PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP ONLINE SHOP PADA MEDIA SOSIAL FACEBOOK.

(1)

ii

ARINA SETYAWATI AGUSTIN NPM. 0843010093

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 13 Juni 2012

Pembimbing Utama Tim Penguji:

1.Ketua

Yuli Candrasari S.Sos, MSi Dra.Sumardjijati,MSi NPT. 371079400271 NIP.196203231993092001

2.Sekretaris

Drs.Kusnarto,MSi NIP. 195808011984021001

3.Anggota

Yuli Candrasari S.Sos,MSi

NPT. 371079400271

Mengetahui, DEKAN

Dra.Ec.Hj.Suparwati,MSi NIP. 195507181983022001


(2)

Disusun Oleh :

ARINA SETYAWATI AGUSTIN NPM. 0843010093

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing

YULI CANDRASARI S.Sos, Msi NPT. 371079400271

Mengetahui, Dekan

Dra.Ec.Hj.Suparwati,Msi NIP. 195507181983022001


(3)

v

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL………....vi

DAFTAR LAMPIRAN………...vii

ABSTRAKSI………...viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16

2.1 Landasan Teori ... 12

2.2 Facebook sebagai Media Sosial ... 27

2.3 Online Shop ... 33

2.4 Teori Computer Mediated Communication ... 34

2.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... ... 38


(4)

vi

3.3 Lokasi Penelitian ... 45

3.4 Subyek dan Informan Penelitian ... 46

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.6 Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 49

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 49

4.2 Penyajian Hasil Penelitian ... 53

4.3 Pembahasan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... ... 77

4.3 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(5)

Tabel 1. Data Informan Penelitian ……… 52


(6)

Arina Setyawati Agustin

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur arina_setyawati@yahoo.co.id

Abstract : The study was based on the use of an online shop. Online shop which has become the current trend of spending has mushroomed in many facebook. Facebook users in Indonesia are growing to be the biggest reason for online shop owners to take advantage of social media. There have been many people who depend their lives to try their luck over the fate of the online shop.

In this study researchers used the Theory of Computer Mediated Communications. In this theory there is a device called groupware, which can make it easier to communicate with and update real time (immediately and at that moment). Advantages with the Groupware is that everyone can do anything, anywhere, anytime, even among members of the distance apart, so it is more cost efficient and time.. This theory is closely related to the concept of online shopping shop favored by the Surabaya. Where anyone,

anytime and anywhere can do online shopping shop.

Methods in qualitative research is descriptive, ie a method that is easier to adjust when it is in fact double this study, presents the direct relationship between the researcher with the object of research, more sensitive and able to adjust to a lot of influence on the patterns of the face value. Techniques of data analysis in this research is descriptive method, ie the data which were collected in the form of words and images. Data collection techniques in the form of interviews with six informants in-depth interview with the guide-interview. To obtain a positive public perception, qualitative method used was based on four aspects that perception consists of knowledge, judgment, confidence and effect. The results of this study is a positive community perception of the online shop in Surabaya social media facebook. It is based on the results of interviews that have been conducted with the informants. To six informants who have different ages and occupations, but have the same perception of the online shop. positive perceptions they say based on their experience - one online shop for shopping at facebook.


(7)

melalui online shop.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Computer Mediated Communications. Dalam teori ini ada salah satu perangkat yang disebut Groupware, yaitu perangkat yang dapat memudahkan komunikasi bersama dan up date real time ( segera dan saat itu juga). Keuntungan dengan adanya Groupware adalah setiap orang dapat mengerjakan apapun, dimana saja, kapan saja, meskipun antar anggota terpisah jarak, jadi lebih efisien biaya dan waktu. Teori ini berkaitan erat dengan komsep belanja online shop yang digemari oleh masyarakat Surabaya. Siapa saja, kapan saja dan dimana saja dapat melakukan belanja online shop.

Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah metode yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan obyek peneliti, lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola – pola nilai yang dihadapi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata – kata dan gambar. Teknik pengambilan adata berupa wawancara langsung dengan ke enam informan secara indepth interview dengan guide interview. Untuk memperoleh persepsi positif publik, metode kualitatif yang digunakan adalah berdasarjan empat aspek persepsi yang terdiri dari pengetahuan, penilaian, kepercayaan dan efek.

Hasil penelitian ini adalah persepsi positif masyarakat Surabaya terhadap online shop pada media sosial Facebook. Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan para informan. Ke enam informan yang memiliki perbedaan usia dan pekerjaan namun memiliki persepsi ynag sama tentang online shop. persepsi positif mereka katakana berdasarkan pengalaman mereka selama belanja di online shop Facebook.


(8)

Saat ini internet bukan lagi hal yang tabu bagi seluruh masyarakat. Mulai dari anak – anak hingga orang dewasa mampu bermain internet dengan lihai. Melalui internet mereka mendapatkan apa yang mungkin tidak mereka dapatkan di dunia nyata. Kecanggihan internet adalah alasan utama mereka menggunakan internet untuk mempermudah segala aktifitasnya. Dapat diakses dimana saja dengan memanfaatkan fasilitas pribadi, misalnya handphone, Ipad, laptop atau bahkan layanan wifi yang dapat ditemukan dan digunakan oleh siapa saja adalah keunggulan internet.

Di Indonesia sendiri, pengguna internet sudah mencapai 48 juta orang. Hal ini dirasakan wajar oleh Henry Subiakto, Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Informatika. Bahkan menurut beliau bahwa “Jumlah pengguna Internet yang cukup besar tersebut berdampak positif bagi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tetapi juga bisa berdampak negatif," ( www.antaranews.com ). Hal ini dapat ditunjang dengan berbagai fakta yang ada. Melalui internet masyarakat dapat memperoleh informasi dengan mudah, bahkan ada banyak di antara mereka yang menggunakan internet sebagai lahan bisnis. Hal ini lah yang memberikan dampak positif bagi masyarakat karena internet mampu menyejahterakan kehidupan masyarakat.


(9)

Namun, dibalik ini semua internet juga dapat memberikan dampak negatif. Misalnya dengan adanya

masyarakat yang memanfaatkan internet sebagai lahan bisnis, namun ada sebagian masyarakar yang menyalahgunakannya. Masyarakat yang tidak bertanggung jawab ini lah dapat melakukan kejahatan bahkan penipuan.

Berbagai kecanggihan internet juga dapat dinikmati saat menggunakan facebook. Facebook, sebagai salah penghuni intenet juga menjadi account favorit bagi sebagaian besar masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dengan meledaknya pengguna account Facebook. Hingga 6 Maret 2012, berdasarkan penelitian di

website resmi ya

ke – 3, di bawah Amerika dan India, sebagai pengguna Facebook terbanyak di dunia. Angka mencapai 43.523.740 pengguna Facebook ini adalah fakta yang menyatakan kebutuhan dan ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap facebook sangatlah besar.

Tidak hanya untuk mejalin komunikasi, Faceboook juga menyimpan berjuta manfaat bagi penggunanya. Dibandingkan dengan jejaring sosial yang lain, seperti twitter, myspace, blog dll, Facebook jelas memiliki keunggulan baik secara audio maupun visual. Melalui Facebook masyarakat dapat melakukan video chat yang memungkinkan adanya interaksi langsung dengan cara tatap muka. Selain itu kelebihan Facebook lainnya adalah facebook dapat dijangkau dengan mudah oleh siapapun. Dalam bukunya Hitam Putih Facebook , Juju dan Sulianta menjelaskan kegunaan Facebook untuk bidang sekolah, bisnis, charity,


(10)

hingga kampanye. Kebanyakan orang melakukan hal tersebut menggunakan Facebook dengan alasan bahwa Facebook adalah jejaring sosial yang paling familiar di telinga masyarakat. Bahkan seorang tukang becak di Jogjakarta dapat menjadikan Facebook sebagai salah satu mata pencaharian. Dengan cara membuat fan page di facebook, maka beliau dapat memberikan informasi tentang tempat penginapan dan tempat pariwisata yang patut dikunjungi oleh wisatawan. Dari fan page inilah beliau menawarkan jasa untuk pemesanan penginapan, tiket masuk tenpat wisata, hingga keliling Jogjakarta dengan becaknya. Sehebat inilah Facebook dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Facebook juga memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan jejaring sosial lainnya. Adanya album foto banyak dirasakan pengguna facebook, karena dengan fasilitas tersebut pengguna Facebook dapat mengupload foto – foto untuk dijadikan dalam account pribadinya. Kapasitas foto dalam 1 ( satu ) album ada 200 foto. Selain itu, pemilik account Facebook juga dapat menjadikan menandai teman – teman yang dirasakan perlu untuk mengetahui foto tersebut.

Melejitnya pengguna Facebook juga menjadi kesempatan emas untuk para entrepreneur dalam meraup pundi – pundi keuntungan. Tidak hanya mampu berkomunikasi melalui jejaring sosial, berbisnis di media online seakan kegiatan baru yang cukup menjanjikan bagi sebagian masyarakat. Dalam bukunya “Sukses

di Era Faceboook” Haris Priyatna mengutip perusahaan yang sukses

memanfaatkan media online untuk berbisnis, seperti Oracle, Starbuck, Wal-Mart dan H&R Block. Selain itu kesuksesan Coca Cola dalam menggunakan media sosial ini yang dikutip dalam buku Hitam Putih Facebook (Juju:Sulianta, 2010 :


(11)

189) juga mempertegas manfaat dari Facebook. Hal ini menjadi contoh kecil dari banyaknya orang yang sukses meraih keuntungan melalui media online yaitu Facebook. Oleh karena itu, online shop sekarang ini banyak menjamur pada facebook.

Online shop adalah sebutan untuk toko online yang ada di Facebook. Berbagai macam produk dapat di jual melalui account yang dirilis oleh Mark Zuckerberg. Dari pakaian, alat olahraga, makanan ringan, hingga alat elektronik dapat dijajakan dalam situs jejaring sosial tersebut. Kemudahan bagi konsumen adalah hal utama yang ditawarkan oleh online shop. Cukup dengan duduk dan membuka situs Facebook, konsumen dapat melihat, mencari bahkan mendapatkan barang yang diinginkan. Para owner online shop cukup mengupload foto barang yang akan dijual, memberikan keterangan mengenai harga, bahan, ukuran dan kualitas dari barang tersebut lalu menandai temannya secara random. Hal ini jelas menguntungkan bagi owner maupun customer. Tanpa harus membuang tenaga dan waktu untuk berkeliling pusat perbelanjaan. Belanja menjadi hal yang sangat mudah dilakukan oleh siapapun dalam online shop di account Facebook.

Belanja adalah aktivitas yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan sehari – hari. Baik laki – laki atau perempuan memiliki kebutuhan untuk belanja. Dalam rangka mengikuti gaya hidup masa kini, banyak masyarakat yang memilih belanja di online shop. Belanja melalui online shop adalah kemudahan yang ditawarkan dalam kecanggihan Facebook. Kecepatan waktu dan penawaran adalah keunggulan bagi Facebook. Online Shop yang menawarkan berbagai macam kebutuhan hidup memungkinkan terjadinya transaksi jual – beli yang


(12)

sederhana dan mudah dilakukan. Cukup dengan memilih kebutuhan yang dinginkan melalui katalog yang disediakan oleh owner, customer dapat memiliki barang tersebut cukup dengan melakukan pembayaran via internet banking. Segala kemudahan yang ditawarkan online shop dan keterbatasan waktu masyarakat saat ini mendorong besarnya aktivitas belanja secara online shop.

Budaya belanja online yang sebelumnya telah melanda negeri jiran seperti Singapura dan Malaysia, dan sekarang telah melanda Indonesia. Pasalnya, masyarakat Indonesia dinilai telah akrab dengan penggunaan internet. Jumlah pengguna internet di Indonesia dari tahun pada tahun 2008 sebanyak 25 juta orang dan pada 2009 dan 2010 diperkirakan akan meningkat sebanyak 37 persen, diyakini sebagai titik awal berkembangnya penggunaan internet ke arah baru, yakni belanja online. Selain itu, pertumbuhan internet di Indonesia terbesar ke 2 (dua) di dunia. Sementara pengguna facebook yang sekarang mencapai 43.523.740 orang di Indonesia terbesar ke 3 (tiga) di dunia. Melihat hal itu, dalam waktu dekat belanja online sepertinya akan menjadi fase baru masyarakat internet Indonesia.

Belanja Online Shop pada awalnya hanya dilakukan oleh wanita atau pria yang berpendapatan dan berpendidikan tinggi. Namun, hal itu tak lagi terjadi pada saat ini. Kemudahan jangkauan dan transaksi yang ditawarkan oleh online shop berhasil menarik banyak masyarakat untuk mulai cenderung berbelanja di online shop. Tanpa ada batasan status sosial ataupun gender, siapapun dapat melakukan belanja di online shop.


(13)

Selain itu, pengguna facebook yang 55 % nya adalah wanita juga menjadi alasan yang kuat untuk membudidayakan belanja online shop bagi para pebisnis di dunia maya karya Mark Zuckerberg. Pengguna yang mayoritas adalah berumur 18-24 tahun dengan nilai prosentase 24% ini juga menunjukkan usia yang matang dan memiliki dana cukup untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. Hal ini lah yang dipertimbangkan oleh pemilik usaha online shop untuk tetap eksis di Facebook.

Namun, tak selamanya pembeli bernasib baik dengan menemukan penjual yang jujur dan dapat dipercaya. Dengan memanfaatkan kecanggihan Facebook. Pihak yang tidak bertanggung jawab bisa melakukan berbagai modus untuk menguntungkan dirinya sepihak. Kasus yang baru – baru ini terjadi adalah penipuan yang terjadi di online shop. Banyak modus yang dilakukan oleh penipu untuk mengelabui korban. Kasus penipuan ini biasanya di terjadi pada online shop Di balik berjuta manfaat Facebook dengan segala fasilitasnya. Facebook juga memiliki dampak negatif, khususnya di online shop. Banyak alasan untuk masyarakat memiliki rasa ketakutan atau kecemasan saat pertama kali belanja di online shop. Hal itu sangatlah wajar, karena dengan belanja di online shop customer tidak mengetahui lebih lanjut identitas owner online shop tersebut. Para owner online shop hanya mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi, cara melakukan pemesanan barang, serta nama bank yang digunakan untuk transaksi. Bahkan masyarakat tidak mengetahui bagaimana wajah dan latar belakang owner. Hanya mengandalkan rasa percaya di antara pembeli dan penjual transaksi ini dapat berjalan dengan lancar.


(14)

penjual barang – barang elektronik. Penjual menawarkan berbagai gadget canggih dengan harga miring. Hal ini jelas menggiurkan bagi masyarakat awam. Contoh kasus adalah penipuan sebesar Rp. 11.600.000 ,- yang dialami oleh Aprilia Paramitasari, gadis ini telah berhasil ditipu oleh Online Shop yang bernama Aulia Celluler Shop. Kejadian yang terjadi 14 Januari 2011 kemarin ini melibatkan 3 (tiga) buah laptop merek Sony Vaio VPCEB16FG 14 inch baru yang dijual Rp. 3.750.000/ unit. Harga tersebut jelas sangatlah murah untuk kelas Sony Vaio. Padahal di pasaran harga laptop tersebut berkisar antara 8 – 9 juta. Namun sang korban sudah terlanjur tergiur dengan harga yang super miring tersebut. Transaksi pun berhasil dilakukan. Dan itulah awal dari Aprilia mendapatkan pengalaman pahit saat belanja di online shop.

tinggal di Labuhan Bajo, NTT. Namun, korban tertipu oleh online shop yang menjual beraneka macam jenis baju sehingga sang korban tertarik untuk membelinya. Setelah uang ditranfer, bukan barang yang dinginkan yang datang melainkan hanya kekecewaan yang di dapatkan. Dan masih banyak lagi kejadian serupa yang menimpa masyarakat saat belanja di online shop. Hal ini jelas merugikan bagi online shop lain yang jujur dalam berdagang. Image online shop menjadi tercemar karena ulah pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab.

Tidak semua online shop yang melakukan penipuan serupa dan tidak semua masyarakat merasakan keluhan tersebut. Ada masyarakat yang puas dan nyaman saat belanja di online shop. Sebagian contoh, Sita Aridewi. Dia adalah


(15)

pelanggan tetap dari sebuah online shop. Dia mengaku puas dengan pelayanan dan harga yang diberikan. Sebagian online shop yang bekerja secara jujur pun berusaha untuk mengembalikan image positif online shop.

Surabaya sebagai ibu kota Jawa Timur memiliki ciri khas masyarakat

mudah bergaul (

menduduki peringkat ke 3 ( tiga ) untuk bidang jumlah terbesar pengguna facebook se Pulau Jawa – Bali.

Dari seluruh masyarakat tersebut, terdapat sebagian masyarakat yang selalu mengikuti gaya hidup masa kini. Termasuk salah satunya adalah belanja di online shop pada Facebook. Masyarakat Surabaya memiliki kecenderungan untuk belanja di online shop. Baik pria maupun wanita memiliki kemampuan belanja online shop yang sama. Namun, persamaan tersebut dibedakan oleh dasar kebutuhan belanja antara pria dan wanita.

Pengetahuan masyarakat tentang online shop pada media facebook juga menjadi penentu bahwa online shop tersebut sudah dikenal atau belum. Terlebih lagi, online shop itu dapat dipercaya atau tidak. Bagi masyarakat awam, jelas butuh informasi dasar tentang online shop. Maka dari itu, pemilik online shop pada Facebook selalu melengkapi cara pemesanan dan cara pembayaran dalam account info Facebook. Dalam info tersebut juga dicantumkan nomor tekepon pemilik online shop (owner) dan terkadang ada juga yang mencantumkan alamat lengkap rumah maupun toko dari owner. Dari pengetahuan masyarakat tersebut selanjutnya dapat diketahui persepsi masyarakat mengenai online shop pada


(16)

Facebook, entah itu merujuk pada kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan para pengguna facebook juga dapat dilihat dari peristiwa yang telah terjadi. Setelah berbagai kejadian yang muncul pada online shop di media sosial Facebook kemungkinan banyak terjadi peningkatan maupun penurunan kepuasan yang dialami oleh penikmat belanja online shop di Facebook. Entah itu keraguan ataupun kepuasan yang muncul dari mereka.

Persepsi adalah serangkaian proses yang dilakukan seseorang guna memperoleh gambaran mengenai sesuatu melalui pemilihan, pengolahan, hingga pengertian informasi mengenai sesuatu yang diinginkannya. Persepsi tersebut nantinya akan mempengaruhi tindakan seseorang terhadap hal yang dipersepsikannya itu.

Persepsi menurut Dedy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:167) adalah proses internal individu yang memungkinkan untuk memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan yang ditangkap oleh indra manusiawi dari lingkungan sekitarnya dan proses tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut. Selain itu masih banyak pengertian persepsi seperti yang dikutip Mulyana (ibid : 167-168)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai persepsi masyarakat Surabaya terhadap online shop pada media sosial Facebook. Peneliti memilih masyarakat Surabaya yang menjadi pengguna Facebook sebagai obyek penelitian. Selain itu, hal ini juga dipicu oleh gaya hidup jaman sekarang yang menuntut serba cepat dan up to


(17)

date. Baik dalam segi fashion, teknologi, hingga peralatan sekunder seperti alat olahraga. Masyarakat Surabaya yang termasuk dalam masyarakat metropolis jelas selalu ingin mengikuti tren jaman sekarang, namun di sisi lain kepadatan aktivitas yang meteka alami memperkecil kemungkinan mereka untuk bisa mengunjungi pusat perbelanjaan demi barang yang diinginkan. Sekarang Online Shop menawarkan solusi untuk hal tersebut. Dengan berbagai kemudahan dalam memilih barang dan transaksi pembayaran yang dapat dilakukan dimana pun, belanja online shop menjadi alternative bagi mereka. Namun, masalahnya penipuan yang akhir – akhir ini terjadi di online shop dapat mempengaruhi persepsi masyarakat Surabaya saat ini.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka perumusan masalah yang diajukan adalah : Bagaimana persepsi masyarakat Surabaya terhadap online shop pada media sosial Facebook ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Surabaya terhadap online shop pada media sosial Facebook terlebih lagi saat mengetahui adanya penipuan online shop yang telah memakan korban. Apakah para penikmat belanja online tetap merasa nyaman atau tidak saat berbelanja di online shop pada media sosial Facebook.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi media sosial Facebook khususnya, online shop dalam hal mengembalikan dan meningkatkan image positif online shop. Selain itu, penelitian ini juga berguna untuk menambah literature dalam bidang media sosial yaitu Facebook.

2. Manfaat Praktis

Kegunaan praktis yang akan di peroleh dari penelitian ini adalah dapat menjadi referensi bagi online shop yang ada pada media sosial Facebook khususnya untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Surabaya terhadap online shop, agar ke depannya online shop dapat memperbaiki cara kerja maupun pelayanannya untuk mendorong terjadinya transaksi pembelian.


(19)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan rangkaian proses yang dilakukan seseorang guna memperolah gambaran mengenai sesuatu melalui pemilihan, pengolahan, hingga pengertian informasi mengenai sesuatu yang diinginkannya. Persepsi tersebut nantinya akan mempengaruhi tindakan seseorang terhadap hal yang dipersepsikannya itu.

Persepsi menurut Dedy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:167) adalah proses internal individu yang memungkinkan untuk memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan yang ditangkap oleh indra manusiawi dari lingkungan sekitarnya dan proses tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut. Selain itu masih banyak pengertian mengenai persepsi lainnya seperti dikutip Mulyana antara lain :

Brian Fellows : persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi.

Kenneth A.Sereno dan Edward M.Bodaken : persepsi adalah sarana yang memungkinkan seseorang memperoleh kesadaran akan sekelilingnya dan lingkungannya.


(20)

Dalam bukunya Ilmu Komunikasi, Ruswandi mengutip beberapa pengertian persepsi dari beberapa pakar, antara lain menurut Sciffman dan Kanuk yang mendefinisikan persepsi sebagai sebuah proses dimana individu menseleksi, mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli ke dalama sebuah pengertian atau pelabelan yang ditampilkan dalam sebuah gambar dari sebuah dunia. “process by which an individual selects, organizes, and interprets stimuli into a meaningful and coherent picture of the world” (1999:162)

Dari pengertian – pengertian persepsi di atas diketahui bahwa persepsi merupakan inti komunikasi, sebab apabila persepsi tidak akurat maka tidak mungkin akan terjadi komunikasi. Persepsilah yang menentukan seseorang untuk memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan lain.

2.1.2 Proses Persepsi

Seperti dikatakan Mulyana bahwa inti dari komunikasi adalah persepsi, sedangkan inti dari persepsi adalah interpretasi atau penafsiran. Proses terjadinya persepsi ini adalah suatu objek yang menimbulkan stimuli atau rangsangan, dan stimuli mengenai alat indera atau reseptor (Mulyana : 167-170). Proses persepsi terbagi menjadi tiga aspek, antara lain : sensasi, organisasi, dan interpretasi dari rangsangan.


(21)

1. Sensasi

Sensasi merujuk kepada objek atau peristiwa yang ada di lingkungan kita dengan satu atau lebih pesan yang dikirimkan ke otak kita melalui lima, indera kita, antara lain :

a. Mata sebagai indera penglihatan menyampaikan pesan non verbal ke otak untuk diinterpretasikan. Otak menerima kira – kira dua per tiga pesan melalui rangsangan visual, sehingga dapat dikatakan penglihatan sebagai indera yang penting.

b. Telinga sebagai indera pendengar juga menyampaikan pesan non verbal ke otak untuk ditafsirkan dan suara ini dapat diterima dari semua arah. Hidung, kulit dan lidah sebagai indera pencium, peraba, dan pengecap juga memiliki peran yang penting dalam persepsi dan komunikasi.

2. Organisasi

Organisasi merujuk pada melakukan kategorisasi dari rangsangan yang telah dipilih atau diterima. Melalui faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut individu mengorganisasikan rangsangan yang diterima. 3. Interpretasi

Penafsiran pesan yang diperoleh melalui salah satu atau lebih indera seseorang merupakan tahap terpenting dalam proses persepsi. Namun tidak semua pesan atau rangsangan yang ditangkap oleh indera akan diinterpretasikan semuanya oleh orang tersebut, karena berbagai alasan antara lain : tidak sesuai dengan kepentingannya, keterbatasan kemampuan


(22)

panca indera dalam menangkap rangsangan yang terlampau banyak dalam satu waktu yang sama dan tidak semua rangsangan memiliki daya tarik bagi orang tersebut.

2.1.3 Jenis Persepsi

Menurut Mulyana (2005 : 171), pada dasarnya persepsi manusia terbagi menjadi dua yaitu :

1. Persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik (obyek)

Persepsi manusia terhadap objek melalui lambang – lambang fisik atau sifat – sifat luar dari suatu benda. Dapat diartikan manusia dalam menilai suatu benda mempunyai persepsi yang berbeda – beda. Dan persepsi terhadap obyek bersifat statis karena obyek tidak mempersiapkan manusia ketika manusia mempersiapka obyek – obyek tersebut. Seseorang dapat melakukan kekeliruan dalam mempersepsi, sebab terkadang indera seseorang menipu diri orang tersebut, hal tersebut dikarenakan :

a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuaca yang membuat orang melihat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti pada peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan ke dalam air terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus. Hal inilah yang disebut ilusi. b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan


(23)

c. Budaya yang berbeda

d. Suasana psikologi yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi seseorang dengan orang lain dalam mempersepsikan suatu obyek.

2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial

Persepsi manusia atau persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek – objek sosial dan kejadian – kejadian yang dialami oleh seseorang dalam lingkungannya. Penilaian – penilaian ini terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Persepsi manusia atau persepsi sosial merupakan sumber terpenting dalam pola interaksi antar manusia, karena menentukan hubungan seseorang dengan orang lain. Persepsi sosial dikatakan lebih sulit dan kompleks disebabkan :

a. Manusia bersifat dinamis, oleh karena itu persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, dan lebih cepat daripada persepsi terhadap objek.

b. Persepsi sosial tidak hanya menanggapi sifat – sifat yang tampak dari luar namun juga sifat – sifat atau alasan – alasan internal.

c. Persepsi sosial bersifat interaktif karena pada saat seseorang mempersepsi orang lain, orang lain tersebut tidak diam saja, melainkan ikut serta mempersepsi orang tersebut (Mulyana, 2001:171-176)


(24)

Persepsi sosial terdiri atas tiga elemen, yaitu :

1. Pribadi (person) yaitu persepsi sosial yang dilakukan dengan cepat ketika melihat penampilan seseorang. Contoh : jenis kelamin, ras, usia, latar belakang etnik, aspek demografi lainnya.

2. Situasi (situation) yaitu persepsi sosial seseorang mengenai keadaan yang sedang dialami berdasarkan pengalaman terdahulu. Contoh : seseorang pernah melewati suatu jalan asing yang dulu pernah ia lewati ketika tersesat

3. Perilaku (behavior) persepsi sosial yang dibentuk berdasarkan gejala – gejala perilaku orang lain. Contoh : menilai seseorang berdasarkan sifat dan tingkah lakunya.

Pada penelitian ini, penulis akan meneliti tentang persepsi sosial yang berkaitan dengan obyek atau fenomena. Dimana akan diteliti persepsi yang berbeda berdasarkan latar belakang pengalaman yang mana semakin banyak pengalaman yang diperoleh maka semakin banyak tingkat pengetahuan yang diperolehnya juga., perbedaan budaya sering kali terjadi dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini didasari oleh suasana psikologis yang berbeda yang dimiliki setiap masyarakat pengguna account facebook yang akan diteliti. Dari perbtedaan itulah yang nantinya akan menimbulkan adanya perbedaan persepsi.


(25)

2.1.4 Prinsip Persepsi Sosial

a. Persepsi berdasarkan pengalaman

Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal – hal itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa. Cara seseorang menilai pekerjaan atau hal lainnya apa yang baik untuk kita atau tidak sangat bergantung pada apa yang telah diajarkan budaya mengenai hal – hal itu.

b. Persepsi bersifat selektif

Atensi seseorang pada saat rangsangan merupakan faktor utama yang menentukan selektivitas seseorang atas rangsangan tersebut. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah, faktor biologis, faktor fisiologis, faktor sosial budaya dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah atribut – atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi.

c. Persepsi bersifat dugaan

Proses persepsi yang bersifat dugaan memungkinkan seseorang menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang mana pun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat pengindraan.


(26)

Menurut Busch dan Houstan (1985) yang dikutip oleh Ujang Sumarwan (2004:114), persepsi memiliki beberapa karakter sebagai berikut :

1. Bersifat Selektif

Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan mereka menyerap semua informasi dari lingkungan. Seseorang pasti berhadapan dengan sub kumpulan yang terbatas dari obyek – obyek dan peristiwa – peristiwa yang banyak sekali dalam lingkungan. Masyarakat cenderung memperhatikan aspek lingkungan yang berhubungan dengan urusan pribadi mereka. Mereka mengesampingknan urusan – urusan lain yang tidak berkaitan dengan urusan pribadi mereka.

2. Terorganisir atau Teratur

Suatu perangsang atau pendorong tidak biasa dianggap terisolasi dari perangsang lain. Rangsangan – rangsangan dikelompokkan ke dalam suatu pola atau informasi yang membentuk keseluruhan. Jadi ketika seseorang memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha untuk mengatur.

3. Stimulus

Stimulus adalah apa yang dirasakan dan arti yang terdapat di dalamnya adalah fungsi dari perangsang atau pendorong itu sendiri.

4. Subyektif

Persepsi merupakan fungsi faktor pribadi hal – hal yang berasal dari sifat penikmat atau perasa, kebutuhan, nilai – nilai, motif, pengalaman,


(27)

masa lalu, pola piker dan kepribadian seseorang dalam individu memainkan suatu peran dalam persepsi.

2.1.5 Hal – Hal Yang Mempengaruhi Persepsi

Mulyana mengatakan bahwa setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Berikut ini beberapa prinsip penting mengenai persepsi terutama yang berkaitan dengan persepsi sosial, yang dapat dikatakan bahwa prinsip – prinsip ini mempengaruhi persepsi yang dilakukan manusia, antara lain :

1. Persepsi berdasarkan pengalaman

Pola – pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (sosial) yang telah diajari sebelumnya. Menurut Gudy Kunst dan Kim dalam Mulyana ( 2005 : 158) bahwa persepsi manusia terhadap hal – hal yang berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu obyek jelas akan membuat seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang sering gagal mempersepsikan perbedaan yang sama dalam suatu objek tersebut seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.


(28)

2. Persepsi Bersifat Selektif

Jika setiap saat seseorang diserbu dengan jutaan rangsangan inderawi dan diharuskan menafsirkan rangsangan tersebut, pastilah orang tersebut tidak mampu melakukannya, sebab adanya keterbatasan kemampuan dalam menangkap rangsangan di sekitarnya. Faktor utama yang mempengaruhi selektifitas adalah atensi, di mana atensi ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

A. Faktor internal seperti : Faktor biologis antara lain rasa lapar dan haus ; Faktor fisiologis yakni kondisi fisik yang tampak ; Faktor sosial seperti perbedaan gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, status, pengalaman masa lalu, dan kebiasaan; Faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi dan harapan.

B. Faktor eksternal adalah atribut – atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras, kebaruan, dan perulangan.

3. Persepsi bersifat dugaan

Langkah ini dianggap perlu karena seseorang tidak mungkin memperoleh rincian yang jelas melalui panca inderanya. Proses ini memungkinkan seseorang menafsirkan sesuatu (objek) dengan makna yang lebih lengkap dari sudut dari sudut pandang manapun. Keterbatasan informasi yang diperoleh melalu alat – alat indera manusia, menyebabkan terjadinya ruang kosong, sehingga perlu


(29)

menciptakan persepsi yang bersifat dugaan untuk menyediakan informasi yang lengkap bagi ruang kosong tersebut.

4. Persepsi bersifat evaluatif

Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentingannya ketika melakukan persepsi. Sebelum melakukan interpretasi pesan, seseorang harus melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengalaman terdahulu untk mencocokkan apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi bersifat pribadi dan subjektif.

5. Persepsi bersifat kontekstual

Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Mulyana (2005:191) mengatakan bahwa dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu objek, seseorang biasanya meletakkannya dalam suatu konteks tertentu dengan prinsip – prinsip : a. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau

kedekatan dan kelengkapan.

b. Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian berdasarkan latar belakangnya.


(30)

Yang akan digunakan sebagai dasar analisa dalam penelitian ini adalah :

a. Masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun – 50 tahun dan berbeda profesi.

b. Mengetahui tentang Facebook dan online shop.

2.1.6 Faktor – Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi

Menurut Walgito (dalam Chairunnisa, 2007 : 23) dalam persepsi stimulus merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan. Faktor – faktor yang berperan dalam persepsi adalah :

1. Objek yang dipersepsikan, dimana objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra. Stimulus dapat datang dari luar individu yang bersangkutan. Dapat diartikan pengaruh bahwa konsumen dalam mempersiapkan suatu produk dipengaruhi oleh rangsangan yang baik dalam maupun dari luar individu.

2. Alat indera merupakan alat yang digunakan manusia dalam menerima stimulus. Dengan mempunyai alat indera maka konsumen dapat memberikan respon terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen.

3. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek. Perhatian merupakan langkah pertama sebagai sesuatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian terjadi apabila kita mengonsentrasikan


(31)

diri pada salah satu alat indera. Apa yang dihayati seseorang tidak hanya tergantung pada proses kognitif yang merefleksikan tujuan dan harapan seseorang pada saat itu. Pemusatan persepsi tersebut yang disebut Sobur sebagai perhatian. Perhatian dapat berfungsi memiliki dan menggerakkan rangsangan – rangsangan yang sampai pada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau.

2.1.7 Stimuli Pemasaran dan Persepsi Konsumen

Stimuli atau stimulus merupakan bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu. Stimuli terdiri dari dua bentuk yaitu :

a. Stimuli Pemasaran

Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen – komponen (seperti kemasan, isi, ciri – cirri fisik) adalah stimuli utama (primary / instrinsic stimulus). Komunikasi yang didesain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli tambahan (secondary stimulus) yang mereprentasikan produk seperti kata – kata, gambar, dan symbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga, toko tempat produk dijual, dan dipengaruhi sales.


(32)

b. Stimuli Lingkungan (sosial & budaya)

Stimuli lingkungan adalah stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua faktor kunci yang menentukan stimuli itu dipersepsi, yaitu :

1. Karakteristik stimulus yang mempengaruhi perspesi, karakteristik ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu elemen inderawi (censory element) dan elemen structural (structural element).

2. Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau atau stimuli yang lainnya, ditentukan oleh tingkat ambang batasnya (threshold level).

Dua faktor yang mempengaruhi itu akan berinteraksi dalam menentukan persepsi konsumen.

2.1.8 Strategi Marketing Online (Sub-Model 4C-Diamond)

Sesuai dengan namanya, 4C-Diamond terdiri dari empat faktor yang saling terkait satu sama lain yaitu change (perubahan), customer (pelanggan), competitor (pesaing), dan company (perusahaan). Ketiga faktor pertama merupakan unsur – unsur utama lanskap bisnis, sementara faktor terkakhir yaitu company, adalah berbagai faktor interal perusahaan yang sangat kritikal posisinya dalam proses penyusunan strategi. ( Kotler dan Kartajaya, 2003:27). Banyak yang menyatakan bahwa pemasarn di Internet seperti Wild West, tetapi sekarang internet menajdi media yang


(33)

lebih matang. Sehingga internet merupakan media yang sangat menarik untuk pemasaran.

2.2 Facebook sebagai Media Jejaring Sosial

Facebook merupakan media jejaring sosial yang dapat menggabungkan jaringan yang diorganisir oleh kota, tempat kerja, sekolah dan daerah serta saling berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain yang merujuk kepada suatu komunitas.

Facebook terletak pada kompleksitas dan simplisitas. Layanan Facebook hadir dengan berbagai macam fitur yang dapat dikatakan komplit. Semua ada di Facebook, mulai dari sekedar update status, berbagi link, berbagi gambar, berbagi video, berkirim pesan, blogging (note),

chatting. Selain itu, Facebook juga menyediakan fitur undangan

(Invitation), quiz, group, dan lain – lain. Facebook seolah – olah menawarkan konsep “one-stop-visit” analogi dari konsep belanja “ one-stop-shopping”. Facebook turut memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk mencapai banyak motif yang dapat menunjang eksistensi pengguna Facebook di dalamnya.

Facebook adalah jejaring sosial yang diluncurkan pada tahun 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sesama mahasiswa ilmu komputer Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja. Dalam 24 jam saja, 1200 mahasiswa Harvard bergabung dan


(34)

segera jejaring ini menyebar ke kampus lain. Misalnya di perguruan lain di Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun. Pada awal berdirinya, nama yang dipilih Mark adalah TheFacebook namun setelah membeli nama ranah facebook.com pada tahun 2005 dengan harga $200.000. Setelah perkembangan yang pesat yang telah dialami Facebook, pihak lain seperti Apple dan Microsoft mulai melirik Facebook, hingga pada 24 Oktober 2007 Microsoft mengumumkan telah memiliki 1,6% saham dari Facebook.

Facebook telah menghadirkan berbagai fasilitas menarik lainnya yang tidak dimiliki media sosial lainnya. Media sering memperbandingkan Facebook dengan MySpace, namun satu perbedaan utama di antara kedua situs tersebut adalah tingkat kustomisasinya. Perbedaan lainnya adalah persyaratan Facebook agar pengguna dapat mengatur identitas asli mereka, dan langkah tersebut tidak diterapkan di MySpace. Bulan Juli 2007, Facebook mulai mengizinkan pengguna mengirimkan lampiran di Dinding, berbeda dari Dinding sebelumnya yang terbatas pada konten teks saja. Sedangkan untuk mencegah keluhan tentang privasi, Facebook mengizinkan pengguna mengatur privasi mereka dan memilih siapa saja yang dapat melihat bagian-bagian tertentu dari profil mereka. Situs web ini gratis untuk pengguna dan mengambil keuntungan melalui iklan seperti iklan spanduk. Facebook membutuhkan nama pengguna dan foto profil


(35)

(jika ada) agar dapat diakses oleh setiap orang. Pengguna dapat mengontrol siapa saja yang dapat melihat informasi yang mereka bagikan, juga menemukannya melalui pencarian dengan memanfaatkan pengaturan privasi

Sepanjang waktu, Facebook menambahkan fitur ke situsnya. Pada 6 September 2006, News Feed diluncurkan yang ditempatkan di setiap halaman utama pengguna dan memberitahukan informasi seperti perubahan profil, acara berikutnya, dan ulang tahun teman pengguna. Hal ini memungkinkan pengirim spam dan pengguna lain memainipulasi fitur-fitur tersebut dengan membuat acara bohong atau ulang tahun bohong demi menarik perhatian ke profil atau kampanye tersebut. Awalnya, News Feed memunculkan ketidakpuasan di antara pengguna Facebook; sejumlah di antaranya mengeluh karena terlalu berantakan dan penuh dengan informasi yang tidak perlu, sementara pengguna lain menganggapnya mudah bagi pengguna untuk melacak aktivitas seseorang (seperti perubahan status hubungan, acara, dan percakapan dengan pengguna lain).

Sebagai respon, Zuckerberg mengirimkan permintaan maafnya atas kegagalan situs ini untuk memasukkan fitur privasi yang dapat diatur sendiri. Sejak itu, pengguna mulai mendapat kontrol terhadap jenis-jenis informasi apa saja yang dapat dibagikan secara otomatis kepada teman. Sekarang pengguna mampu mencegah sekelompok teman melihat


(36)

pembaruan aktivitas-aktivitasnya seperti perubahan profil, kiriman Dinding, dan teman yang baru ditambahkan.

Tanggal 23 Februari 2010, Facebook diberikan paten terhadap serangkaian aspek News Feed-nya. Paten ini mencakup News Feed ketika pranala dikirimkan sehingga satu pengguna dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang sama seperti pengguna lain. Paten ini mendorong Facebook untuk mengambil tindakan terhadap situs-situs yang melanggar patennya, seperti Twitter.

Salah satu aplikasi paling populer di Facebook adalah Foto, tempat pengguna dapat mengunggah album dan foto. Facebook mengizinkan pengguna untuk mengunggah foto dalam jumlah tak terbatas, dibandingkan layanan penyimpanan gambar seperti Photobucket dan Flickr yang membatasi jumlah foto yang dapat diunggah seseorang. Pada tahun-tahun pertamanya, pengguna Facebook dibatasi untuk mengunggak 60 foto per album. Pada Mei 2009, batas ini dinaikkan menjadi 200 foto per album.

Pengaturan privasi dapat diatur untuk album individu yang membatasi kelompok pengguna yang dapat melihatnya. Misalnya, privasi suatu album diatur sedemikian rupa sehingga hanya teman pengguna yang bisa melihatnya, sementara privasi album lain diatur sehingga semua pengguna Facebook bisa melihatnya. Fitur lain dari aplikasi Foto adalah kemampuannya untuk "tag", atau menandai pengguna di sebuah foto.


(37)

Misalnya, jika sebauh foto berisi seorang teman pengguna, maka pengguna dapat menandai temannya di foto tersebut. Tindakan tersebut mengirimkan pemberitahuan kepada teman yang ditandai dan memberikan mereka tautan untuk melihat foto tersebut.

Facebook Notes diperkenalkan pada 22 Agustus 2006, sebuah fitur blog yang mengizinkan tag dan penanaman gambar. Pengguna dapat mengimpor blog dari Xanga, LiveJournal, Blogger, dan layanan blog lain. Sepanjang minggu 7 April 2008, Facebook merilis aplikasi pesan instan berbasis Comet bernama "Chat" ke sejumlah profil, yang mengizinkan pengguna berkomunikasi dengan teman dan fungsinya sama seperti pengantar pesan instan berbasis desktop.

Facebook meluncurkan Gifts pada 8 Februari 2007 yang memungkinkan pengguna mengirimkan hadiah virtual kepada temannya yang muncul di profil penerima. Masing-masing hadiah berharga $1,00 dan pesan pribadi dapat disertakan pada setiap hadiah. Tanggal 14 Mei 2007, Facebook meluncurkan Marketplace, yang memungkinkan pengguna mengirimkan iklan pendek gratis. Marketplace telah dibanding-bandingkan dengan Craigslist oleh CNET, yang menunjukkan bahwa perbedaan utama antara keduanya adalah daftar yang dikirimkan pengguna di Marketplace hanya bisa dilihat oleh pengguna yang berada di jaringan yang sama seperti pengguna tersebut, sementara daftar yang dikirimkan di Craigslist dapat dilihat oleh semua orang.


(38)

Tanggal 13 Juni 2009, Facebook memperkenalkan fitur "Usernames", yaitu halaman-halaman dapat ditautkan menggunakan URL yang lebih simple. Banyak telepon pintar baru menawarkan akses ke Facebook melalui peramban web atau aplikasi mereka. Aplikasi Facebook yang resmi diluncurkan untuk iPhone OS, Android OS, dan WebOS. Nokia dan Research In Motion menyediakan aplikasi Facebook pada telepon genggam mereka. Lebih dari 150 juta pengguna aktif mengakses Facebook melalui telepon genggam yang terdaftar pada 200 operator di 60 negara.

Tanggal 15 November 2010, Facebook mengumumkan layanan "Facebook Messages" baru. Pada media hari itu, CEO Mark Zuckeberg mengatakan, "memang benar bahwa seseorang dapat memperoleh alamat surel @facebook.com, namun itu bukan surel." Peluncuran fitur tersebut telah diantisipasi sementara waktu sebelum pengumuman ini, dengan sejumlah pengamat menyebutnya sebagai "pembunuh Gmail". Sistem ini, yang akan diluncurkan kepada semua pengguna situs tersebut, menggabungkan pesan teks, pesan instan, surel, dan pesan reguler, dan akan meliputi pengaturan privasi sama seperti layanan Facebook. Dijuluki "Project Titan", Facebook Messages memakan 15 bulan dalam pengembangannya.

Dari berbagai perkembangan tersebut Facebook makin merajai dunia media sosial. Fasilitas yang lengkap dan kemudahan dalam


(39)

penggunaan adalah alasan utama masyarakat Indonesia menggunakan account Facebook.

Di dunia ini presentase pengguna Facebook dipegang oleh wanita dengan 55% dan pria 45%. Sedangkan untuk usia yang lebih dominan menggunakan Facebook adalah orang yang berusia 18-24 tahun dengan persentase 24% .

2.3 Online Shop

Belanja online adalah suatu bentuk perdagangan elektronik dimana konsumen langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet tanpa layanan perantara. Sebuah toko online, eshop, e-toko, toko internet, webshop, webstore , toko online, memungkinkan konsumen mendapatkan apa yang diinginkan tanpa harus pergi berbelanja ke pusat perbelanjaan.

Budaya belanja online yang sebelumnya telah melanda negeri jiran seperti Singapura dan Malaysia, dan sekarang telah melanda Indonesia. Pasalnya, masyarakat Indonesia dinilai telah akrab dengan penggunaan internet. Jumlah pengguna internet di Indonesia dari tahun pada tahun 2008 sebanyak 25 juta orang dan pada 2009 dan 2010 diperkirakan akan meningkat sebanyak 37 persen, diyakini sebagai titik awal berkembangnya penggunaan internet ke arah baru, yakni belanja online. Selain itu, pertumbuhan internet di Indonesia terbesar ke 2 (dua) di dunia. Sementara pengguna facebook yang sekarang mencapai 43.523.740 orang di Indonesia terbesar ke 3 (tiga) di dunia. Melihat hal itu, dalam waktu dekat


(40)

belanja online sepertinya akan menjadi fase baru masyarakat internet Indonesia.

Online shop bak menjamur dalam media sosial Facebook. Banyak orang yang menjadikan Facebook tempat untuk menjajakan dagangannya. Mulai dari baju, sepatu, tas, perlengkapan olahraga hingga gadget canggih dapat diperoleh melalui online shop. Semua masyarakat dapat menikmati sensasi belanja online.

Saat ini, belanja online telah menjadi tren tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dijadikan tambang emas bagi pemilik usaha online shop. Mereka berlomba – lomba memberikan yang terbaik bagi konsumennya, baik dalam segi pelayanan, harga, maupun kualitas.

2.4 Teori Computer Mediated Communication (CMC)

Kini internet telah menjadi salah satu mediator manusia untuk saling berkomunikasi dan berhubungan atau yang disebut Computer Mediated Communications (CMC), yaitu interaksi antar manusia melalui teknologi computer atau dapat dikatakan pertukaran pesan melalui komputer, melibatkan orang – orang, berada dalam konteks yang terbatas, dan saling berkaitan dalam proses membentuk media untuk tujuan yang beraneka ragam. Salah satu perangkatnya adalah Groupware, yang dapat memudahkan untuk komunikasi bersama dan update real time ( segera dan saat itu juga ). Keuntungan dengan adanya Groupware adalah setiap orang dapat mengerjakan apa pun, dimana saja, kapan saja, meskipun antara


(41)

anggota terpisah jarak, jadi lebih efisien biaya dan waktu. CMC melibatkan pertukaran informasi dalam format tekstual, audio dan atau video yang dikirim dan dikendalikan menggunakan computer dan teknologi komunikasi.

Jadi pengetahuan tentang Teori dan fenomena Computer Mediated Communications sangat penting untuk kolaborasi melalui internet. Salah satu media yang paling efektif digunakan untuk bekerja sama adalah internet. Pada kondisi sosial tertentu, dengan adanya teknologi orang – orang yang berbeda tempat dapat berkomunikasi dengan baik satu sama lain tanpa harus bertatap muka (Walter, 1997).

Berdasarkan definisi John December (1997), yang dimaksud dengan Computer Mediated Communications adalah proses komunikasi manusia melalui computer, melibatkan orang – orang, berada dalam konteks yang terbatas dan saling berkaitan dalam proses membentuk media untuk tujuan yang beraneka ragam. Sedangkan Susan Herring (1996) memberikan definisi klasik Computer Mediated Communications, yaitu komunikasi yang mengambil tempat antara manusia melalui alat komputer. Dan dengan perkembangan waktu dan era modernisasi, keberadaan internet benar – benar menjawab dan mengaplikasikan definisi – definisi CMC di atas. Menurut pakar Computer Mediated Communications yaitu Joseph Walther dan Malcolm Parks, berikut merupakan bentuk teknologi internet yang cenderung menarik di Computer Mediated Communications (Thurlow, Lengel & Tomic,2004) :


(42)

a. E-mail, listserve dan mailing list b. Newsgroup, bulletin board dan blog c. Internet relay chat dan instant messaging d. Metaworld dan visual chat

e. Personal homepage dan webcam

Dan saat ini banyak sekali perusahaan – perusahaan media online yang membuka sarana dan wadah untuk menggalakkan tren CMC ini kepada khalayak luas. Diantaranya adalah Yahoo, Google!, Hotmail, MSN, Friendster, OTCBB, MySpace, Facebook, Kaskus, Detik, TheBulletinBoard, Gmail, MIRC, Wikipedia, Tamil Chat, IndonesiaTopBlog, OkeZone, Hi5, dan lain – lain.

Semakin meluasnya penggunaan media baru ini, otomatis memicu para peneliti untuk menemukan dampaknya terhadap perilaku penggunanya. Dengan melalui berbagai macam metode riset baik survey, experimental maupun etnografi ternyata ditemukan dampak baru dari penggunaan internet sebagai media baru dimana beberapa diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Perilaku Antisosial

Merupakan perilaku yang berlawanan dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat, yang meliputi pelanggaran hukum maupun perilaku menyimpang. Berdasarkan penelitian, penggunaan komputer terutama game yang mengandung kekerasan akan memberikan efek yang sama dengan terpaan kekerasan yang ditampilkan di televisi. Hal ini akan


(43)

membuat anak tidak dapat membedakan antara dunia nyata dan maya sehingga kekerasan dapat dipraktikkan dan menjadi hal yang biasa dalam kehidupannya sehari – hari

2. Computer Anxiety

Merupakan ketakutan terhadap computer atau disebut juga dengan cyberphobia dan computerphobia. Orang – orang yang terkena efek ini kebanyakan adalah individu yang lemah dalam hal – hal teknis, matematis, dan biasanya pernah mengalami hal buruk dengan computer, misalnya mengkonsumsi computer berlebihan sehingga memicu penyakit vertigo, nausea, dan keringat dingin. Cyberphobia juga disebabkan karena adanya dorongan dari diri individu yang menolak computer karena mereka takut mengacaukan computer ketika mereka menekan tombol yang salah, tidak mempercayai perlindungan privasi yang dijanjikan provider internet, dan perasaan bersalah yang berlebihan ketika gagal memecahkan masalah yang dihadapi dengan computer.

3. Addiction

Kemampuan computer untuk menampilkan audio visual secara interaktif membuat penggunanya untuk terus kembali dan menggunakan, baik sebagai hiburan maupun sebagai pemenuhan kebutuhan dalam mencari informasi. Pengguna computer terutama anak – anak cenderung “ketagihan” ketika mereka mulai mengenal permainan computer. Mereka asyik bermain, berpetualang di dunia maya dan melupakan tugas – tugas


(44)

dan kehidupannya di dunia nyata. Pengguna yang mengkonsumsi computer diatas empat (4) jam termasuk lam kategori heavy, sehingga berpotensi untuk menjadi pecandu teknologi ini. apabila sudah mengalami kecanduan, maka penggunanya tidak tanggung – tanggung untuk menghabiskan uang dan melakukan apapun untuk mendapatkan dan terus memperoleh akses terhadap computer dan internet.

Ahli psikologi menyatakan bahwa kekuatan computer untuk memberikan efek ini tidak datang dari eksternalnya melainkan dari apa yang dipelajari dan didapatkan pengguna ketika berinteraksi dengan komputer. Kecanduan akan muncul ketika pengguna merasa mampu untuk menjelajah dunia melalui computer, mampu mencapai ilusi kedekatan dan ketertarikan dengan computer secara intim, mampu mengekspresikan diri dengan caranya sendiri serta mampu mendapatkan pembenaran atau justifikasi terhadap dirinya.

2.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap – tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Mengenali

Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Membeli

Perilaku pasca Pembelian


(45)

a. Mengenali Kebutuhan

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, haus atau seks meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Atau suatu kebutuhan yang timbul karena rangsangan eksternal, misalnya saat seseorang melewati toko roti dan mencium aroma roti yang baru saja dibakar maka hal ini dapat merangsang rasa lapar.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untyk mencari informasi lebih banyak. Keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang – sedang saja yang disebut perhatian yang meningkta. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan – bahan bacaan, menelpon teman dan melakukan kegiatan – kegiatan mencari untuk mempelajari.

c. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.


(46)

d. Keputusan Membeli

Ada faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli yaitu sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternative pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal : 1. Intensitas sikap negative orang lain tersebut terhadap alternative

pilihan konsumen

2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. e. Perilaku pasca pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan – tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang menarik minat pasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berkahir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.


(47)

2.6 Kerangka Berpikir

Persepsi adalah “process by which an individual selects, organizes, and interprets stimuli into a meaningful and coherent picture of the world”

(Sciffman dan Kanuk)

Online shop pada media sosial Facebook yang berkembang dengan pesat telah berhasil membuat tren sendiri dalam dunia belanja. Namun, peristiwa

yang muncul akhir – akhir ini dapat menimbulkan berbagai persepsi yang berkembang bebas di masyarakat mengenai online shop.

Rasa percaya yang dimiliki pengguna online shop pada media

sosial Facebook yang berarti ini adalah

persepsi positif

Rasa tidak percaya yang dimiliki pengguna online shop pada media sosial Facebook yang

berarti ini adalah persepsi negatif

Persepsi Masyarakat Surabaya terhadap Online Shop pada Media Sosial Facebook


(48)

kesimpulan yang berlaku secara umum) atau bersifat universal, jadi hanya berlaku pada situasi dan keadaan yang sesuai dengan situasi dan keadaan dimana penelitian yang serupa dilakukan (Kountur, 2003:29)

Menurut Rakhmat (2004:24), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk beberapa hal, diantaranya adalah :

1. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek – praktek yang berlaku.

2. Membuat perbandingan atau evaluasi.

3. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan paa waktu yang akan datang.

3.2 Unit Analisis

3.2.1 Online Shop pada media sosial Facebook

Seiring dengan fenomenalnya media sosial Facebook di Indonesia, online shop semakin bertebaran di dalamnya. Tanpa harus mengeluarkan biaya, para owner dapat mewujudkan online shop impian mereka. Dengan berbagai nama yang diharapkan mudah diingat oleh konsumennya, berbagai layanan dan persaingan harga yang disuguhkan oleh owner untuk dijadikan senjata agar konsumen tetap setia pada online


(49)

perhatian penting bagi owner online shop khususnya di media sosial Facebook. Online shop menerapkan sistem pay and go, maksudnya setelah konsumen membayar barang yang dipesan, maka barang itu akan dikirim ke alamat konsumen. Tanpa mengenali secara fisik konsumen diharapkan dapat percaya terhadap owner online shop. Oleh Karen itu, owner perlu menjaga kepercayaan yang telah diberikan konsumen. Namun, terkadang kepercayaan konsumen inilah yang dimanfaatkan oleh pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka melakukan penipuan dengan berkedok sebagai owner online shop. Hal ini jelas mempengaruhi online shop yang lainnya yang benar – benar jujur dengan usahanya dan yang terpenting adalah mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap online shop pada media sosial.

Hal tersebut akan menimbulkan berbagai macam persepsi dari khalayak penikmat belanja online di media sosial Facebook. Khalayak bebas mempersepsi menurut pandangan masing – masing setelah menikmati belanja online di media sosial Facebook.

3.2.2 Online shop

Belanja online adalah suatu bentuk perdagangan elektronik dimana konsumen langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet tanpa layanan perantara. Sebuah toko online, eshop, e-toko, toko internet, webshop, webstore , toko online, memungkinkan konsumen mendapatkan apa yang diinginkan tanpa harus pergi berbelanja ke pusat perbelanjaan.


(50)

Penelitian ini memfokuskan pada persepsi masyarakat Surabaya terhadap online shop pada media sosial facebook. Dengan menggunakan persepsi peneliti dapat mengetahui lebih dalam mengenai proses interaksi yang akan muncul dari tindakan tersebut merupakan respon dari apa yang dipikirkannya.

Persepsi masyarakat terhadap online shop pada media sosial Facebook juga meliputi beberapa hal yang berkaitan dengan persepsi itu sendiri, diantaranya adalah :

a. Pengetahuan, seberapa besar pengetahuan masyarakat tentang kehadiran online shop pada media sosial Facebook.

b. Penilaian, bagaimana penilaian masyarakat terhadap online shop pada media sosial Facebook. Hal ini terkait banyak hal, misalnya, penilain tentang cara pelayanan ataupun produk dari online shop tersebut, karena dua hal tersebut dapat mencitrakan bagaimana online shop tersebut. Sehingga pada akhirnya akan membentuk penilain sendiri di mata masyarakat.

c. Kepercayaan, peristiwa yang akhir – akhir ini sekarang terjadi terkait penipuan melalui online shop pada media sosial mencemarkan nama baik dunia belanja online. Namun tidak semua online shop melakukan penipuan serupa. Banyak juga online shop yang jujur dalam berdagang. Hal ini kembali ke masyarakat, seberapa besar kepercayaan mereka terhadap online shop pada media sosial.


(51)

online shop terhadap kehidupan masyarakat. Seberapa besar media sosial Facebook dapat memberikan kekuatan bagi online shop itu sendiri.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Surabaya, karena Surabaya sebagai ibu kota Jawa Timur memiliki ciri khas masyarakat mudah bergaul ( www.surabaya.go.id/demographis.php) . Selain itu, Jawa Timur menduduki peringkat ke 3 ( tiga ) untuk bidang jumlah terbesar pengguna facebook se Pulau Jawa – Bali.

(http://trends.google.com/websites?q=facebook.com&geo=ID&date=all&s ort=0). Dari seluruh masyarakat tersebut, terdapat sebagian masyarakat yang selalu mengikuti gaya hidup masa kini. Termasuk salah satunya adalah belanja di online shop pada Facebook. Masyarakat Surabaya memiliki kecenderungan untuk belanja di online shop. Hal ini didorong dengan tingkat aktivitas masyarakat Surabaya yang tinggi.

3.4 Subyek dan Informan Penelitian

Pada penelitin ini, yang menjadi informan atau subjek penelitian yaitu para informan ynag terdiri dari laki – laki dan perempuan dengan latar belakang yang berbeda.


(52)

didapatkan dari beberapa informan dengan kriteria berikut :

1. Laki – laki dan perempuan

2. Pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, dan ibu rumah tangga yang berusia 13-50 tahun

3. Memiliki account facebook aktif 4. Berdomisili di Surabaya

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :

1. Wawancara

Merupakan percakapan antara periset-seseorang yang berharap mendapatkan informasi. Dan informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek (Berger dalam Krisyantono,2007:96). Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah indepth interview atau wawancara mendalam, yaitu mendapatkan informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti (Bungin, 2001:110)

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara mendalam adalah suatu cara mendapatkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang


(53)

(indepth interview) kepada kurang lebih enam orang informan yang menjadi narasumber atas penelitian yang dibuat oleh penulis ini.

2. Observasi

Merupakan kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan perlengkapan panca inderanya yang kita miliki, kita sering mengamati objek – objek yang ada disekitar kita. Kegiatan observasi ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk memahami lingkungan. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan yang kita lakukan untuk memahami lingkungan. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator, sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut (Krisyantono, 2007:160)

Penulis melakukan observasi atau peninjauan dengan mengakses beberapa online shop yang ada pada media sosial Facebook. Baik itu online shop yang sudah memiliki nama di para konsumennya maupun online shop yang masih baru.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Melalui pendekatan metodologi ini akan dapat menjangkau


(54)

yang diinginkan.

Pada tahap awal analisis data, penelitian dilakukan bersamaan dengan proses pengambilan data. Analisis data penelitian berupa proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan melalui kunjungan ke online shop di media sosial Facebook, pencarian data melalui studi literatur yang telah terkumpul. Data kemudian direduksi karena pada saat proses pengambilan data tersebut tidak langsung terdapat proses analisis.

Sedangkan interprestasi bertujuan untuk memberikan makna terhadap hasil analisis data yang sudah dilakukan serta cara implikasinya terhadap teori yang sudah dilakukan untuk menafsirkan hasil analisis.


(55)

1. Apakah anda mengetahui online shop pada Facebook ? 2. Pernahkah anda berbelanja online ?

3. Mengapa anda tertarik belanja online ?

4. Berapa kali anda mengunjungi online shop dalam seminggu ?

5. Apakah anda hanya mengunjungi satu online shop atau lebih dalam satu kali online ?

6. Barang apakah yang sering anda beli di online shop pada Facebook ? 7. Bagaimana suka duka anda saat berbelanja online ?

8. Apakah dari pengalaman anda mempengaruhi anda saat akan belanja online ?


(56)

(57)

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Surabaya

Kota Surabaya adalah ibu kota propinsi Jawa Timur yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang melebihi 3 juta orang, Surabaya merupakan pusat perniagaan, perdagangan, industri serta pendidikan di kawasan timur Pulau Jawa dan sekitarnya.

Sebagai kota metropolitan, Surabaya merupakan pusat kegiatan ekonomi di Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagaian penduduknya berkegiatan di sektor – sektor perdagangan dan perindustrian. Banyak perusahaan besar berpusat di Surabaya.

Secara geografis, Surabaya terletak pada 07’ 12’ – 07’ 21’ lintang selatan dan 112’ 36’ – 112’ 54’ bujur timur. Dengan letaknya di daerah tropis yang strategis tersebut, Surabaya dapat dengan mudah dijangkau melalui jalur darat, udara dan laut. Daerah Surabaya di sebelah utara dan timur berbatasan


(58)

dengan laut dan selat Madura yang merupakan daerah pantai atau pesisir, serta di sebelah selatan dan Barat berbatasan dengan Sidoarjo dan Gresik.

Surabaya dibagi dalam lima wilayah, yaitu Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, dan Surabaya Pusat.

Sehingga luas wilayah Surabaya secara keseluruhan kurang lebih 326,27 km yang terbagi atas 31 kecamatan dan 163 kelurahan (BPS Kota Surabaya). Karena luas wilayah Surabaya dan banyaknya jumlah penduduk, maka tidak semua warga Surabaya menjadi informan penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah masyarakat yang telah memenuhi syarat sebagai informan.

4.1.2 Gambaran Umum Online Shop

Belanja online adalah suatu bentuk perdagangan elektronik dimana konsumen langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet tanpa layanan perantara. Sebuah toko online, eshop, e-toko, toko internet, webshop, webstore , toko online, memungkinkan konsumen mendapatkan apa yang diinginkan tanpa harus pergi berbelanja ke pusat perbelanjaan.

Saat ini online shop banyak menjamur pada media sosial Facebook. Jadi hampir seluruh pemilik account Facebook pasti mengetahui keberadaan online shop.


(59)

4.1.3 Identitas Informan

Informan yang dipilih dalam penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa kriteria, yaitu :

a. Laki – laki dan perempuan

b. Pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, dan ibu rumah tangga yang berusia 13-50 tahun

c. Memiliki account facebook aktif d. Berdomisili di Surabaya

Dipilihnya informan dengan usia 13 – 50 tahun karena usia tersebut adalah pengguna facebook aktif menurut riset yang dilakukan United States. (www.checkfacebook.com) selain itu diharapkan dengan perbedaan usia yang mencolok, peneliti mendapatkan jawaban yang bervariasi.

No. Nama Informan Umur Alamat Agama Pekerjaan 1. Arini Windya

Ningtyas

34 tahun Sawahan, Tidar

Islam Karyawan kantor kontraktor 2. Arizal Dwi

Irmawan

30 tahun Kedurus Islam Enterpreneur

3. Dewi Zumrotus Solecha

25 tahun Jemursari Islam Karyawan EO


(60)

Wulaningtyas Sungkono

5. Amirullah Zuhri 19 tahun Perak Islam Mahasiswa 6. Ning Ita 45 tahun Tanjung Sari,

Perak

Islam Ibu rumah tangga Tabel 1. Data informan

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa para informan memiliki latar belakang demografis (usia dan latar belakang pekerjaan) yang berbeda. Penentuan informan dilakukan secara acak, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih bervariasi. Selain itu, dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda akan memiliki perbedaan pula dalam hal pemikiran, cara pandang, dan pengetahuan antara informan satu dengan informan yang lain. Dengan demikian peneliti dapat memperoleh informasi mengenai persepsi masyarakat Surabaya terhadap online shop pada media sosial facebook. Setiap informan dalam penelitian kualitatif dianggap sebagai individu yang unik sehingga data yang didapatkan dari informan tidak dianggap mewakili pendapat umum secara keseluruhan.

4.2 Penyajian Data

Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan di Surabaya. Dalam proses tersebut, peneliti melakukan observasi, pengumpulan data, serta wawancara mendalam sebagaimana yang peneliti jelaskan sebelumnya, bahwa


(61)

subjek penelitian yang dijadikan informan tidak dapat dibatasi atau ditentukan karena analisis yang digunakan adalah kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan bagaimana persepsi masyarakat Surabaya terhadap online shop pada media sosial Facebook terkait dengan peristiwa penipuan yang kerap kali terjadi di dunia belanja online.

Wawancara mendalam dilakukan terhadap beberapa masyarakat Surabaya yang memiliki account Facebook dan pernah berbelanja di online shop yang telah ditentukan sebagai informan oleh peneliti dengan latar belakang yang berbeda – beda.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi sebanyak – banyaknya dari para informan, sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati perilaku dan juga perkembangan situasi yang diteliti.

Data yang diperoleh tersebut kemudian akan disajikan secara deskriptif dan dianalisis secara kualitatif, sehingga akan didapatkan gambaran, jawaban, serta kesimpulan dari pokok permasalahan yang diangkat.

4.2.1 Hasil Penelitian

4.2.1.1 Deskripsi Kesadaran Masyarakat Surabaya terhadap Online Shop pada Media Sosial Facebook

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan terkait dengan pertanyaan umum mengenai kesadaran masyarakat Surabaya terhadap online shop yang dapat ditemukan di


(62)

media sosial facebook. Diantaranya, pengetahuan masyarakat Surabaya terhadap online shop dan intensitas penggunaan online shop dalam seminggu. Berikut adalah kutipan hasil wawancara :

1. Pengetahuan masyarakat tentang online shop

Pengetahuan masyarakat tentang online shop menunjukkan seberapa besar atensi yang diberikan informan terhadap segala aspek yang ada saat membuka situs jejaring sosial facebook. Aspek itu adalah kesadaran munculnya hal – hal yang baru di wall facebook terutama banyak gambar – gambar barang dagangan. Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, seluruh informan mengaku mengetahui online shop. Selain itu intensitas penggunaan online shop selama seminguu juga beragam antara ke enam informan ini. Berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan para informan :

INFORMAN I

( 08 Mei 2012, Pukul 17.00) “Tahu sih, kan banyak di Facebook”

“Kalau seminggu tergantung buka FB nya aja berapa kali, biasanya sih setiap hari online, nah biasanya juga sering lihat – lihat barang online shop”


(63)

Dari kutipan diatas, dapat diketahui bahwa informan mengetahui keberadaan online shop. Informan ini juga mengaku hampir setiap hari menggunakan online shop, walaupun hanya untuk melakukan window shopping. Informan 1 ini tergolong sering dalam menggunakan online shop. Hal ini dapat terlihat dari kutipan wawancara di atas. Pengetahuan dan intensitas yang tinggi membuat informan 1 memahami keberadaan online shop.

INFORMAN II

( 09 Mei 2012, Pukul 16.20)

“Oo iyah mbak tahu, banyak di wall facebook saya“

“Kalau seminggu mungkin 1 – 2 kali mbak. Soalnya kan jarang beli juga“

Dari hasil wawancara dengan informan 2, peneliti dapat mengetahui informan 2 ini juga mengetahui adanya online shop. Namun, berdasarkan wawancara yang dilakukan hal tersebut tidak berarti informan 2 ini rajin mengunjungi online shop. Dilihat dari kutipan wawancara di atas informan 2 ini jarang mengunjungi online shop. Berdasarkan sebuah penelitian di


(64)

Amerika, wanita memiliki kecenderungan belanja yang lebih tinggi daripada pria.

INFORMAN III

( 10 Mei 2012, Pukul 14.00)

“Iyah tahu – tahu mbak. Banyak banget sekarang online shop”

“Kalau lihat – lihat aja sering mbak, kalau ada yang disuka baru tanya ke orang yang dijual. Atau kalau lihat ada yang bagus baru dibeli. Kalau gak ada ya gak mbak. Hee“

Dari informan 3 ini, peneliti dapat mengetahui bahwa informan 3 ini sadar akan adanya online shop. Dengan intensitas mengunjungi online shop yang sering namun bukan berarti informan 3 ini juga sering belanja di online shop. Informan 3 ini cenderung lebih rasional saat berbelanja, yaitu belanja hanya jika dibutuhkan bukan karena kemauan atau lapar mata.

INFORMAN IV

( 10 Mei 2012, Pukul 16.45) “Oo ya tahu – tahu“

“Kalau lihat – lihat aja sih, mungkin seminggu itu 3 kali mbak”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 4 ini, peneliti dapat mengetahui bahwa informan 4 ini mengetahui online shop walaupun hanya mengunjungi beberapa kali dalam seminggu. Intensitas penggunaan online


(65)

shop informan 4 hampir sama dengan informan 2. Hal ini dikarenakan kedua informan tersebut adalah laki – laki yang pada menurut penelitian di Amerika pria lebih mandiri dalam keputusan pembelian mereka, beda dengan wanita yang lebih suka mengikuti kemauan untuk melakukan pembelian dengan mudah karena gaya hidup jaman sekarang.

INFORMAN V

( 10 Mei 2012, Pukul 19.10)

“Tahu – tahu mbak. Lagi in kan online shop sekarang“

“Eee. Kalau lihat – lihat aja hampir setiap hari, tapi kalau belanja gitu mungkin ada 2 kali-an gitu sebulan”

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan infoman 5 ini, peneliti melihat intensitas yang cukup tinggi yang dilakukan informan 5 ini untuk mengunjungi online shop. Hal itu jelas sudah dilandasi dengan pengetahuan informan 5 tentang online shop. Kepribadian informan 5 ini hampir sama dengan informan 3. Ke dua informan ini cenderung berbelanja saat benar – benar ada kebutuhan, bukan dengan cara begitu lihat barang bagus langsung dibeli, namun melihat secara teliti barang yang akan dibeli dan disesuaikan dengan kebutuhan. Bukan karena lapar mata semata.

INFORMAN VI


(66)

“Iyah mbak tahu “

“ Seminggu kadang 2-3 kali kalo barang lagi habis atau ada orang minta, kadang – kadang juga cuma lihat – lihat aja sih “

Dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan 6 ini dapat dilihat bahwa informan 6 ini memiliki intensitas yang tinggi untuk mengunjungi online shop. Namun, sama hal nya dengan informan 1, informan 3 dan informan 5 yang memiliki intensitas cukup tinggi untuk mengunjungi online shop. Para informan tersebut juga merupakan pembeli yang cerdas, karena mereka membeli barang hanya saat dibutuhkan. Jadi mereka memang sering mengunjungi online shop namun bukan berarti selalu membeli barang – barang online shop, yang mereka lakukan terkadang hanyalah window shopping.

2. Ketertarikan Masyarakat Surabaya Belanja di Online Shop.

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil wawancara peneliti dengan para informan berkaitan dengan ketertarikan masyarakat Surabaya belanja di online shop Facebook dan lamanya mereka berbelanja di online shop Facebook. Pada umunya informan lebih tertarik belanja di online shop Facebook karena kemudahan dalam transaksi yang merupakan keunggulan dari online shop itu sendiri. Cukup dengan duduk manis di depan laptop saja para informan mengaku bisa mendapatkan barang yang diinginkan tanpa


(67)

harus membuang tenaga dan waktu yang berlebih. Hal ini juga didukung dengan seberapa lama para informan menjadikan online shop sebagai tempat untuk berbelanja. Berikut adalah hasil kutipan wawancara dengan para informan.

INFORMAN I

( 08 Mei 2012, Pukul 17.00)

“Iyah soalnya kan kerja mbak, jadi enggak ada waktu paling sabtu minggu aja, itu juga enggak pasti. Kalau online shop kan pasti mbak, selalu ada waktu buat online. Jadi mudah aja dan ada pilihannya” “Gak begitu lama mbak, mungkin sudah ada satu tahunan belanja di online shop”

Dari kutipan wawancara tersebut informan 1 ini sudah cukup lama berkecimpung di dunia online shop. Selama 1 tahun informan 1 ini sudah mengenal online shop Facebook dan berbelanja di online shop. Menurut informan 1 ini, online shop memberikan kemudahan dan pilihan yang beragam di tengah – tengah kesibukannya dalam pekerjaan. Tak perlu menyita waktu yang lama untuk keliling pusat perbelanjaan, informan 1 ini berbelanja dengan cara yang praktis dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

INFORMAN II


(68)

“Ya karena mungkin, Satu, lebih efisien ya. Kita gak perlu keluar – keluar. Cukup di depan laptop kita bisa beli – beli barang, kita juga bisa nego sama yang punya online shop nya dan lebih mudah aja” “Kalau belanja online shop mungkin hitungan bulan mbak, 3 – 4 bulan gitu lah”

Terdapat kesamaan antara informan 1 dan informan 2. Kedua informan ini sama – sama mengaku kemudahan saat berbelanja online shop yang membuat mereka tertarik belanja online shop. Namun, sedikit berbeda dengan informan 1, informan 2 ini juga menyatakan bahwa di online shop itu informan ini dapat melakukan negosiasi dengan penjualnya tentang harga barang yang akan dibeli tanpa malu – malu karena tak perlu tatap muka. Namun, pada intinya efisien lah yang merupakan alasan utama informan 2 ini berbelanja di online shop Facebook.

INFORMAN III

( 10 Mei 2012, Pukul 14.00)

“Pengen nyoba – nyoba aja mbak. Dari online shop kan gampang kita gak perlu ketemu orangnya juga trus dari online shop juga foto – fotonya sangat meyakinkan gitu”

“Ehmm kira – kira 5 bulan mbak”

Dari kutipan wawancara di atas, informan 3 ini hanya ingin melakukan eksperimen untuk berbelanja di online shop. Rasa ingin tahu yang tinggi membuat informan 3 ini mencoba belanja di online shop. Dengan kurun waktu yang cukup singkat yaitu selama 5 bulan, informan 3 ini telah


(1)

Dari kutipan wawancara di atas, pada umumnya dapat dinyatakan bahwa para informan tetap dapat menerima kehadiran online shop di tengah – tengah kehidupan mereka. Pandangan yang positif tentang online shop juga menjadikan online shop tempat berbelanja yang paling efisien. Ditambah lagi dengan kemudahan dalam transaksi yang ditawarkan oleh online shop semakin membuat para informan semakin yakin belanja di online shop Facebook.

4.3 Pembahasan

Secara umum persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana individu menyadari akan aspek lingkungannya. Persepsi akan timbul karena adanya rangsangan dari luar. Rangsangan tersebut akan diseleksi dan diorganisir oleh setiap diri individu dengan caranya sendiri berdasarkan pengalamannya. Oleh karena itu persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda – beda. Persepsi bersifat subjektif da tidak dapat menjadi cermin realitas yang terjadi di masyarakat.

Menurut Amir ( 2005 : 60 ), pemahaman atas persepsi konsumen sangat penting dalam memahami proses akuisisi, konsumsi, dan perlakuan setelah pakai dari barang dan jasa. Sehingga jelas persepsi konsumen penting untuk diketahui dan dipahami.


(2)

74

Dari analisis data untuk mengetahui persepsi masyarakat Surabaya terhadap online shop pada media social facebook, dapat dinyatakan sebagai berikut :

Mengenai pengetahuan, para informan sudah memiliki banyak pengetahuan tentang online shop. Setiap mereka online pasti terselip 2 atau 3 toko online yang tengah mengupdate status dan itu tercatat dalam wall mereka.

Pada umumnya ketertarikan masyarakat Surabaya yang diwakili oleh ke enam informan terhadap online shop facebook didasari oleh kemudahan transaksi yang ditawarkan oleh online shop untuk memudahkan para penikmatnya dapat melakukan kegiatan belanja di mana saja dan kapan saja.

Pengalaman – pengalaman yang pernah dialami informan baik itu suka maupun duka tidak membuat para informan lantas jera atau takut untuk belanja di online shop lagi. Semua itu hanya dijadikan pembelajaran agar lebih hati – hati dan waspada saat belanja di online shop facebook.

Persepsi setiap informan terhadap keberadaan online shop di media social facebook secara umum dinyatakan positif. Hal ini didasari oleh hasil interview yang telah dilakukan sebelumnya, dimana para informan mengaku bahwa keberadaan online shop sangat membantu mereka dalam menjalani akitivitas mereka. Kemudahan dan fasilitas yang ada di online shop lah yang


(3)

menjadikan para informan memilih online shop sebagai tempat belanja mereka. Terutama dalam segi belanja, mereka tak perlu keluar rumah atau menghabiskan waktu berjam – jam di luar rumah untuk mencari barang yang diinginkan. Cukup meluang waktu di depan laptop atau computer bahkan handphone sekalipun, memilih baranng yang diinginkan, melakukan transaksi dengan owner dan mereka akan mendapatkan barang yang diinginkan. Semudah itulah belanja di era kecanggihan teknologi sekarang ini.

Dari serangkaian penjelasan diatas, dapat dinyatakan bahwa ke enam informan memiliki persepsi positif akan hadirnya online shop di kehidupan mereka. Mereka mengaku keberadaan online shop sangat membantu mereka untuk menjalankan aktivitas dan dapat dikatakan bahwa online shop telah menajdi bagian dari kehidupan mereka sehari – hari.

Secara sadar ataupun tidak para informan ini dan tentunya ke enam informan yang menggunakan online shop telah berinteraksi dengan orang lain melalui media komputer, dalam hal ini khususnya adalah internet. Hal ini berkaitan dengan teori Computer Mediated Communications (CMC). Dalam teori CMC dikenal sebuah perangkat yang disebut Groupware, yang dapat memudahkan untuk komunikasi bersama dan update real time ( segera dan saat itu juga ). Keuntungan dengan adanya Groupware adalah setiap orang dapat mengerjakan apa pun, dimana saja, kapan saja, meskipun antara anggota terpisah jarak, jadi lebih efisien biaya dan waktu. Hal ini jelas mencerminkan


(4)

76

hubungan antara para informan dengan online shop pada Facebook. Yang dimaksud dengan kemudahan transaksi di online shop Facebook adalah setiap orang dapat berbelanja apa pun, dimana saja, kapan saja, meskipun antara pembeli dan penjual terpisah jarak, jadi lebih efisien biaya dan waktu. Jadi perangkat Groupware mendukung analisis peneliti terkait dengan kutipan wawancara para informan mengenai Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Online Shop Pada Media Sosial Facebook.


(5)

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data untuk mengetahui persepsi masyarakat Surabaya terhadap online shop pada media sosial facebook, dapat ditarik kesimpulan bahwa ke enam informan memiliki persepsi positif mengenai adanya online shop pada media sosial Facebook. Mereka menerima dengan baik keberadaan online shop di tengah – tengah kehidupan mereka. Mereka juga menyatakan bahwa online shop dapat dikatakan telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Cara masyarakat Surabaya berinteraksi dengan para owner online shop yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan media komputer termasuk dalam teori Computer Mediated Communications. Dalam teori CMC tersebut ada salah satu perangkat yang mendukung seluruh penjelasan di atas, perangkat tersebut adalah Groupware, yang dapat memudahkan untuk komunikasi bersama dan update real time ( segera dan saat itu juga ). Keuntungan dengan adanya Groupware adalah setiap orang dapat mengerjakan apa pun, dimana saja, kapan saja, meskipun antara anggota terpisah jarak, jadi lebih efisien biaya dan waktu. Hal ini diterapkan oleh para penikmat belanja online shop Facebook, baik secara sadar atau tidak sadar.


(6)

78

5.2 Saran

Dari hasil yang diperoleh atas penelitian ini, peneliti memberikan saran bagi beberapa pihak, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Konsumen

Konsumen diharapkan dapat belanja secara cerdas dengan memilih dan meneliti online shop yang akan dijadikan tempat berbelanja. Selain itu konsumen harus lebih hati – hati da tidak mudah percaya saat transaksi via online

2. Bagi Owner Online Shop

Penting bagi para owner untuk memperhatikan sistem pengiriman barang dan selalu menjaga kepercayaan yang diberikan oleh konsumen kepadanya agar nantinya dapat memberikan keuntungan di kedua belah pihak

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang meneliti sesuatu secara mendalam. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan konsep deskriptif kuantitatif agar pengukuran atas masalah ini dapat diperluas dan hasilnya dapat digeneralisasikan.