MOTIVASI, KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I.
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
AINUR ROSYIDAH 0713010248 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
KEUANGAN MENENGAH 1
(Studi Empiris Pada Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur) Disusun Oleh :
AINUR ROSYIDAH 0713010248 / FE / EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal : 27 Mei 2011
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Drs . Ec. H. Tamadoy Thamrin, MM Drs. Ec. H. Tamadoy Thamrin, MM Sekretaris
Drs. Ec. Eko Riyadi, M.Aks
Anggota
Dra. Ec. Diah Hari S., MSi, Ak Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389
(3)
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Segala-galanya, sumber dari segala sumber, yang telah memberikan petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Motivasi, Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Belajar Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Tamadoy Thamrin,Drs.EC,MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahn dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
(4)
“Veteran“ Jawa Timur, khususnya Program Studi Akuntansi yang telah memberi ilmu pengetahuan dan membimbing penulis selama masa kuliah. 6. Kedua Orangtua dan saudara-saudara saya yang selalu memberikan restu,
dukungan dan doanya selama penulis menempuh kuliah sampai dengan menyelesaikan Skripsi.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesaikannya Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta bermanfaat bagi pembaca, khususnya Program Studi Manajemen.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Surabaya, 19 Mei 2011
(5)
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR TABEL ...vi
DAFTAR GAMBAR ...vii
DAFTAR LAMPIRAN ...vii
ABSTRAKSI ...ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1
1.2. Perumusan Masalah...6
1.3. Tujuan Penelitian...6
1.4. Manfaat Penelitian...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu...8
2.2. Landasan Teori...11
2.2.1. Akutansi...11
2.2.1.1. Definisi Akuntansi...11
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi...14
2.2.1.3. Bidang-Bidang Akuntansi...15
2.2.2. Belajar...18
2.2.2.1. Pengertian Belajar...18
2.2.2.2. Teori-Teori Belajar...21
2.2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar...22
(6)
2.2.4.1. Pengertian Motifasi...31
2.2.5.2. Pengaruh Motifasi Terhadap Prestasi Belajar...33
2.2.5. Kebiasaan Belajar...35
2.2.5.1. Pengertian Kebiasaan Belajar...35
2.2.5.2. Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar...37
2.2.6. Lingkungan Belajar...38
2.2.6.1. Pengertian Lingkungan Belajar...38
2.2.6.2. Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Belajar...41
2.3. Kerangka Pikir...42
2.4. Hipotesis...44
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel...45
3.1.1. Definisi Operasional Variabel...45
3.1.2 Pengukuran Variabel...48
3.2. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel...52
3.2.1. Populasi...52
3.2.2. Tehnik Penentuan Sampel...52
3.3. Teknik Pengumpulan Data...54
3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data…...54
3.3.2. Pengumpulan Data…...54
3.4. Uji Kualitas Data………...55
3.4.1. Uji Validitas...55
(7)
3.4.6. Uji Hipotesis...59
3.4.6.1. Uji Kesesuaian Model...59
3.4.6.2. Uji Parsial...61
3.4.6.3. Menentukan Koefisien Determinasi (R2). ...62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian...64
4.1.1. Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jatim...64
4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi...66
4.1.3. Gambaran Umum Jurusan Akuntansi...66
4.1.4. Visi, Misi Jurusan Akuntansi...67
4.2. Proses Pengambilan Data Di Lapangan...67
4.2.1. Uji Coba Kuisioner...67
4.2.1.1. Jawaban Responden Mengenai Variabel Motivasi...68
4.2.1.2. Jawaban Responden mengenai Variabel Kebiasaan Belajar...70
4.2.1.3. Jawaban Responden Mengenai Variabel Lingkungan Belajar...72
4.2.1.4. Jawaban Responden Mengenai variabel Prestasi Belajar...74
4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis...75
4.3.1. Hasil Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas ...75
4.4. Uji Reliabilitas...79
4.4.1. Normalitas...80
4.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda...81
4.4.2.1. Uji Asumsi Klasik...81
(8)
4.7. Keterbatasan Penelitian...93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan...80 5.2. Saran...81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(9)
Tabel 4.2. Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebiasaan Belajar... 71
Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lingkungan Belajar ... 73
Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Prestasi Belajar...75
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Untuk Variabel motivasi...76
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas untuk Variabel Kebiasaan Belajar...77
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas untuk Variabel lingkungan Belajar...78
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas untuk Prestasi Belaja...79
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Reliabilitas...80
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Normalitas ... 80
Tabel 4.11. Hasil Pengujian Multikorelasi ... 82
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 83
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 84
Tabel 4.14. Uji Anova ... 86
Tabel 4.15. Koefisien determinasi ... 87
Tabel 4.16. Hasil Pengujian Uji t ... 87
(10)
Gambar 2. Rantai Motivasi ... 33
(11)
Abstraksi
keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut adalah dosen, mahasiswa, alat dan metode, materi dan lingkungan pendidikan, semua unsur tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Mata kuliah akuntansi keuangan menengah merupakan salah satu dari mata kuliah keterampilan yang mengarah pada profesionalisme bidang akuntansi. Prestasi akademik yang dicapai mahasiswa akuntansi khususnya dalam mata kuliah akuntansi keuangan menengah, merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri mahasiswa maupun dari luar mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur, diketahui bahwa sebesar 71,4% mengatakan bahwa mereka tidak belajar setiap hari, 39% mereka tidak nyaman belajar di kelas, 82,1% Akuntansi Keuangan Menengah sulit, 53,6% mereka mengambil mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 lebih dari satu kali. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris apakah motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa S1 akuntansi dalam mata kuliah akuntansi keuangan menengah I.
Sampel yang diambil berjumlah 61 mahasiswa reguler S1 Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2007 yang telah mengambil mata kuliah akuntansi keuangan menengah dan tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif pada tahun ajaran 2009/2010 dengan teknik simple random sampling. Sumber data yang diperoleh dari penyebaran kuisioer, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dan diuji dengan Uji F dan Uji t.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa kesesuaian model analisis untuk motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar, sedangkan secara parsial hanya kebiasaan belajardan lingkungan belajar yang berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa S1 akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I.
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi, negara kita mengalami perubahan yang pesat dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan, hal ini dikarenakan adanya kesadaran manusia akan arti pentingnya pendidikan, melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara menyeluruh, sehingga pendidikan pula kemajuan suatu bangsa, termasuk bangsa Indonesia, dapat dicapai.
Menurut wahyuni (2007) keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut adalah dosen, maha siswa, alat dan metode, materi dan lingkungan pendidikan, semua unsur tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
Mahasiswa pada suatu perguruan tinggi swasta terdiri dari berbagai ragam sikap dan nilai sebagai pengalaman individu yang juga merupakan refleksi keberadaan keluarga dan budaya, selanjutnya lembaga berupaya memberi stimulasi untuk menggali dan menumbuhkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki untuk mewujudkan pretasi mahasiswa secara optimal. Dalam penyampaian materi, setiap dosen menggunakan teknik dan metode yang berbeda, namun demikian satu hal yang tidak dapat dipungkiri, bahwa metode tersebut
(13)
diharapkan mampu memberikan pemahaman optimal pada mahasiswa (Munari, 2009).
Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan, pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dalam segala lapisan masyarakat sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Mahasiswa termasuk dalam suatu lapisan masyarakat, oleh sebab itu, suatu lembaga pendidikan harus berusaha untuk menggali dan menumbuhkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki untuk mewujudkan prestasi mahasiswa secara optimal, untuk itulah, dalam rangka mendukung perkembangan dan penyerapan materi akuntansi oleh para mahasiswa dibutuhkan pendidikan yang baik.
Salah satu bidang kejuruan yang bertujuan profesionalisme pada jenjang perguruan tinggi atau program strata-1 (S1) adalah bidang akuntansi. Mata kuliah akuntansi keuangan menengah marupakan salah satu bagian akuntansi yang dipelajari mahasiswa programm strata-1 (S1) akuntansi, dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dirasa perlu dilakukan optimalisasi fungsi semua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 dan optimalisasi interaksi antara faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
Kenyataan yang terjadi, prestasi belajar yang dicapai oleh para mahasiswa kurang optimal, hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara pendahuluan terhadap 28 mahasiswa dari 154 mahasiswa angkatan 2007 UPN “Veteran jatim” tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi blajar dalam mata kuliah
(14)
Akuntansi Keuangan Menengah 1, sebanyak 20 mahasiswa atau sebesar 71,4% mengatakan bahwa mereka tidak belajar setiap hari, sebanyak 11 mahasiswa atau sebesar 39% mengatakan mereka tidak nyaman belajar di kelas. Sebanyak 23 mahasiswa atau 82,1% mengatakan bahwa Akuntansi keuangan menengah sulit.
Sebanyak 15 mahasiswa atau 53,6% mengatakan bahwa mereka mengambil mata kuliah akuntansi keuangan menengah 1 lebih dari satu kali, hal yang memprihatinkan sebanyak 21 mahasiswa atau 75% menyatakan bahwa pertama kali mereka mengambil mata kuliah ini mendapatkan nilai diantara C+ sampai dengan D.
Hasil tersebut tentu saja tidak sesuai dengan kondisi yang diharapkan oleh para dosen maupun mahasiswa itu sendiri, dimana mahasiswa akuntansi seharusnya menguasai materi dan memiliki pemahaman yang cukup baik dalam mata kuliah akuntansi keuangan menengah 1, dengan penguasaan dan pemahaman yang baik pada mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menempuh atau mengambil mata kuliah akuntansi yang lainnya dengan landasan materi yang cukup baik.
Keberhasilan seorang masiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan, di dalam pendidikan mahasiswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik mahasiswa, dosen, kampus, maupun orang tua hingga masyarakat, namun antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya berbeda dalam
(15)
pencapaian prestasi belajar, ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga mahasiswa yang rendah prestasi belajarnya.
Adanya perbedaan prestasi belajar mahasiswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan.
Faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan kampus, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan kampus meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi dosen dengan mahasiswa, relasi mahasiswa dengan mahasiswa, disiplin kampus, alat pelajaran, waktu kampus dan lain-lain. Sedangkan lingkungan masyarakat meliputi keadaan mahasiswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat (Wahyuni ,2007:20-21)
Gainen dan Locatelli (dalam Faridah, 2003:79) menyebutkan nilai pendidikan sebagai salah satu sistematik collection, interprestasi dan penggunanan informasi mengenai karakteristik mahasiswa, lingkungan pendidikan, hasil pembelajaran dan kepuasan klien terhadap kinerja mahasiswa yang meningkat serta adanya keberhasilan secara professional, dengan demikian, input yang
(16)
diperoleh mahasiswa dapat menghasilkan output secara optimal sebagai salah satu indikasi kualitas skill serta adanya unsur profesinalisme. DeMong, Lendgren, Jr abd Perry dalam “Design and Assesement Program for Accounting”
mengemukakan bahwa ada dua keahlian intelektual yang penting untuk suatu keberhasilan profesi yaitu kemampuan dalam berpikir kritis dan kreatif sehingga wajar jika seseorang yang professional akan berupaya mengetahui timbulnya permasalahan dan berupaya mencari jawaban dari suatu faktor penyebab permasalahan tersebut.
Penelitian ini, akan dikaji faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian hasil belajar mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1). Kemerosotan akademik mahasiswa disebabkan oleh faktor-faktor internal remaja itu sendiri seperti motivasi dan cara belajar mahasiswa. di samping itu, faktor-faktor eksternal seperti lingkungan turut mendukung prestasi belajar mahasiswa.
Identifikasi awal yang dilakukan peneliti tentang permasalahan yang dihadapi para mahasiswa dalam memahami mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1). peneliti ingin mengetahui penyebab yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 (AKM 1), maka dalam penyusunan skripsi ini peneliti tertarik untuk meneliti :
”Motivasi, Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Belajar Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Akuntansi
(17)
Keuangan Menengah 1 (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan dapat dirumuskan tiga masalah sebagai berikut:
“Apakah motivasi, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa strata-1 (S1) akuntansi dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1”.
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
“Untuk membuktikan pengaruh motivasi, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 di UPN “Veteran” Jatim”.
1.4. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah dan diharapkan dapat menmabah wawasan dan pengetahuan peneliti akan ilmu akuntansi.
(18)
2. Bagi Program Study
Dapat memberikan saran yang ilmiah sehingga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk memperbaiki sistem yang ada demi menciptakan lulusan yang handal. Sebagai sumbangan pikiran serta untuk menambah perbendaharaan perpustakaan dan literatur yang nantinya akan berguna bagi para mahasiswa sebagai studi perbandingan mencari data otentik tentang masalah yang dikehendaki.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan penelitian ini dapat lebih menumbuhkan kepedulian mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1, karena ternyata penguasaan penuh terhadap Akuntansi Keuangan Menengah 1 sangat dibutuhkan sebagai bekal mata kuliah akuntansi yang lain.
4. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang tuugas-tugas kelas dan rumah sebagai dasar untuk menilai dan memperbaiki kurikulum pelajaran akuntansi, dan juga sebagai pertimbangan dalam memperbaiki metode pengajaran di dalam kelas.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan dengan penelitian sekarang
adalah sebagai berikut:
1. Sawitri Dwi Prastiti (2009).
a. Judul
“Pengarruh Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Akuntansi”.
b. Rumusan Masalah:
1. Apakah terdapat kecenderungan preferensi gaya belajar diantara
ketiga progdi pada jurusan Akuntansi.
2. Apakah terdapat hubungan preferensi gaya belajar terhadap
prestasi belajar diantara ketiga progdi pada jurusan Akuntansi.
c. Kesimpulan
1. Tidak terdapat perbedaan preferensi gaya belajar diantara
mahasiswa progdi D-3 akuntansi, S-1 pendidikan akuntansidan S-1
akuntansi
2. Tidak terdapat pengaruh preferensi gaya belajar terhadap hasil
(20)
2. R. Gunawan Sudarmanto (2006)
a. Judul
“Pengaruh Lingkungan Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun
pelajaran 2006/2007.
b. Rumusan Masalah
Apakah Lingkungan belajar dan Minat belajar berpengaruh
terhadap Prestasi belajar Akuntansi siswa SMK Negeri 1 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2006/2007.
c. Kesimpulan
Lingkungan belajar sekolah dan minat belajar mampu menjelaskan
variasi pada prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua SMK Negeri
11 Bandar Lampung sebesar 29,9% selebihnya dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang
diperoleh. Faktor lingkungan belajar sekolah memiliki sumbangan
yang sangat besar terhadap garis regresi yang dihasilkan
dibandingkan dengan minat belajar. Dengan demikian faktor
lingkungan belajar sekolah memiliki pengaruh yang lebih dominan
dibandingkan dengan minat belajar dalam upaya meningkatkan
(21)
3. Munari (2009)
a. Judul
“Kajian Nilai Pengantar Akuntansi Mahasiswa baru Program Studi
Akuntansi”.
b. Rumusan Masalah
“Apakah kebiasaan belajar, kemampuan dan usaha, kemampuan
intelektual mpengaruhi Nilai Pengantar Akuntansi“.
c. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ketiga variabel
bebas yaitu kebiasaan belajar, kemampuan dan usaha, kemampuan
intelektual, hanya variabel kemampuan dan usaha, kemampuan
intelektual berpengaruh terhadap nilai pengantar akuntansi.
Sedangkan untuk kebiasaan belajar tidak bepengaruh.
Tabel 1. Perbedaan penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian terdahulu.
No. Nama Judul Variabel
1 Sawitri Dwi Prastiti
“Pengarruh Preferensi Gaya Belajar terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi”
Preferensi gaya belajar dan hasil belajar.
2 R. Gunawan Sudarmanto (2006)
“Pengaruh Lingkungan Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2006/2007.
Lingkungan belajar, minat belajar,dan prestasi belajar akuntansi.
3 Munari (2009)
“Kajian Nilai Pengantar Akuntansi Mahasiswa
kebiasaan belajar, kemampuan dan usaha,
(22)
baru Program Studi Akuntansi”.
kemampuan intelektual dan Nilai Pengantar Akuntansi
4 Ainur Rosyidah (2010)
“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam mata kuliah akuntansi keuangan menengah”.
Motivasi, kebiasaan belajar, lingkungan belajar dan prestasi belajar.
Sumber: Peneliti (Ainur Rosyidah)
2.2 Landasan Teori
Dalam penelitian ini disajikan beberapa teori yang merupakan dasar utama
dari kerangka pikir dalam usaha pencarian cara ilmiah untuk memecahkan
masalah yang diajukan dalam penelitian.
2.2.1 Akuntansi
2.2.1.1 Definisi Akuntansi
Akuntansi berasal dari kata accounting yang artinya dalam bahasa
indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Pengertian
akuntansi secara umum adalah suatu proses mencatat, meringkas, mengolah,
mengklasifikasi dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan
dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya
dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan
(23)
Akuntansi merupakan kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk
mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi.
Informasi akuntansi sangat potensial untuk dilaporkan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, seperti: manajer perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah,
analisis keuangan dan karyawan. Manajer perusahaan membutuhkan informasi
akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial dan bisnis, investor tentunya
dalam ekspektasi dan harapan terhadap hasil investasinya dalam bentuk hasil
usaha dan keuntungan (deviden), kreditur berkepentingan terhadap kemampuan
bayar terhadap kewajiban perusahaan dalam menyelesaikan pinjamannya,
pemerintah memerlukan informasi terhadap pajak dan regulasi (peraturan), analis
keuangan menggunakan akuntansi untuk dasar menyatakan opini (pendapat)
terhadap investasi yang akan direkomendasikan, karyawan berharap ingin bekerja
di perusahaan yang mampu untuk mendukung perkembangan karir dan
penghasilan yang baik.
(http://images.mobiludara.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SjB2mAoK CsAAAFYMkZY1/BAB%201%20AKUNTANSI.pdf?nmid=254082055)
Menurut warren dkk (2005:10) bahwa secara umum akuntansi dapat
diartikan sebagai sistem informasi yang dapat menghasilkan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
peruahaan. Ditegaskan pula oleh APB Statement No. 4 dalam Smith skousen
(1995:3), akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah
(24)
keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara
berbagai tindakan alternatif.
AICPA (American Institute of Certified Public Accountans) pada tahun
1941, mendefinisikan akuntansi sebagai : “seni mencatat, menggolongkan dan
meringkas transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, sertamenafsirkan hasil-hasilnya.”
Dari definisi ini ada 3 aspek penting yaitu :
1. Akuntansi adalah suatu proses, yaitu proses pencatatan, penggolongan
dan peringkasan transaksi.
2. Akuntansi memproses transaksi keuangan dengan cara yang mempunyai
pola tertentu ( bukan sembarang atau acak-acakan) dan menggunakan
satuan uang sebagai alat pengukur.
3. Akuntansi tidak sekadar proses pencatatan, penggolongan dan
peringkasan belaka, melainkan meliputi juga penafsiran terhadap hasil dari
proses tersebut.
Menurut George A. Mac Fafland “Akuntansi adalah suatu seni
pencatatan, penggolongan, penyajian, serta penafsiran secara sistematis dari data keuangan perusahaan atau perseorangan.”
Dari definisi ini dapat ditarik pengertian bahwa :
1. Prosedur-prosedur yang digunakan dalam akuntansi adalah mencatat,
menggolongkan, menyajikan dan menafsirkan.
2. Sasaran dari akuntansi adalah data keuangan atau peristiwa yang bersifat
(25)
3. Prosedur mencatat, menggolongkan, dan menyajikan data keuangan
haruslah disusun secara sistematis, sehingga dapat digunakan untuk
menafsirkan dan membuat analisis terhadap laporan yang dibuat.
American Accounting Association (dalam Soemarso, 2002:3)
mendefinisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur, dan
melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:
1. Kegiatan Akuntansi
Bahwa Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi,
pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.
2. Kegunaan Akuntansi
Bahwa informasi ekonomi yang dihasilakn oleh akuntansi diharapkan
berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan
usaha yang bersangkutan.
2.2.1.2Tujuan Akuntansi
Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu
entitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan.yang dimaksud dengan entitas
adalah badan usaha/perusahaan/organisasi yang mempunyai kekayaan sendiri.
Menurut Baridwan (2000:4) tujuan pengambilan informasi keuangan
(26)
1. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban ) suatu
perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka
memperoleh laba.
3. Memberi informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilakn laba
4. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan-perubahan
dan sumber –sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai
aktivitas pembelanjaan dan penanaman.
5. Memungkinkan sejauh mungkin informasi lain yang brhubungan dengan
laporan keuangan yang releven untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti
informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
2.2.1.3 Bidang-bidang Akuntansi
Seiring dengan perkembangan jaman, pemanfaatan informasi akuntansi
menjadi semakin luas dan canggih dalam berbagai bidang dan organisasi.
Perkembangan ekonomi, perdagangan bebas, komunikasi dan tehnologi ini yang
kemudian menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum pendidikan akuntansi.
(27)
1. Akuntansi Keuangan (Finansial Accounting)
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekunomi secara
keseluruhan. Bidang ini berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk
pihak-pihak di luar perusahaan. (soemarso, 2002:7).
2. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang
dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah
agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun
terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan
ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisiensi
dan efektifitas suatu kegiatan(Soemarso, 2002:7)
3. Akuntansi Biaya (cost Accounting)
Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang menekankan kegiatan pada
penerapan dan pencatatan biaya dan kontrol atas biaya, terutama yang
berhubunagan dengan biaya produksi suatu barang. (Yadiati dan Ilham,
2006:10-11)
4. Akuntansi Manajemen (Manajement Accounting)
Akuntansi Manajemen merupakan bidang akuntansi yang tujuan utamanya
ialah menyediakan informasi bagi pihak manajemen yang akan digunakan
untuk aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan
(28)
5. Sistem informasi (Accounting sistem)
Bidang ini sangat penting karena setiap organisasi melakukan aktivitasnya
berdasarkan informasi yang diperoleh. Apabila informasi tidak berkualitas,
maka aktivitas organisipun menjadi tidak berkualitas. Informasi yang
berkualitas tersebut dihasilkan dari sistem informasi. Informasi yang
dihasilakan tidak hanya informasi keuangan namun juga informasi non
keuangan yang sangat dibutuhkan berbagai pihak, baik pemegang saham,
menejemen, kreditur, investor, pemerintah maupun serikat pekerja.
(Yadiati dan Ilham, 2006:12).
6. Akuntansi Pemerintahaan (Governmental Accounting)
Bidang ini menghususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan
transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintah, misalnya menyediakan laporan
akuntansi tentang aspek kepengurusan (Business aspect) dari administrasi
keuangan negara. Disamping itu, bidang ini mencakupi pengendalian atas
pengeluaran melalui anggaran negara. (Soemarso, 2006:9)
7. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Bidang Akuntansi yang tujuan utamanya bagaimana menyusun laporan
keuangan untuk tujuan perpajakan dengan berdasarkan pada
konsep-konsep perpajakan. (Yadiati dan Ilham, 2006:11)
8. Akuntansi Keprilakuan (Behavioral Accounting)
Bidang ini menggunakan metodologi ilmu pengetahuan prilaku untuk
(29)
manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka (ikhsan
dan ishak, 2005:4).
2.2.2 Belajar
2.2.2.1 Pengertian Belajar
Kegiatan belajar tidak pernah lepas dari aktivitas kehidupan manusia.
Belajar tidak selamanya harus dilakukan di lingkungan sekolah, akan tetapi dapat
dilaksanakan dimana saja, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Menurut Purwanti (2009:17) prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari
berbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi
belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang mahasiswa
belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang mahasiswa
dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh mahasiswa
tersebut.
Dalam pendidikan formal, proses kegiatan belajar yang dilakukan oleh
mahasiswa merupakan kegiatan pokok yang banyak berperan terhadap berhasil
tidaknya pencapaian dalam tujuan pendidikan. Belajar bukan merupakan suatu
tujuan, akan tetapi suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi belajar merupakan
langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Dalyono (2005:48) belajar dapat didefinisikan suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
(30)
Menurut Bruner (dalam Purwanti, 2009), proses belajar dapat dibedakan
menjadi tiga fase atau episode, yakni: informasi, transformasi, dan evaluasi.
(1) Informasi
Dalam setiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi. Ada yang menambah
pengetahuan yang telah dimiliki, ada yang memperhalus dan ada yang
memperdalamnya. Ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang
telah kita ketahui sebelumnya.
(2) Transformasi
Informasi itu harus dianalisis, diubah, atau ditransformasi ke dalam bentuk
yang lebih abstrak, atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang
lebih luas. Dalam hal ini bantuan dosen sangat diperlukan.
(3) Evaluasi
Kemudian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan
transformasi itu dan dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
Dalam buku Education Psychology, Witherington (dalam Purwanto,
2006:84) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian
yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Sedangkan,
Morgan dalam buku Introduction to Psychology (dalam Purwanto, 2006:84)
mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Purwanto (2006:84) mengemukakan adanya beberapa elemen yang
(31)
(1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk;
(2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi;
(3) Untuk dapat disebut dengan belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap,
harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti,
tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang
mungkin berlangsung berhari-hari, berulan-bulan, ataupun bertahun-tahun. Ini
berarti kita harus mengesampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau
kepekaan seseorang yang biasanya hanya berlangsung sementara.
(4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai
aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam
pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, ataupun sikap.
Berdasarkan dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang berkat
(32)
terarah yang menyebabkan perubahan pada pengetahuan, pemahaman dan
keterampilannya.
2.2.2.2 Teori – Teori Belajar
Dalyono (2005:48) setiap manusia dimana saja berada tentu melakukan
kegiatan belajar. Seorang mahasiswa yang ingin mencapai cita-citanya tentu harus
belajar dengan giat, oleh karena itu untuk dapat mencapai cita-cita tidak bisa
dengan bermalas-malas, tetapi harus rajin, gigih dan tekun belajar. Belajar adalah
syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu
pengetahuan maupun keterampilan atau kecakapan.
Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling
penting dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Dalam
dunia pendidikan belajar merupakan aktivitas pokok dalam penyelenggaraan
proses belajar-mengajar. Melalui belajar seseorang dapat memahami sesuatu
konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan
ketrampilan.
Pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teori belajar yaitu teori
belajar aliran behavioristik dan teori belajar kognitif. Teori belajar behavioristik
menekankan pada pengertian belajar merupakan perubahan tingkah laku, sehingga
hasil belajar adalah sesuatu yang dapat diamati dengan indra manusia langsung
tertuangkan dalam tingkah laku. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi dan
(33)
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Sedangkan teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar
merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga
diungkapkan oleh Winkel (1996: 53) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”.
(http://psb-psma.org/content/blog/teori-teori-belajar)
2.2.2.3Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Purwanto (2006:102), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dibedakan menjadi dua yaitu (1) faktor yang berasal dari diri organisme itu sendiri
atau yang biasa disebut dengan faktor individual dan (2) faktor yang berasal dari
luar individu yang disebut dengan faktor sosial. Yang termasuk faktor individual
adalah faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor
pribadi. Sedangkan, yang termasuk faktor sosial adalah faktor keluarga, guru dan
cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Menurut Lunandi (dalam Suprijanto, 2007:44), faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
(34)
non fisik. Faktor internal fisik mencakup ciri-ciri pribadi seperti umur,
pendengaran, dan pengelihatan. Menurut Mardikanto (dalam Suprijanto,
2007:44), faktor nonfisik atau psikologis termasuk tingkat aspirasi, bakat, dan
lain-lain. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik atau
lingkungan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa proses belajar dapat dipengaruhi
lingkungan fisik, seperti: keadaan ruangan, perlengkapan belajar, dan lain-lain.
Proses belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal nonfisik seperti
dorongan dari keluarga dan teman.
2.2.3 Prestasi Belajar
2.2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Tu’u (2004) dalam Johari (2006) “Prestasi adalah hasil yang
dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan terterntu”. Selanjutnya
menurut Arifin (1991) dalam Johari (2006) “Prestasi didefinisikan sebagai
kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu
hal”.
Menurut Johari (2006) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah
“Istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung
serta merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
ketrampilan, kecerdasan, kecakapan dan sebagainya dalam keadaan kondisi serta
situasi tertentu”. Sementara itu menurut Tu’u (2004) dalam Johari (2006) prestasi
(35)
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh dosen”.
Menurut Arifin dalam Farida (2003:80) mengatakan bahwa kata prestasi
belajar dari bahasa Belanda, yaitu prestasi yang berarti hasil usaha. Ditinjau dari
fungsinya prestasi belajar menurut Arifin dalam Farida (2003:80) adalah sebagai
berikut :
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai oleh anak didik
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi pendekatan.
Hal ini berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi
pendidikan. Indikator intern adalah prestasi belajar dapat dijadikan
indikator produktivitas suatu institusi suatu pendidikan, sedangkan
indikator ekstern menunjukkan bahwa prestasi belajar dijadikan indikator
kesuksesan peserta didik di masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan
peserta didik).
Dari beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil belajar yang diraih seorang mahasiswa berupa nilai.
(36)
dalam mata Akuntansi Keuangan Menengah 1 pada jangka waktu tertentu di
dalam bukti kartu hasil belajar.
2.2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu
diperhatikan karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit mahasiswa yang
mengalami kegagalan. Kadang ada mahasiswa yang memiliki dorongan yang kuat
untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tetapi dalam
kenyataannya prestasi yang dihasilkan di bawah kemampuannya.
Menurut Syah (2003: 144) dalam Johari (2006:34) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa terdiri dari: tingkat kesehatan indera
pendengaran, penglihatan, kelelahan, kecerdasan, sikap mahasiswa, bakat
mahasiswa, minat mahasiswa, motivasi mahasiswa, dosen, staf administrasi,
teman sekelas, gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal mahasiswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu belajar yang digunakan
mahasiswa, strategi dan metode belajar mahasiswa.
Menurut Suryabrata (1998:233) dan Shertzer dan Stone (dalam Purwanti,
2009:30-36), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan
prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
(1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi
(37)
(a) Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang
berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera
1. Kesehatan badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik mahasiswa perlu
memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik
yang lemah dapat menjadi penghalang bagi mahasiswa dalam
menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan
fisiknya, mahasiswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur,
untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga
untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan
ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
2. Panca indera
Berfungsinya panca indera merupakan syarat dapatnya belajar
itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di
antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar
adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal
yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan
pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat
fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam
menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi
(38)
(b) Faktor psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa, antara lain adalah :
1 Intelligensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan mahasiswa
mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki
mahasiswa. Menurut Binet (Winkle,1997:529) hakikat inteligensi
adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu
tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai
tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.
Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang
mahasiswa, di mana mahasiswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi
mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang
lebih tinggi. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki taraf inteligensi
yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang
rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika mahasiswa
dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi,
juga sebaliknya.
2 Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat
merupakan faktor yang menghambat mahasiswa dalam menampilkan
prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan (1997:233) sikap adalah
(39)
tertentu. Sikap mahasiswa yang positif terhadap mata pelajaran di
universitas merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar
mengajar di universitas.
3 Motivasi
Menurut Irwanto (1997:193) motivasi adalah penggerak
perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar.
Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan
dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin
belajar. Sedangkan menurut Winkle (1991:39) motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu;
maka tujuan yang dikehendaki oleh mahasiswa tercapai. Motivasi
belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar,
mahasiswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar.
(2) Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri mahasiswa, ada pula hal-hal lain
diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain
(40)
(a) Faktor lingkungan keluarga
1. Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai
dari buku, alat tulis hingga pemilihan universitas.
2. Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi
cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya
pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai
jenjang pendidikan yang lebih rendah.
3. Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat
berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara
langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung,
seperti hubugan keluarga yang harmonis.
(b) Faktor lingkungan universitas
1. Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas universitas, seperti papan tulis, OHP
akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di universitas;
selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar
(41)
2. Kompetensi dosen dan mahasiswa
Kualitas dosen dan mahasiswa sangat penting dalam meraih
prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang
baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang
mahasiswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di
universitas terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga
pendidik yang berkualitas , yang dapat memenihi rasa ingintahuannya,
hubungan dengan dosen dan teman-temannya berlangsung harmonis,
maka mahasiswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan.
Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus
meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi
tersebut kepada mahasiswa. Metrode pembelajaran yang lebih
interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran
serta mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan
(1994:122) mengatakan bahwa faktor yang paling penting adalah
faktor dosen. Jika dosen mengajar dengan arif bijaksana, tegas,
memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat mahasiswa
menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar mahasiswa akan
cenderung tinggi, paling tidak mahasiswa tersebut tidak bosan dalam
(42)
(c) Faktor lingkungan masyarakat
1. Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan
mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat
yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan
anaknya ke universitas dan cenderung memandang rendah pekerjaan
dosen/pengajar
2. Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan
pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran)
sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai
dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas bisa ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari
internal dan eksternal. Dalam penelitian ini hanya membahas beberapa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi, kebiasaan belajar dan
lingkungan belajar.
2.2.4 Motivasi
2.2.4.1Pengertian Motivasi
Melakukan perbuatan belajar secara relatif tidak semudah melakukan
kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang
mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
(43)
motivasi berasal dari kata motif yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka
pencapaian tujuan.
Menurut Reber (1988) dalam Purwanti (2009:36) mendefinisikan motivasi
sebagai keadaan internal organism baik manusia ataupun hewan yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti
pemasok daya (energizer), untuk bertingkah laku secara terarah.
Psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam
diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan
kegiatan, sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (dalam
wahyuni, 2007: 41), motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan,
mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. "Dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai" (Sardiman, 2006: 75).
Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan
untuk melakukan kegiatan belajar dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah 1, bisa timbul dari diri mahasiswa itu sendiri dan dari orang lain atau
(44)
2.2.4.2Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Belajar
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar
sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk
belajar.(http://kampungblog.com)
Perumusan kebutuhan merupakan tujuan dari motif yang menggerakkan
perilaku sesorang. Motivasi dapat dipandang sebagai suatu rantai reaksi yang
dimulai dengan adanya kebutuhan, kemudian timbul rasa untuk memuaskannya
(mencapai tujuan), sehingga menimbulkan ketegangan psikologis yang akan
mengarahkan perilaku kepada tujuan (kepuasan). Rantai motivasi digambarkan
dalam gambar berikut :
Gambar 2.
Rantai Motivasi
Sumber: Bareleson dan Steiner (dalam Pujadi, 2007: 42-43).
Teori Hirarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow memandang
kebutuhan manusia berjenjang dari yang paling rendah hingga yang paling
tinggi, dimana jika suatu tingkat kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan
(45)
tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivator. Hirarki kebutuhan Maslov
sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisik dan biologis, yaitu kebutuhan untuk menunjang kebutuhan
hidup manusia. Jika fisiologis belum terpenuhi maka kebutuhan lain tidak
memotivasi manusia.
2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari
bahaya fisik dan rasa takut kehilangan.
3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain dan untuk
diterima sebagai bagian dari yang lain.
4. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan untuk dihargai oleh orang
lain. Kebutuhan ini menghasilkan kepuasan dan kebanggaan terhadap diri
sendiri.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan
semua kemampuan dan potensi yang dimiliki hingga menjadi orang yang
seperti dicita-citakan. Menurut Maslow kebutuhan ini merupakan kebutuhan
paling tinggi dalam hirarki.
Menurut Sanjaya (dalam Purwanti, 2009:33) motivasi mempunyai dua
fungsi dalam proses pembelajaran yaitu mendorong mahasiswa untuk beraktivitas
dan berfungsi sebagai pengarah. Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu
pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Memperhatikan fungsi tersebut, maka jelas motivasi dapat
(46)
Keuangan Menengah 1. Dengan demikian ada pengaruh positif antara motivasi
dengan prestasi belajar.
2.2.5 Kebiasaan Belajar
2.2.5.1Pengertian Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penunjang tercapainya
prestasi belajar mahasiswa. Dalam rangka mencapai prestasi belajar yang
diharapkan,maka dalam kegiatan belajarnya, mahasiswa hendaknya mempunyai
sikap dan cara belajar yang sistematis. Cara belajar yang baik adalah suatu
kecakapan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan dalam usaha
belajarnya sehingga menjadi kebiasaan yang melekat pada diri mahasiswa.
Setiap manusia yang lahir mempunyai kebiasaan belajar sendiri-sendiri,
sehingga banyak sekali tingkah laku yang menjadi kebiasaan tidak dapat disadari
sepenuhnya yang perlu dipersoalkan disini, selama kebiasaan itu baik tidaklah
menjadi masalah, tetapi ada juga kebiasaan yang perlu dirubah karena jika tidak
disadari dan terlanjur melekat pada diri seseorang maka kebiasaan itu bisa
merugikan, sebab sebuah tingkah laku mempunyai kekuatan tertentu.
Menurut Djaali (2000:164) dalam buku psikologi pendidikan mengatakan
bahwa kebiasaan belajar diartikan sebagai cara atau tehnik yang menetap pada diri
mahasiswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas,
dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
Cara belajar tidak luput dari kebiasaan belajar, menurut The Liang Gie
(47)
seseorang yang dilakukan secara tetap atau sama dari waktu kewaktu tanpa
pemakaian banyak pikiran. Kebiasaan belajar tertanam dalam diri mahasiswa akan
membentuk mahasiswa tersebut, yaitu membentuk corak yang sukses dan
mahasiswa yang gagal dalam belajar.
Gie (dalam Purwanti, 2009) membagi dua macam kebiasaan belajar yaitu:
kebiasaan belajar baik, yang membantu mahasiswa menguasai pelajaran untuk
mencapai kemajuan belajar yang akhirnya dapat meraih sukses dan kebiasaan
belajar buruk yaitu kebiasaan belajar yang dapat mempersulit mahasiswa dalam
memahami pengetahuan sehingga menghambat kemajuan mahasiswa dalam
memahami pengetahuan sehingga menghambat kemajuan mahasiswa dan
akhirnya akan mengalami kegagalan.
Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman disebut oleh Morgan (1978)
dalam Munari(2009) sebagai kebiasaan belajar. Sedangkan Burton (1952) dalam
Munari (2009) kebiasaan belajar merupakan salah satu tujuan sosial pendidikan
agar para peserta didik mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik
dalam bidang ilmu politik, sosial, keagamaan, rekreasi maupun komunikasi
dengan orang lain dan memahami ekskresi orang lain.
Menurut uraian di atas dapat disimpulakn bahwa pengertian kebiasaan
belajar adalah kebiasaan atau keterampilan belajar tiap-tiap individu untuk
(48)
2.2.5.2 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Pengaruh kebiasaan beajar terhadap nilai mata kuliah akuntansi keuangan
menengah 1 didasari oleh teori klasik yang dikembangkan oleh Ivan Palvon pada
tahun 1849-1936 yang menyatakan bahwa conditional stimulus adalah rangsangan
yang mampu mendatangkan respon yang dipelajari sedangkan respon yang
dipelajari dinamakan conditional response. Maksud teori ini adalah kecakapan
dilakukan melalui usaha yang terencana dan disadari karena sering dilakukan
maka menjadi kebiasaan.
Setiap manusia dimana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar.
Seorang mahasiswa yang ingin mencapai cita-citanya tentu harus belajar dengan
giat, untuk dapat mencapai cita-cita tidak bisa dengan bermalas-malas, tetapi
harus rajin,gigih dan tekun belajar.
Kebiasaan belajar cenderung menguasai prilaku mahasiswa dalam setiap
melakukan kegiatan belajar, karena kebiasaan mengandung motivasi yang kuat
bagi mahasiswa sebagai daya penggerak psikis dalam diri mereka masing-masing.
Misalnya, mahasiswa yang sering kali berlatih soal-soal akan lebih baik
prestasinya daripada mahasiswa yang hanya belajar secara teori karena kurang
strategi dan taktik dalam penyelesaian soal.
Kebiasaan belajar yang baik itu haruslah dipupuk dan dikembangkan.
Demikian pula kebiasaan belajar itu bukan sesuatu yang telah ada, namun sesuatu
(49)
sesuai atau kurang tepat maka akan memperoleh hasil yang tidak optimal
sehingga akan mepengaruhi prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan.
Kebiasaan belajar yang tidak sesuai dapat mempersulit mahasiswa dalam
memahami dan memperoleh pengetahuan sehingga memghambat kemajuan
belajar mahasiswa dan pada akhirnya akan mengalami kegagalan dalam
berprestasi. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang
kurang baik. Menurut Dimyati (2002: 246), kebiasaan belajar yang kurang baik
antara lain berupa:
a. Belajar pada akhir semester
b. Belajar tidak teratur
c. Menyia-nyiakan kesempatan belajar
d. Bersekolah hanya untuk bergensi
e. Datang terlambat
2.2.6 Lingkungan Belajar
2.2.6.1Pengertian Lingkungan Belajar
Manusia disepanjang hidupnya tidak akan pernah lepas dari apa yang
disebut dengan lingkungan. Lingkungan dalam kehidupan manusia selalu
mengitarinya dan terdapat hubungan timbal balik diantara keduanya. Lingkungan
disatu sisi dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi di sisi yang lain manusia
(50)
mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di dalamnya.
Menurut Rohani (2004:19) dalam Johari (2006:40) Perkembangan
seseorang dalam hidupnya tidak pernah lepas dari adanya faktor pembawaan dan
faktor lingkungan. Diantara keduanya terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi dalam menjadikan manusia yang berkualitas dan bercirikan
keunggulan serta mempunyai karakter dan kepribadian yang baik. Berdasarkan
hasil penelitian para pakar psikologi dikatakan bahwa faktor pembawaan lebih
menentukan dalam hal intelegensi, fisik, dan reaksi inderawi. Sementara itu
”Faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan,
kepribadian, sikap dan nilai”.
Lingkungan belajar menurut Saroni (dalam Purwanti, 2009: 45) adalah
”segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik
dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses
pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga mahasiswa merasa krasan di
universitas dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan
karena tekanan ataupun keterpaksaan.”
Sidjabat (2009) menuliskan bahwa: Penelitian mengungkapkan bahwa
efektivitas belajar terjadi jauh lebih besar dalam kelas kecil, daripada dalam
kelas besar (lebih dari 20 peserta). McKeachie, dalam Teaching Tips ,
menyatakan bahwa dalam kelas kecil banyak keuntungan yang dapat diperoleh.
(51)
a. Kelas ukuran kecil
Kelas ukuran kecil sangat baik dalam meningkatkan gairah dan kemampuan
belajar mereka yang memiliki motivasi rendah sebab dosen dapat menyapa
masing-masing peserta secara pribadi. Dalam kelas ukuran kecil dosen
memiliki kesempatan yang relatif besar untuk berinteraksi dengan peserta
didiknya. Intensifnya interaksi menunjukkan bahwa dosen menaruh perhatian
terhadap keberadaan dan kebutuhan mareka. Rasa dihargai akan muncul
dalam diri peserta didik. Sudah tentu hal demikian sangat bermanfaat bagi
diri peserta didik. Sudah tentu hal demikian sangat bermanfaat bagi tujuan
yang menekankan segi-segi penerapan, analisis, sintesis, serta pemikiran
kritis. Pembahasan suatu pokok bahasan secara kritis selalu dapat dilakukan
secara bersama-sama.
b. Kelas ukuran besar
Dalam kelas ukuran besar sebaliknya dosen memiliki kesempatan yang relatif
kecil untuk lebih mengenal peserta didiknya. Sering peserta didik merasa
kurang terlibat atau tidak perlu terlibat dalam kegiatan diskusi. Mereka hadir
untuk memenuhi jumlah kehadiran, yang mungkin sebagai prasyarat bagi
kelulusan. Kelas ukuran besar juga cenderung memusatkan kegiatan
mengajarnya kepada dosen. Untuk memukau perhatian peserta didik selama
pengajaran berlangsung, dosen harus mengadakan persiapan yang sangat
matang sehingga dapat mengemukakan ide-ide secara jelas, sistematis,
(52)
Lingkungan belajar di kampus merupakan situasi yang turut serta
mempengaruhi kegiatan belajar individu. Menurut Hamalik (dalam Sudarmanto,
2006: 2) menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar
yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan
belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan universitas
akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan mahasiswa dalam belajar,
sehingga mahasiswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara
maksimal. Menurut Slameto (dalam Sudarmanto, 2006: 2) menyatakan
lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif
terhadap anak atau mahasiswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
Menurut Ahmad dan Uhbiyanti (dalam Sudarmanto, 2006:2) Lingkungan
pendidikan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah
segala sesuatu yang berada di sekitar mahasiswa dalam proses belajar baik di
rumah maupun di kelas dan di universitas. Meliputi Lingkungan fisik dan
lingkungan non fisik dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
2.2.6.2 Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Belajar
Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar dalam berkonsentrasi untuk
belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemampuan dan konsentrasinya, jika pelajar
akan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi dan dapat
memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuannya pada
(53)
lingkungan belajar yang produktif, dimana sebuah lingkungan sesuai dengan
kebutuhan para pelajar. Semakin mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan,
semakin mahir mahasiswa tersebut mengatasi situasi-situasi yang menntang dan
semakin mudah mahasiswa mempelajari informasi baru (DePorter&Hernacki,
2001:81). Dengan demikian ada pengaruh positif antara kebiasaan belajar dengan
prestasi belajar.
Teori behaviorisme menyatakan bahwa seluruh perilaku manusia adalah
hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh
lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau
jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana
perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan.
2.3 Kerangka Pikir
Berdasarkan teori-teory serat penelitian terdahulu yang telah dikemukakan
diatas, maka dapat disusun premis sebagai berikut:
Premis 1: Kebiasaan belajar berpengaruh terhadap nilai pengantar
akuntansi (Munari, 2009: 21).
Premis 2: Lingkungan belajar sekolah memiliki pengaruh yang dominan
dibandingkan dengan minat belajar dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar akuntnai (Sudarmanto, 2006).
Premis 3: Belajar dapat didefinisikan suatu usaha atau kegiatan yang
(54)
Prestasi Belajar
Y
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya (Dalyono, 2005:48)
Premis 4: Motivasi merupakan proses yang memberi semangat, arah, dan
kegigihan prilaku (John W. Santrock, 2007:510)
Premis 5: Penelitian mengungkapkan bahwa efektivitas belajar terjadi
jauh lebih besar dalam kelas kecil, daripada dalam kelas besar
(lebih dari 20 peserta). (Sidjabat, 2009).
Berdasarkan hasi penelitian terdahulu dan teori-teori yang saling berkaitan
maka kerangka pemikiran teoritis dapat dibangun dalam gambar di bawah ini:
Gambar 3: Bagan Kerangka pikir
Uji Regresi linier Berganda Motivasi
X1
Kebiasaan Belajar
X2
Lingkungan Belajar
(55)
2.4 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas maka hipotesis
dari penelitian ini adalah:
Diduga motivasi, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan
(56)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga
variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel-variabel tersebut terdiri
dari:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain :
1) Variabel Motivasi (X1)
Motivasi adalah dorongan untuk melakukan kegiatan
belajar, bisa timbul dari diri mahasiswa sendiri dan dari orang
lain dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah1.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Motivasi
adalah (Purwanti, 2009):
• Tekun dalam menghadapi tugas atau pekerjaan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
(57)
• Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak lekas putus asa dan tidak cepat puas dengan prestasi yang
diperolehnya.
• Dorongan untuk berhasil atau sukses dalam belajar
• Dorongan dari orang tua untuk berhasil
• Dorongan dari teman untuk berhasil.
2) Kebiasaan Belajar (X2)
Kebiasaan belajar adalah kebiasaan atau keterampilan
belajar tiap-tiap individu untuk mengumpulkan dan menambah
sejumlah pengetahuannya.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kebiasaan
belajar (Purwanti, 2009):
• Berdiskusi
• Memperhatikan penjelasan dosen
• Aktif dalam perkuliahan
• Membaca buku
• Mengulangi bahan pelajaran
• Mengerjakan tugas
• Belajar teratur
(58)
3) Lingkungan (X3)
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di
sekitar mahasiswa dalam proses belajar baik di rumah maupun
di universitas. Meliputi Lingkungan fisik dan lingkungan non
fisik dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel lingkungan
belajar adalah (Purwanti, 2009):
• Kondisi kelas yang nyaman dan kondusif
• Kondisi kelas dan sarana prasarana yang mendukung proses belajar
• Suasana dan kondisi lingkungan kampus yang mendukung kegiatan belajar
• Suasana lingkungan tempat tinggal yang mendukung kegiatan belajar
• Suasana dan kondisi tempat belajar dirumah yang mendukung kegiatan belajar
• Memiliki sarana dan prasarana yang memadai
2. Variabel Terikat (Y)
Prestasi Belajar (Y)
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diraih seorang
(59)
yang dimaksud yaitu hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah 1 pada jangka waktu tertentu di dalam
bukti kartu hasil belajar.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel prestasi belajar
adalah (Purwanti, 2009):
• Nilai yang memuaskan dalam Akuntansi Keuangan Menengah 1
• Pemahaman yang tinggi dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
3.1.2 Pengukuran Variabel 1. Motivasi (X1)
Variabel ini berkaitan dengan dorongan mahasiswa untuk
berprestasi dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survei dengan
model impersonal yang berisi 14 pertanyaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan peneliti yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model
impersonal membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan
terwawancara yang berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64).
Skala yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik pengukuran
semantic defferential scale yang terukur dalam skala 7 point dengan
pola sebagai berikut:
(60)
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan
pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak
pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3
artinya responden cenderung mempunyai motivasi yang rendah dengan
pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden
cenderung mempunyai motivasi belajar yang tinggi dengan pertanyaan
yang diberikan.
2. Kebiasaan Belajar (X2)
Adalah kebiasaan atau keterampilan belajar tiap-tiap individu
untuk mengumpulkan dan menambah sejumlah pengetahuannya dalam
mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survei dengan
model impersonal yang berisi 14 pertanyaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan peneliti yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model
impersonal membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan
terwawancara yang berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64).
Skala yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik pengukuran
semantic defferential scale yang terukur dalam skala 7 point dengan
pola sebagai berikut:
Tidak pernah 1 2 3 4 5 6 7 Selalu
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan
(61)
pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3
artinya responden cenderung mempunyai kebiasaan belajar yang rendah
dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti
responden cenderung mempunyai kebiasaan belajar yang tinggi dengan
pertanyaan yang diberikan.
3. Lingkungan Belajar (X3)
Variabel ini berkaitan dengan keadaan sekitar mahasiswa baik
berupa fisik maupun non fisik yang mendukung mahasiswa untuk
berprestasi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survei dengan
model impersonal yang berisi 15 pertanyaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan penelit yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model
impersonal membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan
terwawancara yang berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64).
Skala yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik pengukuran
semantic defferential scale yang terukur dalam skala 7 point dengan
pola sebagai berikut:
Tidak pernah 1 2 3 4 5 6 7 Selalu
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan
pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak
pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3
(62)
rendah dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7
berarti responden cenderung mempunyai lingkungan belajar yang tinggi
dengan pertanyaan yang diberikan.
4. Prestasi Belajar (Y)
Variabel ini berhubungan dengan prestasi belajar yang merupakan
hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah 1 dalam kurun waktu tertentu yang ditandai dengan nilai
dalam Kartu Hasil Studi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survei dengan
model impersonal yang berisi 4 pertanyaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan peneliti yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model
impersonal membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan
terwawancara yang berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64).
Skala yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik pengukuran
semantic defferential scale yang terukur dalam skala 7 point dengan
pola sebagai berikut:
Tidak Pernah 1 2 3 4 5 6 7 Selalu
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan
pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak
pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3
artinya responden cenderung mempunyai prestasi belajar yang rendah
(63)
responden cenderung mempunyai prestasi belajar yang tinggi dengan
pertanyaan yang diberikan.
3.2. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel 3.2.1. Populasi
Menurut Sumarsono (2004:44) populasi meupakan kelompok
subyek atau Populasi sebagai objek atau obyek yang memiliki ciri-ciri
atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok
subyek atau obyek lain,dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi
dari hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
reguler S1 jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2007
yang masih aktif hingga tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah sebanyak
154 siswa (UPT Telematika, 2010/2011).
3.2.2. Teknik Penentuan Sampel
Pengertian sampel menurut Sumarsono (2004:44) adalah bagian
darisebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama
dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan
representatif dari sebuah populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah simple random sampling yaitu tehnik pengambilan sampel anggota
(64)
dalam populasi itu (Sugiono:2003:57). Ukuran sampel yang dibutuhkan
dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin:
Rumus
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi (154 mahasiswa angkatan 2007)
e = Presentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang dapat diinginkan, yaitu 10%
Maka :
Responden ini mewakili populasi kriteria mahasiswa akuntansi kelas
reguler angkatan 2007 yang telah mengambil mata kuliah akuntansi keuangan
menengah 1 dan tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif pada tahun ajaran
2010/2011, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini
sebanyak 61 orang atau responden.
3.3. Teknik pengumpulan Data
(65)
a. Data Primer
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data primer.
Menurut Umar (2001: 69), data primer adalah data yang didapat dari
sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil interview atau
hasil pengisian kuesioner. Data primer dalam penelitian ini adalah data
dalam penyusunan dari Mahasiswa UPN “veteran” Jawa Timur yang
diambil dengan cara menyebarkan kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indiantoro dan
Supomo, 2002: 147), data sekunder dalam penelitian ini adalah data
jumlah mahasiswa yang akan menjadi objek dalam penelitian yang berasal
dari UPT Telematika UPN “Veteran” Jawa Timur.
3.3.2 Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner dan
wawancara dengan subyek penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh kepastian bahwa kuisioner diberikan kepada subyek yang
tepat, artinya kuesioner diberikan pada mahasiswa reguler srata-1 (S1)
jurusan Akuntansi UPN “veteran” Jawa Timur angkatan 2007. Kuesioner
ini berisi daftar pertanyaan kepada responden yang berisi pertanyaan yang
menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai
(1)
93
lainnya yang terkait dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan penelitian.
(2)
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bahwa motivasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
2. Bahwa kebiasan belajar berpengaruh secara nyata terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 terbukti kebenarannya.
3. Bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 terbukti kebenarannya.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, pembahasan dari kesimpulan yang diperoleh, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan para mahasiswa dapat meningkatkan motivasi yang mereka miliki dengan cara tidak mudah menyerah dalam menghadapi hambatan dan tantangan pada suatu permasalahan sehingga hal ini bisa dijadikan suatu pengalaman untuk mencapai prestasi yang diharapkan.
(3)
95
b. Bagi Dosen Pengajar
Diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran yang lebih baik lagi sehingga mahasiswa lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar. c. Bagi Program Studi
Diharapkan dapat memberikan fasilitas – fasilitas yang nyaman dan bentuk-bentuk pembelajaran yang baik sehingga mahasiswa akan semakin termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang mereka miliki.
d. Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat menggunakan instrument lainnya, karena mengukur prestasi belajar tidak hanya dilihat dari segi motivasi, gaya belajar, dan lingkungan. Di samping itu, dalam melakukan penelitian sejenis ini harus benar-benar menetapkan instrumen yang sesuai dengan kondisi dan tujuan dari penelitian yang diharapkan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Baridwan, Zaki, 2000. Intermediate Accounting, Edisi ketujuh, Cetakan ketujuh, Penerbit: BPFE, Yogyakarta.
Dalyono, M, 2005. Psikologi Pendidikan, Cetakan ketiga, Penerbit: PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Dianiyati, Meta Nike, 2007, Faktor faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “veteran” jawa timur).
Faridah, 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah.
Ghozali, Imam, 2001, Implikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Revisi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semaramg.
,2008, Kenalilah Tiper Gaya Belajar Kita, http://www.ubb.ac.id
Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keperilakuan Penerbit PT.Salemba Empat, Jakarta.
Indriantoro, Nur, 2000, ”Pengaruh computer anxiety terhadap keahlian dosen dalam penggunaan komputer” Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, Vol.4, No.2, Hal 191-210.
Johari, Amin, 2006, Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar, dan Variasi Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi pada Siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen tahun ajaran 2005/2006, Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, 2000, Manjemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Munari, 2009. Kajian Nilai Pengantar Akuntansi Mahasiswa Baru Program Studi Akuntansi.
(5)
Muland, 2009, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK Negri 1 Seyegan,
http://www.indoskripsi.com
Nazir, Mohammad, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. Pujadi, Arko, 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar mahasiswa:
Studi Kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol.3 No.2 September 2007.
Purwanti, Lenny S., 2009, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Purwanto, Ngalim M, 2006, Psikologi Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Rachmawati, 2010. Pengaruh Beberapa Faktor Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “veteran” jawa timur.
Robbin, Stephen P., 2001, Perilaku Organisasi, Edisi Kedelapan, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.
Sekaran, Uma, 2006. Metodologi penelitian untuk bisnis, Edisi Pertama, Penerbit: Salemba Empat, Jakarata.
Sijabat, BS, 2002, Kelas Sebagai Lingkungan Belajar,http://www.pepak.subda.org Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Edisi Revisi,
Cetakan ketiga, Penerbit: PT. Bina Aksara, Jakarta.
Soemarso, 2002, Akuntansi suatu pengantar, Edisi lima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sudarmanto, R.Gunawan, 2006. Pengaruh lingkungan Belajar dan minat belajar terhadap prestasi belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri Bandar Lampung tahun Pelajaran 2006/2007.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan ke 14, Penerbit Alfabeta, Bandung.
(6)
Suharyadi, dan Purwanto S.K 2004, Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi Kedua, Jilid Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi. Penerbit Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Sunartombs, 2009, Pengertian Prestasi Belajar, http://www.kampungblog.com Suprijanto, 2007, Pendidikan Orang Dewasa, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta. Suryaningrum dan Takarini, 2007, “Kemampuan Mahasiswa Berkomunikasi Lisan
Melalui Proses Belajar Mengajar”, Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7, No. 2, Hal 1-14.
Syah, Muhibbin, 1997. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Edisi revisi, Cetakan ketiga, Penerbit: PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Thoha, Mifta, 2003, Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tusaida, Emi, 2009, Pengaruh Motivasi Belajar, Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi-Akuntansi Pada Siswa Kelas IX IPS Semester Ganjil
SMAN 1 Sumberjaya Lampung Barat Tahun 2008/2009,
http://www.skripsi.unila.ac .id
Umar, Husein, 2003, Metode Riset Akuntansi Terapan, Cetakan Pertama, Penerbit: Ghalia Indonesia, Jakarta.
Wahyuni, Asti, 2007. Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa kelas 1 Jurusan Akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Yadiati, Wiwin dan Ilham Wahyuni, 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit: Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Yuhertiana, Indrawati, 2009. Pengungkapan Informasi pada Website: studi tentang Akuntabilitas Pendidikan pada Perguruan tinggi Indonesia.
, 2010, Pengertian Akuntansi, http://www.blogspot.com. , 2010, Akuntansi, http://www.multiplycontent.com.