30
b. Bekerja secara sistematis
c. Mengembangkan dan melatih keterampilan matematikadalam
berbagai bidang d.
Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya e.
Mencek kebenaran jawaban yang mereka buat f.
Selalu berfikir tentang carastrategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Satori, mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta, program studi pendidikan matematika, 2012. Dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Perolehan Konsep Concept
Attainment Model terhadap kemampuan penalaran induktif matematik siswa
, study eksperimen di SMA Negeri 108 Jakarta”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa penerapan
model pembelajaran
ini dapat
meningkatkan kemampuan penalaran induktif dengan persentase 5 untuk taraf signifikansi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Tika Dwi Noprianti, mahasiswi Universitas Sriwijaya Palembang, program studi pendidikan matematika,
2010. Dengan judul “Kemampuan Penalaran Siswa pada Pembelajaran Matematika Model Pembelajaran Think Talk Write di kelas VIII SMP
Negeri 1 Inderalaya”. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Think Talk Write dapat meningkatkan kemampuan
penalaran dengan persentase siswa kategori sedang 22,8 dan kategori tinggi sebesar 37.2.
Penelitian yang dilakukan oleh Tri Nopriana, mahasiswi pendidikan matematika Universitas Islam negeri UIN Jakarta, tahun
2010 . Dengan judul “Pengaruh penggunaan model kooperatif tipe group
investigation terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa” , study
eksperimen pada SMAN 2 kota Cirebon. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa setelah diterapkan
31
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan
Penggunaan kemampuan bernalar merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika yang ditetapkan oleh Depdiknas. Kemampuan
ini didasari oleh satu pilar dari empat pilar pendidikan yang dibuat oleh UNESCO yaitu Learning to know. Dimana dalam proses ini siswa
diharapkan memiliki pemahaman dan penalaran terhadap produk dan proses matematika apa, bagaimana, dan mengapa sebagai bekal
melanjutkan studinya, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari atau bidang studi lainnya. Peningkatan kemampuan penalaran dalam bidang
matematika, dapat dilakukan misalnya dengan pengembangan ide, mengeksplorasi fenomena, menjustifikasi hasil-hasil, dan memanfaatkan
dugaan-dugaan matematis. Secara garis besar terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran
induktif dan penalaran deduktif. Baik penalaran deduktif dan induktif keduanya merupakan proses berfikir siswa dalam menarik suatu
kesimpulan. Pada penalaran induktif, kesimpulan umum diperoleh dari observasi beberapa data yang disajikan kemudian menemukan suatu
kesamaan pola, atau suatu keteraturan. Sedangkan pada penalaran deduktif, kesimpulan umum yang diperoleh berdasarkan beberapa
pernyataan umum yang terkait. Dan juga dapat dibedakan dari titik tolaknya. Jika induktif proses pengambilan kesimpulan berawal dari
pemikiran tentang kejadian peristiwa-peristiwa nyata hal-hal yang lebih khusus konkret ke pengetahuan yang lebih umum kemudian
menyimpulkan pengetahuan yang lebih khususkejadianperistiwa- peristiwa yang lebih konkret.
Berdasarkan uraian diatas, salah satu strategi pembelajaran yang dapat dapat digunakan dan dapat melatih kemampuan penalaran