27
a Konsumen mandatangi penyedia produk, dimana lokasi harus
strategis dan dalam hal ini menjadi sangat penting, seperti lokasi
bank dan restorant harus strategis. b
Penyedia produk mendatang konsumen, dalam hal ini likasi menjadi tidak terlalu penting, sebagai contoh lokasi reparasi elektro dan produk
laundry c
Penyedia produk tidak beretmu secara langsung, yang berarti penyedia produk dan konsumen berinteraksi melalui sarana
tertentu seperti missal telepon, computer atau surat.
2 Saluran distribusi
Saluran distribusi merupakan saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai
konsumen atau pemakai industry.
11
Strategi saluran distribusi untuk memasarkan suatu produk terdiri dari 2 macam yaitu :
a Distribusi langsung
Dalam distribusi langsung, produk dipasarkan atau dijual langsung kepada konsumen tanpa perantara.
b Distribusi tak langsung
Sedangkan untuk distribusi tidak langsung, produk didistribusikan melalui perantara atau beberapa perantara sebelum
dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir
11
Bashu Swastha DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1997, h.9
28
B. Asuransi Syari’ah
1. Pengertian Asuransi
Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam hukum belanda disebut verzekeringyang artinya pertanggungan. Asuransi
atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang penanggung mengikat diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
12
2. Pengertian Asuransi Syari’ah
Asuransi syari’ah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam
bentuk aset dan atau tabarru’ memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad perikatan yang sesuai dengan
syari’ah.
13
Asuransi diperbolehkan tanpa ada perbedaan pendapat. Tetapi perbedaan pendapat timbul dalam sebagian sarana-sarana kerja yang
berusaha merealisasikan dan mengaplikasikan teori dan sistem tersebut, yaitu akad-akad asuransi yang dilangsungkan oleh para tertanggung
bersama perseroan-perseroan asuransi.
12
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ekonesia, Yogyakarta, 2003, h.118
13
Machzumy Ibrahim, Dasar-dasarAsuransiSyariah, Jakarta: PT. PP Mardi Mulyo, h. 5
29
Asuransi sya ri’ah bersifat saling melindungi dan saling menolong
yang disebut dengan ta’awun. Yaitu prinsip hidup saling melindungi dan
saling menolong atas dasar Ukhuwah Islamiah anatara sesama anggota peserta asuransi syari’ah dalam menghadapi malapetaka.
Oleh sebab itu, premi pada asuransi syari’ah adalah sejumlah dana
yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dan Tabarru’. Dana tabungan adalah dana titipan dari peserta asuransi syari’ah
life insurance dan akan mendapat alokasi bagi hasil al-mudharabah dari pendapatan investasi bersih yang diperoleh setiap tahun. Dana
tabungan beserta alokasi bagi hasil akan dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang bersangkutan mengajukan klaim, baik berupa klaim
nilai tunai maupun klaim manfaat asuransi. Sedangkan, Tabarru’ adalah
derma atau dana kebajikan yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim
atau manfaat asuransi life maupun general insurance.
14
3. Prinsip asuransi syari’ah
Prinsi p dasar asuransi syari’ah tidaklah jauh berbeda dengan prinsip
dasar yang berlaku pada konsep ekonomika Islami secara komprehensif dan bersifat major.
Hal ini disebabkan karena kajian asuransi syari’ah merupakan turunan minor dari konsep ekonomika Islam.
14
Muhammad Syakir Sula, et.al, Asuransi Syari’ah Live and General: Konsep dan