria cukup terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik. Faktor yang menyebabkan sikap siswa dalam kriteria cukup karena siswa belum terlibat aktif dalam proses bertanya dan kerja sama dalam kelompok. Dari Tabel 11, jika dilihat dari rerata hasil belajar ranah afektif per aspek kegiatan untuk ketiga kelas terlihat bahwa persentase rerata tertinggi terdapat pada perasaan senang dikelas yaitu dengan persentase rata-rata diatas 80 pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa merasa senang dan bersemangat karena pada pembelaran ini siswa diberi tugas oleh guru untuk membuat poster dan puisi, dengan adanya kegiatan ini siswa bisa berkreasi dan mengembangkan bakat seni yang dimiliki. Sebagaimana pendapat Slameto 2003 yang menyatakan 51 bahwa ketertarikan dan rasa suka siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik menumbuhkan perhatian dan kesediaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif. Sikap suka siswa terhadap pembelajaran yang diselenggarakan dengan penerapan pendekatan tematik juga merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan proses pembelajaran yang aktif Dimyati Mudjiono 2006. Tabel 13 menunjukkan persentase skor tanggapan siswa yang merasa tertarik sebesar 100. Adanya ketertarikan, sikap senang terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik membuat sejumlah siswa berusaha untuk memiliki keterlibatannya sepenuhnya dengan segenap kegiatan selama pembelajaran untuk memperoleh berbagai keterangan dan mencapai pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa rerata aspek keaktifan bertanya menunjukkan hasil paling rendah dibandingkan aspek-aspek yang lain yaitu sebesar 62,27. Faktor yang menyebabkan sikap siswa pada apek ini rendah karena pada awal penerapan pembelajaran tematik terlihat siswa kurang memperhatikan dan siswa belum menunjukkan keaktifan dalam bertanya dan menyampaikan pendapat. Kurangnya minat siswa tersebut dapat disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran, sehingga siswa memerlukan waktu untuk beradaptasi. Selain itu kemungkinan disebabkan karena siswa merasa kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga siswa tersebut cenderung pasif dalam pembelajaran. Pada pertemuan kedua siswa mulai antusias dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan siswa mulai menunjukkan keaktifannya dalam bertanya dan menyampaikan pendapat. Suasana belajar yang baru dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 52 4. Tanggapan siswa Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran diketahui bahwa persentase rata-rata skor tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan pembelajaran tematik adalah 82,87 Tabel 13. Hal ini menunjukkan tanggapan siswa sangat baik terhadap pendekatan pembelajaran tematik. Ini membuktikan bahwa siswa merasa tertarik dan menyukai suasana dalam pembelajaran sehingga menjadi termotivasi selama mengikuti pembelajaran. Minat, motivasi dan sikap positif yang tinggi terhadap pembelajaran memberi kontribusi utama dalam pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman 2007 bahwa minat, motivasi dan sikap positif terhadap pembelajaran merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan Tabel 13, lebih dari 95 siswa menyatakan belajar konsep- konsep biologi dan kimia bersamaan pada waktu relatif bersamaan. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran tematik konsep-konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda sehingga penggunaan waktu juga akan lebih efisisen dan efektif. 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada sistem pernapasan manusia

1 38 151

Penggunaan media video animasi sistem pernapasan manusia untuk meningkatkan hasil belajar biologi

1 13 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS XI - IPA SMA NEGERI 3 MEDAN.

0 3 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN COLLEGE BALL MATERI SISTEM Peningkatan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Strategi Pembelajaran College Ball Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 N

0 1 13

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII D PADA POKOK BAHASAN “SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA” SMP NEGERI I JATINOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008

0 1 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI READING PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI READING GUIDE DAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII C

0 0 15

PENGARUH PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Materi Sistem Pernafasan Pada Manusia Ditinjau dari Aktivitas BElajar Siswa Ke

0 3 18

(ABSTRAK) PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI I SULANG KABUPATEN REMBANG.

0 0 2

Pemanfaatan Kartu Pembelajaran dan Styrofoam Chart Sebagai Media Belajar Materi Pokok Sistem Pernapasan Manusia di SMP Negeri 4 Pati.

0 0 46

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH KELAS X SMA NEGERI 1 SULANG KECAMATAN SULANG KABUPATEN REMBANG TAHUN 2008/2009.

0 1 103