Menengah batasannya adalah usaha yang memliki omzet antara Rp 1 milyar sampai dengan Rp 50 milyar pertahun.
3. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil
dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp 5 milyar. Sementara itu usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga
dikategorikan sebagai usaha yang memiliki asset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omzet pertahun kurang dari Rp 1 milyar sesuai Undang-Undang No. 9
Tahun1995. 4.
Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada UU No. 9 Tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri kriteria
asset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industry manufaktur Rp 200 juta sampai dengan Rp 5 milyar dan non manufaktur Rp 60 juta sampai
dengan Rp 200 juta. 5.
Badan Pusat Statistik BPS menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki pekerja 1-5 orang,
usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 6-19 orang, usaha menengah adalah usaha yang memiliki pekerja 20-99 orang, dan usaha besar memiliki
pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.
42
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
A. Profil Perusahaan
Saat ini, dunia perbankan Indonesia tidak hanya didominasi oleh bank yang berkonsep konvensional, tetapi bank yang berkonsep syariah pun mulai menjamur
untuk meramaikan persaingan antar bank di Indonesia. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank yang berkonsep syariah di Indonesia. Bank syariah
mandiri juga merupakan salah satu pelopor berdirinya bank-bank yang berkonsep syariah di Indonesia dan merupakan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia saat
ini. PT. Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 25 Oktober 1999 dan mulai
beroperasi pada tanggal 1 November 1999. Modal dasar pendirian Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 1 triliun rupiah dengan modal disetor sebesar Rp
658.243.565.000,- enam ratus lima puluh delapan milyar dua ratus empat puluh tiga juta lima ratus enam puluh lima ribu rupiah. Dengan modal sebesar itu sampai
Desember 2010 aset Bank Syariah Mandiri mencapai Rp. 32,48 triliun.
1
Saat ini Bank Syariah Mandiri telah memiliki total kantor cabang mencapai 1.171 kantor, diluar cabang unit bisnis mikro. Dari jumlah tersebut, sebanyak 977
unit berstatus Kantor Cabang KC dan Kantor Cabang Pembantu KCP serta unit
1
Aset Bank Syariah Mandiri Rp. 32,48 triliun, Kompas, 19 April 2011, h.14.
berupa Kantor Kas KK yang semuanya tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Selain itu Bank Syariah Mandiri juga memiliki jaringan ATM sejumlah 220 ATM Syariah
Mandiri, 4.795 ATM Mandiri, 20.487 ATM Bersama termasuk ATM Mandiri dan ATM BSM, 14.403 ATM Prima, 121.743 unit EDC BCA, 7.053 ATM BCA dan
7.435 unit Malaysia Elektronik Payment System MEPS. Sampai saat ini, hampir 100 persen BSM masih milik Bank Mandiri. Hanya
satu lembar saham yang dimiliki oleh Mandiri Sekuritas. Ini membuktikan bahwa Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank dengan prinsip syariah terbesar di
Indonesia.
B. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997 yang disusul dengan krisis politik nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi
bank-bank konvensional mengalami kolaps dan kekeringan likuiditas. Keadaan tersebut menyebabkan Pemerintah Indonsia terpaksa mengambil kebijakan untuk
merestrukturisasi dan merekapitulasi bank-bank yang ada di Indonesia. Kehadiran BSM sejak 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus
berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi dimensi
termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhdap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia
usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh
bank-bank konvensional mengalami krisis yang luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-
bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan
melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah meakukan penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi
satu bank baru bernama PT Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank
Mandiri Persero Tbk. Sebagai pemilik mayoritas BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok
perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syriah dual
banking system.
2
2
Mini Profile, Menemukan Kembali Konsep Perbankan Modern, Jakarta, Bank Syariah Mandiri, Edisi Juni 2001. h.4