Persepsi Masyarakat Persepsi Masyarakat Terhadap Perubahan Status Kawasan Cagar Alam Menjadi Kawasan Taman Hutan Raya Pancoran Mas Depok

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Persepsi Masyarakat

Terhadap Perubahan Status Kawasan Persepsi masyarakat terhadap perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dilakukan di Kelurahan Pancoran Mas, Depok dengan mengajukan pertanyaan yang berbentuk kuisioner terstruktur tentang perubahan status kawasan cagar alam menjadi Tahura. Pertanyaan tersebut berupa kondisi umum cagar alam, manfaat cagar alam, pengetahuan masyarakat terhadap Tahura dan dampak positif tahura bagi masyarakat kemudian diisi oleh masyarakat, dalam penelitian ini, yaitu: responden laki-laki dan responden perempuan. Menjawab pertanyaan dalam kuisioner dengan memilih salah satu 5 kategori dan nilainya, antara lain: sangat tinggi bernilai 5, tinggi bernilai 4, sedang bernilai 3, rendah bernilai 2, dan sangat rendah bernilai 1. Selanjutnya indikator tersebut dibuat skoring untuk mengetahui tingkat persepsi masyarakat terhadap perubahan kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dengan 5 kategori skala likert, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Skoring disusun secara terstuktur dalam MS Excel yang nantinya akan diolah pada program SPSS 16.0 FOR WINDOWS. Terdapat 10 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur persepsi masyarakat terhadap perubahan status kawasan cagar alam menjadi Tahura Pancoran Mas. Pertanyaan tersebut ditanyakan kepada responden laki-laki sebanyak 26 responden dan responden perempuan sebanyak 26 responden, kemudian diukur nilai dari setiap pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan dan hasil yang telah diolah dalam SPSS kepada 52 responden disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Nilai dari pertanyaan persepsi responden terhadap perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok No Indikator Persepsi Nilai Responden Laki-laki Nilai Responden Perempuan 1 Kondisi Cagar Alam yang menjadi Tahura di sini cukup baik 4,19 4,38 2 Adanya Cagar Alam udara terasa sejuk 4,62 4,81 3 Adanya Cagar Alam air menjadi jernih 4,62 4,65 4 Timbul rasa untuk menjaga Tahura karena memberikan manfaat yang besar 4,54 4,73 5 Ada pengetahuan baru dalam mengelola dan melestarikan Tahura 3,35 3,81 6 Pemukiman di sekitar Tahura bertambah 3,96 3,50 7 Padat penduduk 4,00 3,46 8 9 10 Mengetahui sejarah Tahura dengan baik Ikut menjaga kelestarian Tahura Adanya Tahura berdampak positif bagi masyarakat 3,50 4,50 4,54 3,31 4,42 4,27 Hampir seluruh responden memiliki nilai yang tinggi pada setiap pertanyaan. Hal ini menjelaskan bahwa persepsi masyarakat terhadap perubahan kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok sudah memiliki persepsi yang sama. Setelah dilakukan penilaian dari seluruh responden terhadap setiap pertanyaan kemudian dilakukan analisis tingkat persepsi dari setiap responden untuk semua pertanyaan. Setelah dilakukan analisis maka dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Tingkatan persepsi masyarakat terhadap perubahan kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok Kategori Nilai Responden Laki-laki Responden Perempuan Total Persepsi Responden n n Sangat Tinggi 4,20 - 5,00 8 30,77 7 26,92 28,85 Tinggi 3,40 - 4,20 17 65,38 16 61,54 63,46 Sedang 2,60 - 3,40 1 3,85 3 11,54 7,69 Rendah 1,80 - 2,60 0,00 0,00 0,00 Sangat Rendah 1,00 - 1,80 0,00 0,00 0,00 Total 26 100,00 26 100,00 100,00 Persepsi responden laki-laki dan perempuan mengenai perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura adalah sama, dimana ada pada kategori tinggi. Jumlah responden laki-laki yang memiliki persepsi tinggi di Kelurahan Pancoran Mas, Depok yaitu sebanyak 17 responden 65,38 dan jumlah responden perempuan yang memiliki persepsi tinggi yaitu sebanyak 16 responden 61,54. Tetapi jika dilihat dari persentasenya, persepsi responden laki-laki terhadap perubahan kawasan cagar alam menjadi Tahura memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan responden perempuan. Hal tersebut terjadi karena responden laki-laki lebih banyak mengetahui sejarah terbentuknya Tahura. Mereka mempunyai pengetahuan yang cukup luas tentang sejarah Tahura Pancoran Mas karena sering mengadakan pertemuan dengan RT setempat untuk diajak ikut berpartisipasi dalam melestarikan kawasan tahura, seperti kegiatan kerja bakti yang diadakan setiap sebulan sekali untuk bersama-sama membersihkan kawasan Tahura. Selain itu mereka menyadari kawasan Tahura Pancoran Mas memiliki nilai yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan kehidupan perkotaan baik sebagai daerah penyerapan untuk penyedia air tanah, sebagai pencegah banjir, penyerap karbon, pengatur iklim mikro, serta sebagai sarana untuk tempat rekreasi masyarakat perkotaan. Beda halnya dengan responden perempuan, mereka tidak terlalu mengetahui sejarah terbentuknya Tahura. Mereka merasa tidak perlu untuk mengetahui sejarah Tahura Pancoran Mas. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden perempuan paling banyak tidak memiliki motivasi untuk melestarikan Tahura Pancoran Mas. Hal tersebut terjadi karena responden perempuan hanya merasakan manfaat Tahura sebagai penyejuk udara dan penyerapan air saja. Kebanyakan responden perempuan takut akan Tahura karena mendengar dari tetangga bahwa di dalam Tahura masih ada binatang yang membahayakan yaitu ular. 5.2 Mengidentifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Terhadap Perubahan Status Kawasan Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dibagi menjadi 2, antara lain: 1 Faktor-faktor internal yang meliputi beberapa karakteristik masyarakat di Kelurahan Pancoran Mas, Depok, seperti: umur, pendidikan, pekerjaan, jarak tempat tinggal, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan, dan 2 Faktor-faktor sosio-psikologis, seperti: motivasi, pengetahuan, partisipasi, dan sikap. Persamaan dan perbedaan proses dalam mengolah faktor-faktor internal dan faktor-faktor sosio-psikologis, yaitu: keduanya sama-sama dijelaskan secara deskriptif, sedangkan pada pengolahan faktor-faktor internal di analisis dengan mengolah data karakteristik masyarakat terlebih dahulu dengan struktur sesuai metode penelitian untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan dengan melihat hubungan korelasi antara persepsi dan faktor-faktor internal. Lain halnya dengan faktor-faktor internal, faktor-faktor sosio-psikologis diolah dengan lebih menjelaskan jawaban-jawaban dari masyarakat dari hasil wawancara dan disusun secara terstruktur dalam bentuk tabel-tabel kemudian, ditarik kesimpulan dengan melihat ada atau tidaknya hubungan antara persepsi dan faktor-faktor sosio- psikologis tersebut. Dengan demikian, alur proses mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap perubahan status kawasan cagar alam menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dapat dijelaskan secara akurat. Hasil yang akan diraih dalam penelitian ini adalah dampak positif dari persepsi masyarakat untuk tetap melestarikan Tahura Pancoran Mas Depok selain itu, pihak pengelola mendapatkan informasi yang lengkap terkait persepsi masyarakat terhadap perubahan status kawasan agar pengelolaan dapat segera dilakukan dengan baik dan terstuktur.

5.3 Karakteristik Internal