50 Sebelum massa granul dicetak menjadi tablet dilakukan uji preformulasi
yang meliputi waktu alir, sudut diam, dan indeks tap. Pengujian ini dilakukan terhadap massa granul agar dapat diketahui apakah granul tersebut memenuhi
syarat untuk dicetak menjadi tablet. Hasil dari uji preformulasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 di atas.
4.2.1 Uji sudut diam
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat hasil uji preformulasi sudut diam dari semua formula. Pada formula tablet kalsium laktat, dengan penambahan konsentrasi pati
talas, sudut diamnya semakin kecil FK1FK2FK3 menunjukkan bahwa massa tersebut kohesifitasnya menurun sehingga dapat memperkecil sudut diam.
Pada formula tablet parasetamol dengan peningkatan konsentrasi pati talas, terjadi juga peningkatan sudut diam dari FP1 ke FP2, pada FP3 mengalami
sedikit penurunan FP1FP3FP2, hal ini dapat disebabkan oleh bentuk granul yang kurang beraturan sehingga massa kurang dapat menyebar dengan baik.
Pada formula tablet antalgin, dengan peningkatan konsentrasi pati talas, terjadi penurunan sudut diam FA1FA2FA3 yang menunjukkan bahwa daya
kohesifitas massa tersebut ikut menurun sehingga dapat menyebar dan memperkecil sudut diam.
Menurut Siregar dan Wikarsa 2010, suatu serbuk yang tidak kohesif mengalir baik, menyebar, membentuk timbunan yang rendah. Dari data diperoleh
seluruh formula berada dalam batas persyaratan uji preformulasi sudut diam yaitu berkisar antara 23,81° sampai 30,26°. Menurut Lachman, dkk. 1994, sudut diam
antara 20° dan 40° memiliki aliran yang baik pada waktu pencetakan tablet. Untuk lebih jelas, dapat dilihat Gambar 4.2 dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
51
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15
29.98 29.34 29.63 29.8 30.26 28.52
26.74 25.89 25.51 23.81 24.86
25.09
Su d
ut dia
m °
Sudut Diam
35 30
28.28 27.53 28.86
25 20
15
Kalsium Laktat
Parasetamol Antalgin
10 5
FK1 FK2 FK3 FK4 FK5 FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FA1 FA2 FA3 FA4 FA5
Formula
Gambar 4.2 Diagram sudut diam massa granul dengan jenis dan persentase
disintegran yang berbeda
4.2.2 Uji waktu alir
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat hasil uji preformulasi waktu alir dari semua formula. Pada formula tablet kalsium laktat, dengan penambahan konsentrasi pati
talas, waktu alirnya semakin meningkat FK1FK2FK3, hal ini dapat disebabkan oleh bertambah pula jumlah massa serbuk
fines
, sehingga daya alirnya berkurang dan memperlambat aliran serbuk. Ukuran partikel dapat
mempengaruhi waktu alirnya. Pada formula tablet parasetamol dengan peningkatan konsentrasi pati talas
yang diberikan, terjadi juga peningkatan waktu alirnya FP1FP2FP3, hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah massa serbuk yang ditambahkan sehingga
waktu alirnya semakin lambat. Granul yang ukurannya lebih besar akan mengalir lebih cepat jika dibandingkan dengan granul yang ukurannya lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
52
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15
Wa k
tu a
lir de
ti k
Pada formula tablet antalgin, dengan peningkatan konsentrasi pati talas, terjadi penurunan waktu alir FA1FA2FA3 yang menunjukkan bahwa daya
kohesifitas massa tersebut ikut menurun sehingga dapat mengalir dengan baik. Dari data, semua formula masih berada dalam batas persyaratan uji waktu
alir, yaitu berkisar antara 3,26 sampai 5,16 detik. Menurut Cartensen 1977, waktu yang diperlukan dalam uji waktu alir tidak lebih dari 10 detik, karena jika
tidak akan dijumpai kesulitan pada keseragaman bobot tablet.
Waktu Alir
6 5
4.45 4.48
4 3
2
5.16 4.17
4.75 3.96
4.58 4.59 4.48 4.28
3.69 3.68 3.26 3.3
3.54
Kalsium Laktat
Parasetamol Antalgin
1
FK1 FK2 FK3 FK4 FK5 FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FA1 FA2 FA3 FA4 FA5
Formula
Gambar 4.3 Diagram waktu alir massa granul dengan jenis dan persentase
disintegran yang berbeda
4.2.3 Uji indeks tap