Jan Rohtuahson Sinaga : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Pelayanan Air Bersih: Studi Pada Masyarakat Kota Medan Pelanggan Pdam Tirtanadi Cabang Medan, 2010.
jasa, sehingga secara langsung memberikan perlindungan prefentif terhadap konsumen.
35
2. Konsepsi
Dalam UUPK telah diatur hak dan kewajiban konsumen itu sendiri. Bahwa apabila ada hak pasti harus ada kewajiban, dengan kata lain antara hak dan kewajiban
itu sudah merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian agar keduanya dapat berjalan seimbang sehingga tercipta masyarakat yang adil dan
makmur. Hak konsumen untuk dihindari dari akibat negatif persaingan tidak sehat dapat dilakukan sebagai upaya yang harus dilakukan, khususnya oleh pemerintah,
guna mencegah munculnya akibat-akibat langsung yang merugikan konsumen. Itu sebabnya, gerakan konsumen sudah selayaknya menaruh perhatian terhadap
keberadaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hak ini. Maka dengan undang-undang perlindungan konsumen diharapkan dapat memberikan
kenyamanan serta kepastian hukum dalam hal perlindungan terhadap konsumen itu sendiri, khususnya dalam pelayanan air bersih dari PDAMPAM.
Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi diterjemahkan
sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang disebut dengan operational definition.
36
35
Zoemrotin K. Susila, Penyambung Lidah Konsumen, Puspa Swara, Jakarta, 1999, hal. 10.
36
Sutan Remy Sjahdeini, op.cit, hal. 10.
Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu
Jan Rohtuahson Sinaga : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Pelayanan Air Bersih: Studi Pada Masyarakat Kota Medan Pelanggan Pdam Tirtanadi Cabang Medan, 2010.
istilah yang dipakai.
37
a. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional
diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sebagai berikut:
38
b. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
39
c. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak
maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh
konsumen.
40
d. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi kepada konsumen.
41
37
Tan Kamelo, “Perkembangan Lembaga Jaminan Fiducia: Suatu Tinjauan Putusan Pengadilan dan Perjanjian di Sumatera Utara”, Disertasi, PPs-USU, Medan, 2002, hal. 35.
38
Pasal 1 angka 2 UUPK.
39
Pasal 1 angka 3 UUPK.
40
Pasal 1 angka 4 UUPK.
41
Pasal 1 angka 1 UUPK.
Jan Rohtuahson Sinaga : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Pelayanan Air Bersih: Studi Pada Masyarakat Kota Medan Pelanggan Pdam Tirtanadi Cabang Medan, 2010.
e. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah lembaga non-
pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.
42
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian