memenuhi prefensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang. Pandangan ini menyempurnakan pandangan sebelumnya yang mengartikan kualitas
lingkungan hanya dari aspek fisik, biologis dan kimia saja.
2.3 Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu Adi 1994 dalam Uno 2007.
Beberapa hasil penelitian yang menjelaskan tentang motivasi, antara lain: menurut Ngadimin 1998 individu merupakan kesatuan yang terpadu dan
terorganisasi dan bukan suatu benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya, melainkan makhluk yang mempunyai daya-daya dalam
dirinya untuk bergerak. Daya yang terdapat pada manusia untuk melakukan sesuatu tindakan dikenal dengan motivasi. Adapun menurut Manubowo 2003
motivasi sebagai suatu kondisi dalam diri individu tidak dapat diamati secara langsung, yang dapat diamati adalah tingkah laku yang didorong oleh motif-motif
tertentu serta mewujudkan adanya motif itu. Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1 Motif biogenetis,
yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat,
mengambil nafas, seksualitas, dan sebagainya; 2 Motif sosiogenetis, yaitu motif- motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang
tersebut berada. Jadi, motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya, keinginan
mendengarkan musik, makan pecel, makan cokelat dan lain-lain; 3 Motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan,
sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan
Yang Maha Esa, untuk merealisasikan norma-norma sesuai agamanya Gerungan 1996 dalam Uno 2007.
Pada penjelasannya Zainun 1989 menyatakan bahwa motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai tempat dan keadaan
daripada masing-masing orang itu. Salah satu di antara penggunaan istilah dan konsep motivasi ini adalah untuk menggambarkan hubungan antara harapan
dengan tujuan. Setiap orang dan organisasi ingin dapat mencapai sesuatu atau beberapa tujuan dalam kegiatan-kegiatannya. Satu tujuan biasanya ditampilkan
oleh berbagai tanggapan yang ditentukan lebih lanjut oleh banyak faktor. Tidaklah mudah untuk memperoleh jawaban pertanyaan: “Apa sebenarnya yang merupakan
tujuan seseorang”. Keanggotaannya pada sesuatu organisasi banyak menentukan motivasi dan tingkah laku perncarian atas pencapaian tujuan.
Di dalam bukunya Hersey dan Blanchard 1982 menyatakan bahwa orang- orang tidak hanya berbeda dalam kemampuan mereka melakukan sesuatu tetapi
juga dalam kemauan mereka atau motivasi mereka melakukan hal itu. Motivasi orang-orang bergantung pada kuat lemahnya motif. Motif adakalanya diartikan
sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan, gerak hati dalam diri seseorang. Motif diarahkan pada tujuan, yang mungkin berada pada alam sadar atau mungkin juga
pada alam bawah sadar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Yulianto 1993 motivasi itu
diawali dengan keinginan untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Keinginan tersebut melalui proses persepsi diterima oleh seseorang. Proses persepsi ini
ditentukan oleh kepribadian, sikap, pengalaman, dan harapan seseorang. Selanjutnya sesuatu yang diterima tersebut diberi arti oleh orang yang
bersangkutan menurut minat dan keinginannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seperti dijelaskan menurut Hirawan 1998 motivasi
adalah kebutuhan, keinginan dan daya gerak dalam individu yang mendorongnya untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan. Faktor-faktor motivasi
kondusif merupakan faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang mendorong tumbuhnya motivasi seseorang agar mampu berprestasi sesuai dengan
kapasitas yang ada pada dirinya. Maka, ditegaskan kembali oleh hasil penelitian Makarim 2003 motivasi sebagai proses psikologis yang diakibatkan oleh faktor
di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik. Faktor dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian,
sikap, pengalaman dan pendidikan, berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau masa depan. Sedangkan faktor luar dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber,
yaitu: lingkungan, kegiatan penyuluhan atau faktor-faktor yang sangat kompleks.
2.4 Pengetahuan