Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri Kcp Cilandak)

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

ADE IKHWAN ANSHORI NIM : 107046100316

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H/2014 M


(2)

(3)

(4)

i

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 2013 M 1434 H

Ade Ikhwan Anshori


(5)

ii

Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Studi pada Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak)”, Skripsi, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2013. Di bawah Bimbingan Dr. K.H.A. Juaini Syukri, Lcs, M.A.

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu bagaimana Strategi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro dalam upaya menarik minat nasabah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran produk pembiayaan warung mikro, mekanisme pembiayaan warung mikro, dan kendala yang dihadapi dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah hasil wawancara dengan bagian Pelaksana Marketing Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian yaitu Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Jenis penelitian yang digunakan merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan. Teknik pengumpulan data yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik analisis data ini berupa strategi pemasaran, mekanisme dan kendala Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro pada periode 2012-2013 yang akan dianalisis dan dijadikan strategi pemasaran.


(6)

iii

menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu kesempurnaannya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, serta kemampuan memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang selalu berpegang teguh hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, akhirnya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN WARUNG

MIKRO DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH (STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI KCP CILANDAK)” dengan baik. Tentunya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada, karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin dalam proses penulisan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari adanya rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya tidak terlepas dari beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam


(7)

iv

Dengan demikian dalam kesempatan yang berharga ini penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih tiada terhingga kepada berbagai pihak yang secara langsung telah membantu penulis, diantaranya:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum.

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat, dan Mu’min Rouf, MA, selaku Sekretaris Prodi Muamalat.

3. Dr. K.H.A. Juaini Syukri, Lcs, M.A, selaku Pembimbing penulis yang tidak kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan dan kritikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingannya Skripsi ini tidak ada apa-apanya.

4. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, MPD dan Ibu Dwi Nuraini Ichsan, SE, MM selaku penguji ujian munaqasyah.

5. Bapak Drs. Noryamin Aini, MA, selaku pembimbing akademik perbankan syariah 2007, yang telah memberikan arahan dan motivasi selama menjadi pembimbing kami di bangku perkuliahan.

6. Pada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Muamalat, beserta para Staf TU baik di Pusat atau


(8)

v

telah memberikan kebijakan dan izin kepada penulis untuk riset skripsi di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak.

8. Bapak Zulfan Afandi, selaku Kepala Pembiayaan Warung Mikro yang telah banyak memberikan informasi dan masukan berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Saudara M. Syafiq Umam, selaku asisten analis warung mikro, Riyan Permana Putra dan Abdul Fatah, selaku pelaksana marketing mikro dan juga sahabat penulis yang telah banyak mambantu dan memberikan masukan yang baik dalam proses penulisan skripsi ini.

10.Teristimewa buat Ayahanda tercinta H. Muchyar Basyir dan Ibunda tercinta Hj. Yayah Riayah. Terima kasih atas segala doanya, kesabaran, jerih payah dan pengorbanan serta nasihat yang senantiasa memberikan semangat tanpa henti sehingga ananda dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tiada kata yang pantas selain ucapan terima kasih dan doa, sungguh jasamu tiada tara dan tak akan pernah terbalaskan. Terima kasih juga untuk Kakakku tercinta Aris Aminullah dan Isnani Royhanah yang telah memberikan dukungan moril, dan terima kasih juga untuk Kakak iparku Irfan


(9)

vi

Abdullah, M. Reza Hakim, Muhamad Iqbal, Setio Rohmadi, Azki Erlangga, Ahmad Surya Caunk, Furkon Hakim, Burhan, Anton Kepri Band, Ananda Key Kepri Band, Prass Godeg Kepri Band, teh Aas, Tiyo Sadewa Jamet yang sudah memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini. 12.Mahasiswa-mahasiswi Prodi Muamalat Jurusan Perbankan Syariah D 2007,

serta semua mahasiswa-mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum yang telah banyak memberikan kontribusi pemikiran dan sharing pengalaman, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak.

Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta menjadi amal baik kita di sisi Allah SWT. Akhirnya, semoga setiap bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Amin ya Rabbal ‘alamin.

Jakarta, 19 September 2013


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian ... 8

E. Teknik Penulisan ... 10

F. Kerangka Teori ... 11

G. Riview Studi Terdahulu ... 14

H. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran ... 18

1. Pengertian Strategi ... 18


(11)

viii

B. Pembiayaan Dalam Perspektif Islam ... 25

1. Pengertian Pembiayaan ... 25

2. Penilaian Pembiayaan ... 28

3. Akad-akad Pembiayaan Syariah ... 30

C. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ... 37

1. Pengertian UMKM ... 37

2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ... 39

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI A. Profil Perusahaan ... 42

B. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri ... 43

C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ... 46

D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri ... 49

E. Produk-produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah ... 55

B. Mekanisme Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri .... 73

C. Kendala Yang Dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak Dalam Memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro ... 84


(12)

ix

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(13)

x

Gambar 3.2 ………... 53

Gambar 3.3 ………... 53

Gambar 4.1 ………...….………...……… 78


(14)

xi

Tabel 4.1 ………..……… 65 Tabel 4.2 ………..……… 71


(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi Islam dan praktik ekonomi Islam secara Internasional maupun Nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia ditandai dengan pesatnya kajian dan publikasi mengenai prinsip-prinsip dan praktik-praktik perbankan syariah. Saat ini kita adalah saksi bagi pertumbuhan pesat perbankan syariah di Indonesia. Keadaan yang semakin kondusif ini seharusnya mampu mendorong pelaku bisnis perbankan di Indonesia yang konon termasuk paling besar di dunia dalam hal jumlah usaha dalam satu negara. Jika ratusan bank umum yang ada di Indonesia membuka Unit Usaha Syariah (UUS), maka masyarakat akan semakin mudah mendapatkan layanan perbankan syariah.

Perbankan selalu dituntut untuk lebih peduli terhadap UMKM sebagai pasar potensial dalam penyaluran kreditnya. Di lain pihak perbankan sendiri masih menghadapi sejumlah persoalan yang juga harus segera diselesaikan.1 Berbagai kebijakan dan peraturan telah dikeluarkan pemerintah agar perbankan lebih berorientasi kepada usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM). Program-program pengambangan UMKM seperti penyediaan kredit likuiditas (KL), keharusan memiliki portofolio kredit usaha kecil (KUK) sebesar 25 persen, serta pencantuman komponen

1K.H. Ma’ruf Amin,

Prospek cerah perbankan syariah, Cet. I, (Jakarta : Lekas, 2007), Hal 134.


(16)

KUK dalam laporan keuangan, merupakan salah satu bukti pentingnya kepedulian Bank terhadap UMKM.

Tidak dapat dipungkiri bahwa UMKM memiliki daya tahan yang tangguh dalam menghadapi gejolak dan berbagai masalah. Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 yang diikuti oleh krisis ekonomi dan berbagai krisis lainnya, ditemukan suatu kenyataan bahwa ketahanan perekonomian sesungguhnya ditopang oleh UMKM.2 Oleh karena itu upaya untuk terus memberdayakan UMKM merupakan suatu tantangan yang harus selalu ditingkatkan, termasuk dukungan pembiayaan melalui perbankan.

Beberapa lama ini BI telah mengeluarkan kebijakan baru mengenai KUK. Dalam ketentuan tersebut antara lain menyangkut plafon kredit untuk usaha kecil maksimal Rp 500 juta dan Bank wajib menyantumkan jumlah kredit untuk usaha kecil, dalam publikasi laporan keuangannya.3 Menyusul ketentuan BI tersebut, kini sudah ada Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Pada intinya, semua kebijakan itu menekankan perlunya perbankan memperhatikan usaha-usaha kecil. Akan tetapi yang menjadi persoalan bagi perbankan adalah ditengah ketatnya peraturan yang menghendaki agar perbankan beroperasi menurut prinsip perbankan yang sehat akan menemui kendala apabila

2“Tak Punya Utang Luar Negri,UMKM Malah Tahan Krisis”

. Kompas 27 November 2008.

3

Peraturan Bank Indonesia nomor 13/11/PBI/2011 Tentang Pencabutan Atas PBI Nomor 3/2/PBI/2011 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil dan surat edaran Bank Indonesia nomor 3/9/BKR Perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil.


(17)

dihadapkan dengan kondisi usaha kecil yang belum diberdayakan. Masalah persyaratan teknis Bank merupakan persoalan lama yang terus dihadapi oleh Perbankan ataupun UMKM. Bagi bank, prinsip-prinsip perkreditan yang sehat megharuskan setiap pembiayaan harus memenuhi standar teknis seperti kelayakan peminjam, kelayakan hukum, kelayakan bisnis, kelayakan keuangan, dan kelayakan jaminan.

Penerapan kelayakan tersebut mau tidak mau akan diterapkan oleh bank karena selain hal tersebut merupakan kewajiban dan keharusan, Bank pun mengharapkan jaminan keamanan atas dana masyarakat yang telah dihimpun, serta harapan mendapatkan return yang optimal. Sementara pada sisi lain, standar-standar tersebut masih menjadi masalah klasik bagi UMKM dan belum dapat dibenahi secara optimal.

Pembangunn Ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menargetkan penurunan pengangguran dari 9,7% tahun 2004 menjadi 5,1 % tahun 2009 yang disertai dengan pengurangan kemiskinan dari 16,6 % tahun 2004 menjadi 8,2 % tahun 2009. Salah satu dari “Tripel Strategy” pemerintah untuk mencapai sasaran adalah dengan menggerakan sektor riil yang komponennya didominasi oleh UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) hingga 99,9 %. Secara lebih rinci, UMKM mengambil peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan aktivitas perekonomian Indonesia dengan menyediakan 99,5 % kesempatan kerja penduduk yang memproduksi sebanyak 57% kebutuhan barang dan jasa nasional. Devisa


(18)

Negara sebesar 19% volume ekspor merupakan hasil produksi UMKM serta kontribusi 2 – 4% pertumbuhan nasional yang disumbangkan oleh UMKM.4

Walaupun menjadi fondasi struktur ekonomi Indonesia dan menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi, tetapi dukungan modal yang diterima UMKM masih minim. Dengan keadaan seperti itu, bantuan seperti keuangan, teknologi, dan manajemen untuk pembangunan kemampuan institusi sangat mereka butuhkan. Satu hal yang sangat sulit ditemui saat ini pada UMKM adalah komitmen dan kepedulian mereka terhadap moralitas. Disaat para pengusaha besar dan konglongmerat ramai melakukan berbagai macam jenis kejahatan bisnis yang melanggar hukum, orang-orang yang bergerak di bidang UMKM tetap berpegang teguh pada etika bisnis dan moralitas.

Dengan memandang urgensi dan kontribusi UMKM terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia, maka sudah sewajarnya industri perbankan syariah melakukan orientasi ulang pada sektor riil dengan memfokuskan pemberdayaan kepada pengusaha UMKM. Salah satu target pencapaian sistem perbankan syariah nasional yang tercantum pada Blue Print Perbankan Syariah Indonesia adalah memiliki peran yang signifikan dalam sistem perekonomian nasional, serta mampu melakukan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan nilai-nilai prinsip syariah, visi pengembangan perbankan syariah di Indonesia adalah “Terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif,efisien dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang

4

Bappenas, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 , Artikel Diakes pada 10 Juni 2013 dari : http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/7642


(19)

mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil (share-based financing) dan transaksi riil dalam kerangka keadilan,

tolong-menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan masyarakat”.5

Beberapa hal yang dapat disiapkan oleh Bank Syariah untuk UMKM, kaitannya dengan pencapaian target dan visi diatas, antara lain adalah : pertama, Produk alternatif yang luas dengan bagi hasil sebagai produk utama. Produk-produk dengan sistem profit and lost sharing yang berparadigma kemitraan sangat tepat untuk memberdayakan UMKM. Kedua, pengelolaan bisnis berdasarkan moral dan transaksi sesuai degan prinsip syariah. Keunggulan ini cocok dengan karakteristik orang-orang yeng bergerak di bidang UMKM, yang menginginkan tetap berpegang pada etika bisnis dan moralitas. Ketiga, mengelola dan memiliki akses kepada dana-dana voluntary sektor. Hal ini sangat sesuai dengan komitmen Bank Syariah yang peduli dengan pengembangan UMKM sebagai bagian dari pengentasan kemiskinan melalui instrument Ekonomi Islam (Zakat,Infaq,Shadaqah,Wakaf).6

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan UMKM, yaitu produk pembiayaan usaha mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Nama dari produk tersebut adalah BSM Warung Mikro. Maka judul yang akan diangkat oleh penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk

5

Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005) h.37.

6

Muhammad, Bank Syriah : Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta : Graha Ilmu,2005),h.128.


(20)

skripsi adalah “STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH (STUDI

KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI KCP CILANDAK)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk menjaga agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan menghindari kemungkinan pembahasan yang menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti, serta sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Maka skripsi ini dibatasi pada Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cilandak.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini diantaranya adalah:

a. Bagaimana Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah? b. Bagaimana Mekanisme Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah

Mandiri KCP Cilandak?

c. Apa saja kendala yang dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah dan bagaimana mengatasinya?


(21)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penenlitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, adapun tujuan dan manfaat dari penelitian tentang Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cilandak) adalah:

a. Mengetahui strategi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah.

b. Mengetahui mekanisme Produk Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak.

c. Mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini diantaranya adalah untuk: a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan dalam mengidentifikasi strategi pemasaran yang tepat bagi para calon nasabah.

b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan menjadi alternatif pembiayaan masyarakat terkait dengan Produk Pembiayaan Warung Mikro dalam upaya memberdayakan UMKM.


(22)

c. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan keilmuan dibidang perbankan khususnya tentang Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro dan hasil penelitian ini dapat menambah referensi sebagai bahan acuan bagi penelitian yang akan datang.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Suatu metode penelitian akan mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.7 Dalam buku yang berjudul Metodologi Research karangan Sutrisno Hadi, pengertian metode penelitian diambil dari dua kata, yaitu metode dan penelitian. Metode dalam dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan yakni usaha di mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode tertntu.8 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode deskriptif, yaitu metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan situasi atau pristiwa dari penelitian.

7

Neong Muhadjir. Metode Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1998), h. 3

8


(23)

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang diamati.9

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Kemudian yang menjadi objek penelitian ini adalah mengenai Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh penulis langsung dari lembaga yang diteliti.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data penunjang penelitian yang diperoleh dari buku, jurnal, dan sumber-sumber lain yang memiliki kaitan dengan skripsi.

4. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat beberapa teknis atau cara dalam melakukan pengumpulan data, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

9

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakaya, 1997), Cet. Ke -10, h. 3


(24)

Metode ini dilakukan dengan cara wawancara yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pihak pewawancara (interviewer) dan pihak yang diwawancarai (interview) karyawan maupun yang berkaitan dengan objek penelitian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan tujuan mengetahui kejadian, kegiatan, dan lain-lain serta dapat memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian.

b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.10 Peneliti meminta data-data yang sesuai dengan kebutuhan penelitiannya kepada lembaga yang diteliti, dalam hal ini Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak.

5. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian menganalisisnya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.

E. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan pada skripsi ini berpedoman dan disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kauntitatif Kualitatif dan R&B, (Bandung : Alfabeta, 2009), Cet. Ke-6, hal. 240


(25)

diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

F. Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian, perlu memakai beberapa teori yang digunakan, yaitu:

1. Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani yaitu “strategas” (stratos : Militer dan Ag : memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang

dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang.

Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam waktu dan ukuran.11 Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah satu faktor terpenting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan

11

Panitia Istilah Manjemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manjemen, (Jakarta : Balai Aksara), cet Ke-2 hal. 245


(26)

merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.12

2. Pemasaran

Drs. Bashu Swasto, MA dan Irawan mengungkapkan bahwa “pemasaran

sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang dan jasa pada pembeli”.13

Pemasaran juga dapat dipahami sebagai suatu rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi, perencanaan penjualan, dan distribusi secara spesifik.

3. Pembiayaan Dalam Perspektif Islam

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang/tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan/kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan yang dipersamakan dengan kredit berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya

12

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2002), edisi ke-2, hal. 3

13


(27)

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian imbalan atau bagi hasil.14 Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI).15

4. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria aset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

14

Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. (Pasal 1, ayat 12)

15


(28)

dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria aset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 milyar. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria aset sebesar 500 juta sampai dengan 10 milyar dan omzet sebesar 2,5 milyar sampai dengan 50 milyar.

G. Review Studi Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, penulis telah melakukan review studi terdahulu dan menemukan beberapa penelitian yang sejenis dan relevan. Penelitian tersebut diantaranya adalah :

No Identistas Substansi Lama Substansi Baru

1 Ibnu Halim

(Perbankan Syariah 2006)

Judul : Strategi Pemasaran

Skripsi ini lebih menekankan kepada tingkat bagi hasil dan seberapa besar nilai pembiayaan yang

Skripsi saya lebih memfokuskan pembiayaan kepada sektor UMKM yang sulit untuk


(29)

Pembiayaan Musyarakah dalam upaya menarik minat nasabah (studi pada BMT AL-FATH Pamulang) diberikan kepada masyarakat, dan melihat hasil perkembangan pembiayaan tersebut memperoleh akses permodalan

2 Atep Misbahudin (Perbankan Syariah 2008)

Judul : Strategi

Pemasaran gadai emas pada BPRS PNM

Al-Ma’some dalam

meningkatkan pendapatan Bank.

Skripsi ini lebih menekankan kepada teknis organisasi bisnis dan pertumbuhan peningkatan profit penyelesaian gadai.

Skripsi saya lebih menekankan kepada pelaksana marketing mikro dalam

memasarkan

produknya baik secara internal maupun eksternal

3 Muhammad Amin (Perbankan Syariah) Judul: Strategi BPRS Dalam Pengelolaan Resiko Pembiayaan

Membahas tentang strategi BPRS dalam pengelolaan resiko pembiayaan UMKM yaitu dengan

Dalam skripsi ini penulis membahas bagaimana strategi Bank Syariah Mandiri dalam memasarkan


(30)

UMKM. melakukan beberapa strategi, diantaranya: dengan menganalisis prosedur pembiayaan secara cepat, tepat, cermat dan melakukan strategi teknik dalam pengumpulan piutang naabah.

Produk Pembiayaan Mikro kepada calon nasabah serta apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk ini dan bagaimana mengatasinya.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kemudahan dalam hal pembahasan dan penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya menjadi 5 bab. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metedologi penelitian dan teknik penulisan yang digunakan, kerangka teori, review studi terdahulu, serta sistematika penulisan.


(31)

BAB II: LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa teori-teori yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Diantaranya adalah teori tentang Strategi, pemasaran, pembiayaan dalam perspektif Islam, dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah)

BAB III: GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI

Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang gambaran umum perusahaan, meliputi sejarah perusahaan. Visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta produk-produk yang terdapat pada perusahaan.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menjabarkan dan menganalisa hasil dari penelitiannya, tentang bagaimana Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro, Mekanisme Pembiayaan Warung Mikro, serta kendala yang dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah.

BAB V: PENUTUP

Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan skripsi ini serta saran-saran. Dan bab penutup ini merupakan jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang termuat dalam rumusan masalah serta lampiran-lampiran yang berkaitan dengan skripsi ini.


(32)

18 A. Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani yaitu “strategas” (stratos :

Militer dan Ag : memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang.

Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam waktu dan ukuran.1 Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah satu faktor terpenting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.2

Secara khusus, strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan

1

Panitia Istilah Manjemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manjemen, (Jakarta : Balai Aksara), cet Ke-2 hal. 245

2


(33)

kebijakan dan cara tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.

Dewasa ini strategi adalah istilah yang sangat lazim untuk apa yang biasa disebut kebijakan, tetapi tidak terdapat kesepakatan tentang hal itu. Strategi induk dapat dijadikan sebagai kebijakan, biasanya digunakan dalam artian sama untuk keputusan utama dan atau pada tingkat abstraksi yang tinggi. Namun, untuk keputusan yang terinci terdapat perbedaan dalam arti bahwa harus didefinisikan.3

2. Tahapan-tahapan Strategi

Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa kemudi, bergerak, berputar tanpa lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara tanpa tujuan tertentu. Proses strategi terdiri dari tiga tahapan:4

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah mengembangkan visi dan misi perusahaan, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang perusahaan, membuat

3

George A. Steiner, john B. miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997), Edisi ke-2, hal. 18

4


(34)

sejumlah strategi alternatif untuk perusahaan, dan memilih strategi tertentu untuk perusahaan.

b. Pelaksanaan Strategi

Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaaan untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategi dapat dilaksanakan. Penciptaan struktur organisasi perusahaan yang efektif, pengarahan kembali usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi perusahaan.

c. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer harus benar-benar mengetahui alasan strategi-strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini, evaluasi strategi adalah cara pertama untuk memperoleh informasi. Semua strategi dapat diubah sewaktu-waktu karena faktor eksternal dan internal selalu berubah.

3. Jenis-jenis Strategi

Jenis-jenis strategi yaitu:5

a. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup

5

George A. Steiner, John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta: Erlangga, 1997), Edisi kedua, hal.18-20.


(35)

Strategi ini merupakan strategi utama (induk). Strategi ini dapat dirumuskan secara lebih sempit seperti strategi progam, dan ini dapat dirancang sebagai sub strategi.

b. Klasifikasi berdasarkan tingkat organisasi

Di dalam sebuah perusahaan yang terdiri atas sejumlah divisi yang sekurang-kurangnya dua tingkat, yaitu strategi kantor pusat dan strategi divisi.

c. Klasifikasi berdasarkan sumber material dan bukan material

Kebanyakan strategi berkenaan dengan sumber yang bersifat fisik. Namun, strategi dapat mengenai penggunan tenaga kerja manajer, tenaga ilmuan, dan lain-lain. Strategi dapat juga berkenaan dengan gaya manajemen, pola berpikir, atau falsafah, tentang hal-hal yang merupakan sikap suatu perusahaan terhadap tanggung jawab sosial.

d. Klasifikasi berdasarkan tujuan atau fungsi

Sebagai contoh, pertumbuhan adalah sasaran utama dari kebanyakan perusahaan dan terdpat banyak strategi yang dapat dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut.

e. Strategi pribadi manajer

Semakin tunggi tingkat manajer, semakin penting artinya strategi ini bagi kehidupan organisasi. Strategi pribadi adalah petunjuk praktis yang meliputi nilai-nilai, motivasi, perlindungan terhadap sikap bermusuhan dari lingkungan, metode untuk mengubah lingkungan, teknik bergaul dengan orang-orang, dan untuk terlaksananya suatu (perkerjaan) dengan baik, dan


(36)

cara untuk memaksimalkan kepuasan pribadi serta kebutuhan dasar. Strategi ini bersifat mendasar, biasanya tidak tertulis, dan merupakan kerangka untuk mengembangkan strategi perusahaan.

4. Pengertian Pemasaran

Apabila mendengar kata pemasaran, sering kali dikaitkan oleh banyak pihak dengan penjualan (sales), iklan, promosi, atau produk. Namun sebenarnya pemasaran tidaklah sesempit yang diidentikan oleh banyak orang, karena pemasaran berbeda dengan penjualan. Pemasaran lebih merupakan suatu seni menjual produk, sehingga pemasaran adalah proses penjualan yang dimulai dari perancangan produk sampai dengan produk tersebut terjual. Berbeda dengan penjualan yang hanya terfokus pada terjadinya transaksi penjualan barang atau jasa.

Drs. Bashu Swasto, MA dan Irawan mengungkapkan bahwa “pemasaran

sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang dan jasa pada pembeli”.6

Pemasaran juga dapat dipahami sebagai suatu rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi, perencanaan penjualan, dan distribusi secara spesifik.

6


(37)

5. Pengertian Strategi Pemasaran

Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, strategi pemasaran merupakan proses pemasaran yang mencangkup beberapa hal analisis atas kesempatan-kesempatan, pemilikan sasaran-sasaran, pengembangan strategi, perumusan rencana implementasi serta pengawasan.7

Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasaran yang dengannya unit usaha dapat mencapai tujuan pemasarannya.8 Strtegi pemasaran juga merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk dapat memenuhi keinginan dan dapat memuaskan pelanggan. Selain itu pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai seleksi atas pasar sasaran, menentukan posisi persaingan dan pengembangan suatu bauran pemasaran yang efektif untuk mencapai dan melayani klien yang dipilih.9

Strategi pemasaran didasarkan atas 4 konsep strategi, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemsaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan

7

Save M. Dagum, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Yopgyakarta: BPFE, 1994), Edisi Pertama, hal. 124

8

Philip Kotler dan Paul N. Blomm, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional,

(Jakarta: Intermedia, 1995), hal. 127

9

Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997), Edisi ke-2, jilid 1, hal. 3


(38)

sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para konsumen di pasar produk, menganalisa perbedaan antara pembeli di pasar.

b. Pangsa Pasar

Pangsa pasar (market share) adalah presentase pasar yang ditentukan dalam ukuran unit maupun revenue dan dihitung berdasarkan specific entity. Market share merupakan sebuah indikator tentang apa yang dilakukan sebuah perusahaan terhadap kompetitornya dengan dukungan perubahan-perubahan dalam penjualan. Pangsa pasar menjelaskan penjualan perusahaan sebagai presentase volume total penjualan dalam industri, market, ataupun produk. c. Posisi Pasar

Posisi pasar adalah segala upaya untuk mendesain produk dan merk kita agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dimata pelanggan. Hasil akhir dari positioning adalah terciptanya proposisi nilai yang pas yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk membeli. Dengan kata lain bahwa positioning adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasarannya agar tercipta kesan tertentu dimata konsumen.

d. Marketing Mix

Marketing mix adalah suatu strategi yang menekankan bagaimana menjual produk secara efektif. Berdasarkan data-data yang diperoleh dan dikumpulkan baik melalui proses komputerisasi maupun data yang dikoleksi berdasarkan langganan, agar proses penjualan berjalan lancar. Dengan kata lain marketing mix merupakan variabel-vriabel yang digunakan di setiap


(39)

perusahaan, sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen. Jadi marketing mix itu sendiri terdiri atas himpunan variabel-variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.

B. Pembiayaan Dalam Perspektif Islam 1. Pengertian Pembiayaan

Definisi pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukkung invenstasi yang telah direncanakan.10 Pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan hal itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

b. Transaksi sewa meyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik

c. Transaksi jual beli dlam bentuk piutang murabahah,salam, dan istishna d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh dan

e. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk jasa ijarah untuk transaksi multijasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antra Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai atau diberi fasilitas dana

10

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP. AMN YKPN, 2002), h. 17


(40)

untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.11

Sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang/tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan/kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan yang dipersamakan dengan kredit berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian imbalan atau bagi hasil.12 Pembiyaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administrative serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI).13

Dalam aktivitas pembiayaan, bank syariah akan menjalankan dengan berbgai teknik dan metode yang penerapannya tergantung pada tujuan dan aktivitas nasabah penerima pembiayaan. Mekanisme perbankan syariah yang

11

UU No. 21 Tahun 2008 sebagai revisi UU no. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Syariah, Pasal 1 ayat 25

12

Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. (Pasal 1, ayat 12)

13


(41)

berdasarkan prinsip mitra usaha adalah bebas bunga. Oleh karena itu, masalah membayarkan bunga kepada debitur atau pembebanan bunga kepada nasabah pembiayaan tidak akan timbul.

Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan, bagi bank berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan/bagi hasil. Perbedaan lainnya terdiri dari analisis pemberian pembiayaan (kredit) beserta persyaratannya.14

Tabel 2.1

Tabel Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil15

BAGI HASIL BUNGA

Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan

berpedoman pada

kemungkinan untung rugi.

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.

14

Kashmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 72-73.

15

M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 61.


(42)

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh.

Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipijamkan.

Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian ditanggung bersama kedua belah pihak.

Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatannya.

Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntngan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”. Tidak ada yang meragukan

keabsahan bagi hasil.

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk Islam.

2. Penilaian Pemberian Pembiayaan

Ada beberapa syarat penilaian pembiayaan yang sering dilakukan, diantaranya dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Analisis 5C dan


(43)

7P memiliki hubungan yang erat dimana analisis 7C merupakan penjelasan dari analisis 5C.

Syarat pemberian pembiayaan dengan analisis 5C:16 a. Character (Karakter/Akhlak)

Karakter dapat terlihat dari interaksi kehidupan seseorang dengan keluarga dan tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai karakter seseorang biasanya dilakukan dengan bertanya kepada tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga calon penerima pembiayaan.

b. Condition of economi (Kondisi usaha)

Usaha yang dijalankan oleh calon penerima pembiayaan harus baik, dalam arti mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, menutupi biaya operasional usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi modal usaha untuk lebih berkembang lagi. Jika kelak mendapat pembiayaan, maka usaha terebut diharapkan dapat tumbuh lebih baik dan akhirnya mampu melunasi kewajibannya.

c. Capacity (Kemampuan manajerial)

Calon penerima pembiayaan harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik, handal, dan tangguh dalam melaksanakan usahanya. Biasanya seorang wirausahawan sudah dapat mengatasi permasalahan yang timbul dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun.

16Kashmir, “


(44)

d. Capital (Modal)

Calon penerima pembiayaan harus harus mampu mengatur keuangannya dengan baik, dalam hal ini seorang pengusaha harus mampu menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon penerima pembiayaan yang sebagian struktur permodalannya berasal dari luar (bukan modal sendiri), maka hal ini akan menimbulkan kerawanan pembiayaan bermasalah.

e. Collateral (Jaminan)

Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota pembiayaan dimana sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Unuk mengatasi kemungkinan sulitnya pembayaran kembali dana pembiyaan maka perlu diadakannya jaminan. Fungsi jaminan tersebut pertama, sebagai pengganti pelunasan pembiayaan jika penerima pembiayaan sudah tidak mampu melunasi pembiayaan. Kedua, sebagai pelunasan pembiayaan jika penerima pembiayaan melakukan wanprestasi.

3. Akad-Akad Pembiayaan Syariah

Akad, (al-„Aqd) dalam bahasa arab berarti: perikatan, perjanjian dan pemufakatan.17 Secara terminologi, akad memiliki arti umum dan khusus. Adapun arti umum dari akad adalah segala sesuatu yang dikehendaki seseorang

17


(45)

untuk dikerjakan, baik yang muncul dari kehendaknya sendiri, seperti kehendak untuk wakaf, membebaskan hutang, thalaq dan sumpah, maupun yang membutuhkan kehendak dua pihak dalam melakukannya, seperti jual beli, sewa menyewa, perwakilan, gadai/jaminan.18

Sedangkan arti khusus akad adalah pertalian atau keterikatan antara ijab dan qabul sesuai dengan kehendak syariah yang menimbulkan akibat hukum pada obyek akad.19 Menurut Jumhur ulama hukum akad ada tiga; yaitu aqid (orang yang menyelenggarakan akad seperti penjual dan pembeli), harga dan barang yang ditransaksikan (ma‟qud alaih), dan sighatul „aqd (bentuk ucapan akad).

Adapun akad-akad pembiayaan yang biasa dipergunakan dalam pembiayaan pada bank syariah adalah sebagai berikut:

a. Mudharabah

1) Pengertian Mudharabah

Mudharabah adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank dan nasabah, dimana bank menyediakan 100% pembiayaan bagi usaha tertentu dari nasabah, sedangkan nasabah mengelola usaha tersebut tanpa campur tangan bank.20 Dalam akad mudharabah bank mempunyai hak untuk mengajukan usul dan melakukan pengawasan atas penyediaan dana. Dari

18

Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, (Beirut, Dar al-Fikr, 2002)

19

Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.60.

20

Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga terkait di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h.86.


(46)

pembiayaan tersebut bank mendapatkan imbalan atau keuntungan yang besarnya ditetapkan atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh bank, kecuali kerugian akibat kelalaian nasabah.

2) Rukun dan Syarat Mudharabah

Adapun rukun dari akad mudhrabah yaitu: a) Pemodal

b) Pengelola c) Modal

d) Nisbah keuntungan e) Sighat atau akad

Syarat dari akad Mudharabah

a) Pemodal dan pengelola merupakan orang cakap hukum

b) Sighat penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) harus diucapkan oleh kedua belah pihak guna menunjukan kemauan mereka untuk menyempurnakan kontrak.

c) Modal harus berupa uang tunai yang jelas jumlahnya.

b. Musyarakah

1) Pengertian Musyarakah

Musyarakah atau syirkah adalah suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut, serta


(47)

mewakilkan atau menggugurkan haknya dalam proyek.21 Keuntungan dari hasil usaha dapat dibagi menurut proporsisi penyertaan modal masing-masing sesuai dengan kesepakatan bersama.

2) Rukun dan Syarat Musyarakah

Adapun rukun dari Musyarakah yaitu : a) Pemodal

b) Pengelola c) Modal

d) Nisbah keuntungan e) Sighat atau akad

Sedangkan syarat dalam musyarakah yaiu: a) Pemodal dan pengelola harus cakap hukum.

b) Sighat penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) harus diucapkan oleh kedua belah pihak guna menunjukan kemauan mereka untuk menyempurnaan kontrak.

c) Modal harus berbentuk uang tunai yang jelas jumlahnya.

c. Murabahah

1) Pengertian Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang telah disepakati oleh penjual dan

21

Ahmad Ghazali, Serba-serbi Kredit Syariah Jangan ada Bunga Diantara Kita, (Jakarta: Media Komputindo,2005), h.29.


(48)

pembeli (bank dan nasabah).22 Sedangkan pembiayaan murabahah yaitu suatu perjanjian dimana bank membiayai barang yang diperlukan nasabah dengan sistem pembayaran ditangguhkan. Dalam prakteknya, pembiayaan murabahah dilakukan dengan cara bank membeli dan member kuasa kepada nasabah atas nama bank, dan pada saat yang bersamaan bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga pokok ditambah sejumlah keuntungan atau margin untuk dibayar oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara bank dengan nasabah. Pembiayaan murabahah ditujukan untuk pembiayaan yang sifatnya konsumtif seperti rumah, toko, mobil, motor dan sebagainya.23

Pada pembiayaan murabahah merupakan perjanjian yang disepkati antara bank, dimana bank menyiapkan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan oleh nasabah yang akan dibayarkan kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank ditambah margin keuntungan) pada saat jatuh tempo.24

2) Syarat-syarat Murabahah Para pihak :

a) Berwenang secara hukum b) Rela atau suka sama suka

22

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, cet IV, (Jakarta: IIIT Indonesia, 2003), h.61.

23M. Syafi’i Antonio,

Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta: Tazkia Institute, 2000), h.251.

24

Muhammad Yusuf dan Junaedi, Pengantar Ilmu Ekonomi dan Perbankan Syariah, (Jakarta: Ganeca Press 2006), h.69.


(49)

Obyek :

a) Ada secara fisik

b) Memiliki kepemilikan yang jelas c) Bukan barang haram

d) Harga

e) Tidak berubah selama masa perjanjian f) Merupakan kesepakatan

d. Salam

1) Pengertian Salam

Salam adalah jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai.

2) Rukun dan Syarat Salam

Adapun rukun dalam akad salam yaitu : a) Pembeli (Muslam)

b) Penjual (Muslam ilaih) c) Modal

d) Barang (Muslam fihi) e) Ijab qabul (Sighat)

Sedangkan syarat dalam akad salam yaitu : a) Modal harus diketahui.


(50)

c) Harus dapat diidentifikasikan secara jelas untuk mengurangi kesalahan akibat kurangnya pengetahuan tentang barang yang diperjualbelikan, tentang kualifikasi kualitas, serta mengenai jumlahnya.

d) Penyerahan barang dilakukan dikemudian hari.

e) Boleh menentukan waktu di masa yang akan datang untuk penyerahan barang.

e. Ijarah

1) Pengertian Ijarah

Akad antara bank (muajjir) dengan nasabah (musta‟jir) untuk menyewa suatu barang atau obyek sewa (ma‟jur) milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah.25

Dalam pembiayaan ini pertama, bank akan membeli aset untuk disewakan kepada nasabah dan dikategorikan sebagai aktiva ijarah. Setelah dimiliki bank, selanjutnya nasabah akan menyewanya untuk jangka waktu yang disepakati dengan membayar sewa. Selama jangka waktu yang disepakati aktiva ijarah masih dimiliki bank dan akan dialihkan kepemilikannya pada akhir masa sewa.

2) Rukun Ijarah

Adapun rukun dalam akad ijarah yaitu:

25M. Syafi’I Antonio,

Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.118.


(51)

a) Sighat (ucapan): ijab (tawaran), qabul (penerimaan).

b) Pihak yang berakad (berkontrak): pemberi sewa (lessor-pemilik asset), penyewa (lessee).

c) Obyek kontrak yang terdiri dari pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset.

C. USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

1. Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)

Keberadaan usaha kecil, mikro dan menengah dalam perekonomian Indoesia memiliki sumbangan yang sangat positif, diantaranya dalam menyediakan lapangan kerja, menyediakan barang dan jasa, serta pemerataan usaha untuk mendistribusikan pendapatan nasional. Dengan peranan usaha kecil, mikro dan menengah tersebut, posisi UMKM dalam pembangunan ekonomi nasional menjadi sagat penting.

Pembahasan tentang UMKM meliputi pengelompokan jenis usaha, yaitu jenis industri skala kecil menengah (ISKM) dan perdagangan skala kecil dan menengah (PSKM). Karena dengan pengelompokannya pada akhirnya terfokus pada permasalahan kesempatan lapangan kerja dan diletakkan pada kemampuan pembangunan ISKM dan PSKM.26

26

Titik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejono, Ekonomi Skala Kecil dan Kecil Menengah dan Koperasi, (Jakarta: Galia Indonesia, 2002), h.16.


(52)

Adapun pengertian UMKM di berbagai Negara tidak selalu sama dan bergantung pada konsep yang digunakan oleh Negara tersebut. Oleh karena itu pengertian UMKM ternyata berbeda antara satu Negara dengan dan Negara lainnya. Dalam pengertiannya mencakup dua aspek, yaitu aspek tenaga kerja dan aspek pengelompokan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kelompok perusahaan tersebut (range of the member of employs).27

Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria aset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria aset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 milyar. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

27


(53)

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria aset sebesar 500 juta sampai dengan 10 milyar dan omzet sebesar 2,5 milyar sampai dengan 50 milyar.

2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 6 menyebutkan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah:28

a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut :

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

28

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


(54)

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut :

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Terdapat beberapa acuan definisi UMKM yang digunakan berbagai instansi di Indonesia, yaitu :29

1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai asset tetap (diluar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omzet pertahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Usaha Menengah, batasan asset tetap (diluar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10 milyar. 2. Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha

kecil jika memiliki omzet kurang dari Rp 1 milyar pertahun. Untuk Usaha

29

Studi, Pengertian UMKM dan Koperasi, Artikel diakses pada 15 Juni 2013 dari http://www.studyandlearningnow.blogspot.com/2013/01/pengertian-umkm-dan-koperasi.html


(55)

Menengah batasannya adalah usaha yang memliki omzet antara Rp 1 milyar sampai dengan Rp 50 milyar pertahun.

3. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp 5 milyar. Sementara itu usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki asset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omzet pertahun kurang dari Rp 1 milyar (sesuai Undang-Undang No. 9 Tahun1995).

4. Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada UU No. 9 Tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri kriteria asset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industry manufaktur (Rp 200 juta sampai dengan Rp 5 milyar) dan non manufaktur (Rp 60 juta sampai dengan Rp 200 juta).

5. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki pekerja 1-5 orang, usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 6-19 orang, usaha menengah adalah usaha yang memiliki pekerja 20-99 orang, dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.


(56)

42 A. Profil Perusahaan

Saat ini, dunia perbankan Indonesia tidak hanya didominasi oleh bank yang berkonsep konvensional, tetapi bank yang berkonsep syariah pun mulai menjamur untuk meramaikan persaingan antar bank di Indonesia. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank yang berkonsep syariah di Indonesia. Bank syariah mandiri juga merupakan salah satu pelopor berdirinya bank-bank yang berkonsep syariah di Indonesia dan merupakan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia saat ini.

PT. Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 25 Oktober 1999 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 November 1999. Modal dasar pendirian Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 1 triliun rupiah dengan modal disetor sebesar Rp 658.243.565.000,- (enam ratus lima puluh delapan milyar dua ratus empat puluh tiga juta lima ratus enam puluh lima ribu rupiah). Dengan modal sebesar itu sampai Desember 2010 aset Bank Syariah Mandiri mencapai Rp. 32,48 triliun.1

Saat ini Bank Syariah Mandiri telah memiliki total kantor cabang mencapai 1.171 kantor, diluar cabang unit bisnis mikro. Dari jumlah tersebut, sebanyak 977 unit berstatus Kantor Cabang (KC) dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) serta unit

1


(57)

berupa Kantor Kas (KK) yang semuanya tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Selain itu Bank Syariah Mandiri juga memiliki jaringan ATM sejumlah 220 ATM Syariah Mandiri, 4.795 ATM Mandiri, 20.487 ATM Bersama (termasuk ATM Mandiri dan ATM BSM), 14.403 ATM Prima, 121.743 unit EDC BCA, 7.053 ATM BCA dan 7.435 unit Malaysia Elektronik Payment System (MEPS).

Sampai saat ini, hampir 100 persen BSM masih milik Bank Mandiri. Hanya satu lembar saham yang dimiliki oleh Mandiri Sekuritas. Ini membuktikan bahwa Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank dengan prinsip syariah terbesar di Indonesia.

B. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997 yang disusul dengan krisis politik nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi bank-bank konvensional mengalami kolaps dan kekeringan likuiditas. Keadaan tersebut menyebabkan Pemerintah Indonsia terpaksa mengambil kebijakan untuk merestrukturisasi dan merekapitulasi bank-bank yang ada di Indonesia.

Kehadiran BSM sejak 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhdap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh


(58)

bank-bank konvensional mengalami krisis yang luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah meakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sebagai pemilik mayoritas BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syriah (dual banking system).2

2

Mini Profile, Menemukan Kembali Konsep Perbankan Modern, (Jakarta, Bank Syariah Mandiri), Edisi Juni 2001. h.4


(59)

Tim Pengembangan Perbankan Syariah mmandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.


(60)

C. Visi, Misi, Budaya Perusahaan dan Prinsip Opersional Bank Syariah Mandiri 1. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

Visi dari Bank Syariah Mandiri adalah “Menjadi Bank Syariah

Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”. Sedangkan misi yang ingin dicapai oleh Bank

Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik. b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui

kinerja dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas.

c. Memperkejakan pegawai yang professional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syariah.

d. Menunjukan komitmen terhadap standar kinerja operasional perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian.

e. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari gologan masyarakat menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq dan shadaqah yang lebih fektif sebagai cerminan kepedulian sosial.

f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain, segenap lapisan masyarakat dari investor baik lokal maupun asing.


(61)

2. Budaya Perusahaan

Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima sikap dasar yang disingkat SIFAT, yaitu:

a. Shiddiq

Menjaga martabat dengan integritas. Awali niat hati yang tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan.

b. Istiqomah

Konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri.

c. Fathonah

Profesional adalah gaya kerja kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil.

d. Amanah

Terpercaya karena penuh tanggung jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin.

e. Tabligh

Kepemimpinan berlandaskan kasih saying. Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan.3

3Bank Syariah Mandiri, “

Gambaran Umum, Visi dan Misi”, Diakses pada tanggal 18 Juni 2013 dari http://www.syariahmandiri.co.id/2013/06/gambaranumumvisidanmisi.html


(62)

3. Prinsip Operasional

Dalam operasionalnya, Bank Syariah Mandiri berada dalam koridor prinsip-prinsip sebagai berikut:4

a. Keadilan

Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil, transfer prestasi dari mitra usaha sesuai dengan kerjanya masing-masing dalam proporsi yang adil. Aplikasi prinsip keadian tersebut adalah pembagian keuntungan antara bank dan pengusaha atas dasar volume penjualan riil. Besarnya pembagian keuntungan tergantung kepada besarnya kontribusi modal masing-masing serta posisi resiko yang disepakati. Semakin besar hasil usaha yang diperoleh pengusaha maka semakin besar pula hasil yang diperoleh pemilik dana. Dalam menjalankan usaha pembiayaan semuanya berlandaskan keadilan dalam berbagi laba sesuai kontribusi dan resiko. Penghargaan akan faktor upaya (skill, pemikiran, kerja keras dan waktu) mendapatkan tempat yang sepadan dengan faktor modal dan resiko.

b. Kemitraan

Posisi nasabah investor, pengguna dan bank berada dalam hubungan yang sejajar sebagai mitra usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan bersama yang menguntungkan dan bertanggung jawab.

c. Transparasi (keterbukaan)

4

Mini Profile, Menemukan Kembali Konsep Perbankan Modern, (Jakarta, Bank Syariah Mandiri), Edisi Juni 2001.


(63)

Transparasi merupakan faktor internal yang melekat dan menjadi bagian dalam sistem perbankan syariah. Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah pemilik dana dapat dengan segera mengetahui tingkat keamanan dana, situasi dunia usaha, kondisi perekonomian bahkan manajemen bank.

d. Universal

Dalam kemitraan Bank Syariah Mandiri harus manjadi alat ampuh untuk mendukung perkembangan usaha tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil

„alamin.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri terdiri dari Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Penasehat Direksi, Divisi dan Kantor-kantor Cabang.

Dewan Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan Direktur Bidang Pemasaran Korporasi, Direksi Bidang Pemasaran Menengah Ritel, serta Direktur Bidang Operasi, Kepatuhan dan Manajemen Cabang.

Sebagai Bank Syariah, pada struktur organisasinya terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengarahkan, memeriksa dan mengawasi kegiatan bank guna menjamin bahwa bank telah beroperasi sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip Syariah Islam.


(64)

Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah:

1. Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.

2. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank.

3. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank.

4. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya.

5. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank. 6. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank


(65)

Gambar 3.1


(66)

Adapun struktur organisasi Bank Syariah Mandiri periode 2013 adalah sebagai berikut:

Dewan pengurus

Presiden Direktur Utama : Yuslam Fauzi

Direktur Pembiayaan Koorporasi : Amran P. Nasution Direktur Treasury dan Jaringan : Sugiharto

Direktur Pemb. Komersial dan Konsumer : Hanawijaya

Direktur Operasi dan Pendukung : Achmad Syamsudin Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko : Zainal Fanani

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Achmad Marzuki Komisaris Independen : Abdillah

Komisaris Independen : Ramzi A. Zuhdi

Komisaris : Lilis Kurniasih

Komisaris : Tardi

Dewan Pengawas Syariah

Ketua : Prof. KH. Alie Yafie

Anggota : Drs Mohammad Hidayat, MBA Anggota : Dr. Muhammad Syafi’I Antonio, Mec


(67)

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak

Gambar 3.3

Struktur Organisasi Divisi Pembiayaan Warung Mikro Kepala Kantor Cabang

Pembantu

Marketting

Operasional

Pelaksana

Marketting support

Gadai Emas Pembiayaan

Mikro

Officer

Operasional

BackOffice Teller Customer

Service

Security

Kepala KCP

Kepala Pembiayaan Mikro

Asisten Analis Mikro

Pelaksana Marketing Mikro Administrasi


(68)

E. Produk-Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri

Secara umum semua produk pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank Syariah Mandiri ada di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak.

Produk-produk pembiayaan yang ada diantaranya: 1. Pembiayaan Warung Mikro

2. Pembiayaan Perumahan Griya BSM 3. Pembiayaan Pensiun

4. Pembiayaan Eduka (Pendidikan) 5. Pembiayaan Multiguna

6. Pembiayaan Konsumer 7. Pembiayaan Produktif

8. Pembiayaan Kendara Bermotor

9. Pembiayaan Talangan Haji dan Umrah 10.Pembiayaan Koperasi Karyawan


(69)

55

A. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah

Melihat tingginya minat masyarakat terhadap perbankan syariah, maka bank syariah harus menyikapinya dengan baik. Bank syariah dapat melakukan pengembangan pengenalan produk-produk yang ditawarkan sehingga memiliki daya tarik dan nilai jual yang dapat memberikan pengaruh pada nasabah maupun calon nasabah untuk mengetahui lebih jauh tentang produk-produk perbankan syariah.

Aktivitas pemasaaran diperlukan baik oleh perusahaan yang baru diluncurkan maupun perusahaan yang telah berjalan. Pemasaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan karena itu pemasaran selalu memperoleh posisi penting dan dipandang sebagai jantung suatu perusahaan. Tanpa pemasaran, suatu perusahaan akan seperti kehilangan dorongan untuk bertahan dan bersaing yang selanjutnya membawa perusahaan menuju titik kemunduran, bahkan kekalahan dalam persaingan.1 Menurut analis pembiayaan warung mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak M. Syafiq Umam, pemasaran yang baik adalah pemasaran dengan metode

“jemput bola” yaitu layanan yang diberikan kepada nasabah maupun calon nasabah untuk mempermudah nasabah karena nasabah sendiri pada umumnya ingin dimanjakan dengan segala fasilitas dan kenyamanan termasuk dalam hal pelayanan.

1


(70)

Dalam proses pengenalan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada masyarakat, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak juga memiliki strategi yang biasa digunakan oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya, yaitu dengan memanfaatkan media yang ada seperti radio, TV, brosur, pemasangan spanduk di tempat-tempat yang strategis dan menjadi sponsor dalam sebuah acara yang diyakini merupakan target pasar yang tepat. Dengan demikian diharapkan dapat membentuk citra positif ditengah masyarakat terhadap Bank syariah Mandiri KCP Cilandak.

Pembahasan strategi pemasaran akan dimulai bagaimana Bank Syariah Mandiri melakukan segmentasi pasar (segmenting), penentuan target pasar (targeting), dan positioning. Selanjutnya akan dibahas bagaimana Bank Syariah Mandiri membangun bauran pemasarannya

1. Segmentasi Demografis

Pada segmentasi demografis, varibel yang sering digunakan adalah umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, daur hidup keluarga, generasi, etnik, agama, kebangsaan, dan kelas sosial.2

Segmentasi demografis yang dilakukan Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro hanya terbatas pada usia, yaitu usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal usia 55 tahun pada saat jatuh tempo atau pembiayaan lunas. Selebihnya berhak untuk dapat memanfaatkan Produk Pembiayaan Warung Mikro. Produk Pembiayaan Warung Mikro merupakan produk alternatif yang ada di Bank Syariah Mandiri dan produk ini difokuskan

2


(71)

kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan limit pembiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 100 juta. Dengan adanya Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri, kelompok pengusaha UMKM dapat memanfaatkan produk ini untuk memenuhi kebutuhan usahanya sehingga dapat mejalankan perputaran ekonomi dengan baik dan berkembang.

2. Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis misalnya menggunakan variabel seperti propinsi, kabupaten, kota, dan densitas populasi.

Segmentasi geografis yang dilakukan Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah:3

a. Pedagang Pasar

1) Letak pasar maksimum 5 km dari kantor layanan warung mikro 2) Jumlah pedagang minimal 1000 pedagang

3) Jenis pasar retail / semi grosir 4) Pasar dikelola oleh pemda setempat b. Usaha Mikro

1) Letak usaha dalam radius maksimum 10 km dari kantor layanan warung mikro

3

M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak, 4 November 2013.


(72)

2) Jenis usaha perdagangan dan jasa, seperti warung kelontong, kaki lima, warung sembako, bengkel, salon, dan usaha lain yang tidak termasuk dalam negatif list Bank Syariah Mandiri

c. Usaha Mikro Cluster

Usaha-usaha mikro sejenis yang terdapat dalam satu wilayah dan memiliki satu hubungan bisnis dengan lembaga pembinaan, contohnya cluster petani sawit, cluster pengusaha kerajinan, cluster petani karet.

d. Usaha Supply Chain

Usaha-usaha mikro yang tergabung dalam satu rangkaian bisnis atau asosiasi atau lembaga binaan yang lokasinya tersebar, contohnya seperti pengusaha roti yang dikoordinir oleh produsen terigu bogasari, warung-warung binaan makro, agen penyalur voucher.

Setelah proses segmentasi dilakukan maka langkah selanjutnya adalah mengevaluasi daya tarik setiap segmen dan memeriksa apakah segmen tersebut sesuai dengan kapabilitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Target pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah semua market dimasuki dari segi segmen demografis dan geografis, dimana produk ini difokuskan pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bertempat tinggal di daerah Cilandak dan sekitarnya, seperti Pondok Labu, Ragunan, Cinere, Pasar Rebo dan daerah-daerah di sekitaran Cilandak yang tidak jauh dari kantor layanan warung mikro, yaitu minimal


(1)

b. Umumnya calon nasabah yang mengajukan Pembiayaan warung Mikro tidak memiliki jaminan.

c. Nilai jaminan adalah 30% dari total plafon pembiayaan tetapi ada beberapa nasabah yang nilai jaminannya dibawah 30%.

d. Batas usia pengajuan pembiayaan mikro adalah minimal 21 tahun dan maksimum 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan, ada beberapa calon nasabah yang berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan sehingga Bank Syariah Mandiri tidak dapat menyetujui pembiayaan.

e. Setelah dianalisa oleh pihak Bank Syariah Mandiri, ternyata calon nasabah tidak memiliki usaha seperti yang dimaksudkan oleh calon nasabah itu sendiri.

f. Adanya bank pesaing yang memiliki produk sejenis dengan Produk Pembiayaan Warung Mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri, contohnya seperti Produk Micro Business Bank Mandiri konvensional, Unit Mikro Bank BRI, DSP (Danamon Simpan Pinjam) Bank Danamon, Bank Perkreditan Rakyat BPR.

Untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak, upaya yang akan dilakukan adalah:

a. Memberikan pemahaman secara langsung dan jelas tentang bagaimana mekanisme, konsep dan aplikasi serta akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro.


(2)

b. Jika calon nasbaah tidak memiliki jaminan, maka pihak yang masih ada hubungan keluarga dengan calon nasabah dapat memberikan jaminan.

c. Melakukan survey langsung ke lapangan terhadap usaha calon nasabah sebelum realisasi pembiayaan.

d. Apabila calon nasabah usianya lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, maka keluarga calon nasabah yang lebih muda, misalnya anak dari calon nasabah dapat mengajukan pembiayaan dengan syarat minimal usianya 21 tahun atau sudah menikah.

e. Untuk menyiasati persaingan dengan competitor, Bank Syariah Mandiri memberikan kemudahan kepada calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan warung mikro.


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Strategi pemasaran produk gadai syariah dalam upaya menarik minat nasabah pada pegadaian syariah cabang Dewi Sartika

12 110 115

Strategi pemasaran pembiayaan griya Bank Syariah Mandiri dalam menarik minat masyarakat

3 45 109

Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat

2 11 102

Faktor Faktor Yang Menghambat Nasabah Mengembalikan Pembiayaan Warung Mikro Bsm (Studi Pada Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciledug, Kantor Cabang Cipulir Dan Kantor Cabang Pembantu Bintaro Sektor Iii)

0 9 110

PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM PEMBELIAN PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA WARUNG MIKRO ( Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri KCP Wirobrajan)

3 42 186

BAB 1 PENDAHULUAN - Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Perbaungan - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 8

BAB II LANDASAN TEORI - Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Perbaungan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 17

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Perbaungan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 19

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Perbaungan - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 14

PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN TERHADAP MINAT NASABAH PADA PRODUK WARUNG MIKRO BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN TUGAS AKHIR - PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN TERHADAP MINAT NASABAH PADA PRODUK WARUNG MIKRO BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN - Test Reposi

0 0 98