Peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat

(1)

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang berpengaruhkah Peranan

pendidikan agama Islam terhadap Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan narkotika.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, persiapan penelitian,

dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan

metode

komparasional tes

“t”, sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan

yaitu: teknik observasi, wawancara, dan penyebaran angket. Populasi dan sampel,

populasi dari sasaran penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XI MAN 1 Grogol yang

berjumlah 141 orang, dan peneliti menentukan responden sebanyak 35% yaitu 50

orang yang akan dijadikan sampel dengan teknik random sampling, yakni

pengambilan sampel acak sederhana. Untuk mengetahui peranan pendidikan agama

Islam terhadap upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol

Jakarta Barat. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa adanya peranan pendidikan

agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, Dilihat dari hasil

penulis lakukan. Dengan to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99

dan 2,63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik taraf signifikan 5% maupun

taraf signifikan 1% dengan demikian

hipotesis diterima

, ini berarti adanya peranan

pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di

MAN 1 Grogol Jakarta–Barat. Dari hasil Nilai rata-rata jawaban responden (angket)

menyatakan bahwa dalam peranan pendidikan agama Islam kategori

baik

.


(2)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang maha pengasih dan penyayang, yang telah memberikan nikmat kepada hambanya. Berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw., keluarga, dan para sahabatnya, dan semoga sampai kepada umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.

Karya tulis yang berjudul “Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta – Barat``, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan biaya telah diupayakan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi terselesaikannya skripsi ini. Namun, kiranya penelitian yang tertuang dalam skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Prof. DR. Dede Rosyada, MA dan pembantu Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Jurusan Drs. Bahrisalim, M.Ag dan sekertaris jurusan Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(3)

x

3. Bpk. Zaimudin , selaku Dosen Pembimbing skripsi, terima kasih atas segala waktu, tenaga, ilmu, kesabaran, dan keikhlasannya dalam memberikan ilmu serta membimbing dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi kami semua.

5. Kepala Sekolah MAN 1 Grogol Jakarta Barat, yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, serta para guru dan pegawai yang telah banyak membantu penulis.

6. Pimpinan Perpustakaan Utama, Perpustakaan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Nasional yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

7. Orang Tua tercinta, Bapak Nurdin HA dan ibu Nunung Muthoyah dengan segala perhatian, bimbingan, dorongan dan cinta kasih sayangnya dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat menempuh jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dengan baik. Semoga segala jasa dan upaya yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan diterima di sisi Allah SWT. amin.

8. Adiku tercinta (Lailatul Ramdhania) terima kasih atas segala do’a, dan semangatnya.

9. Kepada Kakakku (Miftahul Jannah) dengan segala perhatian, bimbingan serta kasih sayangnya memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat terdekat (Semy, Syahri, Mae, Andri, Didi, Mahfud, Iam, Nurul) dan sahabat-sahabat dirumah yang selalu menghiasi hari-hari penulis dengan kebersamaan, keceriaan dan kebahagiaan yang begitu besar. Semoga ukhuwah kita tetap terjaga dan dirahmati oleh Allah SWT.


(4)

xi

11. Teruntuk ``Some One`` (Fany Pradipta Hardiansyah) yang selalu mensuport dan mendoakan penulis walaupun selalu terhalang jarak dan waktu. Semoga Allah akan memberikan kemudahan pada Kita dalam menempuh proses menuju jalan yang di Ridhoi oleh-Nya.

12. Teman-teman Mahasiswa FITK angkatan 2006 khususnya mahasiswa PAI kelas B yang telah memberikan semangat, dukungan, serta menghiasi dengan kebersamaan, semoga persaudaraan kita tetap terjaga.

Akhirnya penulis hanya berdo’a semoga bantuan mereka semua menjadi amal ibadah yang mendapat balasan dari Allah SWT. Setelah Penulis berusaha dan berdo’a, penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. amin.

Jakarta, 03 Desember 2010

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………...i

Persetujuan Pembimbing ...ii

Lembar pengesahan tim Ujian Munaqosah ...iii

Abstrak ...iv

Pernyataan yang dilakukan Telaah Studi Pustaka ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...ix

BAB I PENDAHULUAN ... ....1

A. Latar Belakang Masalah ………...1

B. Kajian Pustaka ... ..3

C. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah...3

D. Tujuan Penelitian ...4

E. Manfaat Penelitian ...4

F. Metodologi Penelitian ...4

1. Populasi dan Sampel ...4

2. Tempat dan waktu Penelitian ...5

3. Teknik Pengumpulan data ...5

4. Teknik Analisis Data ...6

BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Pendidikan Agama Islam ...10

1. Pengertian Peranan ...10

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam...11

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...13

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ...16

B. Narkotika ...17

1. Pengertian Narkotika ...17

2. Jenis dan Dampak Narkotika ... 20

3. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Narkotika ... 22

4. Bahaya Narkotika ...27

5. Manfaat Narkotika ... 28

6. Faktor – Faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkotika...32


(6)

C. Kerangka Berfikir ...36

D. Hipotesis ...37

BAB III GAMBARAN UMUM MAN 1 GROGOL JAKARTA BARAT A. Gambaran Umum MAN 1 ...38

1. Sejarah Berdirinya MAN 1 Grogol ...38

2. Visi, Misi dan Tujuan ...39

3. Struktur Organisasi ...40

4. Keadaan Sarana dan Prasarana ...41

5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ...42

B. Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat ...45

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisa dan Interpretasi Data ...47

B. Analisa Data ...80

C. Interpretasi Data ………...87

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...91

B. Saran ...92

DAFTAR PUSTAKA ...93


(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini, banyak orang yang sukses dalam karir diliputi oleh suasana kecemasan hidup. Munculah penyakit psikosomatik, seperti sakit lambung yang kronis, sakit jantung, disfungsi dalam kehidupan seksnya, dan lain-lain.

Sebagaimana kita ketahui bahwa; narkotika-psikotropika dan HIV AIDS merupakan ancaman berbahaya, di mana dampak negatifnya telah berkembang dari isu nasional menjadi bencana nasional. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, turut mendorong perkembangan dalam proses produksi berbagai jenis narkotika tersebut. Masalah utama yang sedang di hadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia adalah ketidakpastian secara fundamental di bidang hukum, moral, norma, nilai, dan etika kehidupan.1

Keterlibatan para mahasiswa dan pelajar dalam masalah penggunaan Narkotika salah satunya adalah karena faktor pendidikan keagamaan yang sangat kurang. Pada tahun 2005 siswa sekolah MAN 1 pernah ada yang terjerumus dalam Narkotika, karena pengaruh pergaulan di luar yang memang bebas. Anak ini pendiam tapi dia mencari kepuasan dalam dirinya dengan menggunakan obat-obatan haram. Pada akhirnya pihak sekolah mulai memperketat peraturan sekolah. Dengan mengadakan rajia dan memperhatikan anak dengan pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh para guru-guru, khususnya guru Agama dengan

1


(8)

2 membimbing siswa dan siswinya melalui pemahaman-pemahaman agama yang lebih mendalam.

Kini MAN 1 telah memetik hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh para guru-guru. Tahun ke tahun perubahan pada siswa dan siswi amat sangat baik tak ada lagi yang menggunakan Narkotika, tak ada lagi yang bolos, menjadi lebih disiplin. Peranan pendidikan Agama Islam sangatlah berpengaruh pada akhlak siswa dan siswi. Oleh karnanya peranan pendidikan agama Islam merupakan salah satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan dari pendidikan di sekolah. Karena pendidikan agama Islam merupakan salah satu kunci untuk terbentuknya kepribadian anak agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan Narkotika.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan karakter manusia. Usia remaja adalah usia rawan dan seringkali menerima apa saja yang datang dari luar, di mana kemampuan berfikir logis mulai berkembang, kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi pendidikan akan mempercepat perkembangan daya tangkap dan pemahaman, namun kemampuan menyaring dan memilih yang baik dan buruk belum tumbuh sempurna kecenderungan untuk meniru masih tinggi, segala bentuk tingkah laku dalam kehidupan banyak terpengaruh oleh hal-hal yang terlihat, terbaca, terdengar. Oleh karena itu, perlunya diberikan pendidikan yang menyeluruh baik itu pendidikan yang berupa agama atau pendidikan lainnya yang diberikan orang tua atau orang dewasa lainnya.

Zat-zat yang sering di gunakan Pencandu dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Opioda, misalnya: Morfien, Heroin, Pethida, Kodein dan Candu 2. Ganja (Kanabis, Marjuana, Hashis)

3. Kokain dan daun koka

4. Alkohol yang terdapat pada minuman keras 5. Ampetamin

6. Halusinogen, misalnya LCD, Mesalain, Psilosin dan Psilosibin 7. Sedative dan hipotika


(9)

3 9. Nikotin yang terdapat pada tembakau.

10. Kafein yang terdapat pada kopi, teh dan minuman kola.

Semua zat yang disebutkan di atas mempunyai pengaruh pada susunan syaraf pusat sehingga disebut zat psikotropika atau psikoaktif. Tidak semua zat Psikotropika yang ada di atas dapat menimbulkan adiksi (ketergantungan /kecanduan).2

B. Kajian Pustaka

Selama observasi, penulis telah melakukan penelitian kajian pustaka baik di Kampus maupun di Perpustakaan Nasional tetapi sejauh ini penulis belum menemukan judul yang sama dengan judul yang di angkat oleh penulis.

Demikian pula dengan hasil wawancara yang dilakukan di tempat penelitian (MAN 1 Grogol Jakarta Barat), tidak ada judul yang sama dengan judul skripsi penulis. Memang di MAN 1 juga banyak yang melakukan penelitian, akan tetapi dengan waktu yang berbeda, aspek yang berbeda sehingga objeknya pun berbeda pula.

Dengan demikian, maka skripsi ini asli hasil karya penulis yang dilakukan selama penelitian berlangsung.

C. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh pendidikan agama Islam terhadap uapaya mengantisipasi penyalahgunaan Narkotika

2. Bagaimanakah bentuk-bentuk pendidikan agama dalam mengantisipasi penyalahgunaan Narkotika

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

a. Pembatasan Masalah

Karena luasnya permasalahan yang akan dikemukakan, maka perlu adanya pembatasan masalah agar tidak menghamburkan pengertian pembaca. dalam hal

2


(10)

4 ini hanya dibatasi pada masalah : Peranan Pendidikan Agama Islam dalam upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika.

b. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Berpengaruhkah Peranan Pendidikan Agama Islam teradap Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat”

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat :

a. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol

b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat berpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat :

a. Memberi kontribusi dalam perkembangan wawasan keilmuan khususnya di kalangan insan akademisi dan masyarakat umum

b. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta Khususnya dan Masyarakat pada umumnya dalam pengkajian hal-hal berhubungan dengan narkoba

F. Metodologi Penelitian

Pemmbahasan metodologi penelitian dalam skripsi ini terdiri dari :

1. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitiannya merupakan penelitian sampel, karena sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Dari penjelasan di atas maka populasi dari sasaran penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XI MAN 1 Grogol yang berjumlah 141 orang, dan peneliti


(11)

5 menentukan responden sebanyak 35% yaitu 50 orang yang akan dijadikan sampel dengan teknik random sampling, yakni pengambilan sampel acak sederhana.

Mengenai pengambilan sampel penulis memakai teknik random sampling dengan cara undian bebas, teknik penelitian sampel tersebut dinamakan teknik proposional random sampling jelasnya proposional random sampling adalah salah satu metode penelitian sampel yang berfungsi agar sub populasi diambil secara merata dengan besar kecilnya tiap sub populasi tersebut.

2. Variabel Penelitian

Dalam variabel ini akan di lihat pengaruh suatu pernyataan artinya di dalam sebuah pernyataan ada variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independend (X). Sedangkan variabel terikat atau dependend variabel (Y).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi menjadi dua variabel penelitian yaitu :

a. Variabel Bebas (Independen variabel) yaitu mengenai peranan pendidikan agama Islam di MAN 1 Grogol.

b. Variabel Terikat (Dependen Variabel) mengantisipasi penyalahgunaan narkotika

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis yaitu di MAN 1 Grogol Jakarta Barat. Di Jl. Rawa Bahagia I nomor 28 Grogol Jakarta Barat, Penulis melakukan penelitian sekitar satu bulan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa metode yang sesuai dengan jenis penelitian, metode-metode tersebut adalah :

a. Observasi

Digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pematangan langsung. Dari pengamatan ini remaja atau siswa/siswi yang ada di MAN 1 Grogol yang dikeluarkan karna menggunakan Narkotika biasanya tingkah lakunya cenderung ke arah negatif baik dari segi fisik psikologi maupun sosial.


(12)

6 Melalui teknik ini, penulis mengunjungi langsung MAN Grogol Jakarta Barat untuk mengamati langsung kondisi, guru, karyawan, sarana dan prasarana madrasah, serta kegiatan yang dilaksanakan siswa siswi.

b. Interview (wawancara)

Metode interview atau wawancara digunakan untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan tanya jawab sehingga keterangan yang diperoleh akan lebih jelas, cepat dan dapat menimbulkan hubungan pribadi yang akrab.

Di sini penulis melakukan komunikasi langsung dengan Kepala Madrasah dan Staf Tata Usaha (TU) untuk mendapatkan data mengenai masalah yang menjadi objek penelitian.

c. Angket

Digunakan untuk memperoleh data secara tertulis dengan melalui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan dijawab langsung oleh responden secara tertulis agar mereka mudah menjawab pertanyaan sesuai dengan isi hatinya dan untuk lebih meyakinkan mereka tentang orang-orang yang melakukan penelitian serta maksud dan tujuannya.

5. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data selanjutnya data tersebut diolah. Pengolahan data sering juga disebut analisis data. Secara garis besar analisis data meliputi tiga langkah yaitu :

a. Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :

1). Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden

2). Mengecek kelengkapan data artinya memeriksa isi instrument pengumpulan data.

3). Mengecek macam rincian data jika di dalam instrument termuat sebuah atau beberapa item yang di isi tidak tahu atau isian bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item ini perlu diajukan lagi dalam wawancara. Dalam langkah persiapan ini adalah mamilih atau menyeleksi data sedemikian rupa. Sehingga hanya data yang relevan yang terpakai saja yang


(13)

7 tinggal. Langkah persiapan ini bermaksud merapikan data agar bersih, rapi, dan tinggal mengadakan pengelola data lanjutan dan atau analisis data.

b. Tabulasi

Termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain :

1). Memberikan scoring atau skor terhadap item-item yang perlu di beri skor, misalnya : tes, angket atau pilihan ganda, rating scale dan sebagainya. 2). Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.

3). Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik nalisis yang akan digunakan.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian korelasi yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya peranan dan apabila ada, bagaimana tingkat keeratan hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara presentase. Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar respon siswa dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkotika berdasarkan masalah (problem based learning)

Adapun presentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban yang dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistic (Presentase) sebagai berikut:

100

%

N

f

p

Keterangan:

P = Presentase Jawaban

F = Jawaban rata – rata siswa pada semua pertanyaan N = Jumlah nilai tertinggi dari angket

Dimana untuk mencari nilai S digunakan rumus sebagai berikut :

N

X

S

Keterangan:


(14)

8

x

= Jumlah total skor N = Jumlah skor

Adapun langkah – langkah adalah sebagai berikut: 1. Mencari Mean Variabel X1 dengan rumus :

1

1

1

N

X

M

2. Mencari Mean Variabel X2 dengan rumus

2

2

2

N

y

M

3. Mencari deviasi skor Variabel X1, dengan rumus :

X

1= X1-M1

4. Mencari deviasi skor Variabel X2, dengan rumus :

y

2= y2-M2 5. Menguadratkan

X

1 , lalu dijumlah: diperoleh

6. Menguadratkan

y

2, lalu dijumlahkan: diperoleh

7. Mencari to dengan rumus :

)

2

.

1

)(

2

2

1

(

)

2

1

)(

2

1

(

2

1

2 2

N

N

N

N

N

N

y

x

M

M

to

8. Memberikan interpretasi terhadap t dengan menggunakan table nilai ``t``, dengan langkah-langkah sebagai berikut;

a. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari Hipotesis yang telah diajukan, dengan jalan membandingkan dengan besarnya ``to`` yang telah diperoleh dalam perhitungan dengan besarnya ``to`` tercantum dalam Tabel Nilai ``to`` dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (db) yang dirumuskan sebagai berikut:


(15)

9 Keterangan:

Df atau db = degrees of freedom atau drajat kebebasan

N1 = Banyak subyek kelompok I (Jumlah sampel kelompok I) N2 = Banyak subyek kelompok II (Jumlah sampel kelompok II)

Setelah (db) atau (df) diperoleh, maka besarnya ``to`` yang tercantum dalam Table Nilai ``t`` dapat dicari, baik taraf yang signifikan 5% maupun 1% jika to sama dengan atau lebih besar dari pada harga kritik ``to`` yang tercantum dalam table, maka Hipotesis alternatif diterima, berarti perbedaan mean dari kedua sampel itu adalah perbedaan yang signifikan.

Jika to lebih kecil dari pada ``t`` table, maka Hipotesis Nihil, disetujui atau diterima: sebaiknya hipotesa alternatif ditolak. Berarti perbedaan mean dua sampel itu bukanlah perbedaan yang berarti atau bukan perbedaan yang signifikan.3

3

Anas Sudijono, Pengantar statistik Pendidikan, (Jakarta : Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-12 h.347


(16)

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Perana

Peranan, menurut Bruce. J Biddle dan Erwin J. Thomas adalah: ``suatu penjelasan yang menunjukkan konotasi social, berarti peranan sebagai suatu fungsi yang dibawa oleh seseorang atau subyek pelaku ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur social.1 Menurut Edy Suhartono adalah: ``merupakan seperangkat patokan yang membatasi apa prilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi``2. Seperti peranan guru agama dalam membimbing anak didiknya, dimana ia menjadi pendidik dan pengajar yang member teladan pada anak didiknya. Dengan demikian pengertian peranan adalah bagian atau tindakan atau tugas yang dilakukan seseorang atau subyek pelaku dalam suautu peristiwa atau keadaan. Kalau pengertian ini dikaitkan dengan pendidikan Islam adalah, bahwa bahwa pendidikan Islam dalam struktur social mempunyai struktur yang utama terhadap suatu pristiwa apapun dan pendidikan Islam dalam masyarakat sebagai bentuk sosial atau transpormasi social. Dengan kata lain pendidikan Islam mempunyai peranan dan fungsi utama di dalam kehidupan masyarakat, Negara, dan seluruh bangsa secara menyeluruh dibelahan bumi.

1

Bruce J. Biddle & Edwin J. Thomas, Rote Theori Concept and and Research, (New Yourk: John Willey and Sons, Inc, 1996), hal.10

2

Edy Suhartono, Teori Peranan Konsep, Deripasi dan Implikasinya, (Jakarta: PT. Gramedika, Pustaka Utama, tahun 1994), h. 15


(17)

11 Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam lingkungan sosial. Oleh karena itu pendidikan agama Islam merupakan pelaku, pelaksanaan dan penggerak dalam proses sosial bagi manusia.

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan sebagai usaha dalam membina dan mengembangkan kepribadian manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Tidak ada makhluk ciptaan Tuhan dimuka bumi ini yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa melalui proses. Pendidikan yang berlangsung melalui proses bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia, dilihat dari prinsip pandangan Islam adalah bersifat tabi’iyah artinya sesuai dengan tabiat hidup manusia.3 Oleh karena itu tidak bertentangan dengan sunatullah yang ditetapkan Allah SWT atas manusia.

Akan tetapi tujuan pendidikan adalah memberikan arah bagi proses pendidikan. Dan bertujuan mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik optimal kemampuannya agar terbukti kepribadian yang utuh sebagai manusia.

Secara etimologi pendidikan berasal dari kata “didik” yang menjadi proses pengubahan tingkahlaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dari latihan – latihan.4

Adapun secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan terhadap manusia agar nantinya menjadi orang Islam, yang berkehidupan secara mampu melaksanankan peranan dan tugas-tugas hidup sebagai muslim yang jika di indonesiakan menjadi orang muslim.5

Adapun secara terminology H.M. Arifin, dalam bukunya mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing

3

Drs. Abdul Gafar Irfan Re-Fomulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

(Jakarta: Pest Agung,2003) 4

Departement Pendidikan dan kebudayaan, GBPP BMU, 1995 5

Tim Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Malang Dasar-dasar KependidikanIslam.(Surabaya: Karya Aditama. 1996) h. 6


(18)

12 dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik didalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal.6

Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha menanamkan sesuatu kepada peserta didik melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja, berupa bimbingan, pimpinan, bantuan, pengajaran dan latihan yang ditunjukan kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya menuju tujuan yang diharapkan. Dengan demikian bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat didalamnya berlangsung kegiatan proses pendidikan.

Setelah menguaraikan tentang kegiatan pendidikan, selanjutnya penulis akan mengemukakan tentang pengertian pendidikan agama Islam yang dikutip dari beberapa pendapat para ahli pendidikan Islam.

Dr. Ali Ashraf menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Horison Baru Pendidikan Islam bahwa pendidikan agama Islam yaitu “pendidikan yang melatih siswa sedemikian rupa, sehingga dalam prilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusannya diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dirasakan”.7

Sementara itu Dra. Zuhairini memberikan batasan pendidikan agama Islam “sebagai usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam, memikirkan, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam”.8

Sejalan dengan itu Prof Dr. Zakiah Darajat berpendapat bahwa pendidikan agama Islam adalah “usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah menjelaskan pendidikannya sebagai pandangan hidup”.9

Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja

6

H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama dilingkungan sekolah dan keluarga (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 16.

7

Ali Asraf Hoison Baru Pendidikan Islam.(Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996), h. 23 8

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.

9


(19)

13 terhadap anak didik yang dilandasi dengan ajaran Islam dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohaninya menuju kepada terbentuknya kepribadian yang utama (kepribadian muslim).

Dari uraian tersebut jelas bahwa proses kepribadian merupakan rangkaian usaha bimbingan, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syari’ah dan akhlaq al-karimah.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan selesai. Pendidikan agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah SWT dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari Alam semesta ini untuk hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.10

Tujuan pendidikan Agama Islam tidak lain untuk membentuk manusia menjadi seorang muslim sejati, beriman dan beramal sholeh, sebagaimana telah dicantumkan dalam sabda Nabi yang berbunyi :

َﺣ

ﱠﺪ

َﻨﺛ

ُﺑأ

ْﻮ

َﻋ

ُﺪﺒ

ﱠﺮﻟا

ْﺣ

َﻤ

ُ

َﻤﻟا

ُﺮﻘ

ِئ

َﻨﺛ

ُﺑأ

ْﻮ

ُﻋ

َﻤ

ُﺮ

و

ﱠﺼﻟا

َﺎﻔ

ِر

َﻋ

ْﻦ

َﻋ

ُﺪﺒ

ِﷲا

ْﺑ

ِﻦ

ِﻌﻟا

َﺰﯿ

ِرا

َﻗ

َلﺎ

َﻟِﻘ

ْﯿ

ُﺖ

َﺷ

ْﯿ

ًﺨ

ِﺑ

ﱢﺮﻟﺎ

َﻣ

ِﻞ

ِ

َﻦﻣ

ِﻻا

ْﻋ

َﺮ

ِبا

َﻛِﺒ

ًﺮﯿ

ا

َﻓُﻘ

ُﺖﻠ

َﻟُﮫ

َﻟِﻘ

ْﯿ

ُﺖ

َأ

َﺣ

ًﺪا

ِﻣ

ْﻦ

ْﺻأ

َﺤ

ِبﺎ

َر

ُﺳ

ِلﻮ

ِﷲا

َﺻ

ّﻠ

َﻰ

ُﷲا

َﻋ

ْﯿﻠ

ِﮫ

َو

َﺳ

ّﻠَﻢ

َﻗ

َلﺎ

َﻧَﻌ

ْﻢ

َﻓُﻘ

ُﺖﻠ

َﻣ

ْﻦ

َﻓ

َﺎﻘ

َل

َﻋ

ْﺒُﺪ

ِﷲا

ْﺑ

ُﻦ

ُﻋ

َﻤ

ُﺮ

و

ْﺑ

ُﻦ

َﻌﻟا

ِصﺎ

َﻓُﻘ

ْﻠ

ُﺖ

َﻟُﮫ

َﻓ

َﻤﺎ

َﺳ

ِﻤ

ْﻌَﺘ

ُﮫ

َﯾُﻘ

ُلﻮ

َﻗ

َلﺎ

َﺳ

ِﻤ

ْﻌُﺘ

ُﮫ

َﯾََُﻘ

ْﻮ

ُل

ﻞﻤﻋإ

ِﻟُﺪ

ْﻧَﯿ

َكﺎ

َﻛ

ﱠﻧﺄ

َﻚ

َﺗِﻌ

ْﯿ

ُﺶ

َﺑأ

ًﺪا

َو

ْﻋا

َﻤ

ْﻞ

ِﻵ

ِﺧ

َﺮ

ِﺗ

َﻚ

َﻛ

ﱠﻧﺄ

َﻚ

َﺗُﻤ

ْﻮ

ُت

َﻏ

ًﺪا

Artinya : Hadist yang diriwayatkan oleh abdurohman, umar, Abdullah bin ijar berkata : “Bekerjalah untuk kehidupan duniamu seolah-olah kamu akan hidup abadi, bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok”. (Riwayat Bukhori)11

10

Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 29

11


(20)

14 Jelas dari keterangan hadist di atas bahwa tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Abdurrahman An Nahlawi dalam bukunya mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah :

a. Menanamkan perasaan antara Cinta dan taat kepada Allah dalam hati yaitu dengan mengingatkan hikmah Allah yang tidak terhitung banyaknya. b. Menanamkan I’tiqad yang benar dan kepercayaan yang betul dalam dada

seseorang.

c. Menedidik anak-anak sejak kecil, agar mengikuti apa yang diperintahkan Allah dan segala larangan-Nya, baik terhadap Allah maupun masyarakat, yaitu dengan mengisi mereka agar takut pada Allah dan ingin akan pahalanya.

d. Mendidik anak-anak sejak kecil dan membiasakan akhlak yang mulia dan dapat kebiasaan yang baik.

e. Menjaga pelajar-pelajar supaya mengetahui macam-macam ibadat yang wajib di kerjakan dan cara melakukannya, serta mengetahui hikmah-hikmahnya dan faedah-faedahnya dan pengaruhnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Begitu juga mengajarkan hukum-hukum agama yang perlu diketahui oleh tiap-tiap orang Islam, serta taat mengikutinya.

f. Memberikan petunjuk mereka untuk hidup di dunia menuju akhirat. g. Memberikan contoh dan tauladan yang baik serta pengajaran dan

nasehat-nasehat.

h. Membentuk warga Negara yang baik dan masyarakat yang baik yang berbudi luhur dan berakhlak mulia serta berpegang teguh dengan ajaran agama Islam.12

Dengan adanya penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan pada jiwa seseorang sejak

12

An Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Jakarta:Gema Insani, Cet.1, 1995.


(21)

15 kanak agar memiliki jiwa yang teguh dalam I’tiqadnya, kepercayaannya terhadap Allah SWT, dan memiliki budi pekerti yang luhur, serta dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.

Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kehidupan manusia sehingga menggejala dalam prilaku lahiriahnya adalah cermin yang memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalamnya jiwa manusia sebagai produk dari proses pendidikan.13

Jika kita bicara tentang tujuan pendidikan Islam berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan identitas Islami. Sedangkan identitas Islami itu sendiri pada akhirnya adalah mengandung prilaku manusia yang disadari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan yang mutlak yang harus dita’ati.

Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kehidupan manusia sehingga mengejala dalam prilaku lahiriahnya adalah cermin yang memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalamnya jiwa manusia sebagai produk dari proses pendidikan.

Pendidikan haruslah menjadi manusia yang menghambakan dirinya kepada Allah, Islam menghendaki agar manusia di didik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Tuhan.14

Prof. H.M. Arifin memberikan penjabaran yang lebih luas tentang tujuan pendidikan agama Islam, yaitu “perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi manusia yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang brakhir pada hasil manusia yang berkpribadian Islam yang beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan”. 15

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah menanamkan nilai-nilai Islam dalam pribadi anak didik

13

Sahilun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan ProblematikaRemaja,

(Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet.ke-1

14 Abdullah Nasih Ulwan,Al Ahwani , Pendidikan Anak dalan Islam , Terj.dari Tarbiyat al

Awlad Fial Islām oleh Jamaludin Miri, Jakarta: Pustaka Amani, cet.1, 1995. 15


(22)

16 sehingga terbentuk suatu kepribadian yang utama yaitu kepribadian Islam yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba yang taat.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, karena pada dasarnya pendidikan agama Islam merupakan transformasi nilai-nilai Islam sebagai substansi dari aspek kehidupan. Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan antara lain :

a. Manusia dengan Allah SWT b. Manusia dengan sesama manusia c. Manusia dengan dirinya sendiri

d. Manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

e. Peserta didik, yaitu objek yang akan menerima pendidikan f. Pendidik, yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan.

g. Materi pendidikan, yaitu sesuatu yang diberikan kepada peserta didik saat berlangsungnya proses pendidikan.

h. Metode pendidikan, yaitu cara yang paling dapat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan. i. Media pengajaran, yaitu sarana prasarana yang dapat membantu

proses pendidikan.

j. Evaluasi, yaitu memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Hasilnya di peroleh dalam bentuk penilaian.16 Oleh karnanya penulis berpendapat, pendidikan agama Islam sesungguhnya adalah pendidikan untuk pertumbuhan total seseorang anak didik yang tidak terbatas pada pengajaran dari segi formalitas belaka, malainkan tentang keseluruhan, tingkah laku yang akhirnya menuju pada pengertian-pengertiannya yang konvesional dalam masyarakat. Adanya ruang lingkup pendidikan agama Islam adalah agar pendidikan agama Islam lebih terarah dengan adanya transformasi nilai-nilai Islam sebagai substansi.

16

Mahfud Shalahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), Cet.ke-1, h


(23)

17

B. Narkotika

1. Pengertian Narkotika

Dengan semakin meluanya penyalahgunaan narkotika dan peredaran gelap narkotika yang membawa dampak negatif bagi kehidupan pemakainya, baik orang dewasa maupun anak remaja.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri.17

Kata narkotika dalam bahasa Yunani juga disebut dengan “Narke” yang berarti beku, lumpuh dan dungu, sedangkan Dalam buku ilmu kedokteran kehakiman “Narkotika” berasal dari bahasa Yunani: “Narcotics”, adalah “setiap obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri yang bersifat tumpul dan cepat menimbulkan suatu keadaan stupor”18

Oleh karenanya narkotika sangatlah berbahaya apabila penggunaannya disalahgunakan. Akan menjadi racun yang berbahaya bagi manusia. Obat adalah bahan atau zat, yang berkhasiat menyembuhkan, akan tetapi penggunaannya harus mengikuti aturan pakai, jika tidak dapat berbahaya dan berubah jadi racun.

Sedangkan NARKOBA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Narkoba adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, diisap,dihirup,ditelan, atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun); demikian juga fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain).19

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia, Narkoba yaitu narkotika seperti yang tercantum pada Undang-Undang No. 22 tahun 1997 secara ringkas adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

17

BNN RI, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007), h. 28 18

Abdul Mu’min Idris, et al., Ilmu Kedokteran Kehakiman, (Jakarta: Gunung Agunng, 1985), Cet. Ke-.1, h. 5

19


(24)

18 kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan I,II,III.

Psikotropika seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1997, adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku.20

Dari definisi di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan narkoba adalah suatu zat yang dapat menurunkan kesadaran juga dapat menimbulkan gejala-gejala fisik dan mental, apabila dipakai terus menerus akan mengakibatkan akan terjadinya ketergantungan obat dengan kata lain merupakan jenis obat yang subtansinya dilarang dan diatur penggunaannya oleh Undang-Undang Republik Indonesia berdasarkan peraturan Nomor 22 dan Nomor 5 tahun 1997, dan sesuai dengan pernyataan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa bahan-bahan atau substansi yang telah diatur oleh Undang-Undang RI itu dapat mempengaruhi kesehatan jiwa atau mental hingga prilaku pemakainya. Tidak semua obat menimbulkan candu dan ketergantungan pada pemakainya. Obat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan adalah yang mempunyai beberapa ciri, yaitu:

1. Keinginan yang tak tertahan (an over powering desire) terhadap zat yang dimaksud dan kalau perlu dengan jalan apapun untuk memperolehnya.

2. Kecenderungan untuk menambah takaran (dosis) sesuai dengan toleransi tubuh.

3. Ketergantungan psikis (psikologikal dependent), apabila pemakai dihentikan akan menimbulkan kecemasan, kegelisahan, depresi dan gejala psikis lainnya. 4. Keterganrungsn fisik (physical dependece), apabila pemakaian dihentikan

akan menimbulkan gejala fisik yng dinamakan gejala putus.21

20

Marulla Pribady, et.Al, Pengetahuan dasar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba,

(Jakarta: Yayasan Ash-sholihah. 2000), h.3 21

Dadang Hawari, Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran jiwa dan kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996) , Cet.ke-4, h.139-140


(25)

19 Pandangan agama Islam terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya dalam al-Qur’an maupun hadits Nabi tidak disebutkan dengan demikian, tetapi yang ada adalah keharaman khamr, karena pada zaman Rasulullah SAW., nama narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya belum dikenal, namun demikian para fuqoha seperti Ibnu Taimiyah dan Syeikh Mahmud Syaltut menyamakan kedudukan narkoba dengan khamar (miras) karena efek negatifnya dapat memabukkan sehingga merusak akal atau mudhorotnya lebih banyak dari manfaatnya.

Masalah khamr oleh Allah SWT dinyatakan dalam Q.S. Al-Maidah : 90-91































Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bahwa sesungguhnya arak, dan judi, dan pemujaan berhala, dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari nasib perbuatan syaitan. Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya”. Sesungguhnya Syaitan itu hanyalah bermaksud mau menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu denan sebab arak dan judi, dan mau memalingkan kamu daripada mengingati Allah dan dari pada mengajarkan sembahyang. Oleh itu, mahukan kamu berhenti (dari pada melakukan perkara-perkara yang keji dan kotor itu atau kamu masih berdegil)22

Para ulama dalam berbagai mazhab telah sepakat mengharamkan narkotika dan obat-obatan terlarang, dasar pengharamannya ialah hadits Rasulullah SAW sebagai barikut:

22


(26)

20

ِﻤْﯿَﻘُﻔْﻟا وٍﺮْﻤَﻋ ِﻦْﺑ ِﻦَﺴَﺤْﻟا ْﻦَﻋ ٍﻊِﻓﺎَﻧ ُﻦْﺑ ِﮫﱢﺑَر ُﺪْﺒَﻋ ٍبﺎَﮭِﺷ ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ ٍرﻮُﺼْﻨَﻣ ُﻦْﺑ ُﺪﯿِﻌَﺳ ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ

ﱢﻲ

ََْﺖَﻟﺎَﻗ َﺔَﻤَﻠَﺳ ﱢمُأ ْﻦَﻋ ٍﺐَﺷْﻮَﺣ ِﻦْﺑ ِﺮْﮭَﺷ ْﻦَﻋ َﺔَﺒْﯿَﺘُﻋ ِﻦْﺑ ِﻢَﻜَﺤْﻟا ْﻦَﻋ

:

ﻰَﮭَﻧ

ُﮫﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﮫﱠﻠﻟا ُلﻮُﺳَر

ﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ

ْﻦَﻋ

ٍﺮِﻜْﺴُﻣ ﱢﻞُﻛ

ٍﺮﱢﺘَﻔُﻣَو


(27)

21 untuk pembungkusan dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinannya.

c. Opium Masak adalah:

1) candu, yakni hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan, khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan peragian, dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud merubahnya menjadi suatu extrak yang cocok untuk pemadatan. 2) Jicing, yakni sisa-sisa dari candu yang telah dihisap dengan

mempertahankan apakah candu itu dicampur dengan daun atau barang lain.

3) Jicingko, yakni hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.

d. Opium obat adalah opim mentah yang telah mengalami pengolahan sehingga sesuai untuk pengobatan, baik dalam bentuk bubuk maupun dalam bentuk lain. Yaitu dicampur dengan zat-zat netral sesuai dengan syarat farmakopa. e. Morfina adalah alkoloida utama dari opium

f. Tanaman koka adalah tanaman dari semua genus eryhroxylon dari keluarga erythroxylaceae.

g. Daun koka adalah daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk serbuk dari sebuah tanaman genus erythoxylon dari keluarga erythoxylaceae. h. Kokaina mentah adalah semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang

dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina

i. Kokaina matil cater I-bensoil okgenina adalah ekgonian dan exter serta turunan-turunannya yang dapat diubah menjadi ekgonina dan kokaina.

j. Tanaman ganja, semua bagian dari semua tanaman genus canna bias termasuk biji dan buahnya

k. Dammar ganja adalah dammar yang diambil dari tanaman ganja, termasuk hasil pengolahanya yang menggunakan dammar sebagai bahan dasar.24

Selain itu juga ada jenis psikotropika yang dikenal dengan extacy (XTC) sesuai dengan pernyataan ketua pelaksana harian BKNN bahwa, “extesi

24


(28)

22 merupakan designed drugs yaitu obat yang direkayasa dari berbagai zat sesuai dengan keinginan pembuatnya sehingga mempunyai efek ganda.25

3. Penyalahgunaan dan ketergantungan Narkotika

Ketergantungan adalah istilah klinik/medikpsikatrik yang menunjukan ciri pemakainya yang bersifat patologik klinik, yang perlu dibedakan dengan tingkat pemakaianya yaitu psikologik sosial yaitu :

a. Pemakaian coba-coba yaitu pemakai narkotika yang tujuannya ingin mencoba.

b. Pemakaian sosial yaitu pemakaian narkotika dengan tujuan bersenang-senang, pada saat rekreasi atau santai

c. Pemakaian situasional yaitu pemakaian pada saat mengalami kadaan tertentu seperti ketergantungan, kesedihan, kekecewaan dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan.

Penyalahgunaan Narkotika menyebabkan ketergantungan pemakai terhadap narkoba, baik fisik maupun psikologik. Hal ini terjadi akibat pemakaian terus menerus dalam jumlah yang cukup banyak. Ada 3 macam ketergantungan itu:

1. Ketergantungan fisik ditunjukkan adanya toleransi dan gejala putus zat. 2. Ketergantungan psikologis yaitu keadaan dimana ada keinginan/dorongan

yang taktertahankan (kompulsip) untuk menggunakan narkotika hal ini disebut juga ketagihan/ kecanduan/ adiksi.

3. Ketergantungan menyebabkan perasaan rindu pada narkotika (craving), walaupun telah berhenti memakai. Kawan-kawan, suasana atau tempat penggunaannya dahulu, mendorong untuk memakainya kembali. Angka kekambuhan cukup tinggi, walaupun sebelumnya secara klinis telah dinyatakan sembuh.

4. Pengaruh dan akibat penyalahgunaan narkotika a. Komplikasi medis

25

Ketua Pelaksana Harian BKNN, kebijaksanaan Nasional Penanggulangan Narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya, forum Diskusi dalam Rangka Menyambut Hari Narkotika Internasional, 23 juni 2000, h. 3


(29)

23 Keracunan akibat pengaruh narkoba terhadap tubuh manusia, yang dapat dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkannya dan pelakunya seperti :

1. Kelebihan dosis 2. Gejala putus zat

3. Komplikasi media akibat pemakaian lama dan banyak 4. Akibat pola hidup yang berubah

5. Akibat alat suntik yang tidak steril

Pengaruh narkotika tidak sama pada setiap orang, tergantung pada beberapa factor, yaitu:

1. Jenis narkoba yang digunakan 2. Jumlah dosis yang dipakai 3. Frekuensi pemakaian

4. Cara pemakaian (diminum, dihisap, disuntikkan dan lain-lain) 5. Zat lain yang digunakan bersamaan

6. Pengalaman pemakaian narkotika sebelumnya 7. Kondisi badan pemakai

8. Kepribadian pemakai

9. Harapan pemakai terhadap efek narkotika. 10. Suasana lingkungan di mana narkoba digunakan.

Narkotika berpengaruh pada tubuh manusia, terutama otak/susunan syaraf pusat dan perkembangan normal remaja, yaitu :

a. pengaruh terhadap daya ingat sehingga mudah lupa. b. Pengaruh terhadap perhatian sehingga sulit berkonsentrasi

c. Pengaruh terhadap perasaan dan kemampuan otak untuk menerima, memilah-milah yang diterima otak memberikan sensasi baru kepadanya sekaligus menghambat kemampuan memahami informasi yang diterimanya. Orang tidak lagi bisa bertindak rasional.

d. Pengaruh terhadap persepsi sehingga perasaan menjadi semu.

e. Pengaruh terhadap motifasi pada anak/remaja menyebabkan merosotnya motivasi dan kemampuan belajar atau prestasi di sekolah, rusaknya


(30)

24 hubungan dalam keluarga/persahabatan, perubahan minat/cita-cita/ nilai-nilai yang dianutnya semula.

b. Dampak Sosial

Dampak sosial penyalahgunaan narkotika terjadi akibat ketagihan dan ketergantungan terhadap zat dan akibat dari pengedar atau Bandar yang mencari keuntungan dengan mengorbankan masyarakat luas, serta adanya pengaruh gang-gang (mafia).

Generasi muda adalah sasaran strategi perdagangan gelap narkoba. Oleh karena itu para orang tua, guru dan tokoh masyarakat perlu waspadai bahaya itu menyadari pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda dan kaderisasi bangsa. Dampak sosial penyalahgunaan narkoba dapat terjadi sebagai berikut:

1. Di lingkungan keluarga

Suasana nyaman dan tentram dalam kehidupan keluarga menjadi terganggu karena sering terjadi pertengkaran, kemarahan tak terkendali, pemberontakan, sikap acuh tak acuh, mudah tersinggung dan sebagainya. Orang tua menjadi resah karena barang-barang berharga di dalam rumah menjadi hilang, baik milik pemakai, maupun milik keluarga, serta karir ananya tidak jelas. Prilaku yang menyimpang dari anak (berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung jawab, tidak disiplin, dan sebagainya) sangat menyakitkan hati orangtua dan anggota keluarga lain. Dan menjadi aib bagi keluarga.

2. Di lingkungan sekolah

Narkotika merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting untuk belajar, siswa penyalahguna menciptakan suasana yang mengganggu proses belajar. Penyalahgunaan narkotika berkaitan dengan tindak kenakalan dan putus sekolah.

3. Di lingkungan masyarakat

Para pengedar/mafia perdagangan gelap slalu berusaha memasok narkotika agar menjadi ketergantungan, sehingga terjalin hubungan antara pengedar atau Bandar dengan korban, dan terciptalah pasar gelap. Pengedar atau Bandar sering menggunakan perantara, seperti remaja, siswa yang telah menjadi ketergantungan,


(31)

25 anak atau orang dewasa yang membutuhkan uang atau yang ingin menjadi lepas kaya sehingga muncul premanisme. Itulah sebabnya penyalahgunaan narkotika telah merebak hingga kemasyarakat miskin.26

Salah satu zat lain yang dampaknya serupa, dengan Narkotika adalah Ectasy yang sekarang ini sangat merebak dan mewabah. Ectasy adalah zat atau bahan yang tidak termasuk Narkotika atau alcohol, melainkan termasuk zat adiktif artinya zat yang dapat mengakibatkan adiksi berupa kecanduan, ketagihan dan ketergantungan. Zat adiktif ini berpengaruh pada susunan syaraf pusat manusia. Agama Islam memandang bahwa semua zat atau bahan yang dapat melemahkan dan memabukkan itu dilarang, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi SAW ;

و

ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ

ُﺪﱠﻤَﺤُﻣ

ُﻦْﺑ

ﻰﱠﻨَﺜُﻤْﻟا

ُﺪﱠﻤَﺤُﻣَو

ُﻦْﺑ

ٍﻢِﺗﺎَﺣ

ﺎَﻟﺎَﻗ

ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ

ﻰَﯿْﺤَﯾ

َﻮُھَو

ُنﺎﱠﻄَﻘْﻟا

ْﻦَﻋ

ِﺪْﯿَﺒُﻋ

ِﮫﱠﻠﻟا

ﺎَﻧَﺮَﺒْﺧَأ

ٌﻊِﻓﺎَﻧ

ْﻦَﻋ

ِﻦْﺑا

َﺮَﻤُﻋ

َلﺎَﻗ

ﺎَﻟَو

ُﮫُﻤَﻠْﻋَأ

ﺎﱠﻟِإ

ﱡﻞُﻛَو

ٌﺮْﻤَﺧ

ٍﺮِﻜْﺴُﻣ

ﱡﻞُﻛ

َلﺎَﻗ

َﻢﱠﻠَﺳَو

ِﮫْﯿَﻠَﻋ

ُﮫﱠﻠﻟا

ﻰﱠﻠَﺻ

ﱢﻲِﺒﱠﻨﻟا

ْﻦَﻋ

ٍﺮْﻤَﺧ

ٌماَﺮَﺣ

]

ﻢﻠﺴﻣ ﮫﺟﺮﺧا

[

Artinya : Dan dikabarkan Muhamad bin Musna, Muhamad bin hatim berkata Yahya dan Dia kutna dari ubaidillah diberitakan kepada kami, Naïf dari ibnu umar, disampaikan atau diumumkan oleh Nabi Muhammad saw Dia berkata atau bersabda: “Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram” (HR. Muslim).27

Dari hadits tersebut jelaslah bahwa ganja, morfin, heroin (putaw), kokain dan ectasy serta zat adiktif lainnya yang dampaknya serupa, kesemuanya juga diharamkan. Pemerintah sesuai dengan undang-undang telah mengeluarkan larangan terhadap ganja, heroin, ekstasi dan sejenisnya.

Penyalahgunaan narkotika sudah sejak tahun 1970 dan hingga sekarang makin marak saja. Meskipun sudah di keluarkan undang-undang, tetapi pelaksanaan Undang-undang R.I. Nomor 22 tahun 1997 tentang psikotropika. jika di tanam, diproduksi, diperjual belikan, dimiliki, disimpan dan digunakan secara

26

Lydia Harlina Martono, Buku Pedoman Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di DKI Jakarta, (Jakarta, 2001) hal. 9-14

27


(32)

26 tidak sah berarti melanggar hukum.28 itu sendiri banyak mengalami kendala. Menjamurnya tempat hiburan malam memberi peluang bagi beredarnya benda-benda haram itu. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang menjalani trasformasi budaya, sehingga korban Narkotika sebagian besar adalah para remaja dan orang-orang muda usia produktif yang merupakan generasi penerus bangsa. Prilaku yang menyimpang itu disebabkan karena pengaruh Narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya.

Adapun dampak dari penyalahgunaan narkotika sangatlah berbahaya bagi hidup manusia. Penyalahgunaan narkotika akhir-akhir ini kembali mencuat kepermukaan setelah korban-korban berjatuhan

Narkotika merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern dan industri. Suatu penyakit kronis yang berulang kali kambuh. Merupakan penyakit perilaku atau gaya hidup manusia modern. Narkotika atau drugs pada awalnya di temukan dan di ciptakan untuk kepentingan pengobatan seperti untuk operasi, menghilangkan rasa sakit sebagainya yang digunakan secara legal (medical use) dengan dosis pemakaian yang di tentukan oleh dokter.

Pemakaian narkotika dengan dosis yang teratur tidak akan membawa efek–efek negative, tetapi penyalahgunaan narkotika inilah yang dapat membawa dampak – dampak atau akibat yang membahayakan si pemakai yang akan selalu ketagihan dan pada akhirnya hidupnya tergantung kepada zat–zat narkotika (dependence).

Banyak sekali dampak negative yang di timbulkan oleh narkotik, tidak hanya mengenai pada fisik maupun psikis tetapi juga terhadap aspek–aspek kehidupan lainnya. Di saat narkotika disalahgunakan di kalangan orang–orang kaya bahaya dan bahaya akibatnya tidak begitu terasa, karena ketagihan (addiction) senantiasa dapat di penuhi oleh si pengguna atau pecandu narkotika, tetapi apabila penggunaan narkotika telah merata dikalangan masyarakat terutama di kalangan orang yang berpenghasilan rendah maka akibatnya akan sangat besar

28

Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta“Ancaman Narkoba Bagi GenerasiBangsa” Tahun 2007


(33)

27 sekali. Di saat–saat inilah masyarakat yang bersangkutan akan mengalami dampak atau akibat fatal.

Seseorang yang telah ketagihan dan ketergantungan pada zat–zat narkotika tidak saja berdampak buruk yang merugikan bagi dirinya sendiri bahkan dapat membawa kerugian bagi masyarakat, karena mereka yang berada dalam ikatan zat narkotika merupakan gangguan masyarakat, yaitu dengan dapat terjadinya tindakan criminal yang sdapat merugikan masyarakat dilingkungannya.

Dan pada saat ini yang lebih memprihatinkan adalah korban–korban penyalahgunaan narkotika pada umumnya remaja dan dewasa khususnya di kalangan pelajar, justru mereka yang sedang dalam usia produktif merupakan sumberdaya manusia atau aset bangsa di kemudia hari.

Menurut Fuad Kauma, “Penyalahgunaan narkotika dapat menyeret seseorang untuk bertindak kriminal dan asusila. Biasanya para pengguna narkotika berfrofesi sebagai perampok pencuri atau tindakan criminal lainnya dan menurut beliau juga bahwa penyalahgunaan narkotika juga dapat mengakibatkan seseorang senantiasa murung defresi, segala aktifitas, kreatifitas dan daya intelektualnya menjadi hilang dan sesekali tingkah lakunya seperti orang dungu yang tidak waras”.29

Dari semua itu dapat disimpulkan bahwa norma-norma social para pengguna narkotika akan berubah drastis apabila dibandingkan sebelumnya, sisinegati dan potensi untuk berbuat jahat akan tampak pada dirinya. Demikian pula prilaku-prilaku menyimpang dan tindakan-tindakan keji lainnya akan kelihatan.

4. Bahaya dan Manfaat Narkotika a. Bahaya Narkotika

Telah banyak orang yang menganggap Narkotika adalah zat-zat yang keras dan berbahaya Narkotika bekerja sangat aktif yang mempengaruhi antara lain :

a. Otak dan susunan urat syaraf sentral. b. Jantung dan denyut jantung

c. Darah dan urat nadi.

29

Fuad Kauma, Sensai Remaja di Masa Puber, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. Ke-.1, h. 77-78


(34)

28 Bahaya-bahaya penyalahgunaan Narkotika atau bahaya-bahaya yang timbul karena pengguna zat-zat Narkotika secara non medis dan secara brlebih-lebihan adalah :

1. Terjadinya kondisi yang abnormal

Penyalahgunaan Narkotika akan dapat menimbulkan situasi dan kondisi mental serta fisik si pemakainya menjadi tidak normal (abnormal) yang kemudian akan disertai dengan perbuatan-perbuatan yang sadis. Misalnya akan timbul perbuatan menyilet lengan atau tangan sendiri tanpa ada perasaan takut, akan mengijeksikan tubuhnya dengan tangannya sendiri.

2. Terjadinya ketidaksadaran dan pingsan

Narkotika sebagaimana telah diketahui, dapat menimbulkan pembiusan, sehingga orang yang memakainya tidak sadarkan diri. Pemakainya yang overdosis dapat menimbulkan pingsan (dapat menimbulkan orang menjadi pingsan). Pemakaian obat, zat-zat Narkotika secara terus menerus dapat mengundang kematian.

3. Terjadinya kematian

Narkotika dapat menimbulkan kematian secara langsung atau tiadak langsung. Kematian secara langsung atau mendadak terjadi, karena Narkotika pada umumnya bekerja sangat aktif dalam mempengaruhi otak dan susunan syaraf juga pernafasan dan denyut jantung bekerja lebih cepat. Apabila Narkotika digunakan secara overdosis dapat menimbulkan kematian yang terjadi secara tidak langsung yaitu karena timbulnya perasaan tidak wajar akibat obat yang di pakainya.30

b. Manfaat Narkotika

Walaupun narkotika memiliki tingkat bahaya bila digunakan, ternyata narkotika memiliki kegunaan tertentu seperti berguna bagi pengobatan yaitu: 1) Drugs atau obat adalah zat kimia yang berguna bagi masyarakat untuk

pengobatan yang tersedia di toko obat dan apotik untuk melayani kebutuhan masyarakat berdasarkan resep dokter ataupun dijual bebas.

30

M. Ridho, Ma’roef, Narkoba Masalah Dan Banyaknya, (Jakarta: Pustaka Antara, 1986), hal. 12


(35)

29 2) Obat-obatan yang diperjual belikan oleh toko dan apotik digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, nyeri atau pusing. Selain itu juga digunakan sebagai obat bius oleh dokter ketika membedah seorang pasien agar menghilangkan rasa sakit. Obat sangat bermanfaat untuk penyembuhan suatu penyakit atas petunjuk dokter.

Dan narkotika juga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, yaitu:

a. Obat dimanfaatkan bagi kepentingan ilmu pengetahuan untuk menyelidiki daya tahan dan reaksi manusia terhadap pengaruh obat/zat

b. Dalam bidang penelitian, obat digunakan untuk tujuan pendidikan maupun bagi pengembangan ilmu dan penerapannya.

c. Supaya narkotika/narkoba tidak digunakan, maka pemerintah menetapkan bahwa hanya perusahaan farmasi yang ditunjuk pemerintah yang boleh mengimpornya.

4. Sebab-sebab Penyalahgunaan Narkotika

Penyalahgunaan Narkotika ini pada hakekatnya tidak saja terbatas pada kaum remaja saja, tetapi juga terdapat pada orang lanjut usia (lansia), sebab-sebab penyalahgunaan Narkotika pada hakekatnya bermacam-macam, yang pada umumnya mereka menggunakannya sebagai berikut.

a. Karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tua, guru dan, orang dewasa sekitarnya.

b. Karena ingin menunjukkan kekuatannya dan keberaniannya dalam melaksanakan sesuatu yang berbahaya seperti mengebut dan perkelahian. c. Untuk mengisi kekosongan dan perasaan bosan karena kurangnya aktivitas

dan kesibukan, sehingga ia merasa kesepian, maka ia menggunakan Narkotika untuk menghilangkan rasa kecewa dan kesepian.

d. Untuk menghilangkan rasa kecewa, gelisah dan berbagai kesulitan yang tidak dapat ia atasi dan mendapatkan jalan yang buntu.

e. Karena rasa ingin mengetahui saja dan iseng-iseng belaka f. Karena rasa solideritas ingin diakui dalam suatu kelompok.

g. Karena suatu pengobatan yang disebabkan karena penyakit yang dideritanya.


(36)

30 h. Untuk meningkatkan kesanggupan dalam mencapai prestasi

i. Karena kebiasaan yang tidak dapat dipisahkan (yang sudah kecanduan).31 Dorongan seorang yang remaja yang menyalahgunaka Narkotika itu dapat digolongkan menjadi 3 golongan :

1. Golongan yang ingin mengalaminya

Mereka ini tertarik pada sesuatu kemungkinan-kemungkinan yang baru, kemungkinan sensasi ini diketahui dari teman-temannya yang sudah pernah mengalaminya, dari film-film, surat kabar, dan lain-lain. Diantaranya ada yang tidak ingin dicemooh atau disindir oleh teman-temannya sebagai banci atau anak teladan. Ini semua sesuai dengan sifatnya.

2. Golongan yang ingin menjauhi realita

Tidak sedikit orang yang menggunakan Narkotika oleh sebab takut menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Di dalam golongan ini didapati orang-orang yang menganggap bahwa keadaan terbius itu sebagai tempat pelarian yang aman untuk menghindarkan diri dari tekanan yang datang. Dari dua realita itu. Banyak diantara mereka itu mempunyai / dihinggapi perasaan gagal dalam hidupnya, sehingga ia tidak percaya pada dirinya sendiri dan cenderung mempercayai orang lain daripada dirinya sendiri. 3. Golongan yang ingin merubah kepribadiannya.

Orang yang termasuk kelompok ini ingin melepaskan dirinya dari kelemahan-kelemahan yang menyangkut kepribadiannya umpamanya : (a). Dari orang yang penakut menjadi berani

(b). Dari orang yang pemalu supaya hilang rasa malunya

(c). Dari orang yang kaku ingin menjadi orang yang terampil dan lincah dalam

bergaul.

(d). Orang yang ingin melepaskan diri dari suatu perasaan diri yang rendah.32

31

Ibid., hal. 12 32


(37)

31 Narkotika adalah zat yang jika dimakan, diminum atau dimasukkan (disuntikan) ke dalam tubuh manusia, dapat mengubah satu atau lebih fungsi badan manusia.

Soedjono dalam bukunya menyatakan bahwa Penyalahgunaan Narkotika disamping telah merupakan jenis kriminalitas, juga pelakunya menjadi korban penyalahgunaan Narkotika secara kriminologi, adalah merupakan sebab yang memungkinkan timbulnya kejahatan”.33

Dilihat dari perbuatannya, memang pelaku penyalahgunaan Narkotika itu termasuk orang yang melakukan kejahatan, karena secara hukum dia telah melakukan tingkah laku yang melanggar Undang-undang pidana, bahkan apabila kejahatan-kejahatan itu tidak cepat diatasi, maka kejahatan itu akan bertambah luas dan menyangkut masyarakat luas.

Persoalan akan timbul bila individu dan masyarakat menyalahgunaakan Narkotika, sebab penggunaan Narkotika secara berlebihan dapat mengakibatkan dampak yang berbahaya baik terhadap individu maupun terhadap masyarakat. Semua narkotika, baik yang digunakan secara legal maupun yang disalahgunakan mempunyai persamaan yaitu dapat mengubah suasana hati pemakainya. Misalnya dapat menyebabkan perasaan gelisah, namun beberapa saat kemudian Narkotika sanggup menghasilkan khayalan yang menyenangkan.

Pada umumnya suasana hati yang ditimbulkan oleh pengguanaan Narkotika adalah sebagai berikut :

1). Pelupa, pikiran kabur, acuh tak acuh dan tertekan

2). Rasa gelisah, gugup, curiga, merasa dikejar-kejar dan mudah tersinggung 3). Apatis, putus asa, pendiam, bingung dan menyendiri

4). Sinis, pesimis dan muram.34

Pemakaian Narkotika secara terus menerus akan mengakibatkan orang itu bergantung pada Narkotika, secara mental maupun fisik yang dikenal istilah ketergantungan fisik dan mental, bila selalu terdorong oleh hasrat dan nafsu yang besar untuk menggunakan Narkotika.

33

Soedjono, Narkotika Perundang-Undangan di Indonesia, (Bandung: Karya Nusantara, 1976), hal. 33

34


(38)

32 Ketergantungan mental ini dapat mengakibatkan perubahan perangai dan tingkah laku. seseorang dapat disebut mengalami ketergantungna fisik bila ia tidak dapat melepaskan diri dari cengkraman narkotika. Ketergantungan fisik ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan-kejahatan. Ketergantungan fisik dan mental lambat laun dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan.

Narkotika sebelum mengakibatkan gangguan fisik dan mental bagi pemakainya, dapat menyebabkan ketagihan-ketagihan merupakan suatu keinginan psikologis untuk mengulangi penggunaan narkotika secara terus menerus yang disebabkan oleh alasan emosional. Keinginan dan kebutuhan akan Narkotika pada seseorang untuk memenuhi ketergantungan fisik dan mental bertambah dengan cepat. Si pemakai selalu mengharapkan Narkotika, dosis yang digunakan makin lama makin banyak, sedangkan daya tahan tubuh makin lama makin berkurang, sehingga menimbulkan bahaya. Penggunaan Narkotika yang terlalu banyak dapat menimbulkan kematian.

Penyalahgunaan narkotika oleh seseorang dapat mengakibatkan hal-hal berikut:

1. Kematian, karena kelebihan dosis atau takaran.

2. Ketergantungan, yaitu kehidupan seseorang yang hanya berkisar pada bagaimana cara memperoleh dan menikmati narkotika

3. Dosis, yaitu jumlah takaran yang digunakan makin lama makin meningkat untuk memperoleh efek yang sama

4. Ketagihan, yakni keadaan seseorang yang sudah berada dalam ketergantungan.

5. Timbulnya komplikasi berbagai penyakit seperti paru-paru, hati, ginjal, jantung, dan berbagai penyakit lainnya.35

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkotika

Masalah penyalahguanaan Narkotika oleh para remaja, sangatlah kompleks, yang disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Selain

35


(39)

33 faktor dari dalam diri anak itu sendiri juga banyak faktor dari luar yang sering mempengaruhi penyelahgunaan narkotika antara lain:

a. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan unsur yang sangat penting sekali dalam perkembangan jiwa anak. Dalam lingkungan keluarga inilah anak dapat melihat contoh yang diperankan oleh kedua orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Hubungan keluarga yang tidak serasi pula. Jika dalam keluarga sering terjadi pertengkaran, maka akibatnya ialah menipisnya rasa sosial serta rasa kemanusian anak. Dengan demikian akan mengalami kesukaran-kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga sering menimbulkan kenakalan anak dan remaja.

Soritoe dalam bukunya menerangkan bahawa kenakalan anak itu banyak disebabkan oleh keadaan keluarga sebagai berikut:

1) Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. hal ini mungkin karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau denga kemewahannya, sehingga ia membiarkan anaknya berlaku menurut kemaunnya sendiri.

2) Ketidak lengkapan orang tua dalam keluarga, baik karena salah satu meninggal dunia atau karena perceraian.36

Sedangkan menurut Dr Shalih bin Ghanim As-sadlan faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkotika adalah “semakin jauhnya pemuda-pemudi dari agama, lemahnya tidak kembali kepada Allah dalam kesusahan dan cobaan”37

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa peranan orang tua sangat penting dalam usaha pencegahan kenakalan pada anak. karena kurangnya perhatian orang tua terhdap anaknya, banyak menimbulkan kenakalan pada anak. hal ini banyak disebabkan oleh kesalahan orang tua, hingga menyebabkan terjerumusnya anak dalam penyalahgunaan Narkotika anatara lain juga karena kesulitan, hidup sehari-hari dalam lingkungan keluarga, kurang kasih sayang dan kurang bimbingan

36

Rachman Hermawan, Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Jakarta: 1985) h. 33 37

Shalih bin Ghanim As-sadlan, Bahaya Narkoba Mengancam Umat, (Jakarta: Darul Haq, 2000), Cet.ke-,1. h.91


(40)

34 orang tua sehingga ia merasa kecewa dan lari dengan menggunakan obat-obatan dan Narkotika sebagai penenang.

Dengan itu dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan Narkotika disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga, karena sikap orang tua sebagai berikut:

a. Sikap orang tua yang terlalu keras

b. Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap anaknya

c. Sikap orang tua yang memanjakan anaknya secara berlebih-lebihan. b. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat adalah sebuah kelompok manusia, yang merupakan kesatuan, daerah, fungsional dan kebudayaan. di dalam masyarakat yang merupakan kelompok besar, kita dapat menemukan kelompok-kelompok yang lebih kecil, yang berdasarkan usia yaitu kelompok dewasa atau orang tua dan kelompok orang muda atau kelompok remaja. Gejala penyalahgunaan Narkotika merupkan gejala sosial yang tidak berdiri sendiri karena itu dapat menimbulkan anggapan bahwa penyalahgunaan Narkotika oleh para remaja disebabkan karena adanya ketidak sesuaian antara para remaja, orang tua dan masyarakat.

Penyalahgunaan Narkotika merupakan problem yang dialami setiap Negara terutama dikota-kota besar. Oleh karena itu perlu diketahui bahwa perubahan-perubahan yang sangat cepat di pembangunan dan perpaduan manusia yang beraneka ragam akan membawa pengaruh yang lebih luas terhadap masyarakat di kota-kota besar akibatnya dapat mempengaruhi masyarakat yang sedang tumbuh dan berkembang.

Adapun faktor-faktor sosial yang mempengaruhi dan menyebabkan penyalahgunaan Narkotika antara lain sebagai berikut:

1. Kurangnya penyaluran bakat dan tenaga para remaja secara teratur dan terarah kepada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

2. Menurunnya kewibawaan orang tua, sesepuh masyarakat dan para petugas pemerintah.

3. Adanya kemerosatan moral dan mental orang dewasa. 4. Adanya genk-genk remaja.


(41)

35 5. Kurangnya tanggung jawab para pedagang

6. Kelemahan aparatur pemerintah dalam mengawasi pemasukan, peredaran dan pemakaian narkotika

c. Faktor Ekonomi

Di kota-kota besar banyak anggota masyarakat yang mengalami kesukaran hidup, sedangkan lingkungannya merangsang setiap orang untuk turut aktif menyesuaikan diri dengan kemewahan dan kemegahan disekelilingnya. hal ini jelas akan berpengaruh terhadap perilaku anggota masyarakat itu.

Untuk mendapatkan untung yang sebesar-sebarnya, tidak jarang kita lihat seorang anggota masyarakat menggunakan segala cara, termasuk menjual belikan obat-obat terlarang seperti Narkotika. Seseorang yang memperjual belikan Narkotika. Seseorang yang memperjual belikan Narkotika secara gelap akan memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. Hal ini disebabkan penjualan Narkotika memiliki keuntungan, yaitu barangnya sedikit dan kecil serta mudah diselundupkan, tetapi labanya dapat mencapai ratusan kali lipat dari harga pokok.

Perdagangan Narkotika seperti lazimnya dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya mementingkan diri sendiri. Berdasarkan uraian diatas jelaslah kini betapa eratnya pengaruh faktor ekonomi dengan peredaran Narkotika secara liar, yang dapat menimbulkan korban di kalangan remaja di kota-kota besar di Indonesia.


(42)

36

Kerangka Berfikir dan Hipotesis

P E N D I D

I K A N A G A M A I S L A M

UPAYA MENGATISIPASI PENYALAHGUN

AAN NARKOTIKA

HASIL PENELITIAN

+

- Memberikan penyuluhan tentang bahaya narkotika.

Memberitahukan dampak-dampak yang timbul apabila narkotika disalahgunakan Memberikan pendekatan-pendekatan antara guru (PAI khususnya) dan murid agar terciptanya komunikasi yang baik GURU

Menjauhkan narkotika pada kehidupannya sehari-hari Lingkungan sekolah bebas narkotika

Suasana sekolah yang agamis dan aktif dalam mengembangkan bakat seni siswa-siswi MURID


(1)

91 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis teliti dalam bab 1 sampai bab 4 mengenai peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, hasilnya karena to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99 dan 2,63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% dengan demikian hipotesis diterima, ini berarti adanya peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta–Barat. Untuk itu maka penulis menarik kesimpulan, bahwa pendidikan agama Islam di MAN 1 Grogol Jakarta Barat adalah salah satu program pendidikan yang diberikan kepada siswa–siswi agar mereka dapat memperdalam pengetahuan agama khususnya dalam pendidikan agama Islam. Proses pendidikan agama Islam diawali dengan mengajarkan tauhid, percaya pada Tuhan yang maha ESA. Shalat lima waktu, dan mengajak untuk slalu shalat berjama`ah.

Upaya yang dilakukan dalam pendidikan agama Islam, yaitu dengan pendekatan–pendekatan yang bervariatif seperti pendekatan antara guru dengan murid dan memberi perhatian pada guru–guru PAI. Agar Pendidikan agama Islam dapat berperan sebagai tingkah laku atau perbuatan yang lahir dari keinginan. Misalnya, shalat lima waktu yang lahir dari keinginan dan kesadaran siswa–siswi untuk melakukan shalat karena merupakan kewajiban.

Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi siswa–siswi Man 1 Grogol Jakarta–barat. Adanya fasilitas yang memadai (buku-buku pendidikan agama Islam, ruang belajar, perpustakan, masjid), kekompakan


(2)

92 para guru–guru dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkotika,dan upaya para guru dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkotika,

faktor penghambatnya yaitu, minat belajarsiswa yang kurang untuk mengetahui lebih dalam tentang pendidikan agama Islam, kurangnya tanggung jawab siswa dalam mengikuti kegiatan kegamaan di sekolah, kurangnya perhatian orang tua dalam mendidik anak - anak mereka.

B. Saran

Saran dari penulis untuk mewujudkan pendidikan agama Islam yang diharapkan dapat merubah karakteristik anak didik menjadi anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhanyang maha ESA, bisa diwujudkan dalam bentuk :

Upaya dalam mengantisipasi penyalahgunaan di MAN 1 Program berbasis sekolah yang menjadikan sekolah bebas narkotika, merupakan strategi penting. Akan tetapi agar berhasil guna dan berdaya guna, perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu.Tidak bermanfaat jika hanya diberikan penyuluhan kepada siswa, atau guru. Kepala sekolah dan guru adalah penanggung jawab di dalam sekolah, bukan polisi, dokter, atau lembaga/ instasi lain. Sebaiknya dikembangkan program kelompok sebaya, dengan melatih siswa sebagai PR konselor.

Diadakannya peraturan/ tata tertib, dengan melaporkan apabila ada siswa yang melakukan tindakan criminal atau memakai obat-obatan terlarang, kebijakan disusun dengan melibatkan orang tua siswa dan masyarakan sekitarnya. Program harus menjadi bagian program “Lingkungan Bebas Narkotika”.Program meliputi prevensi, konseling dan pertolongan atau rujukan bagi siswa yang telah menyalahgunakan narkotika, mengadakan rajia secara berkala. Program dilaksanakan secara komprehensif dengan melatih guru dan siswa sebagai konselor sebaya.

Upaya M engant isipasi

Penyalahgunaan narkot ika

M et ode yang bervariasi

Pendekat an guru dengan murid

Kekom pakan guru-guru m encipt akan sisw a siwi yang


(3)

93

Hukuman harus berifat mendidik, dan tidak merusak masa depan siswa, bimbingan konseling dari guru, perlu dikembangkan secara propesional sebagai unit layanan bimbingan siswa. Diselenggarakan secara kulikuler dengan mengadakan extrakulikuler, upayanya berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan daya tangkal siswa dan memberikan keterampilan yang diperlukan, agar dapat menghargai diri sendiri dan sesame, dalam pengambilan keputusan, mengelola stress, menolak tawaran narkotika, menolak kekerasan, dan menanggulangi masalah.

Perubahan siswa–siswi karena adanya pendidikan agama Islam, maka diharapkan untuk bisa dipertahankan atau lebih di tingkatkan dalam penyampaian materi dan metode yang ada disekolah –sekolah. Karena dengan adanya variasi metode, misalnya metode ceramah, histori, tanya jawab dll, maka pengetahuan sisiwa siswi terhadap pendidikan agama Islampun dapat bertambah sehingga bisa mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, dan menjadikan anak didik berbudi pekerti yang baik.

Selanjutnya perlu ditingkatkan pendekatan–pendekatan antara guru dengan murid agar terciptanya komunikasi yang baik. Dan tercapainya lingkungan sekolah yang kondusif yang mendukung upaya dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkotika dan hal–hal negatif lainnya.

Untuk memaksimalkan kegiatan keagamaan yang ada di setiap sekolah, peranan guru pendidikan Agama Islam dan kekompakan guru–guru yang ada pada setiap sekolah sangatlah penting, agar tercapainya tujuan dalam menciptakan siswa–siswi yang agamis dan mencapai hasil yang memuaskan. Karena agama merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupannya. Agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Asraf

Hoison Baru Pendidikan Islam.

(Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996)

Aminuddin, dkk,

Pendidikan Agama Islam, untuk Perguruan Tinggi,

(Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2002)

Abdul Mu’min Idris, et al., Ilmu Kedokteran Kehakiman, (Jakarta: Gunung Agunng,

1985)

Al-Ahmadi an Nur, Narkoba, (Jakarta: Darul Falah, 2000)

BNN RI, Badab Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007)

BA Sitanggang, Sadar Sebelum Terlambat, (Jakarta: Karya Utama; 1981)

Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta“Ancaman Narkoba Bagi GenerasiBangsa” Tahun 2007

Departement Pendidikan dan kebudayaan, GBPP BMU, 1995

Fuad Kauma, Sensai Remaja di Masa Puber, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999)

Ketua Pelaksana Harian BKNN, kebijaksanaan Nasional Penanggulangan Narkoba,

psikotropika dan zat adiktif lainnya, forum Diskusi dalam Rangka Menyambut Hari

Narkotika Internasional, 23 juni 2000

Lydia Harlina Martono,

Buku Pedoman Puskesmas dan Rumah Sakit Umum

Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di DKI Jakarta,

(Jakarta, 2001)

M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama dilingkungan sekolah dan

keluarga (Jakarta: Bulan Bintang, 1978)

Muhamad Athiya Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bulan

Bintang 1993)

M. Arifin,

Ilmu Pendidikan Islam

, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)

Mahfud Shalahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987)

M. Ridh, Ma’roef, Narkoba Masalah Dan Banyaknya, (Jakarta: Pustaka Antara, 1986)

Marulla Pribady, et.Al, Pengetahuan dasar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba,

(Jakarta: Yayasan Ash-sholihah. 2000)

Rachman Herman,

Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja,

(Jakarta: 1985)

Sitanggung,

Masalah Narkotika,

(Medan: Hotdoli Sout, 1986)

Soedjono,

Narkotika Perundang-Undangan di Indonesia

, (Bandung: Karya Nusantara,

1976)


(5)

Zuhairini,

Filsafat Pendidikan Islam,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1996)

Zakiah Dradjat,

Ilmu Pendidikan Islam,

(Jakarta: Bumi Aksara. 1996)


(6)

Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 GROGOL JAKARTA BARAT

WAKIL KEPALA

BIDANG SARPRAS

G P A

DEWAN GURU

WAKIL KEPALA

BIDANG KESISWAAN

KAUR TATA USAHA

STAF TU

BENDAHARA

RUTIN

BENDAHARA

KOMITE

ANGGOTA

KKM.1

BP / BK

PEMBINA

OSIS

PEMBINA

KESENIAN

KANTIN

KIR

ROHIS

PRAMUKA

PASKIBRA

SISWA

WAKIL KEPALA

BIDANG KURIKULUM

KETRAMPILAN

PEMBINA

LABORATORIUM

PERPUSTAKAA

BAHASA/MIPA

KEPALA MADRASAH

USAHA

MANDIRI

BP.3

KOMITE

MADRASAH