Analisis Lingkungan Eksternal ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

67 Tabel 21 . Analisis Faktor Internal Restoran Kafe Coffee Time 2012 No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan 1 Pemasaran a. Citra rasa internasional b. Inovasi produk c. Harga yang terjangkau d. Kebersihan dan kenyamanan restoran e. Pelayanan konsumen yang memuaskan a. Lokasi yang kurang strategis b. Kurangnya promosi c. Tidak ada layanan hotspot 2 Keuangan Pencatatan keuangan secara akuntansi Pencapaian target penjualan belum stabil 3 Produksi dan operasi Bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 4 SDM Tidak memiliki layanan delivery khusus karena kurangnya jumlah SDM Sumber : Restoran Kafe Coffee Time 2012

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis terhadap lingkungan eksternal restoran merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro, dan lingkungan industri

6.2.1 Lingkungan Makro

Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar perusahaan yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. a. Faktor Politik Kebijakan politik mempunyai dampak yang sangat penting bagi para pengusaha. Kebijakan politik yang baik akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan sebaliknya jika kebijakan yang terjadi kurang baik, maka akan sangat tidak menguntungkan bagi para pengusaha. Seiring dengan peningkatan 68 jumlah usaha pendukung industri pariwisata di kota Bogor, pemerintah menetapkan peraturan izin usaha dan retribusi. Pasal 12 Perda Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan mengatur perizinan badan usaha atau perorangan yang mengajukan usaha kepariwisataan wajib dikenakan retribusi. Peraturan ini dilaksanakan berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Retribusi Daerah, dimana tarif yang dikenakan pada konsumen sebesar 10 persen dari total pesanan. Adanya peraturan dan perundang-perundangan yang jelas, serta dukungan besar pemerintah terhadap usaha restoran telah mampu menciptakan atmosfer lingkungan politik dan hukum yang aman bagi usaha restoran. Keamanan dan lingkungan Kota Bogor yang kondusif sangat mendukung pertumbuhan usaha restoran. b. Faktor Ekonomi Keadaan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan atau industri. Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi pengaruh terhadap kecendrungan iklim usaha yang tidak menentu. Kenaikan harga bahan baku berhubungan dengan biaya produksi, sehingga membuat harga jual lebih tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Akan tetapi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat akan menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula sehingga akan mendorong pertumbuhan usaha restoran di Kota Bogor. Produk Domestik Bruto PDRB Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Produk Domestik Bruto PDRB Kota Bogor Tahun 2005-2009 Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Rp Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Rp Pertumbuhan 2005 6.191.918,90 - 3.567.238,91 - 2006 7.257.742,09 17,21 3.782.273,17 6,02 2007 8.558.035,70 17,91 4.012.743,17 6,09 2008 10.089.943,96 17,90 4.252.821,78 5,98 2009 11.904.599,66 17,98 4.508.705,07 6,02 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun 2010 Usaha restoran di Kota Bogor memiliki peluang untuk berkembang. Hal ini terlihat dari daya beli masyarakat Kota Bogor yang tergambar dalam PDRB 69 per kapita Kota Bogor pada Tabel 22. Pada periode tahun 2005-2009, laju pertumbuhan PDRB per kapita Kota Bogor rata-rata selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat Kota Bogor menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat pula, hal ini dapat dimanfaatkan oleh pengusaha restoran untuk mengembangkan usaha. c. Faktor Sosial Kondisi sosial dapat dilihat dari beberapa aspek misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Dari faktor sosial diatas, Restoran Kafe Coffee Time cenderung pada aspek gaya hidup. Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas tenaga kerja yang tinggi menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan makanan sehingga masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecenderungan menikmati makanan di luar rumah. Hal ini direspon dengan baik bagi pihak Restoran Kafe Coffee Time dan menjadikannya peluang. Selain itu semakin meningkatnya wisatawan asing dan domestik menjadi salah satu peluang bagi restoran, hal ini disebabkan karena Kota Bogor memiliki berbagai objek wisata dan merupakan tempat transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tiap tahunnya mengalami peningkatan pada Tabel 23. Tabel 23. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Tahun 2008-2010 No Jenis usaha Jenis wisatwan Jumlah per Tahun 2008 2009 2010 1 Objek Wisata Domestik 1.163.110 1.524.004 1.630.715 Asing 41.377 42.812 43.836 Jumlah 1.204.487 1.566.856 1.674.578 2 Akomodasi Domestik 1.086.374 1.205.628 1.190.793 Asing 104.076 104.076 102.055 Jumlah 1.309.704 1.309.704 1.292.848 Jumlah Domestik 2.249.484 2.729.672 2.821.508 Asing 144.144 146.888 145.918 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2011 Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 2.249.484 wisatawan dan wisatawan asing mencapai 144.144 wisatawan. Selanjutnya di tahun 2009, jumlah 70 kunjungan wisatawan domestik naik menjadi 2.729.672 wisatawan dan wisatawan asing mencapai 146.888 orang. d. Faktor teknologi Teknologi merupakan faktor penting untuk memajukan suatu usaha. Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam mendorong usaha restoran menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional restoran seperti pada bagian keuangan, pelayanan dan pemrosesan. Adanya sistem komputerisasi di bagian keuangan lebih memudahkan dalam mengelola pengalokasian dana. Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih efektif dan efisien jika dapat memanfaatkan semua teknologi. Teknologi yang digunakan oleh Restoran Kafe Coffee Time saat ini sudah cukup baik dan modern. Hal ini terlihat dari adanya barang-barang teknologi tinggi yang membantu dalam proses produksi diantaranya mesin pendingin bahan baku freezer, microwave, mixer, dan lain-lain.

6.2.2 Lingkungan Industri

Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, dan kekuatan tawar-menawar pemasok. a. Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan implikasi pada usaha yang sudah ada. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi usaha. Pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang cukup tinggi dan banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Bogor pada akhir pekan, dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun suatu usaha restoran. Persaingan yang semakin ketat ini, mendorong Restoran Kafe Coffee Time menentukan alternatif strategi pengembangan, agar dapat mempertahankan konsumen lama dan menarik konsumen baru untuk datang. Tetapi pada saat sekarang ini, pendatang baru memiliki hambatan masuk industri dan merupakan peluang untuk Restoran Kafe Coffee Time. Faktor-faktor hambatan masuk untuk pendatang baru adalah: 71 1 Skala ekonomi; hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha Restoran baru diperlukan modal yang besar. 2 Diferensiasi; pendatang baru harus memiliki diferensiasi produk cukup tinggi karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran dan ingin mencobanya. 3 Kecukupan modal; kebutuhan modal relatif cukup tinggi, terutama modal awal dalam pendirian suatu usaha. 4 Akses kesaluran distribusi; untuk akses kesaluran distribusi sangat menentukan penyebaran produk. b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Tingkat persaingan antar pengusaha di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat dari jumlah kafe, restoran dan rumah makan yang semakin bertambah tiap tahunnya di Kota Bogor. Pesaing merupakan faktor yang cukup penting untuk membuat suatu usaha dapat bertahan atau tidak. Persaingan usaha disekitar Restoran Kafe Coffee Time cukup banyak dapat dilihat Tabel 6, diantaranya terdapat beberapa rumah makan ataupun kafe yang terletak disekitar Taman Kencana. Walaupun menu utama dengan pesaing berbeda tetapi segmentasi pada dasarnya sama yaitu masyarakat Kota Bogor terutama untuk keluarga dan anak muda. Selain itu persaingan bisa diukur dengan harga produk yang tidak jauh berbeda dengan harga pesaing. Faktor-faktor persaingan sesama perusahaan dalam industri yang dihadapi Restoran Kafe Coffee Time adalah: 1 Jumlah kompetitor; tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat pada Tabel 6 yang menunjukkan perusahaan yang menjadi pesaing Restoran Kafe Coffee Time. Langkah yang dilakukan untuk mengatasi pesaing yang ada dengan tetap berusaha mempertahankan kualitas, berusaha mengembangkan produknya lebih kreatif dan inovatif dan meningkatkan kegiatan promosi. 2 Karateristik produk; setiap kafe, restoran atau rumah makan mempunyai produk unggulan. Sifat atau ciri-ciri dari masing-masing produk yang dimiliki pasti mempunyai kesamaan dan perbedaan. Perbedaan tersebut yang terus dikembangkan untuk dapat dijadikan keunggulan Restoran Kafe Coffee Time. 72 3 Biaya tetap yang besar; persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu faktor biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Untuk itu Restoran Kafe Coffee Time berusaha menyesuaikan harga produk dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Walaupun persaingan tinggi antar bisnis sejenis, Restoran Kafe Coffee Time dapat terus bertahan hingga saat ini karena kualitas produk yang baik dan terus berinovasi melakukan pengembangan produk. c. Ancaman Produk Pengganti Restoran Kafe Coffee Time merupakan restoran yang menawarkan perpaduan menu khas tradisional dan internasional. Produk pengganti atau substitusi merupakan ancaman yang menghambat perkembangan restoran. Restoran Kafe Coffee Time memiliki menu andalan seperti iga bakar dan steak, namun produk pengganti nya antara lain nasi ayam atau nasi goreng di waroeng taman, dan rumah makan yang menyajikan makanan cepat saji junkfood seperti Mc Donald’s yang saat ini menjadi trend dikalangan anak muda dengan menu utama yang berbahan dasar ayam. Ancaman terbesar juga datang dari rumah makan dengan konsep warung tenda seperti warung tenda bang doel yang sudah banyak di Kota Bogor. Banyaknya restoran dengan produk substitusi membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk mencoba menu lain yang tidak disediakan oleh Restoran Kafe Coffee Time. d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli sangat besar, karena jumlah alternatif pilihan kafe, tempat makan atau restoran di Kota Bogor sangat banyak, sehingga penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih tempat makan atau restoran yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu Restoran Kafe Coffee Time berusaha mengikuti keinginan konsumen dengan meningkatkan kreativitas, inovasi produk dan peningkatan kualitas pelayanan serta meningkatkan fasilitas- fasilitas pendukung untuk kenyamanan konsumen. Pihak manajemen restoran sangat mempertimbangkan untuk melakukan kenaikan harga produk. Hal tersebut dikarenakan pihak restoran tidak ingin konsumen beralih ke restoran lain yang menawarkan harga lebih murah. 73 Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi suatu produk, sedangkan pelanggan adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu produk secara tetap atau kontinyu atau dapat dikatakan sebagai konsumen yang datang lebih dari satu kali. Karakteristik pembeli yang diukur dalam penelitian ini meliputi : jenis kelamin, umur, daerah asal, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner terhadap 30 responden, didapatkan karakteristik konsumen, antara lain : 1. Jenis Kelamin Konsumen Restoran Kafe Coffee Time yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 63 persen adalah laki-laki atau sebanyak 19 orang, sedangkan perempuannya hanya 37 persen atau sebanyak 11 orang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 24 mengenai persentase jenis kelamin. Tabel 24. Persentase Jenis Kelamin Responden pada Restoran Kafe Coffee Time Tahun 2012 Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 19 63 Perempuan 11 37 Total 30 100 Banyaknya pengunjung laki-laki pada Restoran Kafe Coffee Time dikarenakan Semakin tinggi jumlah penduduk Kota Bogor khususnya laki-laki, tentu akan meningkatkan permintaan kebutuhan makanan dan juga minuman. Perkembangan jumlah penduduk Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2007- 2010 Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah 2007 457.717 447.415 905.132 2008 476.476 465.728 942.204 2009 481.559 464.645 946.204 2010 484.791 465.543 950.334 Sumber: BPS Bogor 2010 2. Daerah Asal Daerah asal atau merupakan lokasi tempat tinggal responden. Daerah asal akan menunjukkan dari daerah mana saja konsumen restoran berasal. Konsumen Restoran Kafe Coffee Time kebanyakan berasal dari Bogor, yaitu dari 30 responden berasal dari Bogor sebesar 22 responden yaitu sebesar 73 persen. 74 Konsumen Restoran Kafe Coffee Time yang berasal dari Jakarta terdiri dari 7 orang yaitu sebesar 23 persen, Depok hanya satu orang dan sebesar 4 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 26 mengenai Sebaran Daerah Asal Responden. Tabel 26 . Sebaran Daerah Asal Responden Restoran Kafe Coffee Time Tahun 2012 Daerah Asal Jumlah orang Persentase Bogor 22 73 Jakarta 7 23 Depok 1 4 Total 30 100 3. Usia Berdasarkan pengisian kuisioner terhadap konsumen Restoran Kafe Coffee Time, diperoleh bahwa karakteristik usia dari konsumen yang datang berkisar antara 19 tahun hingga lebih dari 55 tahun. Persentase terbesar yaitu 53 persen adalah kelompok usia 15-25 tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa Restoran Kafe Coffee Time merupakan makanan yang diminati oleh anak muda. Usia tersebut merupakan usia kerja aktif, dimana konsumen baru mulai memasuki dunia kerja maka dibutuhkan makanan yang sehat untuk menjaga vitalitas tubuh. Persentase terbesar kedua berkisar pada usia 26-35 tahun, yaitu 33 persen. Pada kisaran usia ini, konsumen mulai mantap pada pekerjaannya dan mempunyai banyak relasi bisnis. Maka banyak konsumen yang memanfaatkan restoran sebagai tempat memulai perjanjian bisnis. Kisaran usia berikutnya adalah 36-45 tahun dan 45-55 masing-masing sebesar 7 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 27 mengenai kisaran usia responden pada Restoran Kafe Coffee Time. Tabel 27 Sebaran Usia Responden pada Restoran Kafe Coffee Time Tahun 2012 Usia tahun Jumlah Persentase 15-25 16 53 26-35 10 33 36-45 2 7 45-55 2 7 Total 30 100 4. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden pada umumnya cukup baik, karena konsumen yang datang mempunyai pendidikan minimal SLTA. Seperti terlihat 75 dalam Tabel 28 menunjukkan bahwa persentase terbesar yaitu 43 persen menunjukkan responden dengan pendidikan terakhir adalah Sarjana. Dan persentase terbesar berikutnya adalah 33 persen dengan pendidikan terakhir D3. Pemilihan jenis makanan pada restoran didasarkan pada keinginan dan kebutuhan konsumen. Sedangkan pendidikan menyebabkan konsumen untuk mempermudah dalam menilai dan menerima sesuatu yang baru. Tabel 28 . Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada Restoran Kafe Coffee Time Tahun 2012 Pendidikan Terakhir Jumlahorang Persentase SLTA 5 17 D3 10 33 Sarjana 13 43 Pasca Sarjana 2 7 Total 30 100 5. Pekerjaan Responden kuisioner yang merupakan konsumen Restoran Kafe Coffee Time yang mempunyai pekerjaan bervariasi. Akan tetapi, pelajar atau mahasiswa dan karyawan swasta memiliki persentase terbesar masing-masing 40 persen. Hal ini disebabkan banyak anak muda yang meluangkan waktunya untuk berkumpul dengan teman-temannya. Kemudian disusul pegawai negeri yaitu sebesar 10 persen dan terakhir wirawasta dan ibu rumah tangga masing-masing sebesar 7 dan 3 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 29 mengenai Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran Kafe Coffee Time. Tabel 29. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran Kafe Coffee Time Tahun 2012 Pekerjaan Jumlah orang Persentase PelajarMahasiswa 12 40 Pegawai Negeri 3 10 Karyawan Swasta 12 40 Wiraswasta 2 7 Ibu Rumah Tangga 1 3 Total 30 100 6. Pendapatan Tingkat pendapatan responden dikategorikan menjadi beberapa tingkat pendapatan perbulan yaitu pendapatan kurang dari Rp 1.000.000, sampai lebih dari Rp 5.000.000. Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa responden mempunyai 76 pendapatan antara Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000 dengan persentase sebesar 33 persen, persentase terkecil yaitu 3 persen dengan tingkat pendapatan responden lebih dari Rp 5.000.000 Tabel 30. Tingkat Pendapatan Responden pada Restoran Kafe Coffee Time Tahun 2012 Pendapatan Rp Jumlah Orang Persentase 1.000.000 8 27 1.500.000 - 2.000.000 10 33 2.000.000 - 3.000.000 6 20 3.000.000 - 4.000.000 5 17 5.000.000 1 3 Total 30 100 7. Banyaknya Kunjungan Loyalitas konsumen Restoran Kafe Coffee Time ternyata sangat baik, hal ini dapat dilihat pada Tabel 31 mengenai banyaknya kunjungan responden pada Restoran Kafe Coffee Time. konsumen yang datang sebanyak 2-4 kali mencapai 60 persen lalu sisanya 40 persen konsumen sudah pernah mengunjungi lebih dari 4 kali kunjungan Tabel 31. Banyaknya Kunjungan Responden pada Restoran Kafe Coffee Time Tahun 2012 Banyaknya Kunjungan Jumlah orang Persentase 2-4 kali 18 60 4 kali 12 40 Total 30 100 e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Hubungan antara pemasok dan restoran harus terjalin dengan baik. Restoran Kafe Coffee Time dipasok bahan baku arbeef supplier untuk bahan baku daging dan ayam. Restoran memiliki pemasok tetap di Pasar Bogor juga untuk kebutuhan-kebutuhan seperti beras, sayur, dan lainnya, sehingga ketersedian dan kesegaran bahan baku dapat terjamin karena adanya hubungan kepercayaan antara pemasok dan restoran. Para pemasok pada Restoran Kafe Coffee Time tidak melakukan monopoli harga, karena harga yang ditawarkan sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran, bahkan ada pemasok yang memberikan harga lebih murah dengan mutu yang terjaga. Restoran Kafe 77 Coffee Time membeli bahan baku daging dan ayam setiap dua hari sedangkan untuk sayuran restoran membeli dari pemasok setiap harinya. Daftar pemasok- pemasok pada Restoran Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32. Pemasok-Pemasok pada Restoran Kafe Coffee Time Tahun 2012 No Produk Pemasok 1 Daging Arbeef supplier 2 Gas Agen warung pak haji 3 Minyak goreng Avena distributor 4 Tissue Silvandra 5 Rokok Agen mild 6 Kopi Supplier dari Bukittinggi Walaupun pemasok dapat menyediakan bahan baku dan bahan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu bagi Restoran Kafe Coffee Time, Tetapi pemasok juga memiliki ancaman yang dapat menghambat pengembangan usaha Restoran Kafe Coffee Time. Acaman tersebut terdiri dari kenaikan harga bahan baku dan kenaikan harga gas elpiji. Analisis kekutan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat kemampuan pemasok dalam mempengaruhi Restoran Kafe Coffee Time melalui kenaikan harga atau pengurangan kualitas produk. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi karena dipengaruhi sejumlah kondisi, yaitu jumlah pemasok terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran produk yang dipasok bagi perusahaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk beralih ke pemasok lain. Kriteria yang diberikan oleh Restoran Kafe Coffee Time dalam memilih pemasok yaitu bertanggung jawab untuk ketersedian bahan baku selanjutnya, harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik, dan adanya kepercayaan antara kedua belah pihak. Analisis lingkungan eksternal dalam matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 33. Lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan makro, dan lingkungan industri yang menunjukkan adanya peluang yang dapat dimanfaatkan Restoran Kafe Coffee Time untuk meminimalkan ancaman. 78 Tabel 33. Analisis Faktor Eksteral Restoran Kafe Coffee Time Tahun 2012 No Faktor Eksternal Peluang Ancaman 1 Lingkungan umum  Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat  Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor  Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik  Hambatan masuk industri tinggi  Perkembangan kemajuan teknologi  Keamanan lingkungan Kota Bogor  Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor 2 Lingkungan industri Hambatan masuk industri tinggi  Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi  Banyaknya produk substitusi  Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi  Kekuatan tawar- menawar pemasok tinggi 79

VII. PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA