Pengertian Rumah Singgah Latar Belakang Berdirinya Rumah Singgah

5. Bebas terbatas untuk apa saja bagi anak Di Rumah Singgah anak dibebaskan untuk melakukan apa saja, seperti tidur, bermain, bercanda, bercengkrama, mandi, dsb. Tetapi anak dilarang untuk perilaku yang negatif seperti berjudi, merokok, minuman keras, dan sejenisnya. Dengan cara ini diharapkan anak-anak betah dan terjaga dari pengaruh buruk. Peraturan dibuat dan disepakati oleh anak-anak. 6. Persinggahan dari jalanan ke rumah atau ke alternatif lain Rumah Singgah merupakan persinggahan anak jalanan dari situasi jalanan menuju situasi lain yang dipilih dan ditentukan oleh anak, misalnya kembali ke rumah, mengikuti saudara, masuk panti, kembali bersekolah, alih kerja di tempat lain, dsb.Pengertian persinggahan dari jalanan ke rumah singgah atau alternatif lainnya adalah sebagai berikut:  Anak jalanan boleh tinggal sementara untuk tujuan perlindungan, misalnya karena tidak punya rumah, ancaman di jalanan, ancamankekerasan dari orang tua, dll. Biasanya hal ini dihadapi anak yang hidup di jalanan yang tidak mempunyai tempat tinggal.  Pada saat tinggal sementara mereka memperoleh intervensi yang intensif dari pekerja sosial untuk menemukan situasi-situasi seperti tertera di atas, sehingga mereka tidak tergantung terus kepada Rumah Singgah.  Anak jalanan datang sewaktu-waktu untuk bercakap-cakap, istirahat bermain, mengikuti kegiatan, dll.  Rumah Singgah tidak memperkenankan anak jalanan untuk tinggal selamanya, misalnya karena tidak bayar.  Anak jalanan yang masih tinggal dengan orang tua atau saudaranya atau sudah mempunyai tempat tinggal tetap sendirian maupun berkelompok tidak diperkenankan tinggal menetapkan di Rumah Singgah, kecuali ada beberapa situasi yang bersifat darurat. Anak jalanan yang sudah mempunyai tempat tinggal tetap merupakan kondisi yang lebih bagus dibandingkan dengan mereka yang membutuhkan Rumah Singgah sebagai tempat tinggal sementara, seperti kelompok anak yang hidup di jalanan. 7. Partisipasi Kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Singgah didasarkan pada prinsip partisipasi dan kebersamaan.Pekerja sosial dengan anak jalanan memahami masalah, merencanakan, dan merumuskan kegiatan penanganan. Dengan cara ini anak dilatih belajar mengatasi masalahnya dan merasa memiliki atau memikirkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. 8. Belajar bermasyarakat Anak jalanan seringkali menunjukan sikap dan perilaku yang berbeda dengan norma masyarakat karena lamanya mereka tinggal di jalanan. Rumah Singgah ditempatkan di tengah-tengah masyarakat agar mereka kembali belajar norma dan menunjukan sikap dan perilaku yang berlaku dan diterima masyarakat. Dalam operasionalnya Rumah Singgah mempunyai prinsip-prinsip yang sesuai dengan karakteristik pribadi anak jalanan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan prinsip-prinsip tersebut adalah anak boleh keluar masuk semi institusional, pusat informasi dan pusat kegiatan, terbuka 24 jam, hubungan bersifat kekeluargaan informal, bermain dan belajar, tempat persinggahan dari situasi jalanan ke situasi lain yang dipilih dan terbaik untuk anak, partisipasi serta belajar bermasyarakat.

d. Program Rumah Singgah

Tahap-tahap pelayanan rumah singgah meskipun digambarkan secara linear, tidak berarti setiap anak mengikuti tahap-tahap tersebut seluruhnya. Secara praktis, mengacu pada kemampuan anak, proses yang mereka lewati dapat lebih cepat atau lambat. Tahap-tahap pelayanan rumah singgah dan program pelayanan dapat dilihat dalam gambar berikut: 8 8 Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, op.cit.,h.19-20. Gambar 2.1 Tahap-Tahap dan Program Pelayanan Tahap-Tahap Kondisi Anak Pelayanan 1 Tahap Pelayanan Rumah Singgah Pelayanan rumah singgah terbagi menjadi beberapa tahap berikut ini: 9 1. Tahap I: Penjangkauan a. Secara intensif berlangsung pada tiga bulan pertama dan selanjutnya sesuai kebutuhan dan dapat menggunakan anak-anak jalanan lainnya. b. Para petugas turun ke jalanankantong sasaran, bertemu dan berkenalan dengan anak jalanan. c. Membuat pemetaan wilayah dan gambarkan keadaan anak jalanan. 9 Ibid.,h. 21-23. Tahap I Outreach Penjangkauan Tahap II Pengkajian Masalah Tahap III Persiapan Pemberdayaan Tahap IV Pemberdayaan Tahap V Terminasi Anak Masih di Jalanan Masuk Rumah Singgah Sikap dan Perilaku Normatif Proses Mandiri dan Produktif Anak Keluar dari Rumah Singgah Kunjungan lapangan, pemeliharaan hubungan, pembentukan kelompok, konseling, advocacy, mendampingi anak. Induksi peranan, pengisian file anak dan monitoring kemajuan anak Resosialisasi, bimbingan sosial, penyuluhan, permainan dan rekreasi Pemberdayaan anak: Beasiswa, modal usaha, pelatihan keterampilan. Orang Tua: Modal Usaha Mandiriproduktifalih kerja, menyatu dengan keluarga, boarding housepanti, peningkatan pengahasilanortu d. Mengidentifikasi mereka secara kelompok seperti jenis kegiatan, asal daerah, kebiasaan dijalanan, dll. e. Membentuk kelompok-kelompok, memilih ketuanya dan anggota dengan jelas. f. Mensosialisasikan manfaat rumah singgah g. Menambahkan kepercayaan kepada pekerja sosial. 2. Tahap II: Mengkaji Permasalahan Anak a. Induksi peranan anak jalanan di rumah singgah b. Mengisi file anak c. Mendiskusikan permasalahan anak d. Mambahas perkembangan kemajuan anak sesuai perubahan- perubahan yang terjadi pada anak. 3. Tahap III: Persiapan Pemberdayaan a. Membuat rumah singgah sebagai suatu keluarga yang terbuka dan mau mendengar nasehat b. Membuat peraturan yang menyenangkan dan tidak memaksa anak c. Memberikan bimbingan sosial baik kasus maupun perilaku sehari-hari dengan cara dan metode yang menyenangkan d. Membuat jadwal pemeriksaan kesehatan setiap bulan e. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan anak seperti permainan, olahraga, kesenian, dll. f. Membagi penanganan anak jalanan oleh pekerja sosial. File untuk itu dapat dimintakan kepada petugas administrasi. g. Membuat persiapan-persiapan pada diri anak terhadap kegiatannya 4. Tahap IV: Rujukan Pemberdayaan a. Mengidentifikasi anak secara satu persatu berdasarkan kebutuhan pelayanan b. Menghubungi sumber-sumber yang diperlukan dan mendorong anak mendayagunakannya c. Menyiapkan anak memperoleh pelayanan tersebut d. Membuat kesepakatan dengan sistem sumber.