25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendahuluan
Sumber pendanaan kegiatan bisnis perusahaan dapat diperoleh melalui kewajiban hutang, modal ekuitas, maupun keduanya. Hutang merupakan
kewajiban financial dalam bentuk uang, jasa, maupun aset lain. Hutang juga merupakan klaim dari pihak lain atas asset dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Financing liabilities merupakan semua bentuk pembiayaan kredit seperti: wesel jangka panjang, obligasi, pinjamana jangka pendek, dan sewa guna
usaha leasing. Operating liabilities merupakan kewajiban yang timbul dari kegiatan operasi seperti hutang usaha, kredit tangguhan. Operating liabilities
merupakan bentuk dari pendanaan implisit. Hutang umumnya dilaporkan dalam current
hutang lancar atau non current hutang jangka panjang biasanya berdasarkan jangka waktu pinjaman, apakah jatuh tempo dalam waktu 1 tahun
atau lebih. Hutang lancar adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun, sedangkan hutang jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh tempo
dalam waktu lebih dari 1 tahun seperti pinjaman jangka panjang, obligasi, dan wesel. Bentuknya beragam dan dalam penetapan serta perhitungannya
membutuhkan pengungkapan dari semua pembatasan dan convenants. Pengungkapan tersebut mencakup tingkat suku bunga, tanggal jatuh tempo,
conversion, privilages, call features, subordination provision peraturan
perundang-undangan, adanya jaminan, dana pelunasan obligasi dana cadangan premi sinking fund, dan mengumumkan persyaratan kredit. Perusahaan juga
26 harus mengumumkan apabila terjadi default termasuk dalam hal pembayaran suku
bunga dan pokok pinjaman. Bernstein, dkk :2000 dalam Lya Sapitri Indi, 2005:12
2.2. OBLIGASI 2.2.1. Pengertian Obligasi
Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan
yang merupakan suatu pernyataan hutang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon
bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang
obligasi, pembatasan-pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit. Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap
diatas 10 tahun. Misalnya saja pada obligasi pemerintah Amerika yang disebut U.S. Treasury securities diterbitkan untuk masa jatuh tempo 10 tahun atau lebih.
Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun disebut surat utang dan utang dibawah 1 tahun disebut Surat Perbendaharaan. Di Indonesia, Surat utang
berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat
Utang Negara SUN dan utang dibawah 1 tahun yang diterbitkan pemerintah
disebut Surat Perbendaharaan Negara SPN. Obligasi secara ringkasnya adalah merupakan utang tetapi dalam bentuk
sekuriti Penerbit obligasi adalah merupakan si peminjam atau debitur, sedangkan pemegang obligasi adalah merupakan pemberi pinjaman atau
27 kreditur dan kupon obligasi adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh
debitur kepada kreditur. Dengan penerbitan obligasi ini maka dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya
dengan sumber dana dari luar perusahaan. Pada beberapa negara, istilah obligasi dan surat utang dipergunakan
tergantung pada jangka waktu jatuh tempo nya. Pelaku pasar biasanya menggunakan istilah obligasi untuk penerbitan surat utang dalam jumlah besar
yang ditawarkan secara luas kepada publik dan istilah surat utang digunakan bagi penerbitan surat utang dalam skala kecil yang biasanya ditawarkan kepada
sejumlah kecil investor. Tidak ada pembatasan yang jelas atas penggunaan istilah ini. Ada juga dikenal istilah surat perbendaharaan yang digunakan bagi sekuriti
berpenghasilan tetap dengan masa jatuh tempo 3 tahun atau kurang . Obligasi memiliki resiko yang tertinggi dibandingkan dengan surat utang yang memiliki
resiko menengah dan surat perbendaharaan yang memiliki resiko terendah yang mana dilihat dari sisi durasi surat utang dimana makin pendek durasinya
memiliki resiko makin rendah. Obligasi dan saham keduanya adalah merupakan instrumen keuangan yang
disebut sekuriti namun bedanya adalah bahwa pemilik saham adalah merupakan bagian dari pemilik perusahaan penerbit saham, sedangkan pemegang obligasi
adalah semata merupakan pemberi pinjaman atau kreditur kepada penerbit obligasi. Obligasi juga biasanya memiliki suatu jangka waktu yang ditetapkan
dimana setelah jangka waktu tersebut tiba maka obligasi dapat diuangkan sedangkan saham dapat dimiliki selamanya www.wikipedi.co.id.
28 Secara umum obligasi merupakan surat hutang jangka panjang yang
diterbitkan perusahaan sebagai bagian dari struktur modal untuk mendanai kebutuhan keuangannya. Untuk melengkapi pengertian tersebut ada beberapa
sumber yang dapat dijadikan referensi dalam mendefinisikan obligasi, antara lain sebagai berikut :
• BAPEKKI DEPKEU :
Obligasi bond: surat hutang yang menjanjikan kepada pemiliknya sejumlah uang pada suatu tanggal jatuh tempo tertentu dan biasanya
pembayaran bunganya dilakukan secara reguler .
Obligasi juga merupakan surat hutang dimana perusahaan berjanji untuk membayar bunga pinjaman serta uang yang dipinjamkan pada jangka waktu yang
telah ditentukan. Dalam kontrak yang biasa disebut sebagai bond indenture yaitu kontrak hukum antara perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan pemegang
obligasi bondholder Fitur yang terdapat dalam Bond Indenture, yaitu :
1. Nilai Par yang juga bisa disebut face value, yaitu spesifikasi jumlah uang yang harus dibayar pada akhir masa obligasi jatuh tempo.
2. Janji untuk membayar kupon secara periode dalam masa obligasi. 3. Janji untuk membayar principal dari obligasi yang diterbitkan, principal
merupakan jumlah total uang yang dipinjam. 4. maturity waktu jatuh tempo
5. call provision yaitu hak bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi untuk membayar semua obligasi sebelum tanggal jatuh tempo. Hal tersebut
29 dilakukan karena perusahaan tidak lagi membutuhkan dana pinjaman
sehingga perusahaan langsung mengembalikannya kepada pemegang obligasi.
2.2.2. Jenis-Jenis Obligasi
Jenis-jenis obligasi menurut Dahlan Siamat 2001:271 adalah : 1. Obligasi Bunga Tetap Fixed Rate Bond.
Obligasi ini disebut juga straight rate bond yaitu obligsi yang memberikan bunga berdasarkan bunga tetap sampai jatuh tempo pelunasannya.
Pembayaran bunga obligasi tersebut biasanya dilakukan setiap 6 bulan sekali berdasarkan perjanjian penerbit. Jangka waktu temponya bervariasi
antara 3-25 tahun tetapi umumnya 5-15 tahun. 2. Obligasi Bunga Mengambang Floating Rate Bond.
Yaitu obligasi yang pembayaran bunganya tidak tetap dan disesuaikan dengan tingkat bunga pasar secara berkala. Tingkat bunga ditentukan
berdasarakan pada tingkat bunga rata-rata deposito berjangka. Bagi obligasi dalam denominasi dollar atau mata uang lainnya, penentuan
bunganya berdasarkan pada LIBOR atau SIBOR ditambah beberapa point diatas LIBOR London InterBank Offered Rate atau SIBOR Singapore
InterBank Offered Rate setiap jangka waktu tertentu misalnya setiap 6
bulan sekali.
30 3. Obligasi Tanpa Bunga Zero Coupon Bond.
Yaitu obligasi yang tidak memberikan bunga secara berkala kepada pemilik. Obligasi biasanya dijual dengan harga yang lebih rendah daripada
nilai nominal obligasi discounted basis. Kemudian pada saat jatuh tempo, obligasi tersebut ditebus sesuai dengan nilai nominalnya.
4. Perpetual Bond Yaitu obligasi yang tidak memiliki jatuh tempo, pembayaran bunga
dilakukan secara periodik selama perusahaan issuer tetap beroperasi. Oleh karena itu, perusahaan tidak berkewajiban melunasi obligasi tersebut
kecuali perusahaan dilikuidasi. 5. Obligasi Konversi Convertible Bond
Yaitu obligasi yang disertai hak untuk ditukarkan dengan saham perusahaan penerbit umumnya saham biasa dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan syarat-syarat pinjaman. 6.
Bond With Warrant Yaitu obligasi yang diterbitkan disertai dengan warrannt atau waran yang
memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli sejumlah tertentu saham penerbit obligasi dengan harga yang telah ditentukan.
7. Eurobond dan Foreign Bond
Yaitu obligasi yang diterbitkan dalam mata uang suatu negara dan diperjualbelikan diluar negara sipeminjam atau penerbit. Tingkat bunga
yang diberikan biasanya dengan tingkat bunga tetap fixed rate bond.
31
2.2.3. Resiko obligasi
Pemegang dari suatu surat utang adalah bergantung pada resiko suku bunga interest rate risk dan resiko suku bunga. Resiko suku bunga adalah suatu
resiko dari perubahan nilai pasar suatu obligasi sehubungan dengan terjadinya perubahan struktur atau tingkat suku bunga ataupun penyebaran kredit. Resiko
kredit pada obligasi ini adalah merupakan kemungkinan terjadinya kerugian pada saat terjadinya peristiwa sehubungan dengan kredit tersebut misalnya penerbit
obligasi mengalami gagal bayar pada saat jatuh tempo pembayaran, pailit, ataupun terjadinya restrukturisasi obligasi www.wikipedi.co.id.
Sebagaimana instrumen investasi lain pada umumnya, obligasi jua memiliki beberapa resiko yang dapat mempengaruhi nilai dari obligasi yang
bersangkutan, jenis resiko tersebut mencakup : 1. Resiko tingkat suku bunga
Yaitu resiko yang timbul akibat berfluktuasinya tingtkat suku bunga dari pasar. Fluktuasi tersebut menyebabkan berubahnya respon investor
terhadap ekspektasi inflasi dimasa yang akan datang. Kenaikan dalam interest rate
mengakibatkan pembayaran kupon obligasi yang bersifat fixed
menjadi kurang menarik karena harga obligasi menjadi lebih murah dan pemegang obligasi mendapat capital loss akibat perubahan tingkat
suku bunga tersebut. Semakin panjang jangka waktu jatuh tempo obligasi semakin besar capital loss yang diderita pemegang obligasi. Oleh karena
itu, investor akan meminta timbal hasil premium yang lebih besar sehingga IRR yang diharapkan dalam jangka panjang pun akan lebih besar
32 dibandingkan obligasi jangka pendek Lee, Cheng dkk dalam Lya Sapitri
Indi, 2003:16. 2. Resiko Inflasi
Yaitu jika tingkat inflasi lebih rendah dari ekspektasi maka arus kas dimasa yang akan datang memiliki purchasing power yang lebih tinggi
dan membuat pemegang obligasi mendapatkan capital gain, namun sebaliknya, jika ternyata tingkat inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan
mak arus kas dimasa yang akan datang memiliki purchasing power yang lebih rendah dan menyebabkan capital loss Sulistyastuti, 2006:68
3. Resiko Mata Uang nilai tukar Yaitu resiko akibat perbedaan nilai mata uang suatu negara dengan negara
lain. Hal ini terjadi pada sekuritas asing dimana pembayarannya pun dilakukan dengan mengggunakan mata uang asing dimana keuntungan dan
kerugian ditentukan oleh apresiasi atau depresiasi dari mata uang. Contoh: jika seorang investor membeli obligasi berdominasi dollar, maka jika
rupiah terdepresiasi, jumlah rupiah yang akan diterima menjadi lebih besar dan menguntungkan sang investor, begitupun sebaliknya Sulistyastuti,
2006:68. 4. Marketability Risk
Yaitu resiko karena adanya kemungkinan perubahan yang signifikan dalam likuiditas obligasi. Sehingga dapat mempengaruhi nilainya.
Perdagangan obligasi tidak seperti perdagangan saham biasa yang lebih likuid. Volume perdagangan obligasi korporasi lebih rendah saham biasa,
33 selain itu obligasi juga memiliki trading cost yang lebih besar. Hal itu
mengurangi timbal hasil dari obligasi. Jika likuiditas obligasi berubah secara signifikan, maka required return obligasi akan berubah pula untuk
merefleksikan perubahan dalam trading cost Budi Frensidy, 2007:1 5. Risiko Default
Yaitu resiko akibat penerbit tidak bisa memenuhi kewajiban membayar bunga maupun pokok pinjaman. Resiko default sangat berkaitan dengan
resiko bisnis yaitu ketidakpastian pendapatan perusahaan Sulistyastuti, 2006:68.
6. Risiko Likuiditas. Kemudahan obligasi diperdagangkan dipasar sekunder. Mudah tidaknya
obligasi diperdagangkan dipasar sekunder berkaitan dengan peringkat.
Obligasi idAA++ tentu lebih likuid dibanding obligasi dengan peringkat idBBB+ Sulistyastuti, 2006:68.
2.2.4. Tipe Penerbitan Obligasi
Proses yang umum dikenal dalam penerbitan suatu obligasi adalah melalui penjamin emisi atau juga dikenal dengan istilah underwriting. Dalam
penjaminan emisi, satu atau lebih perusahaan sekuritas akan membentuk suatu sindikasi guna membeli seluruh obligasi yang diterbitkan oleh penerbit dan
menjualnya kembali kepada para investor. Pada penjualan obligasi pemerintah biasanya melalui proses lelang. www.wikipedi.co.id
Berbeda dengan saham biasa, perusahaan dapat mengeluarkan tipe penerbitan obligasi yang berbeda pada waktu yang bersamaan, secured senior
34 bond merupakan obligasi yang dijamin oleh klaim hukum berupa properti tertentu
milik issuer jika mengalami default. Unsecured bond debentures yaitu obligasi yang hanya dijamin dengan janji issuer untuk membayar bunga dan pokok pada
waktunya. Subordinat junior debentures yaitu obligasi yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset yang di subordinasikan dengan obligasi lain.
Perubahan pendapatan merupakan junior tipe karena suku bunga hanya dibayar jika obligasi tersebut menghasilkan.
Tipe penerbitan obligasi tersebut hanya merupakan efek tambahan atas yield
karena yang menentukan kualitas obligasi adalah kredibilitas issuer. Sebuah penelitian mengenai corporate bond price behavior menunjukan bahwa walaupun
issuer sanggup membayar jaminan, hal tersebut tidak menjadi penting jika
penerbitan obligasi mencapai kegagalan, karakteristik jaminan dan keamanan obligasi dapat mempengaruhi perbedaan timbal hasil yield yang diberikan hanya
jika faktor tersebut mempengaruhi peringkat kualitas obligasi.
2.2.5. Nilai Obligasi
Nilai obligasi adalah present value dari pembayaran kupon dan pokok obligasi pada waktu yang dijanjikan. Present value ditentukan oleh required
return obligasi. Ketika obligasi diterbitkan, nilai obligasi akan merefleksikan
kondisi pasar terhadap kontrak tersebut. Nilai obligasi dapat berubah dikarenakan jadwal pembayaran yang fixed namun required return selalu merefleksikan
kondisi pasar sehingga interest rate required return dapat berubah dan harganya present value of future payment pun ikut berubah.
35
2.2.6. Rating Obligasi
Ada beberapa indikator atau sumber informasi tentang kemungkinan adanya kesulitan keuangan, yaitu analisis arus kas, analisis strategi perusahaan,
analisis laporan keuangan dari suatu perusahaan dan perbandingan dengan perusahaan lain, variabel-variabel eksternal seperti return sekuritas, right issue,
dan peringkat hutang atau bond rating foster, 1986 dalam Sri Astuti 2003:106. Sistem pemeringkatan hutang telah dikembangkan oleh beberapa Bank
dan perusahaan konsultan keuangan di Amerika dan Australia Hawkins, Brown, dan Campbell:1983 terdapat perbedaan dalam mengartikan bond rating,
Australian rating 1984 menyatakan bahwa pemeringkatan utang perusahaan memberikan sistem gradasi yang sederhana kepada peminjam tentang kemampuan
membayar bunga dan hutangnya dengan tepat waktu. PT. PEFINDO 1997 menyatakan bahwa pada umumnya pemeringkatan hutang merupakan indikator
kemungkinan pembayaran bungadan hutang tepat waktusesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Fungsi pemeringkatan hutang adalah sebagai sumber informasi superior terhadap kemampuan perusahaan, municipal, atau pemerintah untuk membayar
hutang dan bunga pinjaman, sumber informasi kredit berbiaya rendah antar perusahaan, municipal dan pemerintah, sumber sertifikasi keuangan tambahandan
representasi menejemen lainnya, untuk memonitor tindakan menejemen yaitu muncul karena adanya konflik antara pihak menejemen dengan pihak lain, untuk
memfasilitasi kebijakan publik yang membatasi investasi spekulatif oleh institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dan dana pensiun.
36 Tabel 2. 1
Kategori Dan Definisi Peringkat perusahaan penerbit obligasi
kategori Definisi
AAA Perusahaan dengan resiko investasi paling rendah, berkemampuan
paling baik untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
AA Perusahaan dengan resiko investasi sangat rendah, berkemampuan
sangat baik untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan dan tidak
mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan A
Perusahaan dengan resiko investasi rendah, berkemampuan cukup baik untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban
finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan dan hanya sedikit dipengaruhi oleh keadaan yang merugikan.
BBB Perusahaan dengan resiko investasi cukup rendah, berkemampuan
cukup baik untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan meskipun
kemampuannya tersebut cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan.
BB Perusahaan yang masih berkemampuan untuk membayar bunga dan
pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan namun resiko investasi cukup tinngi dan sangat peka
terhadap perubahan keadaan yang merugikan. B
Perusahaan dengan resiko investasi sangat tinggi dan berkemampuan sangat terbatas untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh
kewajiban finansial sesuai dengan yang diperjanjikan CCC
Perusahaan yang tidak berkemampuan lagi untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya.
D Utang efek yang macet atau perusahaan yang sudah berhenti berusaha.
Sumber : PEFINDO
37
2.3. Obligasi Default 2.3.1 Pengertian obligasi default