Upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate.

(1)

vii   

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE Fransiskus Ardhi Putranto

06 1334 007

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan permintaan dan penawaran melalui penerapan metode pembelajaran active learning tipe active debate.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X.5, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran active learning

tipe active debate adalah presentasi materi, pembagian kelompok, pembagian tugas, pelaksanaan debat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, instrument evaluasi dan instrument refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Berdasarkan hasil analisis penelitian pada siklus I dapat disimpulkan bahwa : penerapan metode pembelajaran active learning tipe active debate

mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.5 . Peningkatan hasil belajar siswa tampak dari nilai yang dicapai siswa pada waktu pre test dan post test. Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 43,28 %. Pada saat pre test Rata-rata-Rata-rata skor siswa dalam kelas mencapai 44,55 sedangkan rata-rata skor siswa setelah post test naik menjadi 61,52. Hal ini menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran active learning tipe active dabate pada mata pelajaran ekonomi dalam penelitian ini sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.


(2)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF ACTIVE LEARNING TYPE OF ACTIVE DEBATE METHOD TO INCREASE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON ECONOMICS IN PANGUDI LUHUR SENIOR

HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

FRANSISKUS ARDHI PUTRANTO 06 1334 007

Sanata Dharma University Yogyakarta

2011

This research aims to know how to increase the achievement of the students on learning economics with the topic of supply and demand through the implementation of active learning type of active debate method.

This research was done at the students of the tenth 5, Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. The main components of the active learning type of active debate were material presentation, group sharing job description and debate. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation and reflection. The data collection was done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching – learning process, the instrument of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

Based on the analysis, the result of the research in the first cycle, can be concluded as follows : the implementation of the active learning type of active debate method can improve the achievement of learning economics of the tenth 5 students. It can be seen from the grades which the students reach on the pre test and post test. The average of the improvement of the class grades was 43,28%. On the pre test, the students’ score on the class reached 44,55, whereas the students’ score after the post test became 61,52. It shows that the implementation of the active learning type of active debate on the economic study in research can improve the achievement of the students’ of the tenth 5 Pangudi Luhur Senior High School of Yogyakarta.


(3)

i   

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

FRANSISKUS ARDHI PUTRANTO NIM : 06 1334 007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011


(4)

(5)

iii   


(6)

MOTO DAN HALAMAN

PERSEMBAHAN

Kemenangan hari ini bukanlah berarti kemenangan esok hari Kegagalan hari ini bukanlah berarti kegagalan esok hari Tak ada yang jatuh dari langit dengan cuma-cuma semua usaha dan

doa

Hidup adalah perjuangan tanpa henti. “DEWA”

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak

akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun. “Ir. Soekarno”

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

• Orangtuaku tercinta Bpk A Gunandi dan Ibu F Sukarti

• Kakakku Y Ari Sulistianto dan C Heri Sulistiawan dan keponakanku semua


(7)

v   


(8)

(9)

vii   

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE Fransiskus Ardhi Putranto

06 1334 007

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan permintaan dan penawaran melalui penerapan metode pembelajaran active learning tipe active debate.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X.5, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran active learning

tipe active debate adalah presentasi materi, pembagian kelompok, pembagian tugas, pelaksanaan debat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, instrument evaluasi dan instrument refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Berdasarkan hasil analisis penelitian pada siklus I dapat disimpulkan bahwa : penerapan metode pembelajaran active learning tipe active debate

mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.5 . Peningkatan hasil belajar siswa tampak dari nilai yang dicapai siswa pada waktu pre test dan post test. Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 43,28 %. Pada saat pre test Rata-rata-Rata-rata skor siswa dalam kelas mencapai 44,55 sedangkan rata-rata skor siswa setelah post test naik menjadi 61,52. Hal ini menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran active learning tipe active dabate pada mata pelajaran ekonomi dalam penelitian ini sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.


(10)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF ACTIVE LEARNING TYPE OF ACTIVE DEBATE METHOD TO INCREASE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON ECONOMICS IN PANGUDI LUHUR SENIOR

HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

FRANSISKUS ARDHI PUTRANTO 06 1334 007

Sanata Dharma University Yogyakarta

2011

This research aims to know how to increase the achievement of the students on learning economics with the topic of supply and demand through the implementation of active learning type of active debate method.

This research was done at the students of the tenth 5, Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. The main components of the active learning type of active debate were material presentation, group sharing job description and debate. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation and reflection. The data collection was done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching – learning process, the instrument of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

Based on the analysis, the result of the research in the first cycle, can be concluded as follows : the implementation of the active learning type of active debate method can improve the achievement of learning economics of the tenth 5 students. It can be seen from the grades which the students reach on the pre test and post test. The average of the improvement of the class grades was 43,28%. On the pre test, the students’ score on the class reached 44,55, whereas the students’ score after the post test became 61,52. It shows that the implementation of the active learning type of active debate on the economic study in research can improve the achievement of the students’ of the tenth 5 Pangudi Luhur Senior High School of Yogyakarta.


(11)

ix   

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari banyak pihak sehingga

dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Pd. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial,

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi

4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.pd.,M.Si selaku dosen pembimbing yang

dengan sabar dan penuh perhatian memberi dukungan, arahan dan telah

meluangkan waktu di tengah kesibukan beliau, sehingga memberikan

motivasi yang tinggi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd.,M.Si selaku dosen penguji yang telah sabar dan

banyak memberikan motivasi dan dukungan.

6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd selaku dosen penguji

yang banyak memberikan masukan, kritik dan saran.

7. Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd., M.Si. yang telah memberikan motivasi dan

pengalaman berharga yang menggugah hati untuk terus belajar.

8. Terima kasih untuk semua dosen prodi pendidikan akuntansi dan ekonomi


(12)

9. Bapak Drs. Joko Wicoyo., M.Si., terima kasih atas bimbingan abstrak dari

bapak.

10. Sekretariat Prodi Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu dan

memberikan informasi kepada penulis.

11. Br Herman Yoseph FIC selaku Kepala Sekolah SMA pangudi Luhur

Yogyakarta,yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

12. Ibu Natalia Margi S.Pd selaku guru pengampu Ekonomi kelas X5 , terima

kasih atas bimbingan, dukungan, kesabaran, saran dan telah meluangkan

waktu bagi penulis di tengah kesibukan mengajar.

13. Para siswi kelas X5, terima kasih banyak atas partisipasi dan kerja sama yang

baik sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

14. Simbah yang ada di surga terima kasih banyak atas doanya dari sana.

15. Bapak Ag. Gunandi dan Ibu F Sukarti terima kasih banyak atas segala kasih

sayang yang diberikan kepada penulis. Terima kasih atas kesabaran,

dukungan, doa yang tak kunjung henti yang telah diberikan kepada penulis,

serta material dan fasilitas yang mendukung selama ini.

16. Keluarga Suren (Bude Syam, Pak De Mar, Bulik Dinah ) terima kasih banyak

atas dukungannya serta doanya yang diberikaan kepada penulis.

17. Kakakku Y Ari Sulistianto S.Si.,A.pt & C Heri Sulistiawan S.Pd terima kasih

atas segala doa, perhatian, dan dukunganya


(13)

xi   

duka yang telah kita alami bersama. Semoga cita-cita dan impian kita dapat

terwujud, terimakasih sudah menemaniku selama ini.

19. Bapak Ag. Basiran dan C Istijah, terima kasih banyak atas support dan

doanya.

20. Teman-temanku Agil, Putri, Priska, Missi, Yoseph, dan teman angkatan PAK

06 semua. Terima kasih banyak atas dukungan, bantuan, kerjasama, saran,

nasehat, humor, kecerian dan kebersamaan dalam keseharian semoga kita

tetap bersahabat untuk esok dan selamanya. You are The Best Guys….I Love You All…

21. Teman-teman mitra PUSD semuanya terimakasih atas dukungannya, canda

tawa selalu menghiasi basement.

22. Terimakasih untuk Ir Soekarno, Mario teguh, RCM ‘Republik Cinta

Manajemen’, Kurt Cobain, Muse atas segala inspirasi yang penulis dapatkan

selama menyusun skripsi ini.

23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan

terimaksih.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,

segala saran, kritik, dan masukan demi kesempurnaan penyusunan skripsi pada

masa-masa yang akan datang sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.


(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6


(15)

xiii   

B. Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 10

C. Prestasi ... 22

D. Penelitian Tindakan Kelas ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 39

C. Subjek Dan Obyek Penelitian ... 39

D. Variabel Penelitian ... 39

E. Prosedur Penelitian ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 48

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 51

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta………. ... 53

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogakarta ... 55

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta………. ... 56

F. Sumber Daya Manusia SMA Pengudi Luhur Yogyakarta ... 63

G. Siswa SMA Pangudi LuhurYogyakarta ... 63

H. Kondisi Fisik, Lingkungan dan Fasilitas SMA Pangudi Luhur Yogyakarta………. ... 64


(16)

J. Majelis/ Dewan Sekolah/ Komite Sekolah ... 68

K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan Instasi lain ... 69

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian………. ... 74

1. Observasi Pra Penelitian ... 74

a. Observasi Guru (Observing Teacher) ... 75

b. Observasi Siswa (Observing Students) ... 78

c. Observasi Kelas (Observing Classroom) ... 80

2. Siklus Pertama ... 86

a. Perencanaan... 87

b. Tindakan ... 90

c. Observasi ... 92

B. Komparasi Tingkat Prestasi Siswa ... 104

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A.Kesimpulan………. ... 106

B.Keterbatasan Penelitian ... 106

C.Saran………. ... 107

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

xv   

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa………. 47

Tabel IV.1 Yayasan Pangudi Luhur………. ... 49

Tabel IV.2 Jumlah Siswa Tiap Rombel………. ... 63

Tabel IV.3 Jumlah Siswa Tiap Kelas………. ... 47

Tabel IV.4 Fasilitas Sekolah………. ... 47

Tabel V.1 Ringkasan Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam proses Pembelajaran (Pra Penelitian) ………. ... 75

Tabel V.2 Kegiatan/aktivitas Siswa dalam proses Pembelajaran (Pra Penelitian)………. ... 79

Tabel V.3 Kondisi kelas dalam pembelajaran (Pra Penelitian)………. ... 82

Tabel V.4 Ringkasan Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam proses Pembelajaran (Siklus 1)………. ... 93

Tabel V.5 Kegiatan/aktivitas Siswa dalam proses Pembelajaran (Siklus 1)………. ... 95

Tabel V.6 Kondisi kelas dalam pembelajaran (Siklus 1)………. 97

Tabel V.7 Hasil Evaluasi Guru ... 99

Tabel V.8 Hasil Evaluasi Siswa ... 100

Tabel V.9 Hasil Refleksi Guru ... 102

Tabel V.10 Hasil Refleksi Siswa ... 103


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas………. ... 34

Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur ………. 56


(19)

xvii   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru………. ... 112

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa………. ... 113

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas………. ... 114

Lampiran 4 Instrumen Observasi Kegiataan Guru………... 115

Lampiran 5 Instrumen Observasi Kegiataan Siswa………. .... 117

Lampiran 6 Instrumen Observasi Kegiatan Kelas………. ... 118

Lampiran 7 Instrumen Evaluasi Guru………. ... 119

Lampiran 8 Instrumen Evaluasi Siswa………. ... 120

Lampiran 9 Instrumen Refleksi Guru………. ... 121

Lampiran 10 Instrumen Refleksi Siswa………. ... 122

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………. ... 123

Lampiran 12 Soal Pre Test………. ... 135

Lampiran 13 Jawaban Pre Test………. ... 140

Lampiran 14 Soal Post Test………. ... 141

Lampiran 15 Jawaban Post Test………. ... 146

Pra Penelitian Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru………. ... 148

Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 150

Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 152

Lampiran 4a Hasil Observasi Kegiatan Guru………. ... 154


(20)

Lampiran 6a Hasil Observasi Kondisi Kelas………. ... 159

Siklus Pertama Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru………. ... 161

Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa………. ... 163

Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas………. ... 165

Lampiran 4b Hasil Observasi Kegiataan Guru………. ... 167

Lampiran 5b Hasil Observasi Kegiataan Siswa………. ... 170

Lampiran 6 Hasil Observasi Kegiatan Kelas………. ... 171

Lampiran 7 Hasil Evaluasi Guru………. ... 172

Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siswa………. ... 173

Lampiran 9 Hasil Refleksi Guru………. ... 175


(21)

1

   

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran serta mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat belajar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran

Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dan siswa. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut adalah siswa, guru, alat dan metode, materi dan lingkungan pendidikan. Semua unsur tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan.


(22)

Sehingga keberhasilan dalam belajar dapat tercapai yakni dengan prestasi belajar yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain kecerdasan intelegensi, minat, motivasi dan bakat. Faktor ekstern adalah faktor yang sifatnya dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain keadaan lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari


(23)

3

   

ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.

Seorang pendidik sebaiknya harus mampu menciptakan kreatifitas dalam proses pembelajaran yang membuat siswa berperan aktif dan termotivasi untuk berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan metode pembelajaran baru yang belum pernah digunakan oleh guru di dalam kelas tersebut. Banyak metode-metode baru yang dapat membantu memotivasi siswa dan mampu melibatkan siswa secara penuh salah satunya dengan metode pembelajan Active Learning Tipe Active Debate. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan wawancara dengan guru, kondisi pembelajaran di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, untuk mata pelajaran ekonomi guru mengajar dengan


(24)

menggunakan metode ceramah dan diskusi. Hal ini berlangsung secara terus menerus dan monoton dan mengakibatkan siswa cenderung cepat bosan dan banyak siswa yang melakukan aktivitas sendiri di kelas seperti mengobrol dengan teman sebangku, melamun, mengantuk, dan tidak fokus dalam pelajaran. Pembelajaran ekonomi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta masih berpusat pada guru hal itu kurang tepat digunakan untuk pendidikan saat ini dimana pembelajaran lebih menuntut siswa untuk berperan aktif. Pembelajaran yang monoton mengakibatkan prestasi belajar siswa menurun, Untuk itu seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dimana siswa termotivasi untuk aktif mengkostruksi sendiri pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan oleh seorang guru dengan keterlibatan mereka secara langsung dalam proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus mampu menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas demi kemajuan prestasi siswa dalam peningkatan mutu.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di SMA Pangudi Luhur dimana pembelajaran masih terpusat pada guru dan penggunaan metode pembelajaran yang terjadi secara terus menerus dan monoton yang berakibat pada kurangnya tingkat prestasi belajar siswa. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Judul


(25)

5

   

Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X5 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe

Active Debate” penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X5 SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta. Diharapkan dengan penggunaan metode Active Learning tipe Active Debate dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Batasan Masalah

Metode Pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran ekonomi cukup bervariasi. Namun tidak semua model pembelajaran tersebut akan dibahas dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas tentang model pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate pada mata pelajaran ekonomi.


(26)

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :

1. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan untuk para guru agar guru tersebut kreatif dalam menerapkan metode-metode pembelajaran sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak monoton dan tidak menimbulkan kebosanan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bagian dari proses belajar dan berlatih khususnya di bidang penelitian.

3. Bagi Siswa

Sebagai gambaran bagi siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.

4. Bagi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.


(27)

7

   

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Dari beberapa pengertian belajar, bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif).

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kesatuan yang dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, sedangkan kegiatan mengajar merupakan kegiatan sekunder. Sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan belajar yang optimal. Situasi yang dapat memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur untuk mencapai tujuan. Selain itu situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan belajar bila mengunakan metode atau media yang tepat. Untuk megetahui keefektifan kegiatan belajar dan pembelajaran maka diadakan evaluasi. Secara


(28)

umum pembelajaran dapat diartikan sebagai proses perubahan dan interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan spritual. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1996:28) yaitu: Belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan suatu hasi belajar dapat ditunjukkan dalam berabagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan dan aspek yang ada pada individu.

Prinsip-prinsip Belajar Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut Slameto (2003:27-28) seorang guru atau calon guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui antara lain:

1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.


(29)

9

   

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2. Sesuai hakikat belajar

a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.

3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.


(30)

b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

B. Pembelajaran Aktif (Active Learning)

1. Pengertian Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami (Hollingsworth 2006).

Menurut Zaini (2006) pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini merekaa secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

Belajar aktif sangat diperlukan peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima pengajaran, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpanya dalam


(31)

11

   

beberapa kelemahan padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama.

Ketika ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar menerima dan menyimpan. Akan tetapi otak manusia akan memproses informasi tersebut sehingga dapat dicerna kemudian disimpan.

Pembelajaran Aktif merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

Strategi pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak kanan kurang diperhatikan.


(32)

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri anak didik. Kesediaan dan kesiapan mereka dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respons yang baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran. Respons akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan terhadap stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons, sehingga respons yang ditimbulkan akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan yang kuat pula pada diri anak didik, sehingga mereka akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memory (ingatan) nya. Hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik kalau dapat menghasilkan hal-hal yang menyenangkan. Efek menyenangkan yang ditimbulkan stimulus akan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri anak didik, sehingga mereka cenderung akan mengulang aktivitas tersebut. Akibat dari hal ini adalah anak didik mampu mempertahan stimulus dalam memory mereka dalam waktu yang lama (longterm memory), sehingga mereka mampu merecall apa yang mereka peroleh dalam pembelajaran tanpa mengalami hambatan apapun.

Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran,


(33)

13

   

hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional. Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241) Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan pembelajaran Active learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran konvensional, yaitu :

a. Pembelajaran konvensional 1) Berpusat pada guru

2) Penekanan pada menerima pengetahuan 3) Kurang menyenangkan

4) Kurang memberdayakan semua 5) Menggunakan metode yang monoton 6) Kurang banyak media yang digunakan


(34)

b. Pembelajaran Active learning 1) Berpusat pada anak didik 2) Penekanan pada menemukan 3) Sangat menyenangkan

4) Membemberdayakan semua indera danpotensi anak didik indera dan potensi anak didik.

5) Menggunakan banyak metode

Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas. Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggta kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata menggunakan teknik active

learning (belajar aktif) di kelas menjadi sangat penting karena memiliki


(35)

15

   

2. Dimensi-dimensi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif akan lebih tampak dan menunjukkan kadar yang tinggi apabila pembelajaran berorientasi pada siswa. Menurut Mc Keachie dalam bukunya Dimyati (1994 : 110) ada 7 dimensi proses pembelajaran yang mengkibatkan terjadinya kadar pembelajaran aktif, yaitu (1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran, (2) Tekanan pada aspek afektif dalam belajar, (3) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama berbentuk interaksi antarsiswa, (4) Penerimaan guru terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan atau bahkan sama sekali salah, (5) Kekompakan kelas sebagai kelompok, (6) Kebebasan diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah, (7) Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa baik yang berhubugan maupun yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.

3. Karakteristik Pembelajaran Aktif

Raka Joni dalam Dimyati (1994 : 111) mengungkapkan bahwa sekolah yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus mempunyai karakteristik, yaitu pembelajaran berpusat pada siswa, guru membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar, tujuan kegiatan tidak hanya sekedar


(36)

mengejar standar akademis, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan. Guru membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar. Guru bukan satusatunya sumber informasi, guru merupakan salah satunya sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau ketrampilan sendiri melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatukarya.

Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis. Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk mengembangkan siswa secara utuh dan seimbang. Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap. Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan kemajuan siswa, serta mengukur ketrampilan dan hasil belajar siswa.


(37)

17

   

4. Tipe Pembelajaran aktif (Active Learning)

Menurut Silberman (2009:118-244) ada beberapa tipe dalam pembelajaran active learning, pembelajaran ini dapat membantu siswa mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap secara aktif.

a) Kegiatan Belajar Dalam Satu Kelas Penuh

Strategi ini dirancang untuk memajukan pengajaran satu kelas secara penuh. Kegiatan belajar ini menjadikan pengajaran yang dibimbing oleh guru lebih interaktif karena strategi ini menyajikan informasi dan gagasan yang melibatkan siswa secara penuh.

b) Menstimulus Diskusi Kelas

Seringkali, seorang guru berupaya menstimulasi diskusi kelas namun dihadapkan pada kebungkaman yang tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak tahu siapa yang berani berbicara duluan. Memulai sebuah diskusi tidak jauh berbeda dengan memulai pengajaran yang berbasis ceramah atau penyajian materi secara lisan. Membangkitkan minat siswa merupakan hal yang penting untuk menstimulasi diskusi.

c) Pengajuan Pertanyaan

Seringkali, setelah ditanya guru siswa justru diam, Sebagian guru menganggap diamnya siswa menunjukan bahwa siswa tidak berminat mengikuti pelajaran. Sebagian lain menyimpulkan bahwa semuanya sudah jelas. Sesungguhnya yang terjadi adalah bahwa siswa belum siap


(38)

mengajukan pertanyaan. Strategi-strategi pengajuan pertanyaan akan lebih membuat siswa untuk lebih tertantang untuk membuat pertanyaan karena mereka memiliki kesempatan untuk memahami materi yang diajarkan.

d) Belajar Bersama

Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar di kelas. Belajar bersama tidaklah selalu efektif boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk, dan kebingungan bukanya belajar yang sesungguhnya. Dalam strategi belajar bersama seperti pencarian informasi, kelompok belajar, pemilahan kartu, turnamen belajar, dan kuis team merupakan strategi untuk memaksimalkan manfaat dari belajar bersama dan meminimalkan kesenjangan.

e) Pengajaran Sesama

Sebagian pakar percaya percaya bahwa sebuah mata pelajaran barubenar-benar dikuasai ketika si pembelajar mampu mengajarkan kepada orang lain. Pengajaran sesama siswa memberi siswa kesempatan untuk


(39)

19

   

mempelajari sesuatu dengan baik dan, sekaligus, menjadi narasumber satu sama lain.

f) Belajar Secara Mandiri

Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan dengan aktivitas belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan untuk untuk memfokuskan diri dan merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri juga memberi siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari.

g) Belajar Yang Efektif

Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka. Belajar yang efektif dirancang untuk menimbulkan kesadaran akan perasaan, nilai-nilai, dan sikap yang menyertai banyak topik kelas. Dalam hal ini mendesak siswa untuk mengenali keyakinan mereka dan bertanya pada diri sendiri apakah mereka memiliki komitmen terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan segala hal.

h) Pengembangan Ketrampilan

Salah atau tujuan terpenting dari pendidikan jaman sekarang adalah pemerolehan ketrampilan untuk kebutuhan pekerjaan modern. Terdapat ketrampilan tehnis seperti menulis dan komputasi. Ada pula ketrampilan


(40)

non tehnis misalnya mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan jelas. Ketika siswa berupaya mempelajari ketrampilan-ketrampilan baru dan meningkatkan kemampuan yang ada, mereka perlu mempraktikannya secara efektif dan mendapatkan umpan balik yang berguna.

5. Model Pembelajaran Tipe Debat Active

Pembelajaran aktif tipe Debat merupakan pembelajaran yang menstimulus diskusi kelas. Menurut Mel Silberman (2009: 140) Sering kali, seorang guru berupaya menstimulus diskusi kelas namun dihadapkan pada kebungkaman yang tidak menyenangkan karena siswa sendiri tidak tahu siapa yang berani berbicara duluan.

Sebuah debat bisa menjadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan, terutama jika siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang secara aktif melibatkan tiap siswa di dalam kelas tidak hanya mereka yang berdebat.

6. Prosedur Active Debate

a. Susunlah sebuah pertanyaan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial yang terkait dengan mata pelajaran.


(41)

21

   

c. Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam masing-masing tim debat.

d. Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari sub kelompok yang dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro dalam posisi berhadapan. Dan pilihlah seorang siswa sebagai juru bicara.

X X

X Pro Kon X

X Pro Kon X

X Pro Kon X

X X

Mulailah “debat” dengan meminta juru bicara mengemukakan pendapat mereka.

e. Setelah semua siswa mendengarkan argument pembuka. Hentikan debat dan suruhlah kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan masing-masing kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka mengkonter argument pembuka dari pihak lawan. Sekali lagi, perintahkan tiap kelompok memilih juru bicara (alangkah lebih baik orang baik) f. Kembali ke “debat”. Perintahkan para juru bicara, untuk memberikan

argument tanding. Ketika berdebat berlanjut pastikan untuk menyelang-nyeling antar kedua belah pihak, anjurkan siswa lain untuk memberikan catatan yang memuat argument tanding atau bantahan kepada pendebat


(42)

mereka. Dan anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas argumen yang disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.

C. Prestasi

1. Pengertian Prestasi

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa (winkel, 1987). Penilaian yang di maksud adalah penilaian yang di lakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang sudah di tetapkan baik menurut aspek isi maupun aspek prilaku.

Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu yang pekerjaan yang telah dilakukan. Prestasi tidak datang begitu saja, untuk mendapatkannya harus melalui perjuangan yang keras. “Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok” (Djamarah, 2000:19), prestasi tidak akan dicapai bila seseorang tidak melakukan kegiatan. Sedangkan pendapat lain mendefinisikan bahwa “Prestasi adalah hasil yang dicapai, dilakukan, dikerjakan” (Poerwadarminto, 2003:910).


(43)

23

   

2. Pengertian Prestasi Belajar Ekonomi.

“Prestasi belajar adalah sebagai hasil dari usaha seseorang untuk mengubah dirinya dengan jalan memperoleh kecakapan baru dan hasil perubahan itu diperoleh melalui latihan dan pengalaman” adalah pendapat dari (Hamalik, 2001:11). “Hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu adalah prestasi belajar” menurut (Djamarah, 2000:231),

sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa “prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang dicapai akibat kemampuan dari seseorang untuk melakukan aktifitas” (Anwar, 1997:11).

Berdasarkan uraian di atas, maka prestasi belajar ekonomi adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah / mengumpulkan sejumlah pengetahuan atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar mengajar ekonomi, hasil dapat dilihat dari nilai yang tertera yang menunjukan kecakapan siswa dalam menguasai materi pelajaran ekonomi.


(44)

3. Penentu Prestasi Belajar Ekonomi

Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa prestasi dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan kurikulum yang disempurnakan. Muh Uzer Usman dan Lilis Setyawati(1993:8) menyatakan : a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksi khusus (TIK) telah dicapai siswa baik secara individual maupun klasikal.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ekonomi

Faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu “faktor eksternal (faktor dari luar diri pelajar) dan faktor internal (faktor dari dalam diri pelajar)” adalah pendapat dari (Suryabrata, 1999:249).

Faktor eksternal dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

a. Faktor-faktor non sosial, kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan tak terbilang jumlahnya, misalnya keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang maupun malam), tempat (letak dan gedungnya), alat-alat yang dipakai untuk belajar.


(45)

25

   

pada waktu belajar / mengerjakan ujian lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap disamping kelas maka itu dapat menggangu konsentrasi belajar dan prestasibelajar pada murid yang sedang belajar tersebut.

D. Penelitian Tindakan kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Susilo (2007:16) penelitian tindakan kelas ( classroom action research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah, tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktek dan proses dalam pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2009:10) penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.

Menurut Jhon Eliot dalam Suwandi (2010:9) penelitian tindakan kelas adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan memperbaiki mutu tindakan dalam situasi social tersebut.

Menurut Kusumah (2009:9) Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (I) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan


(46)

tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins dalam Suwandi (2010:14) Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry om practice from within).

b. Usaha Kolaboratif

c. Bersifat Fleksibel (a Reflective practice made public)

Sedangkan menurut Rocman Natawidjaya dalam Suwandi (2010:14) karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

a. Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan.

b. Diterapkan secara kontekstual artinya variabel-variabel atau faktor-faktor yang di telaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian.

c. Terarah pada perbaikan atau peningkatan kinerja guru di kelas. d. Bersifat Fleksibel.

e. Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pegamatan atas prilaku serta refleksi peneliti.


(47)

27

   

f. Menyerupai eksperimental namun tidak secara ketat mempedulikan pengendalian variabel.

g. Bersifat situasional dan spesifik umumnya di lakukan dalam bentuk studi kasus.

Menurut Susilo (2007:17) Karakteristik Penelitian tindakan kalas adalah a. Ditinjau dari segi permasalahan, Karakteristik PTK adalah masalah yang

diangkat berangkat dari persoalan praktek dan proses pembelajaran sehari-hari di kelas yang benar-benar dirasakan langsung oleh guru. b. Penelitian tindakan Kelas selalu berangkat dari kesadaran kritis guru

terhadap persolan yang terjadi ketika praktek dan proses pembelajaran berlangsung.

c. Adanya rencana tindakan (aksi tertentu) untuk memperbaiki praktek dan proses pembelajaran dikelas.

d. Adanya kolaborasi antara guru dan peneliti dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi.


(48)

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Susilo (2007:18) sebagai berikut :

a. Tujuan utama penelitian tindakan Kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran dikelas.

b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktek dalam proses pembelajaran secara reflektif dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru. d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalah aktual yang dihadapi sehari-hari.

e. Terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung

Tujuan PTK Menurut Rochaman Natawidjaya dalam Suwandi (2010:10) sebagai berikut:

a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah kependidikan dan pengembangan materi pengajaran.


(49)

29

   

b. Untuk memberikan pedoman bagi guru guna memperbaiki dan meningkatkan kinerja agar menjadi lebih dan produktif.

c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil penelitian tersebut.

d. Untuk memasukkan unsur pembaharuan dalam system pembelajaran yang sedang berjalan dan sulit untuk di tembus oleh pembaharuan pada umumnya.

e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara guru dengan para peneliti akademis.

f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Suwandi (2010:16) adalah a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.

c. Guru akan terlatih mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau di sekolah.


(50)

4. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kasihani dalam Suwandi (2010:17) prinsip penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

a. PTK tidak boleh menganggu tugas mengajar guru. PTK justru dilakukan guru untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar.

b. Dalam melakukan PTK pengumpulan data tidak boleh terlalu menyita banyak waktu. Agar proses pengumpulan data tidak menyita banyak waktu. Agar proses pengumpulan data tidak menyita banyak waktu, peneliti seharusnya sudah merasa pasti dalam memilih teknik yang tepat, termasuk pengumpulan data, sebelum PTK di mulai. Instrumen, panduan dan format yang diperlukan sudah dipersiapkan sebelumnya. c. Metode yang dipakai harus tepat dan terpercaya. Bila metode tepat, guru

dapat memformulasikan hipotesis tindakan dan mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya.

d. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang dia hadapi. Masalah harus manarik bagi penarikan dan merupakan masalah yang faktual dan layak diangkat dalam penelitian.

e. PTK tidak boleh menyimpang dari prosedur etika lingkungan kerjanya. Misalnya negosiasi dengan orang-orang yang hasil karyanya digunakan, minta izin menggunakan dokumen tertentu, membuat laporan kemajuan,


(51)

31

   

f. PTK berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan melakukan perubahan yang dituangkan dalam “tindakan”. Untuk itu, kesiapan guru untuk berubah merupakan syarat penting bila akan melakukan perbaikan. Sementara itu, pada kenyataanya mengubah sikap atau kebiasaan memerlukan keterbukaan dan waktu yang cukup lama karena memerlukan kesadaran dan keinginan untuk malihat kelemahan diri sendiri dan mau memperbaiki diri.

g. PTK merupakan suatu proses belajar yang sistematik. Penelitian ini memerlukan kemampuan dan ketrampilan intlektual. Proses belajar menggunakan pemikiran kritis sudah dimulai sejak penentuan masalah, perencanaan tindakan baik yang bersifat teorentik maupun praktis, yang kemudian dikembangkan menjadi tindakan pendidikan.

h. PTK menuntut guru membuat jurnal pribadi. Ia mencatat semua kemajuan atau perubahan, persoalan yang dihadapi, dan hasil refleksi tentang proses belajar siswa seryta pelaksanaan penelitian. Semua yang terjadi di kelas perlu direkam.

i. PTK sebaiknya dimulai dengan hal-hal yang sederhana lebih dahulu, namun nyata. Dengan demikian, siklus dimulai dari kecil sehingga perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi dapat membuiat ide dan asumsi menjadi lebih jelas.


(52)

j. Dalam PTK guru perlu melihat dan menilaia diri sendiri secara kritis terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya. Dengan melihat unjuk kerjanya sendiri, kemudian direfleksi dan diperbaiki, guru akhirnya menjadi lebih trampil dan melakukan profesinya. Keterbukaan ilmiah yang merupakan kunci keberhasilan suatu penelitian praktis dalam kancah kelas.

Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto (2006) prinsip penilitian tindakan kelas meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Kegiatan nyata dalam situasi rutin

Penelitian tindakan dilakukan oleh eneliti tanpa mengubah situasi rutin. Dalam melakukan PTK tidak perlu menggunakan wktu khusus dan tidak perlu mengubah jadwal yang sudah ada. Selain itu, hal yang dilaksanakan dalam PTK harus berkaitan dengan profesi guru.

b. Kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja

Penelitian didasarkan atau sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka hal-hal yang statis atau selalu menginginkan suatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan secara terus menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara karena dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang susul-menyusul.


(53)

33

   

Berdasarkan pendapat di atas secara ringkas dapat disenarikan prinsip PTK sebagai berikut :

a. Tidak mengganggu komitmen mengajar. b. Tidak terlalu menyita waktu.

c. Masalah nyata dihadapi guru.

d. Dimulai dari hal-hal yang sederhana. e. Metodenya andal.

1) Indentifikasi dan rumusan masalah meyakinkan 2) Strategi dapat ditepakan dikelas

f. Pilihan tindakan dapat dilaksanakan. g. Terikat oleh waktu (terencana). h. Konsisten terhadap prosedur etika. i. Berorientasi pada perbaikan masalah. j. Proses belajar sistematik.

k. Guru perlu membuat jurnal untuk mencatat perubahan. l. Guru memiliki kemampuan reflektif.

5. Langkah Utama PTK

Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui 4 langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Empat langkah utama yang


(54)

saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan istilah satu siklus.

Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat dilihat pada siklus berikut ini (Arikunto, 2008:16):

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

a. Perencanaan (planning)

Kegiatan perencanaan mencakup : (1) indentifikasi masalah, (2) analisis penyebab adanya masalah, dan (3) pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah.

Untuk keperluan indentifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:


(55)

35

   

1) Terjadi Masalah harus benar-benar dan dirasakan oleh guru pada saat melaksanakan tugas (on the job problem oriented). Sebagai contoh, setelah diberikan tugas awal diperoleh data bahwa : (1) sebagian besar siswa (80%) tidak mampu mencetuskan dan mewujudkan gagasan serta imajinasinya ke dalam bentuk lukisan, (2) tingkat apresiasi sastra siswa sangat rendah ditunjukan sekitar 85% siswa belum mencapai batas ketuntasan, yaitu nilai 60. Masalah–masalah pembelajaran di kelas seperti inilah yang bisa digolongkan sebagai masalah nyata (rill) karena didukung dengan data yang betul-betul dapat dipertanggungjawabkan dan dipunyai guru.

2) Problematik, artinya masalah perlu dipecahkan berkaitan dengan tanggung jawab, kewenangan dan tugas seorang guru. Karena tidak semua masalah pembelajaran yang terjadi secara nyata (rill) bisa dikategorikan sebagai masalah-masalah yang problematik. Misalnya, meskipun mayoritas siswa tidak lancar membaca teks bahasa inggris, masalah ini kurang problematik bagi guru bahasa Indonesia. 3) Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang

dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas bagi siswa dan guru karena ada kemungkinan kalau masalah tidak segera diatasi akan


(56)

mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses pembelajaranyang mempunyai sifat berkesinambungan.

4) Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

Setelah guru menemukan masalah, perlu segera melakukan langkah indentifikasi penyebab munculnya masalah. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap penyebab adanya masalah yang akan dijadikan landasan berfikir untuk mencari alternative suatu tindakan (aksi) yang dapat dikembangkan sebagai bentuk solusi atau pemecahan masalah.

b. Tindakan (acting)

Dalam menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu mempertimbanglan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (a) Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berfikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep? (b) Apakah alternative tindakan atau aksi yang dipilih dipercayai (diasumsikan) dapat menjawab permasalahan yang muncul? (c) Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan (aksi)

c. Observasi (Observasing)


(57)

37

   

secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Data yang dihimpun melalui pengamatan ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Kegiatan pengambilan data dapat dilakukan di antaranya dengan cara : 1) Observasi pengamatan (non tes).

2) Wawancara (non tes). 3) Angket (non tes). 4) Jurnal (non tes).

5) Dokumentasi (non tes). 6) Nilai ulangan (tes). d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di kelas penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk pengaruh dari tindakan yang telah dirancang. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan menentukan keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya telah terpecahkan


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Menurut Aqib (2006:12) penelitian tindakan kelas melalui paparan gabungan definisi dari 3 kata, yaitu:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima yang sama dari seseorang guru.

Aqib (2006:127) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan


(59)

39

   

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas X5 yang terletak di Jl.Panembahan Senopati no 18,Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September-November 2010.

2. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X5, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang terletak di Jl. Panembahan Senopati no 18 Yogyakarta. 2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate.

3. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:118) Variabel adalah objek penelitiaan yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.Variabel dalam penelitian ini yaitu

1. Prestasi Belajar Siswa


(60)

4. Prosedur Penelitian

Tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini ada tiga tahapan yaitu kegiatan pra penelitian (observasi kegiatan guru, observasi kelas dan observasi siswa) siklus pertama dan siklus kedua jika diperlukan. Rincian masing-masing kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kegiatan pra penelitian

Kegiatan pra penelitian ini dilakukan sebelum mengadakan penelitian.Kegiatan pra penelitian ini meliputi :

a. Observasi terhadap guru

Observasi terhadap guru menggunakan instrument observasi yaitu lembar observasi terhadap ketrampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran. (Lampiran 1) Lembar observasi meliputi kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang dilaksanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. b. Observasi terhadap siswa

Observasi terhadap siswa menggunakan instrument observasi siswa yaitu lembar observasi terhadap perilaku dan sikap selama kegiatan pembelajaran berlangsung. (Lampiran 2) Lembar observasi terhadap siswa meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.


(61)

41

   

c. Observasi terhadap kelas

Observasi terhadap kelas menggunakan instrument observasi yaitu lembar observasi terhadap kondisi kelas (Lampiran 3). Lembar observasi terhadap kondisi kelas meliputi interaksi antar siswa dalam kelas, tata letak, lingkungan fisik kelas dan kondisi pembelajaran. 2. Siklus Pertama

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus pertama, antara lain : a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan dengan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate yang meliputi :

1. Peneliti dan guru membuat Rencana Pelaksana kegiatan (RPP) yang berisi tentang langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup.

2. Mendiskusikan dan mempelajari alur pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate.

3. Menentukan materi serta menyiapkan artikel sebagai bahan referensi untuk pelaksanaan Active Debate.


(62)

4. Membuat Handout

5. Pembagian kelompok membagi siswa ke dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok ‘Pro’ dan kelompok ‘Kontra’. Pembagian kelompok berdasarkan sistem ganjil genap berdasarkan nomor presensi.

6. Peneliti membuat dan menyusun instrument pengumpulan data meliputi :

a. Instrumen observasi guru dalam proses kegiatan pembelajaran terkait dengan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate.

b. Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses pembelajran yang terkait dengan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate.

c. Instrumen observasi terhadap kelas dalam mengikuti proses belajar yang terkait dengan metode pembelajaran Active Learning tipe Active Debate.

d. Instrumen refleksi oleh guru e. Instrumen refleksi oleh siswa


(63)

43

   

Setelah kegiatan perencanaan diselesaikan kegiatan tindakan segera diimplementasikan. Dalam implementasi ini guru pengampu mata pelajaran ekonomi kelas X5 mempraktekan RPP yang telah direncanakan.Implementasi tindakan dilaksanakan dalam tiga pertemuan ( 3 X 45 menit). Bagian tindakan ini terdiri dari tiga kegiatan pokok yang dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran di kelas.yaitu :

Pertemuan Pertama

1. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate yang akan diterapkan pada materi yang telah ditentukan.

2. Guru menjelaskan tentang materi yang telah ditentukan.

3. Guru membagi siswa ke dalam dua kelompok besar yaitu kelompok ‘Pro’ dan ‘Kontra’, berdasarkan ganjil genap sesuai nomor presensi.

4. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan debat tentang materi yang telah ditentukan.

5. Guru meminta siswa untuk mencari artikel pendukung sesuai kelompok masing-masing dan memberikan beberapa pertanyaan untuk didiskusikan.


(64)

1. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran serta aturan-aturan dalam implementasi metode Active Debate.

2. Guru dan siswa membuat refleksi serta menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan ketiga

1. Pada pertemuan ini guru mengadakan ulangan tentang materi yang telah dipelajari.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap : 1. Guru

Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengungkapkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate. Instrumen observasi yang digunakan adalah instrument pengamatan terhadap guru.

2. Siswa

Observasi terhadap siswa bertujuan untuk mengungkapkan perilaku siswa dalam kelas selama penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate. Instrumen observasi yang digunakan adalah instrument pengamatan terhadap siswa.


(65)

45

   

Observasi terhadap kelas bertujuan untuk mengungkapkan kondisi kelas selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate. Instrumen observasi yang digunakan adalah instrument pengamatan terhadap kelas.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi ini dimaksudkan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan oleh siswa setelah penerapan metode pembelajaran active learning tipe debate active (Lampiran 4). Tahap-tahap refleksi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Guru dan peneliti menganalisis seluruh proses pembelajaran.

2. Guru dan peneliti menyimpulkan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran.

3. Guru dan peneliti memaknai manfaat yang diperoleh dari penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate .

3. Siklus kedua

Pada tahap siklus kedua ini dilakukan .apabila tahap pada siklus pertama belum memenuhi target.


(66)

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini diperlukan suatu cara atau metode analisis data hasil penelitian agar dapat diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilakan mudah dipahami. Dalam penelitian ini digunakan analisis data sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu pemaparan data/informasi tentang suatu gejala yang diamati. Dalam kegiatan ini akan dideskripsikan informasi tentang : a. Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru, kegiatan siswa,

dan kondisi kelas saat proses pembelajaran.

b. Kegiatan siklus pertama meliputi tahap perencanaan, tindakan, hasil observasi, refleksi dari kegiatan pembelajaran yang berlangsung, dan tingkat keberhasilan dari penerapan metode pembelajaran Active Learning Tipe Active Debate pada mata pelajaran ekonomi.

Analisis deskriptif ini akan disajikan dalam bentuk naratif maupun dalam bentuk tabel.

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif pada penelitian ini yaitu membandingkan antara hasil pretest sebelum menerapkan metode pembelajaran Active Learning tipe

Active Debate dan post test sesudah menerapkan metode pembelajaran


(67)

47

   

pembelajaran.Berikut ini tabel analisis komparatif variabel prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian.

Tabel III.1

Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa No Nama Pretest Postest Perubahan


(68)

BAB IV

GAMBARAN UMUM A.Sejarah SMA Pangudiluhur Yogyakarta

Pada mulanya, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikenal dengan nama Sekolah Guru Agama Katolik (SGAK), yang didirikan pada bulan April 1942 dan dikelola oleh Pater-pater Yesuit. Namun, pada tanggal 1 Agustus 1942, SGAK diserahkan kepada bruder-bruder FIC, yang pusatnya di Jalan Dr. Sutomo 4 Semarang. Kehadiran bruder- bruder FIC untuk membaktikan diri pada karya pendidikan, pengajaran, pembinaan Kristiani, namun tetap terbuka terhadap roh yang berhembus kearah yang dikehendaki-Nya. Dalam proses perkembangannya, sekolah-sekolah yang dikelola oleh para bruder FIC bernaung dibawah yayasan Pangudi Luhur yang didirikan pada tanggal 6 Oktober 1954 dengan akta notaries No. 16, oleh Tan A Sioe. Nama Pangudi Luhur sendiri berasal dari dua kata, yaitu Pangudi dan Luhur yang berarti usaha yang baik. Para bruder FIC melihat karya pendidikan sebagai suatu usaha/karya yang baik dan diharapkan orang yang dididiknya juga menjadi orang baik dan mampu berusaha atau mengusahakan hal – hal baik.


(69)

49

   

Karya pendidikan persekolahan Yayasan Pangudi Luhur per Mei 1997 adalah sebagai berikut :

Tabel IV. 1

Yayasan Pangudi Luhur

No. Cabang TK SLB/B SD SMP SMA STM

1 Semarang 9 16 6 2

2 Surakarta 1 4 7 2 1

3 Muntilan (Kedu) 1 1 2 1

4 Yogyakarta 3 8 5 2 1

5 Jakarta (termasuk Sukaraja)

1 1 1 2 2

6 Ketapang 1 6 3 1

Nama – nama sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur kebanyakan memakai nama Pangudi Luhur, tetapi ada beberapa sekolah yang memakai nama lain seperti :

a. Van Lith – Muntilan b. Don Bosco – Semarang c. St. Thomas – Semarang d. Bernadus - Semarang e. St. Yusup – Solo f. Bintang laut – Solo g. St. Yohanes – Ketapang


(70)

Sekolah tempat praktikan melaksanakan PPL menggunakan nama SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Proses belajar awal mulanya di gedung yang kini digunakan SD Pangudi Luhur. Untuk saat ini TK, SD, SMA berada dalam satu lokasi. Secara kronologis perubahan – perubahan yang terjadi sebagai berikut :

Tahun 1942 : sekolah berdiri dengan nama SGAK (putra) dikelola pater – pater Yesuit.

Tahun 1952 : SGAK menempati gedung JL. P. Senopati 16, dikelola para bruder FIC (Santa Maria Yang Dikandung Tak Bernoda) Tahun 1965 : pengelolaan oleh Yayasan Pangudi Luhur secara resmi. Tahun 1973 : mulai kelas 1 menerima siswa putri, nama menjadi SPG. Tahun 1983 : menempati gedung di JL. P. Senopati 18 sampai saat ini. Tahun 1987 : SPG memperoleh status DISAMAKAN.

Tahun 1989 : SPG beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur Tahun 1992 : SMA Pangudi Luhur St. Yusuf memperoleh status

DISAMAKAN dengan KS No. 476/C/Kep/1991 (akreditasi 1)

Tahun 2003 : nama SMU diubah lagi menjadi SMA dan digunakan hingga saat ini.


(71)

51

   

Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Pangudi Luhur: Tahun 1949 – 1952 : Pater H.Loeff, SJ (Pendiri)

Tahun 1952 – 1957 : Br. Joachim, FIC Tahun 1957 – 1970 : Br. Rodulfus, FIC

Tahun 1971 – 1977 : Br. Yustinus Sukirno, FIC

Tahun 1978 – 1984 : Drs. Bonifasius sudiyo Dijosusanto Tahun 1984 – 1985 : Aloysius Djatmiko, BA

Tahun 1985 – 1987 : Br. Drs. Albertus Maria Sutarno, FIC Tahun 1987 – 1989 : Br. Drs. Yohanes budi Suyanto, FIC Tahun 1989 – 1992 : Br. Alfonsus Marsuki, FIC

Tahun 1992 – 1995 : Br. Drs. Stephanus Parno, FIC Tahun 1995 – 1999 : Drs. H.R Sumarsono

Tahun 1999 – 2003 : Drs. Sumarinta Stanislaus Tahun 2003 – sekarang : Br. Drs. Herman Yoseph, FIC

B.Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. Visi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta merupakan tempat mewujudkan komunitas iman dengan menempatkan Tuhan Sang Guru Sejati sebagai pusat hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta menanggung karya bersama dalam pendampingan kaum muda menuju pribadi dewasa, beriman, berpengetahuan, terampil,


(72)

bermartabat, berbudi pekerti luhur dan terbuka menghadapi tantangan zaman.

2. Misi SMA PAngudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mempunyai misi untuk membantu, mendampingi siswa menemukan potensi yang dimiliki untuk dikembangkan secara optimal, serta melatih siswa mandiri, bertanggung jawab, bermartabat, berbudi pekerti luhur, menghargai dan menghormati sesama dan menerima diri sebagai pribadi yang unik sehingga menjadi pribadi dewasa.

3. Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur antara lain:

a. Menghasilkan peserta didik yang dapat diterima di Perguruan Tinggi yang bermutu dan mampu menentukan pilihan sesuai dengan bakat dan kemampuan peserta didik.

b. Menghasilkan peserta didik yang beriman dan bersikap profesional tanpa membedakan agama, ras, suku dan tingkat nasional.

c. Menghasilkan peserta didik yang mempunyai kemampuan berorganisasi dan bermasyarakat.

d. Menciptakan hubungan baik antara sekolah dengan orang tua, alumi, masyarakat sekitar, sekolah lain dan perguruan tinggi


(73)

53

   

e. Melanjutkan dan mengembangkan sistem pemeliharaan seluruh sarana fisik yang dimiliki sekolah agar tetap terpelihara, bersih dan rapi.

C.Sistem Pendidikan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Sistem Pendidikan yang diterapkan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum, dilaksanakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diadakan di kelas XI dan XII dengan pilihan program IPA dan program IPS.

Pola hubungan belajar mengajar di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah: 1. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikelola sebagai “Komunitas

Pendidikan Dialogis” yang memberikan suasana saling percaya, saling menghormati, saling memperhatikan, penuh cinta kasih, kemerdekaan untuk berkreasi, bersikap kritis, berani bertanya dan berpendapat secara bertanggung jawab.

2. Strategi pendampingan menekankan perlunya pembiasaan untuk mengadakan analisis situasi kehidupan iman, sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang terjadi di masyarakat saat ini.


(74)

3. Pendekatan pribadi menekankan kerekanan dalam pelayanan yang berorientasi pada :

a. Pendidik berperan sebagai pendamping, fasilitator, mediator, instruktur, dan motivator kepada subjek didik.

b. Setiap pribadi menampakkan kewibawaannya, yaitu dengan adanya keserasian antara perkembangan diri dan profesionalitasnya, sosialitasnya, dan religiositasnya.

c. Setiap pribadi dibiasakan untuk mengadakan refleksi validasi (menghargai dan saling membantu dengan teman sejawat, rapat musyawarah dan pengembangan pribadi).

4. Pola interaksi belajar mengajar pendamping-peserta didik dapat bervariasi,antara lain sebagai berikut :

a. Pola pendamping-peserta didik

Isi kegiatan adalah membangun apersepsi, memberikan informasi, memberi tugas, motivasi, memberi umpan balik, membina disiplin dan kelompok kerja, dan sebagainya.

b. Pola peserta didik-pendamping

Isi kegiatan adalah menanyakan, mengusulkan sesuatu, meminta bantuan pendamping, mengkonsultasikan hasil pekerjaan, melaporkan hasil kerja dan informasi, menjawab pertanyaan


(75)

55

   

c. Pola peserta didik-peserta didik

Isi kegiatannya adalah tanya jawab, diskusi, adu argumentasi dalam debat, berdialog dengan tutor sebaya, pemecahan masalah, bereksperimen, merancang suatu penelitian dan sebagainya.

D.Kurikulum SMA

Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dalam wujud masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang memungkinkan warganya untuk mengembangkan diri menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing pendidikan. Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan SMA dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan kurikulum


(76)

yang berlaku, ada dua program pengajaran di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, yaitu program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum diselenggarakan dikelas X, sedangkan program pengajaran khusus diselenggarakan dikelas XI dan XII dengan program pengajaran IPA dan IPS.

E.Organisasi Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur

Dinas Pendidikan & Pengajaran kota

Yogyakarta

Yayasan Pangudi Luhur cabang

Yogyakarta

Kepala Sekolah

Tata Usaha

Guru-guru Koordinator BP

Wakasek Urusan Kerja sama masy Wakasek Urusan

Sarana-Prasarana Wakasek Urusan

Kurikulum Wakasek Urusan


(77)

57

   

2. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing – Masing Unsur

a.Wewenang dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kepala Sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut

1) Mengevaluasi program tahunan dan program semester berdasarkan kalender pendidikan.

2) Mengawasi pembuatan jadwal pelajaran pertahun, persemester, termasuk penetapan jenis mata pelajaran/ bidang pengembangan/ bidang studi/ bidang pengajaran/ keterampilan dan pembagian tugas guru.

3) Mengawasi pelaksanaan jadwal satuan pelajaran menurut alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan. 4) Mengawasi pelaksanaan ulangan/ test/ hasil evaluasi belajar

untuk kenaikan kelas dan UAN.

5) Mengawasi penyusunan kelompok murid/ siswa berdasarkan norma penjurusan.

6) Mempunyai wewenang untuk mengevaluasi penyusunan norma penilaian.

7) Bertanggungjawab terhadap penetapan kenaikan kelas.

8) Mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi administrasi sekolah.


(78)

b.Wewenang dan Tanggung Jawab Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Membantu kepala Sekolah dalam urusan Penerimaan Siswa Baru ( PSB ).

2) Mengawasi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. 3) Membimbing kegiatan pembinaan OSIS.

4) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata tertib siswa. 5) Mengatur pelaksanaan upacara bendera dan upacara hari – hari

besar.

6) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan dan kerindangan.

7) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah.

8) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerima beasiswa.

9) Bertanggungjawab pada urusan Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).


(1)

Lampiran 10b

Hasil Refleksi

Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode Active Learning Tipe Active Debate

No Uraian Komentar

1 Manfaat yang saya peroleh dalam belajar dengan menggunakan metode active learning tipe active debate.

• Dapat mengutarakan pendapat sesuai pikiran sendiri

• Memberi kesempatan untuk belajar lebih kontekstual dan kritis • Belajar menarik

kesimpulan dan menghargai pendapat teman

• Menjadikan belajar tidak membosankan dan membuat aktif

• Lebih bisa

mengapresiasikan pendapat dan bisa menanggapi pendapat orang lain

2 Hambatan yang saya temui dalam belajar dengan menggunakan metode active learning tipe active debate.

• Apabila debat tidak dibatasi maka akan mengarah ke hal-hal lain di luar materi • Beberapa masih belum

berani mengemukakan pendapatnya

• Kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat

• Belum selesai berpendapat namun sudah disanggah oleh kelompok lain


(2)

(3)

Lampiran

Pembagian Kelompok

Kelompok Pro Kelompok Kontra 1 Agatha Losita Candra D 1 Maria Ivena Amada

2 Agung Christian 2 Matias Arnaldo

3 Aloysius Abimanyu 3 Mia Puspita Anggraeny

4 Aryo Gerbang Samodra 4 Michael adicaksono

5 Bhimart Widhirestu 5 Noventus Dwikie

6 Bonivasius Suryo H 6 Petra Bella Debora

7 Christophorus Giovani 7 Priska Crisselda

8 David Setya Aji 8 Reynaldo Kasenda

9 Dea Ruth Kusuma R 9 Riana Arianti

10 Diana Melissa 10 Shinta Larasati H

11 Dominika Venny Citra 11 Stepanus Bimata D

12 Felik Zelin Pradi 12 Tatit Buwono Aji

13 Florentina Danty W 13 Theodorus Raditya Aji

14 Hanindhito 14 Valerian Marcelino

15 Johanes Abidan T 15 Vincentius vindi Dhea

16 Leonardus Gorby 16 Wilibrordus Antonoi


(4)

NOTULEN DEBAT

Hari dan Tanggal : Kamis,4 November 2010 Waktu : 08.30-10.00

Topik : Permintaan VS Penawaran

“ Pembatasan BBM bersubsidi (premium) dialihkan ke penggunaan pertamax”

Kelompok “Pro” Kelompok “Kontra”

Setuju bila premium dialihkan ke pertamax karena pertamax lebih bagus

Premium semakin langka maka alangkah baiknya memakai pertamax yang

jumlahnya masih banyak

Pertambahan sepeda motor yang semakin banyak mengkonsumsi premium sehingga konsumsi premium tinggi dan cadangan premium semakin tipis,maka

menggunakan pertamax yang masih banyak

Tidak setuju jika premium dibatasi dan dialihkan ke pertamax karena sebagian besar rakyat Indonesia kalangan

menengah ke bawah yang menggunakan premium

Tidak setuju karena harga pertamax jaug lebih mahal daripada premium

Pertamax juga sama-sama BBM dan apabila digunakan terus menerus juga akan habis


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 2 17

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 4 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE DEBATE PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara IPS Melalui Strategi Pembelajaran Active Debate Pada Siswa Kelas IV SDN Agungmulyo Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE DEBATE PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara IPS Melalui Strategi Pembelajaran Active Debate Pada Siswa Kelas IV SDN Agungmulyo Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 1 12

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meninkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas X-1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada mata pelajaran Ekonomi.

0 1 305

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas II SD Pangudi Luhur Sedayu melalui metode mendongeng.

0 2 258

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meninkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas X 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada mata pelajaran Ekonomi

0 0 303

Penerapan Metode Active Debate Dalam Pembelajaran Mata Kuliah

0 0 1

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X-5 SMA KOLESE DE BRITTO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Diajuk

0 0 165

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X5 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE SKRIPSI

2 3 199