Analisa data beban tidak seimbang kapasitif Grafik beban tidak seimbang kapasitif Kesimpulan

77 35 8,29 4 40 8,3 4 45 8,33 4 50 8,38 4 55 8,41 4 60 8,45 4

c. Analisa data beban tidak seimbang kapasitif

Dari table 4.17 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator generator sinkron tiga phasa dengan beban kapasitif tidak seimbang sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 78 Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature generator sinkron tiga phasa dengan beban kapasitif tidak seimbang sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 79 Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut : Table 4.18 Data hasil perhitungan suhu generator sinkron tiga phasa beban kapasitif tidak seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi C1 = 68 μF ; C2 =20μF ; C3 = 20μF; t menit Vdc Volt Idc Amp Rdc ohm suhu C 7,9 4 0,9875 26 5 8 4 1 29,29747 10 8,06 4 1,0075 31,27595 15 8,11 4 1,01375 32,92468 20 8,19 4 1,02375 35,56266 25 8,24 4 1,03 37,21139 30 8,27 4 1,03375 38,20063 35 8,29 4 1,03625 38,86013 40 8,3 4 1,0375 39,18987 45 8,33 4 1,04125 40,17911 50 8,38 4 1,0475 41,82785 55 8,41 4 1,05125 42,81709 60 8,45 4 1,05625 44,13608 Dari table 4.18 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator dengan beban Kapasitif tidak seimbang dimana C1 = 68 μF ; C2 =20μF ; C3 = 20 μF; yang diukur menggunakan thermometer infrared hingga menit ke 60, didapatkan suhu tertinggi sebesar 44,13 °C. Universitas Sumatera Utara 80

d. Grafik beban tidak seimbang kapasitif

Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk generator sinkron tiga phasa beban kapasitif tidak seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi dapat dibuat grafik sebagai berikut : Gambar 4.18 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban kapasitif tidak seimbang menggunakan metode perhitungan resistansi

4.5 Perbandingan Hasil Pengukuran Suhu Pada Generator Sinkron Tiga

Phasa Beban Seimbang Dan Beban Tidak Seimbang 4.5.1 Perbandingan Pada Beban Resistif

4.5.1.1 Pengukuran beban resistif menggunakan Thermometer Infrared

Dari tabel data 4.1 dan 4.2 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban resistif yang seimbang dan tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut : 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 su h u °C t menit Universitas Sumatera Utara 81 Tabel 4.19 Data perbandingan suhu generator beban resistif pada keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan Thermometer Infrared t menit Suhu °C Tidak Seimbang Seimbang 26 26 5 28,6 26,8 10 29,5 27,6 15 30,2 28,5 20 30,4 28,8 25 30,8 29,2 30 31,5 29,4 35 32,1 29,8 40 32,7 30,3 45 33,1 30,8 50 33,5 31 55 33,7 31,6 60 33,8 31,8 65 33,8 31,9 Dari tabel 4.19 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara beban resisitif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan thermometer infrared. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 65 menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 31 °C, sedangkan pada saat tidak seimbang hanya dengan waktu sekitar 34 menit generator sudah mengalami kenaikan suhu sebesar 31 °C. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 82 Gambar 4.19 Grafik perbandingan suhu generator saat beban resistif seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan Thermometer Infrared

4.5.1.2 Pengukuran beban resistif menggunakan Metode Perhitungan Resistansi

Dari tabel data 4.4 dan 4.6 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban resistif yang seimbang dan tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.20 Data perbandingan suhu generator beban resistif pada keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan metode perhitungan resistansi. t menit Suhu °C Tidak Seimbang Seimbang 26 26 5 28,63797 27,00192 10 29,95696 27,66987 15 30,61646 29,33974 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 su h u °C t menit Tidak Seimbang Seimbang Universitas Sumatera Utara 83 20 31,6057 30,67564 25 32,26519 31,67756 30 33,58418 32,34551 35 34,24367 33,34744 40 34,90316 34,34936 45 35,56266 34,68333 50 35,89241 35,35128 55 36,5519 35,68526 60 36,88165 36,35321 65 36,88165 36,68718 Dari tabel 4.20 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara beban resisitif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan metode perhitungan resistansi. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 65 menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 36 °C, sedangkan pada saat tidak seimbang hanya dengan waktu sekitar 55 menit generator sudah mengalami kenaikan suhu sebesar 36 °C. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.20 Grafik perbandingan suhu generator saat beban resistif seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan metode perhitungan resistansi. 25 27 29 31 33 35 37 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 su h u °C t menit Tidak Seimbang Seimbang Universitas Sumatera Utara 84

4.5.1.3 Perbandingan metode thermometer infrared – perhitungan

resistansi a. Baban Resistif Seimbang Dari tabel data 4.1 dan 4.4 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban resistif seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.21 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban resistif seimbang t menit Suhu °C Seimbang Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi 26 26 5 26,8 27,00192 10 27,6 27,66987 15 28,5 29,33974 20 28,8 30,67564 25 29,2 31,67756 30 29,4 32,34551 35 29,8 33,34744 40 30,3 34,34936 45 30,8 34,68333 50 31 35,35128 55 31,6 35,68526 60 31,8 36,35321 65 31,9 36,68718 Dari table 4.21 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat beban resistif seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer infrared dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari kedua metode pengukuran pada menit ke 65 yaitu sekitar 5 °C. Universitas Sumatera Utara 85 Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.21 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban resistif seimbang

b. Beban Resistif Tidak Seimbang

Dari tabel data 4.2 dan 4.6 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban resistif tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.22 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban resistif tidak seimbang t menit Suhu °C Tidak Seimbang Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi 26 26 5 28,6 28,63797 10 29,5 29,95696 15 30,2 30,61646 25 27 29 31 33 35 37 39 41 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 su h u °C t menit Thermometer Resistansi Universitas Sumatera Utara 86 20 30,4 31,6057 25 30,8 32,26519 30 31,5 33,58418 35 32,1 34,24367 40 32,7 34,90316 45 33,1 35,56266 50 33,5 35,89241 55 33,7 36,5519 60 33,8 36,88165 65 33,8 36,88165 Dari table 4.22 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat beban resistif tidak seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer infrared dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari kedua metode pengukuran pada menit ke 65 yaitu sekitar 3 °C. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.22 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban resistif tidak seimbang 25 27 29 31 33 35 37 39 41 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 su h u °C t menit Thermometer Resistansi Universitas Sumatera Utara 87 4.5.2 Perbandingan Pada Beban Induktif 4.5.2.1 Pengukuran beban Induktif menggunakan Thermometer Infrared Dari tabel data 4.7 dan 4.8 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Induktif yang seimbang dan tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut : Tabel 4.23 Data perbandingan suhu generator beban Induktif pada keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan Thermometer Infrared t menit Suhu °C Tidak Seimbang Seimbang 26 26 5 26,6 26,7 10 27,1 27,1 15 27,3 27,3 20 27,9 27,7 25 28,3 27,8 30 28,5 27,9 35 28,6 27,9 40 28,7 27,9 45 28,7 27,9 Dari tabel 4.23 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara beban induktif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan thermometer infrared. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 27,9 °C, sedangkan pada saat tidak seimbang hanya dengan waktu sekitar 20 menit generator sudah mengalami kenaikan suhu sebesar 27,9 °C. Universitas Sumatera Utara 88 Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.23 Grafik perbandingan suhu generator saat beban induktif seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan Thermometer Infrared

4.5.2.2 Pengukuran beban induktif menggunakan Metode Perhitungan Resistansi

Dari tabel data 4.10 dan 4.12 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Induktif yang seimbang dan tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.24 Data perbandingan suhu generator beban Induktif pada keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan metode perhitungan resistansi t menit Suhu °C Tidak Seimbang Seimbang 26 26 5 26,9892 26,6654 25 26 27 28 29 30 5 10 15 20 25 30 35 40 45 su h u °C t menit Tidak Seimbang Seimbang Universitas Sumatera Utara 89 10 27,9785 27,3308 15 28,638 27,6635 20 29,2975 28,3289 25 29,6272 28,6616 30 30,2867 28,9943 35 30,6165 28,9943 40 30,9462 28,9943 45 30,9462 28,9943 Dari tabel 4.24 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara beban induktif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan metode perhitungan resistansi. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 28,9 °C, sedangkan pada saat tidak seimbang hanya dengan waktu sekitar 17 menit generator sudah mengalami kenaikan suhu sebesar 28,9 °C. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.24 Grafik perbandingan suhu generator saat beban induktif seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan metode perhitungan resistansi. 25 26 27 28 29 30 31 32 5 10 15 20 25 30 35 40 45 su h u °C t menit Tidak Seimbang Seimbang Universitas Sumatera Utara 90

4.5.2.3 Perbandingan metode thermometer infrared – perhitungan

resistansi a. Beban Induktif Seimbang Dari tabel data 4.7 dan 4.10 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Induktif seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.25 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Induktif seimbang t menit Suhu °C Seimbang Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi 26 26 5 26,7 26,6654 10 27,1 27,3308 15 27,3 27,6635 20 27,7 28,3289 25 27,8 28,6616 30 27,9 28,9943 35 27,9 28,9943 40 27,9 28,9943 45 27,9 28,9943 Dari table 4.25 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat beban induktif seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer infrared dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari kedua metode pengukuran pada menit ke 30 yaitu sekitar 1 °C. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 91 Gambar 4.25 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Induktif seimbang

b. Beban Induktif Tidak Seimbang

Dari tabel data 4.8 dan 4.12 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Induktif tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.26 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Induktif tidak seimbang t menit Suhu °C Tidak Seimbang Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi 26 26 5 26,6 26,9892 10 27,1 27,9785 15 27,3 28,638 20 27,9 29,2975 25 28,3 29,6272 30 28,5 30,2867 25 26 27 28 29 30 5 10 15 20 25 30 35 40 45 su h u °C t menit Thermometer Resistansi Universitas Sumatera Utara 92 35 28,6 30,6165 40 28,7 30,9462 45 28,7 30,9462 Dari table 4.26 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat beban induktif tidak seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer infrared dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari kedua metode pengukuran pada menit ke 40 yaitu sekitar 2 °C. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.26 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Induktif tidak seimbang 4.5.3 Perbandingan Pada Beban Kapasitif

4.5.3.1 Pengukuran beban kapasitif menggunakan Thermometer Infrared

Dari tabel data 4.13 dan 4.14 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Kapasitif yang seimbang dan tidak seimbang, 25 26 27 28 29 30 31 32 5 10 15 20 25 30 35 40 45 su h u °C t menit Thermometer Resistansi Universitas Sumatera Utara 93 dimana pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut : Tabel 4.27 Data perbandingan suhu generator beban Kapasitif pada keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan Thermometer Infrared t menit Suhu °C Seimbang Tidak Seimbang 26 26 5 27,4 29,1 10 27,7 30,4 15 28 31,7 20 28,5 32,8 25 29 33,7 30 29,2 34,3 35 29,4 35,3 40 30 37,4 45 30,2 38,2 50 30,3 38,8 55 30,3 39,5 60 30,3 40,1 Dari tabel 4.27 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara beban kapasitif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan thermometer infrared. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 50 menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 30 °C, sedangkan pada saat tidak seimbang hanya dengan waktu sekitar 10 menit generator sudah mengalami kenaikan suhu sebesar 30 °C. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 94 Gambar 4.27 Grafik perbandingan suhu generator saat beban kapasitif seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan Thermometer Infrared.

4.5.3.2 Pengukuran beban kapasitif menggunakan Metode Perhitungan Resistansi

Dari tabel data 4.16 dan 4.18 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Kapasitif yang seimbang dan tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.28 Data perbandingan suhu generator beban Kapasitif pada keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan metode perhitungan resistansi t menit Suhu °C Seimbang Tidak Seimbang 26 26 5 27,6916 29,2975 10 28,3682 31,276 15 29,0448 32,9247 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 su h u °C t menit Seimbang Tidak Seimbang Universitas Sumatera Utara 95 20 29,3831 35,5627 25 30,0597 37,2114 30 30,3981 38,2006 35 31,0747 38,8601 40 31,7513 39,1899 45 32,0896 40,1791 50 32,7662 41,8279 55 32,7662 42,8171 60 32,7662 44,1361 Dari tabel 4.28 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara beban kapasitif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan metode perhitungan resistansi. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 50 menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 32 °C, sedangkan pada saat tidak seimbang hanya dengan waktu sekitar 15 menit generator sudah mengalami kenaikan suhu sebesar 32 °C. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.28 Grafik perbandingan suhu generator saat beban kapasitif seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan metode perhitungan resistansi. 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 su h u °C t waktu seimbang tidak seimbang Universitas Sumatera Utara 96

4.5.3.3 Perbandingan metode thermometer infrared – perhitungan

resistansi a. Beban Kapasitif Seimbang Dari tabel data 4.13 dan 4.16 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Kapasitif seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.29 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Kapasitif seimbang t menit Suhu °C Seimbang Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi 26 26 5 27,4 27,6916 10 27,7 28,3682 15 28 29,0448 20 28,5 29,3831 25 29 30,0597 30 29,2 30,3981 35 29,4 31,0747 40 30 31,7513 45 30,2 32,0896 50 30,3 32,7662 55 30,3 32,7662 60 30,3 32,7662 Dari table 4.29 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat beban kapasitif seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer infrared dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari kedua metode pengukuran pada menit ke 50 yaitu sekitar 2 °C Universitas Sumatera Utara 97 Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.29 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Kapasitif seimbang b. Beban Kapasitif Tidak Seimbang Dari tabel data 4.14 dan 4.18 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Kapasitif tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.30 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Kapasitif tidak seimbang t menit Suhu °C Tidak Seimbang Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi 26 26 5 29,1 29,2975 10 30,4 31,276 15 31,7 32,9247 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 su h u °C t menit Thermometer Resistansi Universitas Sumatera Utara 98 20 32,8 35,5627 25 33,7 37,2114 30 34,3 38,2006 35 35,3 38,8601 40 37,4 39,1899 45 38,2 40,1791 50 38,8 41,8279 55 39,5 42,8171 60 40,1 44,1361 Dari table 4.30 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat beban kapasitif tidak seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer infrared dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari kedua metode pengukuran pada menit ke 60 yaitu sekitar 2 °C. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.30 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan perhitungan resistansi pada beban Kapasitif tidak seimbang 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 su h u °C t menit Thermometer Resistansi Universitas Sumatera Utara 99

4.6 Perbandingan Hasil Pengukuran Suhu Antar Jenis Beban

4.6.1 Pengukuran Menggunakan Thermometer Infrared 4.6.1.1 Perbandingan beban seimbang Resistif, Induktif dan Kapasitif Dari tabel data 4.1, 4.7 dan 4.13 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif yang seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared yaitu sebagai berikut : Tabel 4.31 Tabel perbandingan jenis beban dalam keadaan seimbang menggunakan Thermometer Infrared t menit Suhu °C Beban Seimbang Resistif Induktif Kapasitif 26 26 26 5 26,8 26,7 27,4 10 27,6 27,1 27,7 15 28,5 27,3 28 20 28,8 27,7 28,5 25 29,2 27,8 29 30 29,4 27,9 29,2 35 29,8 27,9 29,4 40 30,3 27,9 30 45 30,8 27,9 30,2 50 31 27,9 30,3 55 31,6 27,9 30,3 60 31,8 27,9 30,3 65 31,9 27,9 30,3 Dari tabel 4.31 diatas dapat dilihat perbandingan suhu dari ketiga jenis beban yang membebani generator dalam kondisi beban seimbang, dimana suhu jenuh tertinggi terjadi pada generator yang dibebani dengan beban resistif sebesar 31,9 °C pada waktu operasi sekitar 65 menit. Sedangkan pada beban induktif dan Universitas Sumatera Utara 100 kapasitif suhu jenuh dari generator cenderung lebih rendah dari suhu jenuh beban resistif dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu jenuhnya juga lebih cepat. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.31 Grafik perbandingan suhu ketiga jenis beban dalam keadaan seimbang, pengukuran menggunakan Thermometer Infrared.

4.6.1.2 Perbandingan beban tidak seimbang resistif, induktif dan Kapasitif

Dari tabel data 4.2, 4.8 dan 4.14 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif yang tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared yaitu sebagai berikut : 25 26 27 28 29 30 31 32 33 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 su h u °C t menit Resistif Induktif Kapasitif Universitas Sumatera Utara 101 Tabel 4.32 Tabel perbandingan jenis beban dalam keadaan tidak seimbang menggunakan Thermometer Infrared t menit Suhu °C Beban Tidak Seimbang Resistif Induktif Kapasitif 26 26 26 5 28,6 26,6 29,1 10 29,5 27,1 30,4 15 30,2 27,3 31,7 20 30,4 27,9 32,8 25 30,8 28,3 33,7 30 31,5 28,5 34,3 35 32,1 28,6 35,3 40 32,7 28,7 37,4 45 33,1 28,7 38,2 50 33,5 28,7 38,8 55 33,7 28,7 39,5 60 33,8 28,7 40,1 Dari tabel 4.32 diatas dapat dilihat perbandingan suhu dari ketiga jenis beban yang membebani generator dalam kondisi beban tidak seimbang, dimana suhu jenuh tertinggi terjadi pada generator yang dibebani dengan beban kapasitif sebesar 40,1 °C pada waktu operasi sekitar 60 menit. Sedangkan pada beban resistif dan induktif suhu jenuh dari generator cenderung lebih rendah dari suhu jenuh beban kapasitif dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu jenuhnya juga lebih cepat. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 102 Gambar 4.32 Grafik perbandingan suhu ketiga jenis beban dalam keadaan tidak seimbang, pengukuran menggunakan Thermometer Infrared. 4.6.2 Pengukuran Menggunakan Metode Perhitungan Resistansi 4.6.2.1 Perbandingan beban seimbang resistif, induktif dan Kapasitif Dari tabel data 4.4, 4.10 dan 4.16 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif yang seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Metode perhitungan Resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.33 Tabel perbandingan jenis beban dalam keadaan seimbang menggunakan metode perhitungan resistansi t menit Suhu °C Beban Seimbang Resistif Induktif Kapasitif 26 26 26 5 27,0019 26,6654 27,6916 10 27,6699 27,3308 28,3682 15 29,3397 27,6635 29,0448 25 27 29 31 33 35 37 39 41 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 su h u °C t menit Resistif Induktif Kapasitif Universitas Sumatera Utara 103 20 30,6756 28,3289 29,3831 25 31,6776 28,6616 30,0597 30 32,3455 28,9943 30,3981 35 33,3474 28,9943 31,0747 40 34,3494 28,9943 31,7513 45 34,6833 28,9943 32,0896 50 35,3513 28,9943 32,7662 55 35,6853 28,9943 32,7662 60 36,3532 28,9943 32,7662 65 36,6872 28,9943 32,7662 Dari tabel 4.33 diatas dapat dilihat perbandingan suhu dari ketiga jenis beban yang membebani generator dalam kondisi beban seimbang, dimana suhu jenuh tertinggi terjadi pada generator yang dibebani dengan beban resistif sebesar 36,68 °C pada waktu operasi sekitar 65 menit. Sedangkan pada beban induktif dan kapasitif suhu jenuh dari generator cenderung lebih rendah dari suhu jenuh beban resistif dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu jenuhnya juga lebih cepat. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.33 Grafik perbandingan suhu ketiga jenis beban dalam keadaan seimbang, pengukuran menggunakan metode perhitungan resistansi 25 27 29 31 33 35 37 39 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 su h u °C t menit Resistif Induktif Kapasitif Universitas Sumatera Utara 104

4.6.2.2 Perbandingan beban tidak seimbang resistif, induktif dan Kapasitif

Dari tabel data 4.6, 4.12 dan 4.18 dapat diketahui perbandingan suhu generator sinkron 3 phasa dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif yang tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Metode perhitungan Resistansi yaitu sebagai berikut : Tabel 4.34 Tabel perbandingan jenis beban dalam keadaan tidak seimbang menggunakan metode perhitungan resistansi t menit Suhu °C Beban Tidak Seimbang Resistif Induktif Kapasitif 26 26 26 5 28,638 26,9892 29,2975 10 29,957 27,9785 31,276 15 30,6165 28,638 32,9247 20 31,6057 29,2975 35,5627 25 32,2652 29,6272 37,2114 30 33,5842 30,2867 38,2006 35 34,2437 30,6165 38,8601 40 34,9032 30,9462 39,1899 45 35,5627 30,9462 40,1791 50 35,8924 30,9462 41,8279 55 36,5519 30,9462 42,8171 60 36,8817 30,9462 44,1361 Dari tabel 4.32 diatas dapat dilihat perbandingan suhu dari ketiga jenis beban yang membebani generator dalam kondisi beban tidak seimbang, dimana suhu jenuh tertinggi terjadi pada generator yang dibebani dengan beban kapasitif sebesar 44,13 °C pada waktu operasi sekitar 60 menit. Sedangkan pada beban resistif dan induktif suhu jenuh dari generator cenderung lebih rendah dari suhu Universitas Sumatera Utara 105 jenuh kapasitif resistif dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu jenuhnya juga lebih cepat. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Gambar 4.34 Grafik perbandingan suhu ketiga jenis beban dalam keadaan tidak seimbang, pengukuran menggunakan metode perhitungan resistansi 25 28 31 34 37 40 43 46 49 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 su h u °C t menit Resistif Induktif Kapasitif Universitas Sumatera Utara 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari data hasil penelitian dan Analisa yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam keadaan beban tidak seimbang, generator sinkron mengalami pemanasan yang lebih tinggi dibandingkan saat generator diberi beban seimbang. Hal ini terjadi pada ketiga jenis beban yaitu, beban resistif, induktif dan kapasitif. Dengan perbandingan temperatur tertinggi dari hasil pengukuran menggunakan Thermometer Infrared sebagai berikut :  Resistif : - Seimbang : 31,9 C - Tidak seimbang : C  Induktif : - Seimbang : 27,9 C - Tidak seimbang : 28,7 C  Kapasitif : - Seimbang : 30,3 C - Tidak seimbang : 40,1 C 2. Dari ketiga jenis beban, pada keadaan beban seimbang temperatur yang paling tinggi terjadi pada saat generator dibebani dengan beban resistif, sedangkan pada saat beban tidak seimbang temperatur paling tinggi terdapat pada saat generator dibebani dengan beban kapasitif. 3. Perbandingan temperatur masing-masing beban antara metode pengukuran thermometer infrared dengan metode perhitungan resistansi, terdapat perbandingan kenaikan temperatur pengukuran. Hal ini disebabkan karena Universitas Sumatera Utara 107 posisi pengukuran menggunakan thermometer infrared tidak tepat pada kumparan stator generator sinkron yang terhalang oleh rangka generator dan juga karena adanya toleransi dari keakuratan alat ukur thermometer infrared sebesar ± 2 °C.

5.2 Saran