Pengetahuan Hubungan Faktor-Faktor Sosio-Psikologis Dengan Persepsi

dan dekat stasiun serta, masih banyak lahan kosong untuk para pendatang dari luar kota Depok mengisi tempat tersebut. Manfaat yang dirasakan dengan adanya cagar alam bagi masyarakat, yaitu: peresapan air, udara menjadi sejuk dan keseimbangan cuaca yang baik.

5.5.2 Pengetahuan

Pengetahuan masyarakat merupakan hal yang penting dalam memahami suatu obyek. Tanggapan dari pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan, antara lain: 1 Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui sejarah terbentuknya kawasan cagar alam yang berubah status menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas sebanyak 19 responden laki-laki 73,08 dan 16 responden perempuan 61,54, 2 Banyak masyarakat tidak pernah diberi penyuluhan tentang Tahura Pancoran Mas oleh pihak pengelola, yaitu: BLH Badan Lingkungan Hidup sebanyak 13 responden laki-laki dan responden perempuan 50,00, 3 Sejarah lengkap tentang kawasan cagar alam yang berubah status menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok hanya diketahui oleh masyarakat saja menurut banyaknya 17 responden laki-laki 65,38 dan 23 responden perempuan 88,46, 4 Cara yang digunakan masyarakat untuk mengetahui sejarah Tahura Pancoran Mas dengan bertanya kepada tetangga menurut banyaknya 19 responden laki-laki 73,08 dan 16 responden perempuan 61,54, dan 5 Masyarakat perlu untuk mengetahui sejarah Tahura Pancoran Mas menurut banyaknya 25 responden laki-laki 96,15 dan 21 responden perempuan 80,77. Hasil dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Pengetahuan masyarakat terhadap kawasan Tahura Pancoran Mas memiliki sejarah terbentuknya kawasan tersebut. Responden laki-laki dan perempuan memiliki pengetahuan sejarah terbentuknya kawasan Tahura cukup rendah. Kebanyakan dari mereka masih lebih mengenal istilah cagar alam daripada Tahura. Hal tersebut terjadi karena belum adanya penyuluhan tentang Tahura Pancoran Mas oleh pihak pengelola, yaitu: Badan Lingkungan Hidup BLH. Masyarakat setuju bahwa dirasa perlu untuk mengetahui sejarah terbentuknya Tahura secara lengkap. Adapun cara selama ini mereka mencari informasi tentang Tahura adalah dengan bertanya kepada tetangga yang lebih dulu tinggal lebih lama di sekitar Tahura saja. No Pertanyaan Pengetahuan Tanggapan Hasil Responden Laki-laki Responden Perempuan n n 1 Apakah masyarakat mengetahui sejarah terbentuknya kawasan cagar alam yang berubah status menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas? Mengetahui 3 11,54 3 11,54 Kurang mengetahui 4 15,38 7 26,92 Tidak mengetahui 19 73,08 16 61,54 2 Apakah masyarakat pernah diberi penyuluhan tentang Tahura Pancoran Mas oleh pihak pengelola, yaitu: BLH Badan Lingkungan Hidup? Sudah pernah 5 19,23 2 7,69 Belum pernah 8 30,77 11 42,31 Tidak pernah 13 50,00 13 50,00 3 Siapakah yang harus mengetahui sejarah lengkap tentang kawasan cagar alam yang berubah status menjadi Tahura Pancoran Mas? Masyarakat saja 17 65,38 23 88,46 BLH saja 7 26,92 0 0,00 Masyarakat dan BLH 2 7,69 3 11,54 4 Bagaimanakah cara yang digunakan masyarakat untuk mengetahui sejarah Tahura Pancoran Mas? Bertanya kepada tetangga 19 73,08 16 61,54 Mencari informasi di media cetak 4 15,38 9 34,62 Tidak mencari tahu 3 11,54 1 3,85 5 Apakah masyarakat dirasa perlu untuk mengetahui sejarah Tahura Pancoran Mas? Perlu mengetahui 25 96,15 21 80,77 Tidak perlu mengetahui 1 3,85 5 19,23 Berdasarkan hasil penelitian Purbasari 2011 di Tahura Pancoran Mas Depok bahwa interaksi dan pengetahuan masyarakat terhadap tumbuhan yang ada di Tahura cukup rendah. Sebanyak 63,7 responden tidak pernah memanfaatkan spesies tumbuhan yang ada di kawasan Tahura. Teridentifikasi sebanyak 83 spesies dari 43 famili ditemukan di kawasan Tahura Pancoran Mas. Indeks Nilai Penting INP tertinggi pada tingkat pertumbuhan pohon, tiang, pancang, dan semai masing-masing dimiliki oleh spesies Arthocarpus elastica 56,52, Macaranga rhizinoides 48,86, Grewia acuminata 31,52, dan Melicope lunuankeda 56,58. Tumbuhan bawah didominasi oleh spesies Dioscorea aculeata 19,43 dan liana didominasi oleh spesies Spatholobus littoralis 93,54 Purbasari 2011. Teridentifikasi sebanyak 67 spesies dari 39 famili tumbuhan berguna. Kelompok kegunaan tumbuhan obat memiliki spesies terbanyak, yaitu: 43 spesies dan 33 famili dengan persen tumbuhan berguna sebesar 51,8 Purbasari 2011.

5.4.3 Partisipasi