Meiosis Spermiogenesis Spermatozoa KESIMPULAN DAN SARAN

a. Spermatogenesis

Dimulai dengan proliferasi spermatogonia asal yang disebut spermatogonium tipe A yang berinti lonjong dan nukleus di pinggir, menjadi spermatogonium tipe B yang berinti bundar dan bernukleus agak di tengah. Spermatogonium tipe B inilah yang akan berkembang menjadi spermatosit I primer. Spermatosit I berada di lapisan kedua tubulus ke arah lumen. Pada setiap spermatogonium, salah satu dari pasangan kromosom membawa informasi genetik yang menentukan seks dari turunan terakhir. Pasangan ini terdiri dari satu kromosom “X” dan kromosom “Y” Tortora Derrickson, 2006.

b. Meiosis

Spermatosit I hasil spermasitogenesis ini kemudian menjauh dari lamina basalis dan sitoplasmanya semakin banyak. Spermatosit I mengalami meiosis I, sehingga terbentuk spermatosit II. Spermatosit II ini kemudian mengalami meiosis II untuk membentuk spermatid. Pada meisosis I, spermatosit I mengalami subfase leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis dari profase, disusul metaphase, anaphase, dan telofase. Pada meiosis II, ia juga menempuh profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Cytokinesis pada meiosis I dan II tidak membagi sel benih secara lengkap namun terpisah oleh interseluler bridge. Melalui jembatan ini, berlangsung komunikasi antar sel bertetangga. Meiosis I menghasilkan spermatosit II yang berinti lebih gelap yang kemudian mengalami meiosis II untuk membentuk spermatid yang berinti lonjong runcing, mempunyai ekor halus dan pendek dalam sitoplasmanya Tortora Derrickson, 2006.

c. Spermiogenesis

Spermiogenesis adalah perkembangan dari spermatid haploid menjadi sperma. Tidak ada pembelahan sel yang terjadi pada tahap spermiogenesis. Setiap spermatid menjadi satu sel sperma. Selama proses ini, spermatid berubah menjadi sperma yang panjang dan ramping, sebuah akrosom membentuk tutup dari nukleus yang berkondensasi dan memanjang, flagella berkembang, dan mitokondria membelah. Proses spermatogenesis ini berlangsung di sel Sertoli, ketika sel Sertoli terdisposisi karena adanya kelebihan sitoplasma yang terkelupas, maka sel Sertoli beserta sperma yang ada ikut keluar, proses ini dinamakan spermiasi. Sperma kemudian masuk ke lumen tubulus semineferus. Cairan di sekresikan oleh sel Sertoli mendorong sperma masuk ke saluran di testis. Universitas Sumatera Utara

d. Spermatozoa

Spermatozoa merupakan sel germinal jantan matang, yang merupakan unsur generative semen yang mengadakan fertilisasi ovum dan mengandung informasi genetik untuk dihantarkan ke zigot oleh yang jantan. Menurut strukturnya, spermatozoa dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu yang berflagela dan yang tidak berflagela. Pada hewan umumnya termasuk kelompok yang berflagela. Pada manusia, pergerakan dan fertilitas sperma dimungkinkan karena gerakan flagel melalui medium cairan dengan kecepatan mendekati 1 sampai 4 mm per menit. Lebih jauh lagi, sperma normal cenderung untuk bergerak lurus daripada gerakan berputar-putar. Aktifitas sperma lebih meningkat pada medium netral dan sedikit basa seperti yang terdapat pada semen ejakulasi, tetapi akan sangat ditekan dalam medium yang agak asam dan medium yang saangat asam dapat mematikan sperma. Aktifitas sperma akan meningkat dengan peningkatan suhu, demikian juga halnya kecepatan metabolisme, meyebabkan hidup sperma dapat dipersingkat Guyton, 2006. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Dokumen yang terkait

Penentuan Lc50 Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

1 60 75

Ultrastruktur Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (Tu)

0 83 76

Uji Antimuagenik Ekstrak Etanol Bunga Jantan Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Jantan yang Diinduksi dengan Siklofosfamid

3 63 76

Pengaruh Vitamin E Terhadap Pemulihan Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) Yang Mendapat Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (TU)

1 49 94

Pemulihan Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) dengan Vitamin C setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Testosteron Undekanoat (TU).

0 55 85

Pengaruh Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Testosteron Undekanoat (TU) Terhadap Jaringan Ginjal Mencit (Mus musculus L.)

0 86 70

Gambaran Histologis, Berat Dan Volume Testis Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Kombinasi Testosteron Undekanoat (TU) Dan Ekstrak Air Biji Blustru (Luffa Aegyptica Roxb.)

6 51 66

Ultrastruktur Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (Tu)

0 0 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pepaya (Carica papaya L.) - Ultrastruktur Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Testosteron Undekanoat (Tu)

0 0 9

ULTRASTRUKTUR HEPAR MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK AIR BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) dan TESTOSTERON UNDEKANOAT (TU) SKRIPSI GUSTIKA MARYATI 070805013

0 0 13