Periode Pertama 1912-1942; Zaman Belanda Periode Kedua 1952-1960; Periode Orde Lama

29

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Jakarta

Bursa efek pasar modal yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta BEJ yang juga dikenal dengan nama asingnya Jakarta Stock Exchange JSX. Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen preferred stock, saham biasa common stock, hak rights, dan obligasi konvertibel convertible bonds. Saham biasa mendominasi volume transaksi di BEJ. Bursa efek terbesar setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya BES atau Surabaya Stock Exchange SSX. Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.

B. Perkembangan Bursa Efek Jakarta

Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:

1. Periode Pertama 1912-1942; Zaman Belanda

Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta. Asosiasi ini diberi nama Belanda “Vereniging voor Effectenhandel’. Pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari 1925 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Karena masih dalam jaman penjajahan Belanda dan pasar-pasar modal ini juga didirikan oleh Belanda, mayoritas saham yang diperdagangkan Universitas Sumatera Utara merupakan saham perusahaan Belanda dan afiliasinya tergabung dalam Dutch East Indies Trading Agencies. Pasar-pasar modal ini beroperasi sampai kedatangan Jepang di Indonesia tahun 1942.

2. Periode Kedua 1952-1960; Periode Orde Lama

Tanggal 1 September 1951 dikeluarkan Undang-undang Darurat No. 12 yang kemudian dijadikan Undang-undang No. 151952 tentang pasar modal. Juga melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 289737U.U. tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta BEJ akhirnya dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk mencegah saham-saham perusahaan Belanda yang diperdagangkan di pasar modal di Jakarta lari ke luar negeri. Kepengurusan bursa efek diserahkan ke perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek PPUE yang terdiri dari tiga bank dengan Bank Indonesia sebagai anggota kehormatan. Bursa efek ini berkembang dengan cukup baik walaupun surat berharga yang diperdagangkan umumnya adalah obligasi oleh perusahaan Belanda dan obligasi pemerintah Indonesia lewat Bank Pembangunan Indonesia. Penjualan obligasi semakin meningkat dengan dikeluarkan pemerintah melalui Bank Industri Negara tahun 1954, 1955 dan 1956. Sengketa antara pemerintah RI dengan Belanda mengenai Irian Barat, semua bisnis Belanda dinasionalkan melalui Undang-undang Nasionalisasi No. 86 tahun 1958. Sengketa ini mengakibatkan larinya Universitas Sumatera Utara modal Belanda dari Indonesia. Akibatnya mulai tahun 1960, sekuritas- sekuritas perusahaan Belanda sudah tidak diperdagangkan lagi di BEJ sehingga aktivitasnya semakin menurun.

3. Periode Ketiga 1977-1988; Periode Orde Baru

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

3 68 128

Pengaruh Price Earning Ratio, Price To Book Value, Dividend Yield, Dan Tingkat Bunga Deposito Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

3 98 75

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Price To Book Value Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return SahamPada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Di Bei

2 85 88

Pengaruh Likuiditas, Leverage,Perputaran Aset, dan Price Book Value terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 77 105

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, Price Earning Ratio, Return On Investment, dan Total Assets Turn Over Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

2 60 97

Pengaruh Price Book Value (PBV), Price To Earning Ratio (PER), Debt To Earning Ratio (DER) Dan Beta Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Industri Rokok Di Bei

14 110 103

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 105 93

Pengaruh Analisis Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Economic Value Added terhadap Return Saham

4 73 101

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE BOOK VALUE (PBV) KELOMPOK PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005 - 2007

0 0 15