39 Dalam penerapan layanan program
parenting
tentunya terdapat faktor penghambat, dengan adanya faktor tersebut lembaga harus bisa mencari solusi
untuk menangani hambatan tersebut agar penerapan layanan program
parenting
tetap berjalan dengan baik. Melalui program
parenting
yang diberikan oleh sekolah, diharapkan orang tua dapat mengetahui secara langsung bagaimana
perkembangan anak dan mampu menangani anak sebaik mungkin.
Gambar 1. Kerangka Pikir
E. Pertanyaan Penelitian
Dari penjabaran kajian pustaka di atas, peneliti merumuskan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan layanan program
parenting
di PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta?
Perhatian Orang tua
Program
Parenting
Orang tua PendidikGuru
Penerapan Media
Komunikasi Manfaat
Peran guru dan orang
Hambatan Pendidikan Inklusif
40 2.
Media komunikasi apa saja yang digunakan dalam layanan program
parenting
di PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta? 3.
Apa saja peran guru dan orang tua dalam layanan program
parenting
di PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta?
4. Apa saja hambatan dalam penerapan layanan program
parenting
di PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta?
5. Apa saja manfaat yang diperoleh melalui layanan program
parenting
PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta?
„
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas
pertimbangan bahwa dalam layanan program
parenting
di PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta melibatkan berbagai aspek yang harus digali
lebih mendalam dan komprehensif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak membuat perbandingan
variabel itu pada sampel lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain Sugiyono, 2007: 35. Dalam penelitian ini variabel yang akan
dideskripsikan adalah layanan program
parenting
dalam pendidikan inklusif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan
secara triangulasi
gabungan, analisis
data bersifat
induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi Sugiyono, 2011: 9. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang menggambarkan variabel yang berdiri sendiri dan data yang diperoleh berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian difokuskan pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen kunci dan
lebih menekankan makna daripada generalisasi. Objek yang alamiah berarti objek yang apa adanya dimanipulasi oleh peneliti Sugiyono, 2007: 35.
42 Alasan yang mendorong peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif
adalah peneliti ingin mengkaji lebih dalam dan mendeskripsikan bagaimana penerapan layanan program
parenting
di PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian deskriptif di PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta adalah semua orang yang terlibat dalam
layanan program
parenting.
Subjek penelitian meliputi dua guru kelas
educator
, satu guru pendamping, empat orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus,
dan kepala sekolah PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
.
Keseluruhan subjek penelitian berjumlah delapan orang. Sedangkan objek
penelitian adalah layanan program
parenting
dalam pendidikan inklusif di PAUD Inklusi Ahsanu Amala.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di PAUD Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta yang beralamat di Jalan Lempongsari 4F Sariharjo
Ngaglik Sleman Yogyakarta. Pemilihan sekolah PAUD Inklusi Ahsanu Amala sebagai lokasi penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain PAUD
Inklusi Ahsanu Amala Ngaglik, Sleman, Yogyakarta sudah menerapkan pendidikan inklusif selama 7 tahun dan menyelenggarakan layanan program