Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

8 meningkatkan penjualan. Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Kafe Coffee Time? 2. Bagaimana startegi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh Restoran Kafe Coffee Time?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah yang terjadi pada Restoran Kafe Coffee Time, adapun tujuan penelitian ini untuk: 1. Mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Kafe Coffee Time. 2. Merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan Restoran Kafe Coffee Time.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, baik pemilik restoran, penulis, maupun bagi pembaca. 1. Bagi pemilik restoran, dapat memberi masukan terhadap pemilihan strategi pengembangan usaha yang tepat. 2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengalaman dan merupakan pengimplementasian ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama kuliah. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai strategi pengembangan usaha restoran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi pengembangan usaha yang sudah dijalankan oleh Restoran Kafe Coffee Time, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Restoran Kafe Coffee Time dan menyusun alternatif strategi dengan bantuan alat analisis matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSP.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Industri Restoran Industri restoran tidak diketahui secara pasti kapan dimulainya. Akan tetapi, pada dasarnya industri ini adalah industri yang menghidangkan makanan dan minuman kepada orang-orang yang jauh dari rumahnya Erlianingsih, 2008. Pada tahun 1763 Boulanger mendirikan coffee house yang pertama kali. Ia adalah seorang vendor atau supplier yang menawarkan supnya dengan nama “restorative”. Masakan ini sangat populer dan banyak orang menirunya, kemudian mulailah bermunculan restoran-restoran baru. Menurut Arief 2005 pada tahun 1950-an restoran bukan merupakan kebutuhan masyarakat yang saat itu baru lepas dari perang kemerdekaan. Restoran yang ada hanya beberapa dan jauh dari jangkauan rakyat bawah. Sebaliknya, warung tenda menjadi restoran rakyat dan lebih dapat merebut hati masyarakat yang memang masih sangat sederhana dan jauh dari sejahtera. Jika dibandingkan restoran masa lalu, sekitar tahun 1950-1960 dengan restoran saat ini tampak adanya perkembangan yang sangat pesat. Tidak saja dalam hal fisik gedung, tipe layanan, jenis menu, dan desain produk, tetapi juga berbagai keunggulan lain yang kini sudah dimiliki oleh restoran saat ini. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh hotel-hotel internasional yang mulai dibangun sejak tahun 1962. Dewasa ini, bisnis restoran bukan lagi sekedar bisnis menjual makanan, tetapi sudah sampai pada menjual suasana, lingkungan dan layanan, menjual kepentingan, dan mencipta kemitraan. Fokus usaha untuk mencari profit riil kini telah berubah menjadi menjaga loyalitas pelanggan, karena hal tersebut merupakan syarat keberlangsungan suatu usaha Astadipura, 2011. Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis restaurer yang berarti tempat menyediakan makanan. Sugiarto 2004 menjelaskan bahwa pada dasarnya kebutuhan konsumen atau masyarakat terhadap jasa boga restoran berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu physical product makanan dan minuman, psychological product yang mencakup sensual benefit cuci mata, suasana nyaman, sense of side kebersihan, kerapihan, dan kesopanan, sense of