3 Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup
besar terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah
adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Salah satu sektor ekonomi penyusunan PDRB adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Lapangan usaha
tersebut menurut data Badan Pusat Statistik Kota Bogor tahun 2009 memberikan kontribusi paling tinggi sebesar 38,04 persen terhadap produk Domestik Regional
Bruto PDRB Kota Bogor tahun 2009 yang menempati posisi pertama, kemudian pada posisi kedua adalah lapangan usaha industri pengolahan sebesar 25,57
persen, dan pada posisi ketiga adalah lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi sebesar 14,45 persen. Nilai PDRB Kota Bogor menurut lapangan
usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009
Lapangan Usaha PDRB
Juta Rupiah Presentase
1. Pertanian , Peternakan, Kehutanan Perikanan
24.008,43 0,20
2. Pertambangan Penggalian 207,34
0,00 3. Industri Pengolahan
3.044.078,40 25,57
4. Listrik, Gas Air Bersih 245.221,37
2,06 5. Konstruksi
653.511,28 5,49
6. Perdagangan,Hotel Restoran 4.528.576,95
38,04
7. Pengangkutan Komunikasi 1.719.767,35
14,45 8. Keuangan, Real Estate Jasa Perusahaan
1.216.482,77 10,22
9. Jasa-jasa 472.745,77
3,97 Produk Domestik Regional Bruto
11.904.599,66 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor 2009
Selain memberi kontribusi yang paling tinggi terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor, Usaha restoran turut menyumbang
kontribusi terbesar terhadap pendapatan asli daerah Kota Bogor. Hal tersebut dapat dilihat dari pajak di sektor pariwisata, diantaranya pendapatan pajak
restoran pada tahun 2008 mencapai 11,5 milyar rupiah, dan naik menjadi 11,8 milyar pada tahun 2009 kemudian meningkat sebesar 19,3 milyar pada tahun
2010. Tabel 4 menyajikan pendapatan Kota Bogor dari sektor pariwisata, tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
4
Tabel 4 . Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata Tahun 2008-2010
No Jenis
Pendapatan Perkembangan Per Tahun Rupiah
2008 2009
2010
1 Pajak Restoran
11.506.156.630 11.811.168.165
19.393.960.174 2
Pajak Hotel 3.367.744.464
3.992.664.377 6.403.876.082
3 Pajak Hiburan
2.473.094.511 4.159.466.201
6.964.692.407
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor 2011
Wisata belanja dan kuliner, dinilai mampu memberikan keunggulan bagi pariwisata Kota Bogor. Dukungan pada pihak swasta yang mengusahakan wisata
belanja dan kuliner terlihat dengan tumbuh pesatnya restoran, rumah makan, dan kafe. Pola gaya hidup masyarakat terhadap kebutuhan suatu produk seperti halnya
makanan menjadi sangat kompleks
4
. Keinginan masyarakat tidak hanya pada substansi makanan saja tetapi disertai dengan adanya unsur pelayanan, nuansa dan
kenyamanan. Salah satu jenis bisnis jasa penyedia makanan yang sesuai dengan karakteristik tersebut adalah restoran dan kafe. Keberadaan restoran dan kafe
sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi di luar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis.
Kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik dalam perkembangan bisnis restoran dan kafe
5
. Faktor-faktor yang mendukung kelayakan bisnis tersebut adalah lokasi Kota Bogor yang dekat dengan Ibukota Jakarta dan merupakan kota
tujuan wisata. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor pada tahun 2008 sebanyak 211 unit dan pada tahun 2009 jumlahnya bertambah menjadi 225 unit atau meningkat sebesar
6,22 persen. Perkembangan jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 5.
4
Adisaputra.2011.www.wartawarga.gunadarma.ac.id.Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian
dan Konsumsi [diakses 7 Januari 2011]
5
Siahaan. 2010. www. binaukm.com. Peluang Usaha Rumah Makan Restoran. [diakes 11 Mei
2010]
5
Tabel 5. Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Tahun
2005-2010 Tahun
Jumlah Pertumbuhan
2005 222
- 2006
248 10.48
2007 268
7.46 2008
211 -21.27
2009 225
6.22 2010
225
Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor 2011
Secara umum perkembangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa usaha restoran dan rumah makan di Kota Bogor memiliki
prospek usaha yang potensial. Berdasarkan kondisi tersebut, para pengusaha mulai berpikir untuk membuka usaha restoran di Kota Bogor umumnya terdapat
di jalan Pajajaran, Taman Kencana, Bantarjati, Suryakencana, dan Sudirman. Salah satu restoran yang berada pada persaingan antar restoran di Taman Kencana
dan menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman adalah Restoran Kafe Coffee Time. Selain menyediakan produk makanan dan minuman, juga memiliki
usaha lain yaitu menjual berbagai kerajinan keramik yang terbuat dari tanah liat sehingga konsumen bisa membeli atau hanya sekedar melihat-lihat kerajinan
tanah liat tersebut. Persaingan yang semakin ketat diantara banyaknya usaha sejenis baik
yang baru mulai maupun yang sudah mapan, mengharuskan Restoran Kafe Coffee Time mampu membaca dan memanfaatkan peluang yang ada. Oleh karena
itu, strategi pengembangan pun dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan dan menghadapi persaingan agar dapat bertahan di pasar yang kompetitif.
1.2 Perumusan Masalah