,
BAB III GAMBARAN UMUM BTN SYARI
’AH A.
Sejarah Berdirinya BTN Unit Usaha Syari’ah
BTN Syari ’ah merupakan Strategic Bussiness Unit SBU dari Bank
BTN yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang
Syari ’ah pertama di Jakarta. Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya
minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan Syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip Perbankan Syari
’ah, adanya Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksanakan hasil RUPS tahun 2004.
Dalam prakteknya ternyata Bank Syari ’ah bukan hanya diminati oleh
kalangan umat muslim, tetapi juga dimanfaatkan oleh kalangan non muslim, baik dalam kapasitasnya sebagai nasabah, karyawaan maupun
pemilik. Hal ini menunjukan bahwa Bank Syari ’ah merupakan Bank yang
universal dan tidak semata-mata dimanfatkan atas pertimbangan agama, tetapi juga pertimbangan ekonomis dan manfaatnya.
Untuk mengatisipasi kecenderungan tersebut, maka Bank NTN Unit Usaha Syari
’ah berdiri berdasarkan risalah RUPS tanggal 16 Januari 2004 dan perubahan Anggaran Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27 Oktober
2004 oleh Emi Sulityowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai dengan terbentuknya Divisi Syari
’ah berdasarkan Ketetapan Direksi No. 14DIRDSYA2004 tanggal 4 Novrmber 2004. Bank BTN telah pula
mendapatkan izin prinsip operasional Unit Usaha Syari ’ah dari Bank
melalui surat BI No. 61350DPbS tanggal 15 Desember 2004. Selanjutnya
,
Bank BTN Unit Usaha Syari ’ah disebut “ BTN Syari’ah “ dengan motto “
Maju dan Sejahtera Bersama “.
31
Dalam pelaksanaannya, Unit Usaha Syari ’ah didampingi oleh Dewan
Pengawas Syari ’ah DPS yaitu badan independent yang ditempatkan oleh
Dewan Syari ’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSNMUI pada Bank
yang bertugas sebagai pengawas, penasehat dan pemberi saran kepada Direksi, Pimpinan Divisi Syari
’ah dan Pemimpinan Kantor Cabang Syari
’ah mengenai hal-hal yang terkait dengan prinsip Syari’ah. Dewan Pengawas Syari
’ah DPS adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syari
’ah Nasional DSN pada bank. Anggota DPS harus terdiri dari para pakar di bidang syari
’ah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum bidang perbankan. Persyaratan anggota DPS
diatur dan ditetapkan oleh DSN. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, DPS wajib mengikuti fatwa DSN yang merupakan otoritas tertinggi dalam
mengeluarkan fatwa mengenai kesesuaian produk dan jasa bank dengan ketentuan dan prinsip syari
’ah. Adapun jajaran Dewan Pengawas Syari
’ah pada Bank Tabungan Syari
’ah yaitu :
32
Ketua :
Drs. H. Ahmad Nazri Adlani Anggota
: a. Drs. H. Mohammad Hidayat MBA, MH
b. Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS. QIP Pada tahun 2006, dalam operasional Bank Tabungan Negara BTN
Syari ’ah telah didukung oleh 9 sembilan Kantor Cabang Syari’ah dan 27
31
Bank BTN, Laporan Tahunan Annual Report 2006, Jakarta, hal 85
32
Ibid, hal 85
,
dua puluh tujuh Kantor Layanan Cabang Konvesional Office
Channeling pada kantor-kantor cabang dan kantor cabang konvesional. Adapun kantor cabang syari
’ah telah tersebar di berbagai kota, diantaranya Jakarta, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Batam
dan Medan.
33
BTN Syari ’ah yang baru beroperasi kurang dari dua tahun
membukukan laba pada tahun 2006 sebesar Rp.1,65 miliar dengan asset Rp.413,03 ,iliar dan pembiayaan Rp.256,89 miliar serta berhasil
mendapatkan beberapa penghargaan Award yang telah diterima oleh BTN Syari
’ah
34
B. Visi dan Misi BTN Unit Usaha Syari’ah
Visi dan Misi Bank BTN Syari ’ah sejalan dengan Visi Bank BTN yang
merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk meningkatkan pelayanan
dan pangsa pasar sehingga Bank BTN tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. BTN Syari
’ah juga sebagai pelengkap dari bisnis perbankan di mana secara konvensional tidak dapat terlayani.
35
1 Visi Bank BTN Syari’ah
Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka
dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan bersama.
2
Misi Bank BTN Syari’ah
a
Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.
33
Ibid, Hal 86
34
Ibid, Hal 86
35
Ibid, hal 6
,
b
Memberikan pelayanan jasa keuangan Syari ’ah yang unggul dalam
pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syari ’ah
terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.
c
Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip Syari
’ah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan
shareholders value.
d
Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap stakeholders serta memberikan ketentraman pada karyawan dan
nasabah.
C. Struktur Organisasi BTN Unit Usaha Syari’ah
Berdasarkan Struktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syari ’ah mengacu
pada Keputusan Direksi No. 15DIRDSYA2004, tanggal 4 November 2004, tentang : Struktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariah. Konsep
Dasar dan Metodologi Struktur Organisasi Kantor Cabang BTN Syariah, yaitu
:
1. Susunan Core Unit di Struktur Organisasi Kantor Cabang adalah suatu
unit kerja yang harus ada di suatu kantor cabang sebagai berikut :
a. Branch Manager Kepala Cabang
b. Retail Service Layanan Rital
c. Operation Operasional