Menghitung Harga Pokok Penjualan
49
Ekonomi SMAMA XII
perhitungan harga pokok penjualan tetap dilakukan sebagai komponen dari laporan laba rugi yang tersaji dalam laporan
keuangan.
Penghitungan harga pokok penjualan dibuat pada akhir periode akuntansi, yaitu pada waktu disusun laporan
keuangan. Penyajian harga pokok penjualan ini dapat dibuat secara terpisah dari laporan laba rugi. Adapun formulasi
penghitungan harga pokok penjualan adalah:
Toko………… Laporan Harga Pokok Penjualan
Periode …………2006
Persediaan barang Rp xxx
dagangan awal periode Pembelian
Rp xx Beban angkut pembelian Rp xx
+ Pembelian bruto
Rp xxx Retur pembelian
Rp xx Potongan pembelian
Rp xx +
Jumlah retur dan potongan pembelian
Rp xxx _ Pembelian bersih
Rp xxx +
Barang yang tersedia untuk dijual
Rp xxx Persediaan barang
dagangan akhir periode Rp xxx _
Harga pokok penjualan Rp xxx
======
Contoh: Data berikut ini adalah yang dimiliki oleh Toko “Rahayu”
Persediaan barang dagangan awal 1 Oktober 2006 sebesar Rp30.000.000,00. Pembelian selama satu bulan sebesar
Rp120.000.000,00. Dari pembelian tersebut diperoleh potongan pembelian sebesar Rp3.000.000,00 dan melakukan
pengembalian barang yang rusak sebesar Rp6.000.000,00. Dalam rangka memperoleh barang yang dibeli dikeluarkan
Ekonomi SMAMA XII
50
ongkos angkut sebesar Rp1.200.000,00. Pada akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik barang yang masih tersisa
di gudang sebesar Rp35.000.000,00. Dari data tersebut dapat dihitung besarnya harga pokok penjualan sebagai berikut.
Toko Rahayu Laporan Harga Pokok Penjualan
Periode 31 Oktober 2006
Persediaan barang awal Rp 30.000.000,00
Pembelian Rp120.000.000,00
Beban angkut pembelian Rp 1.200.000,00
+ Rp 121.200.000,00
Retur pembelian Rp 6.000.000,00
Potongan pembelian Rp 3.000.000,00
+ Rp 9.000.000,00 _
Pembelian bersih Rp 112.200.000,00
+ Barang yang tersedia untuk dijual
Rp 142.200.000,00 Persediaan akhir
Rp 35.000.000,00 _ Harga pokok penjualan
Rp 107.200.000,00 ================