INFORMASI SEGMEN SEGMENT INFORMATION

PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2014 AND DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE SIX-MONTH PERIODS ENDED JUNE 30, 2014 AND JUNE 30, 2013 UNAUDITED Amounts in tables are expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated 112 37. LIABILITAS BERSYARAT Lanjutan 37. CONTINGENCIES Continued b. Pada tanggal 12 April 2012, PT Eramitra Agrolestari “EMAL”, Entitas Anak, melakukan gugatan hukum perdata atas penyerobotan lahan, pendirian bangunan, penempatan alat-alat berat serta penanaman tanaman kelapa sawit yang dilakukan PT Indo Agroganda Lestari di atas tanah Hak Guna Usaha HGU milik EMAL seluas 3.000 Ha. PT Indo Agroganda Lestari diminta untuk segera memindahkan peralatan serta menghentikan proses penanaman kelapa sawit tersebut. Selain itu, EMAL menuntut beban ganti kerugian sebesar Rp121,03 miliar untuk kerugian materiil dan Rp100 miliar untuk kerugian non materiil. b. On April 12, 2012, PT Eramitra Agrolestari EMAL, a Subsidiary, filed a civil lawsuit over annexation of land, construction of building, placement of heavy equipment and planting of palm oil by PT Indo Agroganda Lestari on JAW leasehold land HGU of 3,000 Ha. PT Indo Agroganda Lestari asked to move the equipment and stop the planting process. In addition, EMAL demanded compensation expense amounting to Rp121.03 billion for material losses and Rp100 billion for non-material losses. Pengadilan Negeri Sarolangun memenangkan gugatan yang diajukan oleh EMAL, tetapi putusan tersebut dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Jambi. EMAL telah mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung MA dan putusan MA adalah memenangkan EMAL. The District Court of Sarolangun has issued the decision for this case in favor of EMAL. However, it was dismissed by the High Court of Jambi. EMAL has filed its appeal against the decision to the Supreme Court, which has issued the decision for this case in favor of EMAL. c. Pada tanggal 23 Oktober 2012, Jasman bin Musa mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Menggala, Lampung agar PT Huma Indah Mekar, Entitas Anak, memberikan ganti rugi lahan seluas 225 ha. Pada tanggal 3 Desember 2012, Pengadilan Negeri menolak gugatan ini seluruhnya. Putusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Tanjung Karang pada tanggal 16 September 2013. c. On October 23, 2012, Jasman bin Musa filed a civil lawsuit at the District Court of Menggala, Lampung against PT Huma Indah Mekar, a Subsidiary, to pay for compensation of land with an area of 225 Ha. On December 23, 2012, the District Court dismissed the claim. This decision was confirmed by the High Court of Tanjung Karang on September 16, 2013. Pada tanggal 6 November 2013, Jasman bin Musa mengajukan kasasi di Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian interim, tuntutan ini masih dalam status pemeriksaan di tingkat kasasi. On November 6, 2013, Jasman bin Musa submitted an appeal to the Supreme Court which, as of the date of the interim consolidated financial statements, is still under examination. d. Pada tanggal 16 Juli 2014, Surya Indra Kusuma atas nama Kelompok Tani Yakin Makmur mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Sengeti, Jambi agar PT Sumbertama Nusapertiwi, Entitas Anak, mengembalikan tanah seluas 4.829 ha dalam keadaan kosong dan menuntut ganti rugi sebesar Rp598.796.000.000. d. On July 16, 2014, Surya Indra Kusuma, on behalf of Kelompok Tani Yakin Makmur, filed a civil lawsuit at the District Court of Sengeti, Jambi against PT Sumbertama Nusapertiwi, a Subsidiary, to repatriate the land area of 4,829 Ha in the empty state and demanding compensation expense amounting to Rp598,796,000,000. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian interim, tuntutan ini masih dalam status pemeriksaan di tingkat Pengadilan Negeri. As of the date of the interim consolidated financial statements, the case is still under examination in the District Court. PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS JUNE 30, 2014 AND DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE SIX-MONTH PERIODS ENDED JUNE 30, 2014 AND JUNE 30, 2013 UNAUDITED Amounts in tables are expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated 113

38. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

38. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Tujuan, kebijakan dan proses secara umum General objectives, policies and processes Kelompok Usaha dipengaruhi oleh berbagai risiko keuangan yaitu; risiko pasar termasuk risiko mata uang asing, risiko suku bunga dan risiko harga komoditas, risiko kredit dan risiko likuiditas. Tujuan manajemen risiko Kelompok Usaha secara keseluruhan adalah untuk secara efektif mengelola risiko tersebut dan meminimalkan dampak negatif terhadap kinerja keuangan tanpa terlalu mempengaruhi daya saing dan fleksibilitas Kelompok Usaha. Strategi untuk mendukung tujuan dan sasaran dari manajemen risiko diwujudkan melalui pembentukan dan pengembangan budaya risiko yang kuat, penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan, pelestarian nilai-nilai kepatuhan terhadap regulasi, infrastruktur yang memadai, serta proses kerja yang terstruktur dan sehat. The Group is affected by various financial risks namely; market risk including foreign currency risk, interest rate risk and commodity price risk, credit risk and liquidity risk. The Group’s overall risk management objectives are to effectively manage these risks and minimize potential adverse effects on its financial performance without unduly affecting the Groups competitiveness and flexibility. Strategies to support the goals and objectives of risk management is actualized through the formation and development of a strong risk culture, the implementation of Good Corporate Governance practices, preserving the values of compliance with regulations, adequate infrastructure, as well as structured and healthy working processes. Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Kelompok Usaha, melalui Komite Manajemen Risiko, memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk penciptaan dan pengawasan atas kebijakan manajemen risiko korporasi Kelompok Usaha dan secara aktif terlibat dalam penilaian, perencanaan, peninjauan dan persetujuan dari semua risiko dalam organisasi Kelompok Usaha. The Group’s Board of Directors and Board of Commissioners, through its Risk Management Committee, have overall responsibility for the creation and oversight of the Group’s corporate risk management policy and are actively involved in the assessment, planning, review and approval of all the risks in the Group’s organization. Kelompok Usaha menerapkan Enterprise Risk Management ERM yang dikelola oleh Divisi Enterprise Audit Risk Management EARM, khususnya Departemen Enterprise Risk Management ERM, yang bertanggung jawab atas koordinasi, fasilitasi, evaluasi dan penerapan Sistem Manajemen Risiko Korporasi. Disamping itu, Departemen ERM juga memastikan bahwa Risk Control Self Assessment RCSA telah diterapkan oleh para pemilik risiko. The Group implements an Enterprise Risk Management ERM which is administered by the Enterprise Audit Risk Management EARM Division, particularly by the Enterprise Risk Management ERM Department, which is responsible for the coordination, facilitation, evaluation and implementation of the Group’s Corporate Risk Management System. In addition, the ERM department also ensures that the Risk Control Self Assessment RCSA is being implemented by risk owners. Rincian lebih lanjut mengenai Kelompok Usaha kebijakan risiko manajemen ini ditetapkan di bawah ini: Further details regarding the Group’s financial risk management policies are set out below: Risiko Kredit Credit Risk Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Perusahaan. Kelompok Usaha memiliki risiko kredit yang berasal dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang plasma, piutang pihak berelasi dan dana yang dibatasi penggunaannya. Credit risk is the risk of suffering financial loss, should any of the Group’s customers and other third parties fail to fulfill their contractual obligations to the Group. The Group’s credit risk arises from cash, trade receivables, other receivables, due from plasma, due from related parties and restricted funds. Kelompok Usaha memitigasi risiko kredit yang timbul dari transaksi dengan pelanggan dengan memastikan bahwa penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang layak dengan rekam jejak yang telah terbukti atau sejarah kredit yang baik. Kelompok Usaha juga menerapkan sistem pembayaran uang muka untuk penjualan domestik CPO sebanyak mungkin. The Group mitigates credit risk arising from transactions with customers by ensuring that sales of products are only made to creditworthy customers with proven track records or good credit history. The Group also implements a system of advance payments for domestic CPO sales as much as possible.