Motivasi Kerja TINJAUAN PUSTAKA

oleh lingkungan kerja atau penghargaan eksternal yang didapat setelah pekerjaan itu selesai Marquis Huston, 2003. Unsur-unsur motivasi terdiri dari tenaga dinamis manusia yang membutuhkan rangsangan baik dari dalam maupun dari luar, perilaku penuh emosi, reaksi pilihan dalam pencapaian tujuan, dan berkaitan dengan kebutuhan dalam diri manusia Purwanto, 1999. Teori motivasi kerja 2.2.1 Teori Herzberg Teori ini di kenal dengan teori dua faktor dimana terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja sehingga memengaruhi kondisi pekerjaannya yaitu faktor hygiene atau pemelihara dan faktor motivator. Faktor hygiene atau pemelihara merupakan faktor yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah Sutrisno, 2009 dan merupakan faktor yang bersumber dari luar diri dan bersifat ekstrinsik seperti kebijakan organisasi, kondisi kerja, relasi antar pribadi, gaji, status, keamanan dan kehidupan pribadi Siagian, 1995. Faktor hygiene pemelihara dapat menjaga karyawan dari ketidak puasan atau kurang motivasi dan bermanfaat dalam perekrutan sejumlah karyawan yang tangguh Marquis Huston, 2003. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Tan Teck-Hong 2001 dalam menganalisa kepuasan kerja dengan menggunakan teori motivasi Herzberg bahwa faktor yang paling signifikan memberi tekanan terhadap kepuasan kerja adalah faktor hygiene yaitu kondisi kerja, gaji dan kebijakan perusahaan. Dalam meningkatkan kepuasan dan kegairahan bekerja karyawan, seorang pimpinan perlu memberikan perhatian terhadap faktor hygiene karyawannya Sutrisno, 2009 Sedangkan faktor motivator atau pemuas kerja ada dalam pekerjaan itu sendiri yang dapat mendorong orang untuk bekerja dan melakukan pekerjaan yang baik. Faktor motivator bersifat intrinsik seperti pencapaian terhadap sesuatu, pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karier dan pertumbuhan professional dan intelektual Siagian, 1995. Karya Herzberg menunjukkan organisasi harus membangun suasana yang memotivasi dengan melibatkan pegawai secara aktif dan harus membangun faktor hiegene atau pemelihara Marquis Huston, 2003. 2.2.2 Teori Abraham Maslow Maslow 1970 meyakini orang termotivasi untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Karya Maslow dapat membantu manajer untuk menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks, motivasi diinternalisasikan sehingga dalam manajemen harus membantu karyawan untuk memenuhi kebutuhan tingkat yang lebih rendah agar produktivitas meningkat Marquis Huston, 2003. Hierarki kebutuhan Maslow Keb. Aktualisasi Diri Keb. akan Penghargaan diri Keb. Sosial Affiliation acceptance needs Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan Fisiologis 2.2.3 Teori Skinner Teori ini disebut teori penguatan. Penguatan dapat meningkatkan kekuatan respon pengulangan perilaku sehingga perilaku bisa di ukur. Menurut B.F.Skinner dalam Suarli 2010 dalam suatu proses belajar tindakan di masa depan dipengaruhi oleh konsekuensi perilaku di masa lampau. Proses belajar ini dapat digambarkan sebagai berikut: Hasil penelitian Skinner 1953 orang dapat dikondisikan untuk berperilaku berdasarkan pada sistem penghargaan atau hukuman yang konsisten. Banyak manajer yang merefleksikan karya Skinner untuk memandang dan menggunakan disiplin dan penghargaan dilingkungan kerja Marquis Huston, 2003. Stimulus Respon Konsekuensi Respon masa depan 2.2.4 Teori Vroom Victor Vroom dalam Suarli 2010 menyatakan harapan seseorang dapat menjadi dasar dalam memilih dan bertindak dari beberapa alternatif perilaku. Harapan tersebut berkaitan dengan keuntungan yang di dapat dari masing-masing perilaku. Orang mengambil keputusan secara sadar dalam mengantisipasi penghargaan dan bereaksi terhadap model stimulus-respon dalam pengondisian operan. Manajer harus terlibat secara pribadi dengan pegawai untuk memahami nilai, sistem penghargaan, kekuatan dan keinginan mengambil risiko yang dimiliki pegawai secara lebih baik Marquis Huston, 2010. 2.2.5 Teori McClelland McClelland menyatakan bahwa orang akan termotivasi karena tiga kebutuhan dasar yaitu prestasi, afiliasi dan kekuasaan. Manajer dapat mengidentifikasi kebutuhan prestasi, afiliasi, atau kekuasaan pegawai dan menyusun strategi motivasi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut Marquis Huston, 2010. 2.2.6 Teori Gellerman Menurut Gellermen masalah motivasi berakar dari cara pengelolaan organisasi dan bukan berasal dari ketidakinginan karyawan untuk bekerja keras Marquis Huston, 2010. 2.2.7 Teori McGregor Gregor mengasumsikan pada situasi apapun, asumsi manajer mengenai orang mempengaruhi motivasi dan produktivitas Marquis Huston, 2010. Suasana memotivasi Organisasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik. Seorang pemimpin dapat menciptakan suasana yang dapat memotivasi seperti pemberian penghargaan yang positif kepada karyawannya, menciptakan komunikasi yang terbuka, mengakui prestasi dan mendorong pertumbuhan dan produktivitas. Penguatan dan penghargaan positif yang diberikan harus sesuai dengan pihak penerima dan bersifat individual. Perawat manajer dapat meningkatkan kerja karyawannya dengan memberikan lebih banyak tantangan dalam pekerjaan. Manajer dapat memberikan motivasi langsung pada tingkat unit melalui pengaturan, pemberdayaan dan manajemen partisipatif.

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Berdasarkan kajian literatur yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel independen variabel bebas dan variabel dependen variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku kepemimpinan efektif kepala ruangan yang meliputi berpikir secara kritis, pemecahan masalah, menghormati seseorang, kemampuan berkomunikasi, menyusun tujuan dan memberikan pandangan, serta membangun diri sendiri dan orang lain. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi kerja perawat pelaksana yaitu faktor motivator meliputi pencapaian, kemajuan, sifat pekerjaan yang dilakukan, pengakuan, perkembangan dan faktor hygiene pemelihara meliputi kebijakan organisasi, kondisi kerja, hubungan dengan karyawan lain, gaji, keamanan kerja, hubungan dengan supervisor di instalasi rawat inap RSUD dr. Pirngadi Medan. Kerangka konsep dalam penelitian ini secara rinci dapat digambarkan dalam skema berikut ini Variabel Independen Variabel Dependen

3.2 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho = tidak ada hubungan perilaku kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Perilaku Kepemimpinan Efektif 1. Berpikir secara kritis 2. Pemecahan masalah 3. Menghormati seseorang 4. Kemampuan berkomunikasi 5. Menyusun tujuan dan memberikan pandangan 6. Membangun diri sendiri dan orang lain Tappen, Weiss Whitehead 2004 Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Motivator : 1. Pencapaian 2. Kemajuan 3. Sifat pekerjaan yang dilakukan 4. Pengakuan 5. Perkembangan Hygiene : 1. Kebijakan organisasi 2. Kondisi kerja 3. Hubungan dengan karyawan lain 4. Gaji 5. Keamanan kerja 6. Hubungan dengan supervisor Tan Teck-Hong 2011

Dokumen yang terkait

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Burnout Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

21 206 87

Hubungan Supervisi Kepala Ruangan dengan Pelaksanaan Prinsip “Enam Benar” Pemberian Obat yang Dilakukan Perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan

6 79 106

Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai

22 135 91

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Puskesmas Langsa Lama Tahun 2014

42 214 78

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang Dan Motivasi Intrinsik Perawat Pelaksana Kontrak Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Kontrak Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

8 115 135

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Terhadap Semangat Kerja Perawat Pelaksana di Runag Inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

9 66 161

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFEKTIF DAN PENDELEGASIAN OLEH KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI UNIT RAWAT INAP RSUD SOLOK.

0 1 10

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Burnout Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

0 0 25

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Burnout Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

0 0 15

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang Dan Motivasi Intrinsik Perawat Pelaksana Kontrak Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Kontrak Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

0 0 17