Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
dihadapkan dengan kondisi usaha kecil yang belum diberdayakan. Masalah persyaratan teknis Bank merupakan persoalan lama yang terus dihadapi oleh
Perbankan ataupun UMKM. Bagi bank, prinsip-prinsip perkreditan yang sehat megharuskan setiap pembiayaan harus memenuhi standar teknis seperti kelayakan
peminjam, kelayakan hukum, kelayakan bisnis, kelayakan keuangan, dan kelayakan jaminan.
Penerapan kelayakan tersebut mau tidak mau akan diterapkan oleh bank karena selain hal tersebut merupakan kewajiban dan keharusan, Bank pun
mengharapkan jaminan keamanan atas dana masyarakat yang telah dihimpun, serta harapan mendapatkan return yang optimal. Sementara pada sisi lain, standar-standar
tersebut masih menjadi masalah klasik bagi UMKM dan belum dapat dibenahi secara optimal.
Pembangunn Ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menargetkan penurunan pengangguran dari 9,7 tahun 2004 menjadi 5,1 tahun 2009 yang
disertai dengan pengurangan kemiskinan dari 16,6 tahun 2004 menjadi 8,2 tahun 2009. Salah s
atu dari “Tripel Strategy” pemerintah untuk mencapai sasaran adalah dengan menggerakan sektor riil yang komponennya didominasi oleh UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah hingga 99,9 . Secara lebih rinci, UMKM mengambil peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan aktivitas
perekonomian Indonesia dengan menyediakan 99,5 kesempatan kerja penduduk yang memproduksi sebanyak 57 kebutuhan barang dan jasa nasional. Devisa
Negara sebesar 19 volume ekspor merupakan hasil produksi UMKM serta kontribusi 2
– 4 pertumbuhan nasional yang disumbangkan oleh UMKM.
4
Walaupun menjadi fondasi struktur ekonomi Indonesia dan menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi, tetapi dukungan modal yang diterima UMKM
masih minim. Dengan keadaan seperti itu, bantuan seperti keuangan, teknologi, dan manajemen untuk pembangunan kemampuan institusi sangat mereka butuhkan. Satu
hal yang sangat sulit ditemui saat ini pada UMKM adalah komitmen dan kepedulian mereka terhadap moralitas. Disaat para pengusaha besar dan konglongmerat ramai
melakukan berbagai macam jenis kejahatan bisnis yang melanggar hukum, orang- orang yang bergerak di bidang UMKM tetap berpegang teguh pada etika bisnis dan
moralitas. Dengan memandang urgensi dan kontribusi UMKM terhadap pembangunan
ekonomi di Indonesia, maka sudah sewajarnya industri perbankan syariah melakukan orientasi ulang pada sektor riil dengan memfokuskan pemberdayaan kepada
pengusaha UMKM. Salah satu target pencapaian sistem perbankan syariah nasional yang tercantum pada Blue Print Perbankan Syariah Indonesia adalah memiliki peran
yang signifikan dalam sistem perekonomian nasional, serta mampu melakukan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan nilai-nilai prinsip syariah, visi
pengembangan perbankan syariah di Indonesia adalah “Terwujudnya sistem
perbankan syariah yang kompetitif,efisien dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang
4
Bappenas, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 , Artikel Diakes pada 10 Juni 2013 dari : http:www.bappenas.go.idget-file-servernode7642
mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil share-based financing dan transaksi riil dalam kerangka keadilan, tolong-
menolong dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan masyarakat”.
5
Beberapa hal yang dapat disiapkan oleh Bank Syariah untuk UMKM, kaitannya dengan pencapaian target dan visi diatas, antara lain adalah : pertama,
Produk alternatif yang luas dengan bagi hasil sebagai produk utama. Produk-produk dengan sistem profit and lost sharing yang berparadigma kemitraan sangat tepat
untuk memberdayakan UMKM. Kedua, pengelolaan bisnis berdasarkan moral dan transaksi sesuai degan prinsip syariah. Keunggulan ini cocok dengan karakteristik
orang-orang yeng bergerak di bidang UMKM, yang menginginkan tetap berpegang pada etika bisnis dan moralitas. Ketiga, mengelola dan memiliki akses kepada dana-
dana voluntary sektor. Hal ini sangat sesuai dengan komitmen Bank Syariah yang peduli dengan pengembangan UMKM sebagai bagian dari pengentasan kemiskinan
melalui instrument Ekonomi Islam Zakat,Infaq,Shadaqah,Wakaf.
6
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan
UMKM, yaitu produk pembiayaan usaha mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Nama dari produk tersebut adalah BSM Warung Mikro. Maka judul yang
akan diangkat oleh penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk
5
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005 h.37.
6
Muhammad, Bank Syriah : Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu,2005,h.128.
skripsi adalah
“STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH STUDI
KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI KCP CILANDAK ”.