Tim Pengembangan Perbankan Syariah mmandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila
Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan
Perbankan Syariah
segera mempersiapkan
sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS1999, BI menyetujui perubahan
nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak senin tanggal
25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah
yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju
Indonesia yang lebih baik.
C. Visi, Misi, Budaya Perusahaan dan Prinsip Opersional Bank Syariah Mandiri
1. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
Visi dari Bank Syariah Mandiri adalah “Menjadi Bank Syariah
Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”. Sedangkan misi yang ingin dicapai oleh Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan
mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik. b.
Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui kinerja dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di
Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas.
c. Memperkejakan pegawai yang professional dan sepenuhnya mengerti
operasional perbankan syariah. d.
Menunjukan komitmen terhadap standar kinerja operasional perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang teguh prinsip
keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian. e.
Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari gologan masyarakat menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil,
serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq dan shadaqah yang lebih fektif sebagai cerminan kepedulian sosial.
f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain,
segenap lapisan masyarakat dari investor baik lokal maupun asing.
2. Budaya Perusahaan
Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap
akhlaqul karimah budi pekerti mulia, yang terangkum dalam lima sikap dasar yang disingkat SIFAT, yaitu:
a. Shiddiq
Menjaga martabat dengan integritas. Awali niat hati yang tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan.
b. Istiqomah
Konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri.
c. Fathonah
Profesional adalah gaya kerja kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil.
d. Amanah
Terpercaya karena penuh tanggung jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin.
e. Tabligh
Kepemimpinan berlandaskan kasih saying. Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan.
3
3
Bank Syariah Mandiri, “Gambaran Umum, Visi dan Misi”, Diakses pada tanggal 18 Juni 2013 dari http:www.syariahmandiri.co.id201306gambaranumumvisidanmisi.html
3. Prinsip Operasional
Dalam operasionalnya, Bank Syariah Mandiri berada dalam koridor prinsip-prinsip sebagai berikut:
4
a. Keadilan
Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil, transfer prestasi dari mitra usaha sesuai dengan kerjanya masing-masing dalam proporsi yang adil.
Aplikasi prinsip keadian tersebut adalah pembagian keuntungan antara bank dan pengusaha atas dasar volume penjualan riil. Besarnya pembagian
keuntungan tergantung kepada besarnya kontribusi modal masing-masing serta posisi resiko yang disepakati. Semakin besar hasil usaha yang diperoleh
pengusaha maka semakin besar pula hasil yang diperoleh pemilik dana. Dalam menjalankan usaha pembiayaan semuanya berlandaskan keadilan
dalam berbagi laba sesuai kontribusi dan resiko. Penghargaan akan faktor upaya skill, pemikiran, kerja keras dan waktu mendapatkan tempat yang
sepadan dengan faktor modal dan resiko. b.
Kemitraan Posisi nasabah investor, pengguna dan bank berada dalam hubungan yang
sejajar sebagai mitra usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan bersama yang menguntungkan dan bertanggung jawab.
c. Transparasi keterbukaan
4
Mini Profile, Menemukan Kembali Konsep Perbankan Modern, Jakarta, Bank Syariah Mandiri, Edisi Juni 2001.