Dasar Hukum Itsbat Nikah Terpadu Layanan Identitas Hukum Terpadu

b. Undang-undang No.24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Pasal 16. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan peristiwa penting yang dialami seseorang pada instansi pelaksana yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 17 Peristiwa penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan. Pasal 27 1 Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksana setempat paling lambat 60 enam puluh hari sejak kelahiran. 2 Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran. Pasal 32 1 Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat 1 yang melampaui batas waktu 60 enam puluh hari sejak tanggal kelahiran, pencatatan dan 14 M. Yahya Harahap, kedudukan dan Kewenangan Peradilan Agama Jakarta: Pustaka Kartini, 1993, h.54 penerbitan Akta Kelahiran dilaksanakan setelah mendapatkan keputusan Kepala Instansi Pelaksana setempat. c. Peraturan Presiden No.25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil d. Peraturan Menteri Agama No.11 Tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah e. Surat Edaran Mahkamah Agung No.41 Tentang Tempat Sidang Pengadilan Negeri. Pada surat edaran ini pengadilan negeri dapat melakukan sidang di luar tempat kedudukannya atau di luar kantor pengadilan, surat edaran ini juga berlaku untuk Pengadilan Agama. f. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 01 2013 Tentang Pedoman Penetapan Pencatatan Kelahiran yang Melampaui Batas waktu Satu Tahun Secara Kolektif. g. SK Dirjen Badilag Nomor 01SKTUADA-AGI2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Sidang Keliling

3. Urgensi Itsbat Nikah Terpadu Layanan Identitas Hukum Terpadu

Based on SUSENAS 2012 we know that in Indonesia, around 24 million children do not have birth certificates, and a large majority of them come from the poorest of families. A study conducted by PEKKA, Family Court of Australia AusAID in 2009 showed that nearly 50 of married couples did not have an official document on the status of their marriage. Yet according to applicable regulations, the availability of a marriage or divorce certificate greatly affect whether or not the child can obtain a birth certificate that lists the names of both parents. 15 Dari penelitian tersebut diperlukan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam mendapatkan hak identitas hukum masyarakat khususnya masyarakat kecil yang terpinggirkan. Maka pelayanan terpadu atau itsbat nikah terpadu ini merupakan upaya menjawab permasalahan ini. Pelayanan terpadu identitas hukum Itsbat Nikah Terpadu diperlukan untuk menanggulangi 3 kendala yaitu: 1. Kendala Biaya Biaya dalam memperoleh identitas hukum, biaya perkara di Pengadilan dan biaya transportasi. 2. Kendala Jarak Jarak dan titik tempuh ke titik pelayanan serta minimnya akses bagi penyandang disabilitas. 3. Kendala Prosedural Prosedur yang rumit, harus mendatangi 3 penyelenggara pelayanan yang berbeda, persyaratan yang dianggap kompleks 16 15 Dokumen PUSKAPA UI 16 Dokumen PUSKAPA UI