Studi komparatif tingkat konsumsi, jumlah tabungan dan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojoneogoro, Jawa Timur.

(1)

i

ABSTRAK

STUDI KOMPARATIF POLA KONSUMSI, JUMLAH TABUNGAN, DAN TINGKAT PENGHASILAN PENAMBANG MINYAK TRADISONAL DI

DESA WONOCOLO DAN DESA HARGOMULYO, KECAMATAN KEDEWAN, BOJONEGORO,

JAWA TIMUR

Mario Richardus Esthi Yuwana Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pola konsumsi, jumlah tabungan, dan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi komparatif, dilaksanakan pada bulan November 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di daerah Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling berjumlah 96 responden dan pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Independent Sample t-test.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan pola konsumsi dengan nilai rata-rata selisih sebesar 1,56 pada penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo (7,31) dan Desa Hargomulyo (5,75) dengan (nilai sig. 0,000 <0,05), (2) terdapat perbedaan jumlah tabungan dengan nilai rata-rata selisih sebesar Rp. 558.334,00 pada penambang minyak tradisional mobil di Desa Wonocolo (Rp. 2.019.792,00) dan Desa Hargomulyo (Rp. 1.461.458,00) dengan (nilai sig. 0,002< =0,05), dan (3) tidak terdapat perbedaaan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo (nilai sig. 0,718 > =0,05).


(2)

ii

ABSTRACT

THE COMPARATIVE STUDY OF CONSUMPTION, TOTAL SAVINGS, AND LEVELS INCOME OF TRADITIONAL OIL MINERS IN THE WONOCOLO VILLAGE AND HARGOMULYO VILLAGE, KEDEWAN

DISTRICT, BOJONEGORO, EAST JAVA

Mario Richardus Esthi Yuwana Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The purpose of this study is to analyze the differences in consumption patterns, the amount of savings, and income levels in the miners traditional oil in Wonocolo Village and Hargomulyo Village, Kedewan District, Bojonegoro, East Java.

This research is a comparative study, carried out in November 2014. The population of this study were the people in the Village of Wonocolo and Hargomulyo, Kedewan District, Bojonegoro. The samples were 96 respondents. The techique of taking samples was random sampling. The technique of data collection was a questionnaire. Data were analyzed by using independent sample t-test.

The results show that: (1) there are differences in the consumption patterns of traditional oil miners in Wonocolo Village. They are more consumptive than the Village of Hargomulyo (sig. 0.000 < 0.05), (2) there are differences in the amount of savings with the different average value Rp. 558,334.00 on traditional oil miners in the Village of Wonocolo (Rp. 2,019,792.00), and the Hargomulyo Village (Rp. 1,461,458.00) with (sig. 0.002 < = 0.05), and (3) there are no differences in the level of income of traditional oil miners in the Village of Wonocolo and Hargomulyo (sig. 0.718> = 0.05).


(3)

STUDI KOMPARATIF TINGKAT KONSUMSI, JUMLAH

TABUNGAN, DAN TINGKAT PENGHASILAN PENAMBANG

MINYAK TRADISIONAL DI DESA WONOCOLO DAN DESA

HARGOMULYO, KECAMATAN KEDEWAN,

BOJONEGORO, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Mario Richardus Esthi Yuwana

081324036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

STUDI KOMPARATIF TINGKAT KONSUMSI, JUMLAH

TABUNGAN, DAN TINGKAT PENGHASILAN PENAMBANG

MINYAK TRADISIONAL DI DESA WONOCOLO DAN DESA

HARGOMULYO, KECAMATAN KEDEWAN,

BOJONEGORO, JAWA TIMUR

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Mario Richardus Esthi Yuwana

NIM: 081324036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

“SANCTITAS SANITAS SCIENTIA”

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat dan karuniaNya.

Ayahanda R. Adrianus Suharianto dan Ibunda Vita Maria

Susiloningsih atas segala pengorbanan, cinta dan kasih sayang yang

dicurahkan tanpa batas

Kakakku tercinta Bonifasius Jossie Susilohardianto, Yovita Herni

Susilowati, Fransisca Narsis Rosanti, dan Vincentia Pungky

Susanti.

Sahabat-sahabatku tercinta.


(8)

v

MOTTO

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.

~ oleh Winston Chuchill

Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling bai, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan.

~ oleh Hitopadesa

“Mulai” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan

sesuatu adalah, “mulai”. Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat

kita selesaikan kalau kita hanya memulainya.


(9)

vi

PERSEMBAHAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Januari 2015 Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Mario Richardus E. Y.

Nomor Mahasiswa : 081324036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

STUDI KOMPARATIF POLA KONSUMSI, JUMLAH TABUNGAN, DAN TINGKAT PENGHASILAN PENAMBANG MINYAK TRADISONAL DI

DESA WONOCOLO DAN DESA HARGOMULYO, KECAMATAN KEDEWAN, BOJONEGORO,

JAWA TIMUR

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 7 Januari 2015

Yang menyatakan


(11)

viii

ABSTRAK

STUDI KOMPARATIF POLA KONSUMSI, JUMLAH TABUNGAN, DAN TINGKAT PENGHASILAN PENAMBANG MINYAK TRADISONAL DI

DESA WONOCOLO DAN DESA HARGOMULYO, KECAMATAN KEDEWAN, BOJONEGORO,

JAWA TIMUR

Mario Richardus Esthi Yuwana Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pola konsumsi, jumlah tabungan, dan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi komparatif, dilaksanakan pada bulan November 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di daerah Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling berjumlah 96 responden dan pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Independent Sample t-test.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan pola konsumsi dengan nilai rata-rata selisih sebesar 1,56 pada penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo (7,31) dan Desa Hargomulyo (5,75) dengan (nilai sig. 0,000 <0,05), (2) terdapat perbedaan jumlah tabungan dengan nilai rata-rata selisih sebesar Rp. 558.334,00 pada penambang minyak tradisional mobil di Desa Wonocolo (Rp. 2.019.792,00) dan Desa Hargomulyo (Rp. 1.461.458,00) dengan (nilai sig. 0,002< =0,05), dan (3) tidak terdapat perbedaaan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo (nilai sig. 0,718 > =0,05).


(12)

ix

ABSTRACT

THE COMPARATIVE STUDY OF CONSUMPTION, TOTAL SAVINGS, AND LEVELS INCOME OF TRADITIONAL OIL MINERS IN THE WONOCOLO VILLAGE AND HARGOMULYO VILLAGE, KEDEWAN

DISTRICT, BOJONEGORO, EAST JAVA

Mario Richardus Esthi Yuwana Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The purpose of this study is to analyze the differences in consumption patterns, the amount of savings, and income levels in the miners traditional oil in Wonocolo Village and Hargomulyo Village, Kedewan District, Bojonegoro, East Java.

This research is a comparative study, carried out in November 2014. The population of this study were the people in the Village of Wonocolo and Hargomulyo, Kedewan District, Bojonegoro. The samples were 96 respondents. The techique of taking samples was random sampling. The technique of data collection was a questionnaire. Data were analyzed by using independent sample t-test.

The results show that: (1) there are differences in the consumption patterns of traditional oil miners in Wonocolo Village. They are more consumptive than the Village of Hargomulyo (sig. 0.000 < 0.05), (2) there are differences in the amount of savings with the different average value Rp. 558,334.00 on traditional oil miners in the Village of Wonocolo (Rp. 2,019,792.00), and the Hargomulyo Village (Rp. 1,461,458.00) with (sig. 0.002 < = 0.05), and (3) there are no differences in the level of income of traditional oil miners in the Village of Wonocolo and Hargomulyo (sig. 0.718> = 0.05).


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan rahmat, kasih, dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Studi KomparatifPola Konsumsi, Jumlah Tabungan, dan Tingkat Penghasilan Penambang Minyak

Tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedawen,

Bojonegoro, Jawa Timur” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembuatanskripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas petunjuk dan bimbingan yang telah penulis terima selama melakukan penyusunan skripsi ini kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan semangat.


(14)

xi

4. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh ketelitian dalam memeriksa skripsi ini.

5. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dosen tamu penguji dalam skripsi ini.

6. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma,yang telah mendidik dan membimbing saya selama kuliah. Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan, segala jasa dan kenangan tidak akan pernah saya lupakan.

7. Ayahanda dan Ibunda terimakasih atas doa, semangat, dukungan spiritual dan materiil.

8. Kakak dan adik terimakasih telah memberikan dukungan dan menemani dalam penulisan skripsi.

9. Masyarakat di lokasi penambangan minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo yang telah berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian.

10. Sahabat-sahabatku dan semua teman-teman dari prodi Pendidikan Ekonomi 2008. Terimakasih telah menjadi keluarga baru, kerjasama dan kekompakannya di Pendidikan Ekonomi 2008.

11. Teman-teman prodi Pendidikan Ekonomi 2010-2011 yang telah menjadi teman terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

12. Teman-teman tercinta Carolina Visca, Yani, Milia, Marthin, Dani, Tyas, dan Yustina yang telah menjaga kebersamaan, kekeluargaan, persahabatan, cinta dan kasih yang aku dapatkan selama di Yogyakarta.


(15)

xii

13. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini.

Penulis berharap, semoga apa yang telah penulis susun dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa skrisi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.Dengan rendah hati, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan karya yang lebih baik dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 7 Januari2015 Penulis


(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 6


(17)

xiv

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 9

1. Pola Konsumsi ... 9

2. Jumlah Tabungan ... 25

3. Tingkat Penghasilan ... 32

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Teoritik ... 37

D. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 42

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 43

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

D. Populasi dan Sampel ... 44

1. Populasi ... 44

2. Sampel ... 44


(18)

xv

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 46

1. Variabel Penelitian ... 46

2. Definisi Operasional... 47

G. Teknik Pengumpulan Data ... 49

H. Pengujian Instrument Penelitian ... 51

I. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Deskripsi Lokasi ... 57

1. Lokasi Kabupaten Bojonegoro ... 57

2. Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo ... 59

B. Deskripsi Responden ... 63

1. Jumlah Responden di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo ... 63

2. Kegiatan Masyarakat Sehari-hari Hargomulyo ... 63

BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 65

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi ... 65


(19)

xvi

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Uang Diambil Dalam 6

Bulan ... 69

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Frekuensi Menabungan ... 70

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 71

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 73

1. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 73

2. Analisis Data ... 74

C. Pembahasan ... 78

1. Perbandingan Pola Konsumsi Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo ... 78

2. Perbandingan Jumlah Tabungan Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo ... 80

3. Perbedaan Tingkat Penghasilan Desa Wonocolo dengan Desa Hargomulyo ... 81

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

C. Keterbatasan Penelitian ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Golongan Jenis Pekerjaan ... 34

Tabel III.1 Golongan Jenis Pekerjaan ... 35

Tabel III.2 Skala Likert ... 37

Tabel III.3 Kisi-Kisi Kuesioner ... 38

Tabel III.4 Hasil Uji Validitas ... 55

Tabel III.5 Hasil Uji Reiabilitas ... 56

Tabel V.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi di Wonocolo dan Hargomulyo ... 72

Tabel V.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi di Wonocolo dan Hargomulyo (lanjutan)... 73

Tabel V.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tabungan di Wonocolo dan Hargomulyo (lanjutan)... 74

Tabel V.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Uang diambil Dalam 6 bulan di Wonocolo dan Hargomulyo (lanjutan) ... 75

Tabel IV.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Banyaknya Tempat Menabung ... 76

Tabel V.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Frekuensi Menabung di Wonocolo dan Hargomulyo ... 77


(21)

xviii

Tabel V.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan di Wonocolo dan Hargomulyo ... 78 Tabel V.9 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data ... 80 Tabel V.10 Hasil Uji Independent T-Test Pada Pola Konsumsi ... 81 Tabel V.11 Hasil Uji Independent T-Test Pada Jumlah Tabungan .. 82 Tabel V.12 Hasil Uji Independent T-Test Pada Pekerjaan Pokok .... 84 Tabel V.13 Hasil Uji Independent T-Test Pada Pekerjaan

Sampingan ... 84 Tabel IV.14 Hasil Uji Independent T-Test Pada Penghasilan Pokok 84 Tabel IV.15 Hasil Uji Independent T-Test Pada Penghasilan


(22)

xix

DAFTAR GAMBAR


(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran.1 Kuesioner ... 86 Lampiran.2 Uji Validitas & Reliabilitas Uji Coba Instrumen ... 90 Lampiran.3 Data Penelitian ... 91 Lampiran.4 Uji Normalitas ... 93 Lampiran.5 Distribusi Frekuensi ... 94 Lampiran.6 Hasil Uji T-Independent ... 101


(24)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat (Gilarso, 2001). Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang selalu berhubungan dengan konsumsi, apakah itu untuk memenuhi kebutuhan akan makan, kesehatan, pendidikan, hiburan dan kebutuhan lainnya. Pengeluaran masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhannya tersebut dinamakan dengan pembelanjaan atau konsumsi. Pengeluaran konsumsi melekat kepada setiap orang mulai dari lahir hingga akhir hidupnya, artinya setiap orang selama hidupnya melakukan kegiatan konsumsi. Oleh karena itu, kegiatan konsumsi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Berbagai barang dan jasa diproduksi dan ditawarkan kepada masyarakat untuk digunakan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Pokok persoalan ekonomi yang dihadapi oleh setiap orang adalah bahwa setiap orang ingin hidup layak sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat. Untuk itu dibutuhkan bermacam-macam barang dan jasa (Gilarso, 2001).

Kegiatan produksi muncul akibat adanya kegiatan konsumsi. Sebaliknya, kegiatan konsumsi muncul akibat ada yang memproduksi barang dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan konsumsi sangat mempengaruhi


(25)

keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Keynes berpendapat bahwa pengeluran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh besarnya Pendapatan Nasional yang maknanya bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga akan naik secara proporsional bila terjadi peningkatan pendapatan nasional. Menurut Friedman dan Modligiani, bahwa setiap individu akan memperoleh kepuasan yang lebih tinggi apabila mereka dapat mempertahankan pola konsumsi yang stabil daripada kalau harus mengalami kenaikan dan penurunan dalam konsumsi mereka (Mankiw, 2003). Tetapi Modligiani melanjutkan dengan menyatakan bahwa orang akan berusaha untuk menstabilkan pola konsumsi mereka sepanjang masa hidupnya dan juga menganggap penting peranan kekayaan (assets) dan tabungan sebagai penentu tingkah laku konsumsi.

Setiap orang memiliki pola konsumsi yang berbeda-beda. Perbedaan pola konsumsi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu besarnya pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, lingkungan sosial ekonomi, agama dan adat kebiasaan, musim, kebijakan dalam mengatur keuangan keluarga, pengaruh psikologi, harta kekayaan yang dimiliki serta iklan dan media massa (Gilarso, 2001). Pembentukan pola konsumsi seseorang dasarnya dimulai pada usia remaja. Seperti halnya mahasiswa sebagai golongan masyarakat usia remaja dan seorang pribadi yang baru saja mengalami perubahanan status dalam


(26)

hidupnya, mereka juga mengalami perubahan yang mulai mengarah dalam simbol-simbol yang menunjukan bahwa mereka adalah seorang mahasiswa.

Dalam kehidupan sehari-hari tabungan dan kekayaan adalah sesuatu yang perlu diperhatikan pula guna menunjang kemampuan masyarakat dalam memenuhi konsumsinya sehari-hari. Menyisihkan dari hasil pendapatan yang tidak digunakan untuk ditabung atau menyimpannya dalam bentuk kekayaan yang lain misal, tanah, ternah dan lainnya. Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disisihkan dan disimpan sebagai cadangan guna untuk memenuhi kebutuhan yang mendadak atau berjaga-jaga dalam jangka panjang atau pendek. Besarnya tabungan masyarakat bergantung juga dari berapa pendapatan mereka, baik untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari atau sebagian dialihwujudkan menjadi kekayaan mereka dalam bentuk barang. Kekayaan itu sendiri merupakan salah satu tabungan masyarakat, meskipun berbeda tempat menyimpannya karena mengingat dari nilai jual dari kekayaan yang terkadang bisa berubah dan kekayaan barang tersebuh tidak memenuhi kriteria dalam penyimpanan tabungan di dalam bank, sebagai contoh tidak mungkin orang menabung ternak di bank.

Penghasilan adalah suatu imbalan atau balas jasa atas apa yang telah dikerjakan dan dari penghasilan itu sendiri diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia perlu bekerja untuk


(27)

mendapatkan penghasilan guna mempertahankan hidupnya. Dengan bekerja seseorang akan mendapatkan uang. Uang yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh sebab itu, uang tersebut harus berasal dari hasil kerja yang halal. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang bersifat reguler dan diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan kreasi. Bekerja yang halal adalah bekerja dengan cara-cara yang baik dan benar. Tidaklah mudah bagi kita untuk menemukan pekerjaan idaman yang sesuai dengan minat dan kepribadian kita. Apabila kita bekerja di bidang yang sesuai dengan minat dan tipe kepribadian, pada umumnya lebih sukses dalam menjalani karir. Kesesuaian itulah yang membuat orang lebih mencintai dan bahagia dalam menjalankan pekerjaannya, dampaknya pun kita bisa bekerja lebih giat dan rasa tanggung jawab pun semakin tinggi dan tentunya penghasilan pun juga akan semakin tinggi sesuai dengan tanggung jawab dan jabatan kita dalam pekerjaan.

Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur terdapat sebuah desa yang melakukan pertambangan minyak. Tidak dapat dipungkiri bahwa efek dari dibiarkannya penambangan minyak ini membawa kemajuan yang nyata bagi masyarakat setempat, minimal banyak warga yang dapat bekerja meskipun hanya sebagai buruh. Penambangan minyak secara turun temurun tesebut sudah dilakukan sejak zaman Belanda. Di kawasan Desa


(28)

Kedewan, 30 kilometer dari Kabupaten Bojonegoro, sedikitnya hingga saat ini tersisa kira-kira 58 sumur minyak produksi dari ratusan titik sumur yang di masa lalu menjadi kekuasaan kolonial. Sumur-sumur itu tersebar di Desa Wonocolo dan Hargomulyo. Setiap sumur produksi dikelola perkelompok dengan jumlah yang bervariasi. Misalnya sumur 56 di Desa Wonocolo yang perharinya mampu menghasikan minyak mentah 2000 liter, dan dikelola oleh 24 orang. Semua yang kerja di sana warga Wonocolo, dalam sehari, rata-rata 10 drum minyak mentah didapatkan dan dijual.

Kehidupan masyarakat Bojonegoro yang bisa disebut sebagai kota yang sedang berkembang, hadirnya perusahaan yang sangat pesat perkembangannya di daerah Bojonegoro dan sekitarnya, membuat peneliti ingin menganalisis pola konsumsi, jumlah tabungan dan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.

Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Studi Komparatif Pola Konsumsi, Jumlah Tabungan, dan Tingkat Penghasilan Penambang Minyak Tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur”.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dirasa perlu adanya batasan masalah agar penelitian lebih terfokus dan lebih terarah dengan tujuannya. Maka peneliti


(29)

hanya membatasi pada variabel pola konsumsi, jumlah tabungan dan tingkat penghasilan di daerah Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan pola konsumsi penambang minyak tradisonal di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo?

2. Apakah ada perbedaan jumlah tabungan penambang minyak tradisonal di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo?

3. Apakah ada perbedaan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo?

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Pola konsumsi yaitu frekuensi dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Indikator untuk mengukur variabel pola konsumsi adalah:

a. Kebiasaan berbelanja

b. Frekuensi mengkonsumsi makanan dan minuman. c. Kebiasaan menggunakan waktu luang

2. Jumlah tabungan yaitu besarnya pendapatan seseorang yang tidak dibelanjakan dan disisihkan sebagai simpanan guna memenuhi


(30)

kebutuhan yang mendadak atau berjaga-jaga dalam jangka panjang atau pendek. Indikator untuk mengukur variabel jumlah tabungan adalah:

a. Jumlah uang yang ditabung selama 6 bulan terakhir

3. Tingkat penghasilan adalah sejumlah uang atau hasil materi yang diterima masyarakat setelah melakukan kegiatan ekonomi. Indikator pendapatan dalam penelitian ini adalah :

a. Pendapatan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo menurut jabatan penambang.

Pendapatan masyarakat sangant bergantung pada faktor kesempatan kerja, tingkat upah, jenis pekerjaan, tingkat pekerjaan, dan curahan kerja.

E. Tujuan Peneltian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas makan tujuan yang diinginkan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis perbedaan pola konsumsi penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo.

2. Untuk menganalisis perbedaan jumlah tabungan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo.

3. Untuk menganalisis perbedaan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo.


(31)

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah informasi bagi :

1. Bagi Penambang Minyak

Memberikan masukan gambaran tentang pola konsumsi, tabungan dan tingkat penghasilan sebagai penambang minyak tradisional, yang diharapkan mampu memberikan motivasi untuk lebih maju dan berkembang lagi.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.

3. Penelitian Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya tentang analisis diskriptifpola konsumsi, tabungan dan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional.

4. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini penulis bisa mendapatkan tambahan wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam mempraktikkan ilmu yang didapatkan selama kuliah.


(32)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pola Konsumsi

a. Pengertian Konsumsi

Konsumsi adalah suatu kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus. Pihak yang melakukan konsumsi disebut konsumen. Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya, sehingga tercapai tingkat kemakmuran.Dalam pengertian ekonomi, konsumsi diartikan sebagai kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus. Pihak yang melakukan konsumsi disebut konsumen.Konsumsi merupakan kegiatan manusia dalam penggunaan barang dan jasa untuk mengurangi atau menghabiskan daya guna atau manfaat suatu barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Teori konsumsi Keynes (Sukirno, 2003) muncul pada saat masa Great Depression tahun 1929-1930 . Teori ekonomi klasik

menganut paham yang dicetuskan J.B Say,’ Supply creates its own demand”, penawaran menciptakan permintaannya


(33)

sendiri.Pengeluaran seseorang untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya.Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak pola konsumsinya pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. dan sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol.

Konsumsi ini sendiri bisa digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu konsumsi langsung dan konsumsi tidak langsung. Konsumsi langsung merupakan kegiatan untuk mengonsumsi barang secara langsung yang dilakukan oleh pengguna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, makanan, minuman, dan pakaian yang langsung dipakai oleh pengguna. Sementara itu, konsumsi tidak langsung merupakan pemakaian benda konsumsi berupa barang atau jasa secara tidak langsung yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna, misalnya pembelian bahan baku pabrik yang kemudian akan diproses lebih lanjut untuk kepentingan penciptaan barang. Pembelian bahan baku tersebut dikatakan sebagai kegiatan konsumsi, namun bukan konsumsi langsung. Untuk lebih jelas mengenai pengertian konsumsi, simaklah uraian yang akan disajikan berikut ini.

Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah salah satu


(34)

konsumsi yang merupakan konsep yang di Indonesiakan dalam

bahasa Inggris “Consumption”, merupakan pembelanjaan yang

dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak

dibelanjakan disebut tabungan, dilambangkan dengan huruf “S”

inisial dari kata saving. Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan (Dumairy, 1996: 114). Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada gap atau jarak antara konsumsi dan produksi. Prinsip

dasar konsumsi adalah “saya akan mengkonsumsi apa saja dan

jumlah beberapapun sepanjang: anggaran saya memadai dan saya

memperoleh kepuasan maksimum“.

Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan tentang konsumsi rumah tangga


(35)

secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Di kebanyakaan negara pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua, konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiataan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya (Sukirno, 2003 : 338). Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save,MPS). Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga terdapat konsumsi minimum bagi rumah tangga tersebut, yaitu besarnya pengeluaran konsumsi yang harus dilakukan, walaupun tidak ada pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini disebut pengeluaran konsumsi otonom (outonomous consumtion).

Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity toconsume) jumlah yang dikonsumsi dalam


(36)

setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kibijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi. Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin. Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori.

b. Pola konsumsi

Dalam kenyataannya tidak ada keluarga yang perngeluarannya tetap sama. Masing-masing memiliki suatu pola umum. Orang yang berpenghasilan rendah mengeluarkan sebagian besar penghasilannya untuk kebutuhan primer seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Sedangkan orang yang berpenghasilan tinggi dapat mengeluarkan sebagian besar atau


(37)

lebih untuk kebuthan lain, seperti pendidikan, kesehatan, rekreasi dan lain-lain. Gejala semacam inilah yang disebut dengan

Hukum Engel”, yaitu makin tinggi penghasilan suatu keluarga, makin besar pula jumlah uang yang dikeluarkan untuk kebutuhan primer, khususnya makanan. Tetapi terkadang tidak menutup kemungkinan juga bagian yang dikeluarkan untuk kebutuhan primer makin kecil, sedangkan bagian untuk kebutuhan lain-lain semakin besar.

Menurut Ensiklopedia Ekonomi dan Manajemen (1992 : 199) pola konsumsi adalah proporsi pengeluaran suatu rumah tangga untuk membeli berbagai jenis mbarang dan jasa untuk tingkat pendapatan dalam janka waktu tertentu.

Pola konsumsi juga dapat didefinisikan sebagai tingkat kebuthan seseorang atau rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang dapat dipenuhi oleh penghasilannya Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional.


(38)

1) Perilaku Konsumen Rasional

Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:

a) Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi Konsumen.

b) Barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen. c) Mutu barang terjamin.

d) Harga sesuai dengan kemampuan konsumen. 2) Perilaku Konsumen Irasional

Suatu perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu, contohya yaitu : a) Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media

cetakmaupun elektronik.

b) Memiliki merk yang sudah dikenal banyak konsumen. c) Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon. d) Prestise atau gengsi

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi

Menurut Gilarso (2002: 63) Besarnya pola konsumsi tergantung dari banyak faktor, antaralain :

1) Besarnya pendapatan keluarga yang tersedia (setelah dipotong pajak dan potongan–potongan lain)


(39)

3) Taraf pendidikan dan status sosial dalam masyarakat 4) Lingkungan social ekonomi (desa, kota, kotabesar) 5) Agama dan adat kebiasaan

6) Musim

7) Kebijakan dalam mengatur keuangan keluarga

8) Pengaruh Psikologi (mode–mode terbaru, pandangan masyarakat tentangapa yang menaikkan gengsi)

Pola konsumsi seseorang dipengaruhi oleh banyak hal yang berkaitan.Seseorang membelanjakan uang yang dimiliki sebelumnya dipengaruhi oleh banyak pertimbangan akibat adanya kalangkaan. Berikut ini dipaparkan penyebab perubahan pola pengeluaran atau konsumsi dalam rumah tangga :

1) Penyebab Faktor Ekonomi a) Pendapatan

Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika mendapat pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi aking menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.


(40)

(1) Kekayaan

Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi yang besar. Contonya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah kost biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan demikian orang tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena punya banyak pemasukan dari hartanya.

(2) Tingkat Bunga

Bunga bank yang tinggi akan mengurangi pola konsumsi yang tinggi karena orang lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi dibanding dengan membelanjakan banyak uang.

(3) Perkiraan Masa Depan

Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan menekan konsumsi. Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah, ada yang sakit buatuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.


(41)

2. Jumlah tabungan

a. Penyebab Faktor Demografi 1) Komposisi Penduduk

Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak maka konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu daerah akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di wilayah itu tinggi-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah tersebut menjadi tinggi.

2) Jumlah Penduduk

Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit. Jika orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.

b. Penyebab / Faktor Lain

1) Kebiasaan Adat Sosial Budaya

Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Di daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan memiliki pola konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki


(42)

kebiasaan gemar pesta adat biasanya memeiliki pengeluaran yang besar.

2) Gaya Hidup Seseorang

Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada orang lain maupun dengan kartu kredit.

Seseorang pasti pernah membeli barang atau makanan. Kegiatan itu disebut Konsumsi karena anda telah mengurangi nilai guna barang tersebut. Anda pun melakukan investasi karena barang tersebut berharga di kemudian hari. Selanjutnya, anda pun akan menyisihkan uang saku anda sebagai tabungan.

Menurut Keynes beberapa faktor yang mempengaruhi pola konsumsi seseorang yaitu:

1) Tingkat Pendapatan

Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi pendapatan seseorang makin tinggi pula daya belinya dan semakin beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi, dan sebaliknya.


(43)

2) Tingkat Pendidikan

Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Contohnya seorang sarjana lebih membutuhkan computer dibandingkan seseorang lulusan sekolah dasar.

3) Tingkat Kebutuhan

Kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Seseorang yang tinggal di kota daya belinya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tinggal di desa.

4) Kebiasaan Masyarakat

Di zaman yang serba modern muncul kecenderungan konsumerisme didalam masyarakat. Penerapan pola hidup ekonomis yaitu dengan membeli barang dan jasa yang benar-benar dibutuhkan, maka secara tidak langsung telah meningkatkan kesejahteraan hidup.

5) Harga Barang

Jika harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun sedangkan jika harga barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan naik. Hal ini sesuai dengan hokum permintaan.

6) Mode

Barang-barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan laku keras di pasar sehingga


(44)

konsumsi bertambah. Dengan demikian mode dapat mempengaruhi konsumsi.

Manusia senantiasa berusaha untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran dengan memenuhi berbagai macam kebutuhannya. Usaha itu dilakukan dengan mengkonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkan. Tujuan konsumsi antara lain:

1) Pendapatan seseorang tidak semuanya dihabiskan untuk konsumsi.

2) Konsumsi akan menciptakan tingkat permintaan masyarakat. 3) Konsumsi dapat memenuhi kebutuhan nilai ganda pada

seseorang.

4) Konsumsi dapat memenuhi kepuasan seseorang.

Menurut Kotler (2000:223), faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi adalah :

a. Faktor Budaya

Faktor budaya terdiri dari kulture, sub kulture dan kelas sosial. 1) Kulture adalah determinan paling fundamental dari

keinginan dan perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian tata nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui keluarganya dari lembaga-lembaga kunci lain. 2) Sub Kulture terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang


(45)

lebih spesifik. Sub kulture mencakup kebangsaan, agam, kelompok, ras dan daerah geografis.

3) Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relative homogen dan tetap dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat dan perilaku yang mirip. Kelas sosial menunjukkan preferensi produk dan merk dalam pemilihan produk seperti pakaian, perabot rumah, kegiatan pada waktu luang dan kendaraan.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran dan status.

1) Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung daan tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseoran. Kelompok acuan menghubungkan seseorang antara pola perilaku konsumsi tertentu dengan gaya hidup baru, yang mempengaruhi pada pemilihan produk dan merk produk tertentu.

2) Keluarga

Anngota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat


(46)

3) Peran dan status

Posisi orang dalam setiap kelompok dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status. Setiap peran membawa status.

c. Faktor pribadi

Faktor pribadi terdiri dari usia dan tahap hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi dan gaya hidup, keribadian dan kensep pribadi.

1) Usia dan siklus hidup

Kebutuhan yang ditentukan oleh usia. Dalam hal ini pola konsumsi anak muda dapat berbeda dengan pola konsumsi orang yang mempunyai usia jauh diatasnya.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsi, misalnya seorang pekerja berkerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, kotak makanan dan berekreasi boling.

3) Keadaan ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan kekayaan, hutang, kekuatan untuk meminjam, dan pendirian terhadap belanja dan menabung.


(47)

4) Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang diungkapkan dalam kegiatan, minat dan pendapatan seseorang. Gaya hidup melukiskan keseluruhan orang termasuk gambaran pola konsumsinya

5) Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian adalah karakteristik pribadi yang berbeda dari seseorang lain, menyebabkan tanggapan seseorang realtiv konsisten dam tetap terhadap lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang digunakan untuk memilih atau menentukan pola konsumsi seseorang terhadap pilihan produk dan merk. Konsep diri adalah citra pribadi atau bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri, hal ini mempengaruhi penilaian seseorang terhadap prduk dan merk yang akan dibelinya.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pengetahuan, kepercayaan dan pendirian.

1) Motivasi

Suatu motif adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak. Setiap orang mempunyai banyak kebutuhan, pada setiap waktu tertentu.


(48)

Suatu kebutuhan menjadi motif bila telah tercapai tingkat yang cukup. Suatu motif adalah suatu kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak memuaskan kebutuhannya.

2) Persepsi

Ketika seseorang bertindak mememuhi kebu 3) Belajar

4) Kepercayaan dan Sikap Pendirian

2. Jumlah tabungan

a. Pengertian tabungan

Tabungan merupakan jenis simpanan yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena sejak sekolah dasar anak-anak seduah dikenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat menabung di sekolah. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank.

Sebagai tempat menyimpan uangnya. Usaha perbankan dalam usaha meningkatkan pengerahan sumber dana dari masyarakat salah satunya dengan menghimpun sumber dana tabungan. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Biasanya suatu bank menyelenggarakan suatu produk tabungan lebih dari satu jenis. Tabungan merupakan salah satu dari berbagai


(49)

macam produk perbankan yang paling banyak diminati masyarakat, mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa bahkan kalangan pengusaha, namun masih banyak juga masyarakat yang belum begitu mengerti tentang produk tabungan.

Sebelum adanya perbankan, masyarakat pada waktu itu menyimpan uangnya dirumah, seperti dibawah kasur ataupun di dalam celengan. Namun cari ini banyak sekali mengandung resiko, seperti kehilangan atau dicuri dan jumlah uang yang disimpan tidak akan bertambah. Dengan adanya produk tabungan yang dikeluakan oleh perbankan masyarakat sudah mulai gemar untuk menabung, dikarenakan bank memberikan beberapa keuntungan anatara lain yang yang disimpan aman dan uang nasabah akan bertambah dengan adanya bunga bank.

Dengan diperkenalkannya tabungan pada masyarakat hal ini akan memupuk kesadaran masyarakat seberapa jauh pentingnya tabungan, karena dengan menabung berarti kita menyimpan uang di bank dengan rasa aman, yang dapat diambil setiap saat apabila kita membutuhkannya juga dengan menabung berarti menyisihkan sebagian dari pendapatan yang tidak dipakai untuk konsumsi.

Banyak sekali pendapat tentang definisi tabungan baik dari undang-undang pemerintah maupun dari para ahli ekonomi.Pengertian tabungan menurut Undang-undang no. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang


(50)

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang diupersamakan dengan itu, sedangkan tujuan dari tabungan adalah mengumpulkan dana dari masyarakat guna membiayai pembangunan dan menanamkan kebiasaan menabung dikalangan masyarakat.

Menurut Suyatno (2001:71) tabungan adalah “simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu”.

Tujuan masyakarkat menabung di bank antara lain :

1) Nasabah merasa aman menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan di bank

2) Nasabah dapat menarik tabungannya dengan mudah karena bank memberikan kemudahan dalam hal penarikan, misalnya adanya mesin ATM yang tersebar di mana-mana, adanya ATM bersama yang memudahkan nasabah untuk menarik tabungan di mesin ATM bank lain.

3) Untuk penghematan, supaaya seluruh penghasilannya tidak digunakan untuk berbekanja.

Tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat yang dapat dibuka dengan persyaratan yang sangat mudah. Setoran awal rekening tabungan juga rendah, sehingga terjangkau oleh masyrakat luas. Dalam abad modern,


(51)

bank melakukan inovasi dengan minciptakan produk tabungan dengan berbagai jenis.

Menurut Manurung dan Rahardja (2004), dalam bukunya

yang berjudul “Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter”,

pengertian tabungan adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainya yang dapat dipersamakan dengan itu.

Menurut Dendawijaya (2003), tabungan adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, banyak sekali terdapat persamaan, diantaranya adalah tabungan merupakan dana pihak ketiga yang disimpan di bank, dan penarikan tabungan hanya dapat dilakukan dengan syarat dan cara tertentu.

Ada beberapa jenis-jenis tabungan, diantaranya adalah : e. Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)

Tabanas adalah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilannya hanya boleh dilakukan dengan syarat-syarat tertentu, yaitu hanya boleh diambil maksimal 2 kali dalam satu bulan.


(52)

Tabanas terdiri dari berbagai jenis, yaitu :

1) Tabanas Umum adalah tabanas yang berlaku bagi perorangan dan dilaksanankan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan.

2) Tapelpram (Tabungan Pemuda, Pelajar dan Pramuka) adalah tabungan khusu yang dilakukan secara kolektif melalu organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka. 3) Tabungan Pegawai adalah tabungan khusus pegawai dan

semua golongan kepangkatan yang berada dilingkungan departemen lembaga, instansi pemerintah dan perusahaan lainnya yang dilakukan secara kolektif.

f. Taska (Tabungan Asuransi Berjangka)

Taska adalah jenis tabungan yang berkaitan erat dengan asuransi jiwa dan jaminan bagi sipenabung serta penyetorannya dilakukan setiap bulan. Tabungan ini dapat diasuransikan untuk perencanaan berupa biaya-biaya sekolah, kuliah dan lain-lain.

g. Tabungan ONH (Ongkos Naik Haji)

Tabungan ONH adalah setoran yang dilakukan oleh seseorang yang ingin melaksanakan ibadah haji, besarnya ONH ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Agama.


(53)

h. Tabungan lainnya

Tabungan lainnya yaitu tabungan selain Tabanas dan Taska, tabungan ini dikeluarkan oleh masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh masing-masing bank yang bersangkutan.

Ada beberapa sarana dalam melakukan penarikan tabungan, hal ini tergantung dari penrsyaratan bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Saran ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Adapun saran tersebut dalah :

1) Buku Tabungan

Buku tabungan adalah buku yang dipegang oleh nasabah, buku tabungan berisi tentang informasi saldo, transaksi penyetoran, penarikan dan pemindahbukuan serta berbagai pembebanan yang dilakukan oleh pihak bank yang ada pada tanggal tertentu.

2) Slip Penarikan

Slip penarikan adalah slip yang digunakan untuk menarik sejumlah uang tertentu dari rekening tabungannya. Didalam slip penarikan nasabah harus menuliskan nama, nomor rekening dan jumlah uang yang ditarik disertai dengan tanda tangan nasabah.


(54)

3) Kuitansi

Kuitansi juga merupakan formulirn dan juga merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang difungsikan sama dengan slip penarikan. Didalam kuitansi ditulis nama penarik, jumlah yang dan nama penarik. Sarana ini juga dapat digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan.

4) Kartu ATM

Kartu ATM adalah sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik dan dapat digunakan sebagai alat untuk menarik sejumlah uang tertentu dari rekening tabungan di mesin ATM

Jumlah tabungan adalah total uang yang disimpan dalam bank untuk semua transaksi yang terkait dengan tabungan, yang meliputi setoran dan penarikan. Jumlah tabungan diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan oleh penabung. Setoran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pemegang tabungan untuk menambah saldo tabungannya. Faktor yang menarik sesorang untuk menabung atau investasi adalah suku bunga. Semakin besar suku bunga tabungan, semakin besar pula imbalan jasa yang diberikan oleh bank. Jadi, besar kecilnya suku bunga akan mempengaruhi keputusan konsumsi seseorang.


(55)

3. Tingkat Penghasilan

1. Pengertian Penghasilan

Penghasilan disebut juga dengan income yaitu imbalan yang diterima oleh seluruh rumah tangga pada lapisan masyarakat dalam suatu negara/daerah, dari penyerahan faktor-faktor produksi atau setelah melakukan kegiatan ekonomi. Penghasilan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sisanya merupakan tabungan untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Dengan kata lain penghasilan secara lebih fokus yaitu hasil pengurangan antara jumlah penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan, pendapatan total merupakan penjumlahan dari seluruh pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha yang dilakukan. Menurut Soeharjo dan patong 1994 (dalam Saraswati, 2012) terdapat hubungan yang positif antara hasil produksi yang dipasarkan dengan pendapatan, artinya semakin besar produksi yang dipasarkan, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh. Besarnya jumlah pendapatan mempunyai fungsi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dalam suatu kegiatan atau suatu proses produksi yang sering dimiliki dengan uang kemudian disebut sebagai pendapatan. (Sitorus, 1994) menyatakan, penghasilan adalah jumlah kegunaan yang dapat dihasilkan melalui suatu usaha.


(56)

Menurut Hutabarat (Suyatmi, 1998) penghasilan adalah setiap hal yang diperoleh karena bekerja pada suatu perusahaan, sedangkan pendapatan adalah suatu penghasilan yang didapat dalam kurun waktu tertentu. Idrus (1989: 74), mengatakan pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan nyata berupa uang, barang ataupun jasa yang dinyatakan dalam nilai uang oleh anggota rumah tangga yang bekerja.

2. Jenis Pendapatan

Pendapatan keluarga menurut Gilarso (2003: 63), dapat bersumber pada:

1) Usaha sendiri (wiraswasta) seperti berdagang, menjalan perusahaan sendiri atau membuat kerajinan, dan mengerjakan sawah.

2) Bekerja pada orang lain misalnya bekerja di perusahaan sebagai pegawai atau karyawan (baik swasta maupun pemerintah)

3) Hasil dari milik misal mempunyai rumah disewakan atau dikoskan, memiliki sawah maupun tanah disewakan, mempunyai uang yang dipinjamkan dengan bunga.

3. Kategori Pendapatan

Biro Pusat Statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:


(57)

a. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang bersifat reguler dan diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari:

1) Gaji dan upah yang iterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur, dan kerja kadang-kadang.

2) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah.

3) Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak mililk tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.

b. Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan kreasi.

4. Penggolongan Pendapatan

Berdasarkan penggolongannya, BPS Jawa Timur tahun 2012 membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu:

a. Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan

b. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan


(58)

c. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawah antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

d. Golongan pendapatan rendah adalh jika pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000,00 per bulan.

Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa pendaptan juga sangat berpengaruh terhadap tingakt ekonomi sekaran. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingakt ekonominya tinggi juga. Disamping memiliki penghasilan pokok setiap keluarga biasanya juga memiliki penghasilan sampingan yang meliputi penghasilan tambahan dan penghasilan insidentil.

Di dalam masyarakat orang mendapat penghasilan dalam bentuk uang. Berhubungan dengan itu maka penghasilan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penghasilan nominal dimana jumlah rupiah yang diterima dan penghasilan riil yaitu jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah uang tertentu.

Ada tiga unsur dalam pendapatan yaitu sebagai berikut:

a. Penjualan hasil produksi barang dan jasa merupakan unsur pendapatan pokok.

b. Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau sumber-sumber ekonomi.


(59)

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini peneliti belum menemukan peneliti lain yang meneliti hal yang sama tentang studi komparatif pola konsumsi, jumlah tabungan, dan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Namun, terdapat penelitian yang meneliti pola konsumsi, seperti:

Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang Analisis Sikap Penabung Terhadap Tingkat Bunga Pelayanan, dan Fasilitas Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan, Tingkat Penghasilan, dan Jarak Tempat Tinggal yang diteliti oleh Ruci Perwitasari pada tahun 2009. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian komparasi, yaitu menguji perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga, pelayanan dan fasilitas ditinjau dari jenis pekerjaan, tingkat penghasialan dan jarak tempat tinggal. Hasil dari penelitian tersebut adalah :

1. Tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap tingakt bunga ditinjau

dari jenis pekerjaan ( χ2hitung4,878 < χ2tabel

9,488)

2. Tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap pelayanan ditinjau dari

jenis pekerjaan ( χ2hitung2,187 < χ2tabel

9,488 )

3. Tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap fasilitas ditinjau dari

jenis pekerjaan ( χ2hitung2,943 < χ2tabel


(60)

4. Tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap tingkat bunga ditinjau

dari tingkat penghasilan ( χ2hitung6,001 < χ2tabel

7,815 )

5. Tidak ada perbedaan sikap penabung terhadap pelayanan ditinjau dari tingkat penghasilan ( χ2hitung3,261 < χ2tabel 7,815 )

6. Tidak ada perbedaan sikap panbung terhadap fasilitas ditinjau dari tingkat penghasilan ( χ2hitung 3,288< χ2tabel 7,815 )

7. Ada perbedaan sikap penabung terhadap tingakt bunga ditinjau dari jarak tempat tinggal ( χ2hitung87,351 < χ2tabel 7,815 )

8. Ada perbedaan sikap penabung terhadap pelayanan ditinjau dari jarak tempat tinggal ( χ2hitung 10,467 < χ2tabel 7,815 )

9. Ada perbedaan sikap penabung terhadap fasilitas ditinjau dari jarak tempat tinggal ( χ2hitung 10,363 < χ2tabel 7,815 )

C. Kerangka Teoretik

1. Perbedaan pola konsumsi penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.

Pengeluaran konsumsi melekat kepada setiap orang mulai dari lahir hingga akhir hidupnya, artinya setiap orang selama hidupnya melakukan kegiatan konsumsi. Setiap orang tentunya memiliki pola konsumsi yang berbeda-beda. Pola konsumsi seseorang dapat dilihat dari bagaimana kebiasaan berbelanja mereka, seperti mengkonsumsi makan, minuman, pakaian, sepatu, tas, dan lain-lain. Semua hal yang


(61)

dikonsumsi tidak akan pernah lepas dengan jumlah pendapatan yang diperolehnya. Dengan adanya penambangan minyak tradisional sedikit banyak telah merubah perilaku konsumsi masyarakat Wonocolo dan Hargomulyo. Pola konsumsi yang tinggi, tentunya akan lebih baik diimbangi dengan jumlah pendapatannya. Dengan adanya penambangan minyak tradisional akan berpengaruh terhadap pola konsumsi seseorang. Bila pola konsumsi masyarakat tinggi menunjukkan bahwa dengan adanya penambangan minyak tradisional dapat merubah kehidupan dan ekonomi masyarakat sekitar menuju kearah yang lebih baik, begitu pun sebaliknya. Hal ini dapat menunjukkan perbedaan desa satu dengan desa yang lain di lokasi penambangan minyak tradisonal.

2. Perbedaan jumlah tabungan masyarakat di lokasi penambangan minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.

Tabungan merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan pula guna menunjang kemampuan masyarakat dalam memenuhi konsumsinya sehari-hari. Seseorang akan menabung guna untuk memenuhi kebutuhan yang mendadak atau berjaga-jaga dalam jangka panjang maupun pendek. Besarnya jumlah uang yang ditabung oleh masyarakat bergantung juga dari berapa pendapatan mereka, baik untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Seseorang dapat menabung dari pendapatan yg diperolehnya di bank, koperasi ataupun tabungan yang


(62)

disimpan di rumah. Dalam kurun waktu tiga bulan, seseorang dapat menabung sesuai dengan kemampuan finacialnya. Dilihat dari jumlah tabungan masyarakat yang meningkat menunjukkan bahwa penambangn minyak dapat memberi perubahan yang baik dalam berbisnisnya.

3. Perbedaan tingkat penghasilan masyarakat penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.

Tingkat penghasilan merupakan tingkat pendpatan atau pemasukan yang didapatkan oleh para pekerja penambang minyak tradisional sebagai balas jasa atas apa yang mereka kerjakan dari menggayung sumur minyak. Penghasilan jasa maupun barang yang memiliki daya guna untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dalam berkonsumsi dan diperuntukkan untuk menabung. Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa pendaptan juga sangat berpengaruh terhadap tingakt ekonomi sekaran. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingakt ekonominya tinggi juga. Disamping memiliki penghasilan pokok setiap keluarga biasanya juga memiliki penghasilan sampingan yang meliputi penghasilan tambahan dan penghasilan insidentil. Adanya penambangan minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, salah satunya tingkat pendapatan.


(63)

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan model penelitian sebagai berikut:

Gambar II.1 Bagan Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah dan landasan teori di atas maka dalam penelitian ini hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan pola konsumsi penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan jumlah tabungan penambang minyak tradisonal di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.

Pola Konsumsi

Jumlah Tabungan

Tingkat Penghasilan

Perbedaan antara masyarakat di Desa Wonocolo dan Desa


(64)

3. Terdapat perbedaan yang signifikan tingkat penghasilan penambang minyak tradisonal di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.


(65)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi komparatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta dan sifat objek di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

Metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian survei yaitu penelitian yang mengumpulkan informasi tentang tindakan, karakteristik, pendapat dari sekelompok responden yang dijadikan representatif yang dianggap sebagai populasi. Fokus penelitian survei ini adalah survei sampel yaitu tidak melibatkan seluruh populasi melainkan sampel dari populasi tersebut.

Rancangan waktu yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan cross sectional yang dilakukan untuk mengobservasi variabel-variabel pada waktu yang sama (Arikunto,2006). Cross sectional

yaitu data antara variable bebas dan variable terikat dikumpulkan dalam satu waktu yang bersamaan dan hanya dilakukan satu kali.


(66)

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah penambang minyak tradisonal di daerah Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, kecamatan Kedewan, Bojonegoro.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pola konsumsi, jumlah tabungan, dan tingkat penghasilan penambang minyak tradisional di daerah Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian dilakukan di daerah Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro. Adapun alasan memilih lokasi tersebut yaitu :

a. Masyarakat pada umumnya memiliki pola konsumsi dan jumlah tabungan yang berbeda-beda, yang pada dasarnya sedikit banyak ditentukan dari hasil pendapatan mereka dan banyak faktor yang lain, dan ditunjang pula dengan ditemukannya sumur minyak dan berdirinya perusahaan minyak ExxonMobil di daerah tersebut. Sehingga hal ini dapat mendukung penelitian ini dalam perbedaan pola konsumsi, jumlah tabungan dan tingkat penghasilan di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo.


(67)

b. Masyarakat di daerah Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo ini mempunyai jenis pekerjaan yang berbeda-beda, baik buruh tambang, mandor dan bukan buruh tambang. Sehingga hal ini dapat mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2014.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi menunjuk pada sejumlah individu yang paling sedikt mempunyai satu sifat atau ciri yang sama untuk diteliti. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di daerah Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Cara menentukan ukuran sampel yang diambil dari populasi yang belum diketahui, maka rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu:

n =

Keterangan :


(68)

p = maksimal estimasi = 0,5 d = derajat kepercayaan Z = 1,96

maka dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel sebesar :

n =

n =

n =

n =

96,04

n

96

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh hasil jumlah sampel yang diperlukan untuk penelitian ini sebanyak 96 responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling.

Menurut Sugiyono (2010), teknik random sampling, digunakan untuk mengambil anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.


(69)

E. Data yang Dicari

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian (responden) tentang apa yang akan diteliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden.

2. Data sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh langsung dari subjek penelitian (responden), tetapi diperoleh dari monografi di desa Wonocolo tersebut. Adapun data yang akan dicari adalah:

a. Keadaan geografis b. Keadaan demografis

c. Data penduduk di desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Menurut Noor (2010), variabel merupakan suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pola konsumsi, jumlah tabungan dan status sosial ekonomi.


(70)

2. Definisi Operasional a. Pola konsumsi

Pola konsumsi yaitu frekuensi dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Indikator untuk mengukur variabel pola konsumsi adalah:

1) Kebiasaan berbelanja.

2) Frekuensi mengkonsumsi makanan dan minuman. 3) Kebiasaan menggunakan waktu luang.

b. Jumlah tabungan

Jumlah tabungan adalah pendapatan seseorang yang tidak dibelanjakan dan disisihkan sebagai simpanan guna untuk memenuhi kebutuhan yang mendadak atau berjaga-jaga dalam jangka panjang atau pendek. Indikator untuk mengukur variabel jumlah tabungan adalah:

1) Jumlah uang yang ditabung selama 6 bulan terakhir 2) Jumlah uang yang diambil selama 6 bulang terakhir 3) Frekuensi Menabung selama 6 bulan

a) Menabung ≤ 1 kali (diberi skor 1) b) Menabung 2 kali (diberi skor 2) c) Menabung 3 kali (diberi skor 3) d) Menabung 4 kali (diberi skor 4) e) Menabung > 4 kali (diberi skor 5)


(71)

c. Tingkat Penghasilan

Tingkat penghasilan adalah sejumlah uang atau hasil materi yang diterima masyarakat setelah melakukan kegiatan ekonomi. Indikator pendapatan dalam penelitian ini adalah

1) Pendapatan penambang minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo menurut jabatan penambang.

Pendapatan masyarakat sangat bergantung pada faktor kesempatan kerja, tingkat upah, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan juga keahlian yang dimiliki oleh masyarakat. Adapun pengukurannya adalah

a) > Rp. 2.317.600,00 (tinggi) b) Rp. 1.157.000,00 – Rp. 2.317.000,00 (sedang) c) Rp. 975.000,00 – Rp. 1.157.000,00 (rendah) d) Rp. 975.000,00 (sangat rendah) 3. Pengukuran Variabel

a. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur variabel pola konsumsi yang didasarkan pada indikator-indikator yang telah ditetapkan. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam empat (4) skala.


(72)

Tabel III.2 Skala Likert

NO. KETERANGAN SKOR PERNYATAAN POSITIF NEGATIF

1 Selalu 4 1

2 Sering 3 2

3 Jarang 2 3

4 Tidak Pernah 1 4

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara menggumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner atau angket kepada para responden dan dokumentasi.

1. Kisi-kisi Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

Bagian I : Berisi pernyataan untuk menjawab identitas responden. Bagian II : Berisi pernyataan untuk mendapatkan data mengenai

pola konsumsi, jumlah tabungan dan tingkat penghasilan penambang minyak tradisonal di Desa Wonocolo dan


(73)

Desa Hargomulyo, kecamatan Kedewan, kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Tabel III.3 Kisi-kisi Kuesioner

No. Dimensi Kisi-kisi No. Per-nyataan

1. Pola konsumsi

a. Frekuensi dalam berbelanja dan berekreasi

2 b. Tempat berbelanja 1, 3 2. Jumlah

tabungan

a. Jumlah uang yang ditabung selama 6 bulan

4, 5

b. Frekuensi menabung selama 6 bulan 6 3. Tingkat

Penghasilan

a. Penghasilan dan Pekerjaan pokok 7, 9 b. Penghasilan dan Pekerjaan

sampingan

8,10

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan penyimpanan sejumlah besar fakta dan data mengenai pola konsumsi, jumlah tabungan dan tingkat penghasilan penamabng minyak tradisional di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, kecamatan Kedewan, kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.


(74)

H. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas menyangkut akurasi instrumen (Noor, 2010). Pengujian validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment:

rxy =

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden

X = Nilai skor masing-masing item Y = Nilai skor seluruh item

Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai korelasi pada tabel. Jika rxy > rtabel pada taraf signifikansi 5%

dengan menggunakan populasi berukuran N = 100 maka instrumen dinyatakan valid.

Pengujian validitas instrument dilakukan terhadap 30 responden. Intrumen berupa kuesioner yang diisi oleh responden yaitu masyarakat di daerah Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro. Kuesioner yang dilakukan validitas hanya untuk bagian II


(75)

varriabel pola konsumsi yang terdiri dari 7 item pertanyaan. Bagian III variabel jumlah tabungan dan bagian IV variabel jenis pekerjaan tidak dilakukan uji validitas karena cenderung pertanyaan terbuka. Pada uji valididtas item pertanyaan dikatakan valid jika telah memenuhi kriteria hasil uji validitas yaitu mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel (0,361). Hasil uji validitas untuk masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel III.4 Hasil Uji Validitas

Variabel No. Item r hitung r tabel Kesimpulan

Pola Konsumsi Desa Wonocolo

TK1 0,491 0,284 Valid TK2 0,527 0,284 Valid TK3 0,520 0,284 Valid

Pola Konsumsi Desa Wonocolo

TK1 0,519 0,284 Valid TK2 0,507 0,284 Valid TK3 0,405 0,284 Valid

Sumber : Data primer diolah 2014

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa semua item-item pertanyaan kuesioner mempunyai nila korelasi tiap item > 0,361 dan signifikansi < 0,05 adalah valid, sedangkan yang nilai nilaikorelasitiap item< 0,361 dan signifikansi > 0,05 adalah tidak valid. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semua pertanyaan untuk variabel pola konsumsi dalam kuesioner adalah valid.


(1)

Pekerjaan Pokok

4 8.3 8.3 8.3

39 81.3 81.3 89.6

2 4.2 4.2 93.8

1 2.1 2.1 95.8

2 4.2 4.2 100.0

48 100.0 100.0

Buruh

Buruh Tambang Mandor Tambang Rum ah

Tani Tambang Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cum ulative Percent

Pekerjaan Sampingan

23 47.9 47.9 47.9

15 31.3 31.3 79.2

10 20.8 20.8 100.0

48 100.0 100.0

Dagang Ternak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Penghasilan Pokok

4 8.3 8.3 8.3

4 8.3 8.3 16.7

3 6.3 6.3 22.9

6 12.5 12.5 35.4

6 12.5 12.5 47.9

2 4.2 4.2 52.1

5 10.4 10.4 62.5

4 8.3 8.3 70.8

9 18.8 18.8 89.6

2 4.2 4.2 93.8

2 4.2 4.2 97.9

1 2.1 2.1 100.0

48 100.0 100.0

600000.00 800000.00 1000000.00 1200000.00 1400000.00 1500000.00 1700000.00 1800000.00 2000000.00 2200000.00 2500000.00 3200000.00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

Penghasilan Sampingan

2 4.2 8.3 8.3

1 2.1 4.2 12.5

6 12.5 25.0 37.5

3 6.3 12.5 50.0

11 22.9 45.8 95.8

1 2.1 4.2 100.0

24 50.0 100.0

24 50.0

48 100.0

200000.00 250000.00 300000.00 400000.00 500000.00 700000.00 Total Valid

Sys tem Mis sing

Total

Frequency Percent Valid Percent

Cum ulative Percent


(3)

Lampiran 6. Hasil Uji T-Independent

POLA KONSUMSI

T-Test

JUMLAH TABUNGAN

T-Test

Group Statistics

48 7.3125 2.64299 .38148

48 5.7500 2.11881 .30582

Desa Wonocolo Hargomulyo Total Pola Konsums i

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

2.326 .131 3.196 94 .002 1.56250 .48893 .59171 2.53329

3.196 89.753 .002 1.56250 .48893 .59111 2.53389

Equal variances ass umed Equal variances not ass um ed Total Pola Kons umsi

F Sig.

Levene's Tes t for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means

Group Statistics

48 2019792 834542.78369 120455.9 48 1461458 458517.45174 66181.29 Des a

Wonocolo Hargomulyo Jumlah uang di

tabung dalam 6 bln

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

6.532 .012 4.062 94 .000 558333.33 137439.37 285444.2 831222.4

4.062 73.006 .000 558333.33 137439.37 284417.4 832249.2

Equal variances ass umed Equal variances not ass um ed Jumlah uang di

tabung dalam 6 bln

F Sig.

Levene's Tes t for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means


(4)

JENIS PEKERJAAN

a.

Pekerjaan Pokok

NPar Tests

Mann-Whitney Test

b.

Pekerjaan Sampingan

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Ranks

48 52.49 2519.50

48 44.51 2136.50

96 Des a

Wonocolo Hargomulyo Total Pekerjaan Pokok

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsa

960.500 2136.500 -2.165 .030 Mann-Whitney U

Wilcoxon W Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Pekerjaan Pokok

Grouping Variable: Des a a.

Ranks

48 48.53 2329.50

48 48.47 2326.50

96 Des a

Wonocolo Hargomulyo Total Pekerjaan Sampingan


(5)

c.

Penghasilan Pokok

T-Test

d.

Penghasilan Sampingan

T-Test

Test Statisticsa

1150.500 2326.500 -.012 .991 Mann-Whitney U

Wilcoxon W Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Pekerjaan Sampingan

Grouping Variable: Desa a.

Group Statistics

48 1858333 696139.30293 100479.1 48 1531250 568370.66494 82037.24 Des a

Wonocolo Hargomulyo Penghas ilan Pokok

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

2.367 .127 2.522 94 .013 327083.33 129715.65 69529.88 584636.8

2.522 90.383 .013 327083.33 129715.65 69395.45 584771.2

Equal variances ass umed Equal variances not ass um ed Penghas ilan Pokok

F Sig.

Levene's Tes t for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means

Group Statistics

26 363461.5 166467.83011 32647.03 24 410416.7 125090.54692 25534.00 Desa

Wonocolo Hargomulyo Penghas ilan Sampingan

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean


(6)

Independent Samples Test

.014 .905 -1.120 48 .268 -46955.13 41919.989 -131241 37330.66

-1.133 46.164 .263 -46955.13 41446.515 -130375 36464.38

Equal variances ass umed Equal variances not ass um ed Penghas ilan Sampingan

F Sig.

Levene's Tes t for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means