27
1. Biasakan setiap mengajar untuk menghubungkan matematika dengan
kehidupan sehari-hari, dengan berbagai strategi mengajar yang bervariasi.
2. Jelaskan tentang tujuan pengajaran yang diberikan, misalnya
penggunaan matematika dalam pelajaran lain. 3.
Selalu memberikan dorongan, semnagat dan rasa percaya diri pada setia siswa, mengingat beberapa siswa bersifat ;
a. Kurang pemahaman terhadap suatu permasalahan
b. Selalu tergantung kepada apa yang diinstruksikan guru
c. Kurang semangat untuk memulai
d. Memberi jawaban yang hanya menerka
4. Hendaknya memulai permasalahan investigasi dari permasalahan yang
mudah dan sederhana 5.
Selalu mendiskusikan jawaban-jawaban yang didapat oleh siswa, sehingga siswa yang satu dapat memahami dan menghargai pendapat siswa yang
lain.
b. Tahapan Pembelajaran
Dalam bukunya Robert E. Slavin menjelaskan enam tahapan dalam penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan investigasi,
diantarnya adalah sebagai berikut :
30
1 Mengidentifikasi topik dan mengatur kedalam kelompok-
kelompok penelitian. Pada tahap ini guru mempresentasikan sebuah permasalahan kepada siswa dan para siswa mengidentifikasi dan
memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari. Para siswa yang telah
dibagi kedalam
beberapa kelompok
berkumpul dan
mendiskusikan menulis semua gagasan dan kemudian melaporkannya kepada seluruh kelas. Melalui diskusi singkat akan menghasilkan daftar
usulan mengenai subtopic yang akan dijadikan bahan investigasi.
30
Robert E. Slavin Terjemahan oleh Narulita Yusron, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek, Bandung : Nusa Media, 2010, hal 218-228
28
2 Merencanakan investigasi di dalam kelompok. Pada tahap ini anggota
kelompok menentukan aspek dari subtopik yang masing-masing akan mereka persentasikan. Para anggota kelompok mulai memutuskan
bagaimna melaksanakannya dan menetukan sumber-sumber yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi.
3 Melaksanakan investigasi. Pada tahap ini para siswa mulai
mengumpulkan informasi,
menganalisis data
dan membuat
kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. Dan para anggota kelompok yang telah
me nyelesaikan tugas kelompoknya maka para anggota kelompok tersebut akan berkumpul dengan anggota kelompoknya dan
mendiskusikan hasil investigasi dalam kelompoknya. 4
Menyiapkan laporan akhir. Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan klarifikasi ketahap dimana kelompok-kelompok
akan melaporkan hasil investigasi mereka kepada seluruh kelas. Para anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka presentasikan
dan membuat wakil-wakil kelompok untuk membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana persentasi.
5 Mempersentasikan laporan akhir. Para siswa yang akan melakukan
persentasi harus mengisi peran yang sebagian besar peran tersebut merupakan hal yang baru bagi mereka. Presentasi yang dibuat untuk
seluruh kelas bisa dalam berbagai bentuk. 6
Evaluasi pencapaian. Pada tahap evaluasi ini para siswa memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah
mereka kerjakan. Guru dan siswa bersama-sama mengevaluasi pembelajaran.
c. Kelebihan dan Kelemahan
Peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan investigasi : 1.
Memberikan informasi dan instruksi yang jelas
29
2. Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali pengetahuan siswa
yang menunjang pada pemecahan masalah bukan menunjukan cara penyelesaiannya
3. Memberikan dorongan sehingga siswa lebih termotivasi
4. Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa
5. Memimpin diskusi pada pengambilan kesimpulan akhir
Sebagaimana telah dipaparkan di atas, investigasi mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna, artinya siswa dituntut untuk
selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya, dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu
menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup
lama. Adapun keuntungan bagi siswa dengan adanya pendekatan belajar investigasi antara lain :
a. Keuntungan pribadi
a. Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
b. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
c. Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
d. Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
e. Mengembangkan antusiasme dan rasa tertarik pada matematika
b. Keuntungan sosial
a. Meningkatkan belajar bekerja sama
b. Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun dengan
guru c.
Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis d.
Belajar menghargai pendapat orang lain e.
Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
c. Keuntungan akademis
a. Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang
diberikannya
30
b. Bekerja secara sistematis
c. Mengembangkan dan melatih keterampilan matematikadalam
berbagai bidang d.
Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya e.
Mencek kebenaran jawaban yang mereka buat f.
Selalu berfikir tentang carastrategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Satori, mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta, program studi pendidikan matematika, 2012. Dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Perolehan Konsep Concept
Attainment Model terhadap kemampuan penalaran induktif matematik siswa
, study eksperimen di SMA Negeri 108 Jakarta”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa penerapan
model pembelajaran
ini dapat
meningkatkan kemampuan penalaran induktif dengan persentase 5 untuk taraf signifikansi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Tika Dwi Noprianti, mahasiswi Universitas Sriwijaya Palembang, program studi pendidikan matematika,
2010. Dengan judul “Kemampuan Penalaran Siswa pada Pembelajaran Matematika Model Pembelajaran Think Talk Write di kelas VIII SMP
Negeri 1 Inderalaya”. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Think Talk Write dapat meningkatkan kemampuan
penalaran dengan persentase siswa kategori sedang 22,8 dan kategori tinggi sebesar 37.2.
Penelitian yang dilakukan oleh Tri Nopriana, mahasiswi pendidikan matematika Universitas Islam negeri UIN Jakarta, tahun
2010 . Dengan judul “Pengaruh penggunaan model kooperatif tipe group
investigation terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa” , study
eksperimen pada SMAN 2 kota Cirebon. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa setelah diterapkan