Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Soekanto 2002;15 perilaku itu mungkin bersifat mental atau eksternal; peilaku itu mungkin merupakan aktifitas atau keadaan pasif. Soerjono Soekanto 2002;37 menambahkan perilaku sosial mungkin berorientasi pada masa lampau, dewasa ini, atau perilaku masa mendatang dari orang-orang lain. Oleh karenanya hal itu mungkin disebabkan karena adanya rasa dendam pada masa lampau, pertahanan terhadap bahaya yang mengancam dewasa ini atau pada masa-masa mendatang. Berdasarkan uraian tersebut perilaku sosial yang disebabkan bencana alam berorientasi pada perilaku pertahanan terhadap bahaya yang mengancam dewasa ini atau pada masa-masa mendatang. Perilaku- perilaku ini dapat mengalami perubahan tergantung dengan situasi yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Soejarno Soekanto 2006;53 yang mengungkapkan bahwa Memang tidak dapat disangkal bahwa masyarakat mempunyai bentuk-bentuk strukturalnya seperti, kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi, dan kekuasaan tetapi semuanya itu mempunyai suatu derajat tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi. Dengan demikian, pola-pola perilaku masyarakat akan berubah manakala masyarakat menghadapi situasi yang menguntungkan atau sebaliknya. Situasi ini beragam bentuknya, salah satunya adalah ketika masyarakat dihadapkan pada situasi bencana alam yang termasuk dalam situasi yang bersifat ancaman. Perubahan yang disebabkan oleh bencana alam inilah yang terjadi pada masyarakat korban bencana letusan merapi tahun 2010 khususnya di 5 desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta merupakan bagian dari problem sosial. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Jalaluddin Rakhmat 2000 yang mengumpamakan perubahan merupakan rekayasa sosial yang muncul akibat adanya problem-problem sosial. Problem adalah adanya perbedaan antara das sollen yang seharusnya dan das sein yang nyata. Akibat bencana yang memporak-porandakan desa mereka maka akan terjadi perubahan di dalam kehidupan mereka pasca merapi, baik perubahan pola perilaku sosial atau budaya. Perubahan pola perilaku sosial pada masyarakat korban bencana letusan merapi 2010 ini sangat menarik, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahuinya secara detail.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di paparkan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bencana erupsi merapi menimbulkan tekanan psikologis dan perubahan pada perilaku masyarakat setempat. 2. Desa Glagaharjo merupakan desa yang mengalami kerusakan cukup parah akibat erupsi merapi. 3. Pasca erupsi merapi masyarakat di desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta harus beradaptasi atas perubahan. 4. Perubahan perilaku sosial masyarakat pasca erupsi merapi berorientasi pada perilaku pertahanan terhadap bahaya yang mengancam dewasa ini 6

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu meluas dan penelitian akan lebih terfokus sehingga pada penelitian akan diperoleh suatu kesimpulan yang terarah pada aspek yang akan diteliti, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu pada perubahan pola perilaku sosial masyarakat pasca erupsi merapi di desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Mengacu pada pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana perubahan pola perilaku sosial masyarakat pasca erupsi merapi di desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta? 2. Apa dampak yang di timbulkan Pasca Erupsi Merapi terhadap Masyarakat di Huntap Banjarsari?

E. Tujuan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang : 1. Perubahan pola perilaku sosial pada masyarakat pasca erupsi merapi di desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. 2. Dampak yang di timbulkan Pasca Erupsi Merapi terhadap Masyarakat di Huntap Banjarsari? 7

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini daharapkan akan memberikan manfaat kepada semua pihak. Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan atau sebagai kajian ilmiah suatu fenomena sosial kehidupan masyarakat korban bencana dalam menghadapi perubahan. 2. Manfaat Praktis Bagi lembaga terutama Universitas Negeri Yogyakarta dapat menambah referensi bacaan mengenai perubahan pola peilaku sosial masyarakat pada masyarakat korban bencana alam. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Tinjauan Mengenai Perilaku Sosial

a. Pengertian Perilaku

Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diinterpretasikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Leonard F. Polhaupessy dalam sebuah buku yang berjudul perilaku manusia menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda dan mengendarai motor atau mobil. Soekidjo Notoatmodjo, 2003:114 Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, menulis, membaca dan sebagainya. Perilaku adalah kegiatan organisme yang dapat diamati dan yang bersifat umum mengenai otot-otot dan kelenjar kelenjar sekresi eksternal sebagaimana terwujud pada gerakan bagian-bagian tubuh atau pada pengeluaran air mata, dan keringat Desnita, 2005: 54. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organism itu tidak timbul dengan sendirinya,tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh

Dokumen yang terkait

PERUBAHAN SOSIAL PADA MASYARAKAT PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG KELUD (Studi Kasus Tentang Perubahan Perilaku dan Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Padansari Pasca Bencana Erupsi Gunung Kelud)

6 28 28

PENDAHULUAN STUDI FAKTOR PENENTU DALAM PEMILIHAN MATERIAL REKONSTRUKSI RUMAH TINGGAL PASCA ERUPSI MERAPI DI DESA UMBULHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN.

0 4 11

TINJAUAN LOKASI PENELITIAN STUDI FAKTOR PENENTU DALAM PEMILIHAN MATERIAL REKONSTRUKSI RUMAH TINGGAL PASCA ERUPSI MERAPI DI DESA UMBULHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN.

0 7 18

KESIMPULAN DAN SARAN STUDI FAKTOR PENENTU DALAM PEMILIHAN MATERIAL REKONSTRUKSI RUMAH TINGGAL PASCA ERUPSI MERAPI DI DESA UMBULHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN.

0 6 53

PELATIHAN KECAKAPAN VOKASIONAL DALAM MEWUJUDKAN HIDUP MANDIRI : Studi pada Masyarakat Pascabencana Erupsi Merapi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 12 71

Hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada korban erupsi gunung Merapi yang tinggal di hunian tetap.

0 3 171

PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KORBAN ERUPSI MERAPI DI HUNIAN TETAP (HUNTAP) DONGKELSARI DESA WUKIRSARI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN.

1 5 177

peningkatan berkesenian bagi masyarakat desa kaliurang pasca erupsi merapi

0 0 4

299 EVALUASI POTENSI MATAAIR UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PASCA ERUPSI MERAPI 2010

0 1 11

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA KORBAN ERUPSI GUNUNG MERAPI YANG TINGGAL DI HUNIAN TETAP

0 0 169