Tabel 3.9 Hasil Uji korelasi Parsial
Correlations
Kinerja Guru Pendidikan
dan Pelatihan Motivasi
Kerja Pearson
Correlation Kinerja Guru
1.000 .591
.621 Pendidikan dan Pelatihan
.591 1.000
.341 Motivasi Kerja
.621 .341
1.000 Sig. 1-tailed Kinerja Guru
. .000
.000 Pendidikan dan Pelatihan
.000 .
.030 Motivasi Kerja
.000 .030
. N
Kinerja Guru 31
31 31
Pendidikan dan Pelatihan 31
31 31
Motivasi Kerja 31
31 31
Hasil analisis pada tabel di atas diperoleh koefisien korelasi parsial untuk pendidikan dan pelatihan sebesar 0,591, dan korelasi parsial untuk motivasi kerja sebesar 0,621. Dengan
demikian besarnya pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru r² 0,647 sebesar 34,93, dan besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru r² 0,621 sebesar 38,56.
Hal ini berarti bahwa variabel motivasi kerja memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja guru dibandingkan pendidikan dan pelatihan.
4.1.3.5 Kontribusi pendidikan dan pelatihan, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
secara simultan
Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel pendidikan dan pelatihan, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru secara simultan digunakan koefisien
determinasi R². Berdasarkan hasil pengujian dengan perhitungan analisis regresi ganda menggunakan komputasi SPSS for windosws release 16 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.10 Determinasi Simultan
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.741
a
.549 .516
3.32223 a. Predictors: Constant, Motivasi Kerja, Pendidikan dan Pelatihan
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
Berdasarkan analisis tabel di atas diperoleh R² R square sebesar 0,549 atau 54,9. Hal ini menunjukan bahwa besarnya pengaruh pendidikan dan pelatihan, dan motivasi kerja terhadap
kinerja guru secara simultan yaitu sebesar 54,9. Sedangkan sisanya sebesar 45,1 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa keeratan hubungan antara pendidikan dan pelatihan, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru dapat diketahui dari koefisien korelasi
secara parsial yang dibuktikan dengan hasil uji t dan secara simultan yang dibuktikan dengan uji F. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru
sebesar 34,93, dan besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru sebesar 38,56. Sedangkan secara simultan pengaruh pendidikan dan pelatihan, dan motivasi kerja terhadap
kinerja guru sebesar 54,9. Dari hasil penelitian tersebut nampak bahwa motivasi kerja memberikan pengaruh
paling besar sebesar 38,56 terhadap kinerja guru jika dibandingkan dengan pendidikan dan pelatihan. Hal tersebut dikarenakan motivasi kerja disebut sebagai pendorong semangat kerja.
Hal ini sesuai dengan pendapat Pandji 1998:35 yang menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang atau pegawai untuk melaksanakan
usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi ataupun individu