Faktor Risiko Independen Terhadap GFK

Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa faktor risiko independen terhadap kejadian GFK pada penderita DM tpe 2 usia dewasa menengah adalah kadar gula darah tidak terkontrol sebesar 3,81 p=0,006; IK 95 1,466-9,11, dan tingkat pendidikan rendah sebesar 4,892 p=0,002; IK 95 1,751-13,66. 50

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Dasar Subyek Penelitian

Pada penelitian ini diperoleh 87 orang penderita DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu penderita DM tipe 2 usia dewasa menengah dengan GFK sebagai kelompok kasus dan penderita DM tipe 2 usia dewasa tanpa GFK sebagai kelompok kontrol. Dilihat dari karakteristik dasar subyek penelitian rentang umur pada penelitian ini adalah umur 40-60 tahun yang merupakan rentang usia dewasa menengah. Pada penelitian ini median umur pada kelompok kasus adalah 50 tahun dengan rentang umur 41-59 tahun, sedangkan median pada kelompok kontrol adalah 50,5 tahun dengan rentang umur 40-60 tahun. Tidak hanya populasi usia tua saja yang kemungkinan mengalami GFK. Singh-Manoux dkk 2012, melalui Whitehall II Prospective Cohort Study melaporkan bahwa penurunan fungsi kognitif sudah mulai terjadi pada usia pertengahan yaitu mulai 45 hingga 49 tahun. Laporan tersebut juga didukung oleh Nooyens dkk 2010, dalam The Doeticinchem Cohort Study yang melaporkan bahwa usia dewasa menengah juga dapat mengalami GFK dan risiko tersebut dapat meningkat jika terdapat faktor metabolik. Pada usia dewasa menengah, penurunan fungsi kognitif pada penderita DM 2,6 kali lebih besar daripada yang tidak menderita DM. Mudanayasa 2012, melakukan penelitian tentang DM tipe 2 sebagai faktor risiko GFK pada usia dewasa menegah dan mendapatkan rerata umur subyek adalah 54,66 tahun dengan simpang baku 7,30. Diperkirakan bahwa pada tahun 2010 jumlah penderita DM secara global adalah 285 juta orang, dimana pada negara-negara yang sedang berkembang mayoritas penderita DM adalah pada usia antara 40 hingga 60 tahun Shaw dkk, 2010. Subyek berjenis kelamin laki-laki pada kelompok kasus sebanyak 20 orang 46,5, sedangkan jumlah subyek berjenis kelamin perempuan pada kelompok kasus sebanyak 23 orang 53,5. Pada studi prevalensi dan angka kejadian MCI dan demensia antara orang berkulit putih dan hitam yang dilakukan oleh Katz dkk 2012, mendapatkan bahwa prevalensi maupun angka kejadian MCI maupun demensia adalah serupa, baik antara laki-laki dan perempuan. Demikian juga yang terjadi pada penderita dengan DM. Kalyani dkk 2010, menyatakan bahwa tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan penderita DM yang mengalami ganguan fungsi kognitif. Latar belakang pekerjaan subyek penelitian sangat bervariasi. Data menurut tingkat pekerjaan terbanyak adalah pegawai swasta dengan jumlah 15 orang pada kelompok kasus 34,8 dan 17 orang pada kelompok kontrol 38,6. Pada suatu penelitian kohort untuk mencari pengaruh pekerjaan terhadap risiko GFK pada usia lanjut yang dilakukan oleh Li dkk 2002, mendapatkan bahwa kejadian GFK lebih banyak terjadi pada pekerja kasar seperti petani, buruh dan nelayan dengan OR 3,2 IK 95= 1,1-1,45, pengrajin OR 2,2 IK95=1,6-6,7 dan pekerja pabrik OR 14,7 IK95=2,9-75,6 bila dibandingkan dengan pekerja yang banyak menggunakan pikiran. Pada penelitian prevalensi terjadinya MCI di Tiongkok yang