11
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
Beberapa teori yang akan dikaji pada penelitian ini meliputi, kemampuan penalaran, teori kemampuan penalaran matematik, teori model pembelajaran,
dan teori model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Dari beberapa teori itu akan dibahas dan dijelaskan secara komprehensif dan
koheren sehingga menjadi suatu keutuhan sebuah landasan teori yang selanjutnya akan dijabarkan menjadi landasan operasional dalam penelitian.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai penalaran induktiif terlebih dahulu penulis akan membahas mengenai kemampuan penalaran matematik.
1. Kemampuan Penalaran Matematik
Penalaran merupakan terjemahan dari reasoning. Suggate dalam Practical Hanndbook yang berjudul
”using resources to support mathematical thinking
” menyatakan bahwa “children may well not be able to succesfully use and apply number if they fall victim to rote learning and use certain
mathematical rules without reason”.
1
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa belajar matematika tidak akan berhasil jika hanya dengan
menghafal dan menggunakan aturan matematika tertentu tanpa adanya penalaran pemberian alasan.
Istilah Penalaran sebagai terjemahan dari reasoning yang dijelaskan Keraf yaitu “proses berfikir yang berusaha menghubungkan pernyataan-
pernyataan yang diketahui menuju suatu kesimpulan”.
2
Sedangkan menurut Surajiyo, penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau
lebih proporsisi.
3
Kemudian, Mundiri menjelaskan proporsisi sebagai sebuah
1
Doreen Drews,dkk, Using Resources to Support Mathematical Thinking, Southernhay East : Learning Matters, 2007, hlm 7
2
Fadjhar Shadiq dan Widyaiswara, “Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi”
dalam Diklat Instruktur Pengembangan Matematika SMA di PPPG Matematika, 2004, hlm. 2
3
Surajiyo, dkk. , Dasar-dasar Logika, Jakarta: Bumi Aksara,2008, Cet ke III, hlm.43