Tujuan Pemberian Tunjangan Pedoman Pemberian Tunjangan

karyawan diharapkan lebih solid dalam membangun kebersamaan menuju kemajuan perusahaan. Sirait 2006 mengenal ada tiga jenis Insentif yaitu: a. Financial Incentive Pemberian insentif yang bersifat keuangan yang meliputi upah atau gaji yang pantas dan juga kemungkinan untuk memperoleh bagian dari keuangan yang diperoleh perusahaan. Bentuk dari insentif keuangan adalah bonus dan komisi yang dihitung berdasarkan produktivitas atau penjualan yang melebihi standard. b. Non Financial Incentive Pendidikan dan hiburan, liburan hiburan, terjaminnya tempat kerja, dan terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan merupakan insentif yang tidak bersifat keuangan. c. Social Incentive Insentif sosial adalah insentif yang berupa rangsangan yang berbentuk sikap dan tingkah laku yang diberikan oleh anggota kelompok, cenderung pada keadaan dan sikap dari para rekan kerja.

2. Tujuan Pemberian Tunjangan

Menurut Hariandja 2002 pemberian tunjangan yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk membantu pegawai memenuhi kebutuhannya di luar kebutuhan rasa adil, kebutuhan fisik dalam upaya meningkatkan Universitas Sumatera Utara komitmen pegawai kepada organisasi, meningkatkan produktivitas, mengurangi perputaran kerja, dan mengurangi gangguan unjuk rasa sebagai faktor yang sangat penting dalam usaha meningkatkan efektivitas organisasi.

3. Pedoman Pemberian Tunjangan

Pedoman yang dapat dipakai bertitik tolak dari asumsi bahwa pegawai bukan sekedar faktor produksi, tetapi juga merupakan asset. Oleh karena itu, pegawai harus dilihat sebagai manusia yang utuh. Pegawai sebagai manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang kompleks. Abraham Maslow mengatakan bahwa kebutuhan itu dapat berupa kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, pengakuan, dan aktualisasi diri. Kebutuhan fisik misalnya makan, minum, istrirahat, dan pakaian. Untuk itu, uang makan atau penyediaan tempat makan menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan. Istirahat dalam waktu kerja, cuti, dan meninggalkan pekerjaan karena keadaan yang tidak bisa dihindari seperti sakit juga harus diperhitungkan dalam penggajian. Kebutuhan rasa aman misalnya, kebutuhan rasa aman bila mana sewaktu – waktu berhenti bekerja dengan alasan yang tidak terhindarkan seperti, sakit, pemutusan hubungan kerja, pensiun atau kecelakaan mebuat perusahaan mengikutertakan pegawai dalam program – program pensiun, asuransi tenaga kerja, menciptakan lingkungan kerja yang aman, dan program pemeliharaan keamanan. Universitas Sumatera Utara Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan berinteraksi dengan orang lain yang sering kali tidak terpenuhi akibat kesibukan kerja dalam suatu struktur yang sangat formal. Dalam waktu – waktu tertentu dimana pegawai merayakan peristiwa – peristiwa keagamaan yang membutuhkan biaya tambahan seperti Hari Raya Idul Fitri untuk umat Islam, Hari Natal untuk umat Kristiani, hari raya Imlek untuk warga keturunan Cina, dan lain – lain menghendaki perusahaan memberikan gaji ekstra yang kita kenal dengan Tunjangan Hari Raya THR . Kebutuhan Pengakuan yaitu pengakuan terhadap prestasi dan status seseorang. Perusahaan dapat meminjamkan asset yang dimiliki perusahaan, atau menyediakan berbagai fasilitas seperti fasilitas rumah. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dengan program – program pendidikan, latihan, dan sejenisnya. Agar tujuan – tujuan dari pelaksanaan program tunjangan dapat dicapai maka dalam pelaksanaannya diperlukan ada pegangan yaitu: 1. Bisa memuaskan kebutuhan karyawan yang sebenarnya. 2. Dibatasi pada kegiatan – kegiatan yang lebih efektif dijalankan secara kelompok daripada secara individu. 3. Menggunakan dasar yang seluas mungkin. 4. Biaya tunjangan hendaknya bisa dihitung, dan besarnya ditentukan secara jelas untuk dasar pembelanjaannya.

C. Kinerja