10 Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-
bagian lain dalam organisasi melalui tukar menukar informasi yang dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja.
3. Koordinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainnya, guna dapat
berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan. 4. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana
yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja
sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan.
5. Supervisi, yaitu penilaian atas usulan kinerja yang diamati dan dilaporkan. 6. Staffing, yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit
kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lainnya.
7. Negoisasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.
8. Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok
bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
2.1.2 Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan sebuah dimensi sikap positif karyawan yang dapat dihubungkan dengan kinerja. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
11 tingkat keterikatan perasaan dan kepercayaan terhadap organisasi tempat mereka
bekerja Ahmad dan Fatima, 2008. Sebagaimana dikemukakan dalam literatur- literatur yang telah ditelaah, komitmen organisasi dideskripsikan dalam dua tipe
yaitu komitmen affective dan komitmen continuance. Komitmen affective didefinisikan sebagai kesediaan melakukan upaya secara
terus-menerus untuk mencapai kesuksesan organisasi. Karakteristik komitmen afektif antara lain kepercayaan yang kuat dan keterterimaan nilai dan tujuan
organisasi Ahmad dan Fatima,2008. Komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi
dan keinginan meningkatkan kinerja manajerial akan semakin kuat. Penelitian Porter dan Steers 1974 menyatakan bahwa semakin individual memiliki
komitmen terhadap organisasi, semakin besar juga usaha mereka dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya.
Meyer dan Allem 1991 menyebutkan indikator komitmen organisasi adalah: a.
Affective commitment yaitu hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota
dengan kegiatan di organisasi. b.
Continuance commitment yaitu kesadaran anggota organisasi akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi.
c. Normative commitment menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus
berada dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
12
2.1.3 Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individu- individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap
penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka Brownell, 1982.
Partisipasi anggaran adalah tahap partisipasi pengurus dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban.
Brownell 1982 mendefenisikan bahwa anggaran adalah suatu proses partisipasi individu yang akan dinilai dan mungkin diberi penghargaan atas prestasi mereka
pada tujuan yang dianggarkan, dan mereka terlibat dalam proses tersebut dan mempunyai pengaruh pada penentuan tujuan tersebut.
Beberapa manfaat partisipasi dalam proses penyusunan anggaran antara lain Siegel dan Marconi, 1989:
1. Seseorang yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran tidak saja task involved melainkan juga ego involved dalam kerjasama.
2. Keterlibatan seseorang akan meningkatkan rasa kebersamaan dalam kelompok, karena dapat meningkatkan kerjasama antara anggota
kelompok di dalam penetapan sasaran, serta dapat mengurangi rasa tertekan.
3. Keterlibatan seseorang akan mengurangi rasa keperbedaan di dalam mengalokasikan sumber daya di antara unit-unit yang ada di organisasi.
Menurut Adrianto 2008 Untuk menghilangkan atau meminimisasi terjadi perbedaan persepsi pada kedua tingkatan manajer menengah dan bawah, serta
Universitas Sumatera Utara
13 memaksimalkan partisipasi agar menjadi efektif, maka para manajer bawah di
tingkat organisasi harus diberi kesempatan untuk memberikan pendapat dalam proses penyusunan anggaran dengan mengungkapkan informasi yang dimiliki
terkait pekerjaan sebagai konstribusi dalam penetapan jumlah anggaran. Milani 1975 menyebutkan ada beberapa indikator dalam partisipasi
anggaran, yaitu : a.
Kontribusi dalam penyusunan anggaran, menunjukkan seberapa pentingkah peranan manajer dalam penyusunan anggaran.
b. Keterlibatan dalam penyusunan anggaran, menunjukkan keterlibatan
langsung manajer dalam penyusunan anggaran. c.
Alasan ketika melakukan revisi anggaran, menunjukkan apakah alasan perubahan anggaran dapat diterima oleh manajer.
d. Usulan kepada atasan, menunjukkan seberapa banyak perananusulan-
usulan yang diberikan manajer ketika dalam penyusunan anggaran walaupun tanpa diminta.
e. Penyelesaian akhir, menunjukkan apakah manajer merasa bepengaruh.
f. memberikan pendapat, menunjukkan seberapa sering manajer diminta
pendapat dalam anggaran yang telah disusunoleh atasan dalam penyusunan anggaran.
2.1.4 Kepuasan Kerja