Hasil Wawancara Ibu Lina Informan 2 Apa saja tugas dan pekerjaan Ibu di panti ini ?

Universitas Sumatera Utara yang sudah mandiri adalah anak di tingkat kelas empat sekolah dasar. Adik asuh akan dibantu untuk kegiatan hariannya seperti bangun pagi, memilihkan pakaian, mengerjakan tugas, dan sebagainya. Panti asuhan sendiri menetapkan berbagai jadwal program harian, bulanan, dan tahunan yang akan dikerjakan anak panti. Fasilitas yang ada di panti asuhan antara lain ruang makan, dapur, 1 gudang makanan kering, 1 gudang basah, 1 gudang alat-alat, kamar musik, kamar tidur dengan tempat tidur masing-masing, lemari pakaian masing-masing, kamar mandi, kamar cuci, ruang studi, lemari studi, ruang rekreasi, perpusktakaan aras dan bawah, kantor, ruang obat, alat-alat musik. Perkembangan jumlah anak yang diasuh disesuaikan dengann jumlah fasilitas yang ada atau sesuai daya tampung panti. Kegiatan-kegiatan anak dan program-program panti terdapat pada lampiran. Target panti asuhan terhadap anak yang diasuh adalah dengan program yang ada disesuaikan dengan tahapan usiapendidikan, target yang harus dicapai dilakukan dengan sistem asuh-asih secara kekeluargaan. 2. Hasil Wawancara Ibu Lina Informan 2 Apa saja tugas dan pekerjaan Ibu di panti ini ? Saya ? Ya, mengawasi anak-anak disinilah, mengajari, mendidik mereka. Jadi ibu menjadi benar-benar seperti ibu rumah tangga ? Ya. Apa saja kegiatan sehari-hari yang dikerjakan anak-anak panti, Bu ? Kegiatan-kegiatan mereka, yang pertama dari apa dulu ya. Wirausaha , kedua itu ada keterampilan seperti ya pekerjaan tangan. Ketiga berkebun, yang keempat itu mereka ya seni, bagian-bagian kebudayaan seperti itu. Seperti seni musik, seni budaya,ya gitulah kegiatan mereka. Kegiatan-kegiatan atau program yang dilakukan anak-anak disini. Apa saja tugas dan tanggung jawab anak-anak panti ? Ya tugas kelompok mereka, seperti itu tadi berkebun, beternak, bewirausaha, seperti buat kue-kue dan mereka berjualan ke rumah sakit. Universitas Sumatera Utara Terus kegiatan kebersihan mereka sehari-hari. Inilah kan, kayak ruangan ini. Inilah dibagi-bagi, ada kelompok cuci piring, kelompok ruang makan, ruang studi, kamar mandi, gitulah. Kerja kelompok mereka, kegiatan mereka sehari- hari. Lalu apa saja hak hal yang mereka dapatkan di panti asuhan ? Ya, hak mereka itu. Ya gimana kita katakan disini ya ? Gimana kita mengatakan hak mereka disini kan ? Yang mereka dapatkan, ya itulah mereka harus bisa berhasillah begitu. Hm. Berhasil mereka dibina disini kan. Mereka ya belajarlah disini. Itulah hak mereka. Bisakah Ibu jelaskan pandangan ibu tentang kemandirian ? Ya mereka paling berkembang ini berjualan. Karena mereka itu ingin, butuh ini. Gimana sih kalo kami buat usaha begini. Mereka mencoba dulu ternyata mencoba-coba seperti membuat kue, mereka berhasil dan dijual ke Rumah Sakit Elisabeth, kadang keluaran, kadang orang kesini datang. Jadi kemadirian itu berani berkreasi dan mencoba. Ada inisiatiflah. Bagaimana cara pengasuh menanggapi kepribadian anak-anak ? Ya kepribadian anak berbeda-beda memang. Cara menanggapinya ya ada bakatnya dimana gitu kan. Contoh di usaha ini buat-buat kue, tapi kita lihat dia sehari-harinya kurang kreatif kurang minatlah dia untuk itu, tapi dia minatnya di keterampilan, seni musik itu. Jadi sehari-harinya kita bisa melihat dia, bagaimana pola pikir dan cara bekerja mereka begitu. Bagaimana cara pengasuh untuk mendekati anak yang baru datang ke panti asuhan ? Ya dia mesti menyesuaikan diri dululah. Dengan teman-temannya, masih mengikuti dulu. Jadi kalau misalnya langsung kita berikan pekerjaan begitukan, dia belum pengalaman. Masih bertanya-tanya sama temannya dulu, masih mengikut-ikuti. Jadi nanti sudah 1 bulan, 3 bulan dia sudah mengertikan. Oh, jadi ini tugas saya, tanggung jawab saya, gitu. Karena kita disini sulit lho, karena namanya anakkan ? Begitu banyaknya anak, ya mesti bisa menilai satu per satu. Oh orangnya begini sifatnya, oh ini bidangnya dibidang mana dia. Kan nggak sama semua. Jadi ada pendekatan yang berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara Apakah di panti asuhan ini ada strategi menjanjikan sesuatu agar anak-anak menjadi patuh ? Gimana ya, saya katakan, patuh. Ya, kalau patuh dalam peraturan ya mereka harus kan ? Kalau menjanjikan, seperti hadiah nggak ada disini menjanjikan hadiah. Disini tidak ada memberikan imbalan jika anak mengerjakan sesuatu begitu. Kalau begitu namanya bukan mendidik, disini tidak boleh begitu. Harus benar-benar. Apakah ada pemberian hukuman untuk anak-anak yang tidak patuh ? Kalau hukuman adalah. Kalau dia terlalu bandal ya. Seperti dia bertengkar dengan teman, bermusuhanlah dikatakan ya. Tidak mau berdamai pokoknya dendamlah, nah itu diberikan sanksi. Atau mencuri. Apakah pengasuh memberti motivasi kepada anak-anak ? Kalau mereka baik di prestasi ya, kita bilang ini contoh yang bagus. Begitu juga kalau sebaliknya. Buruk yang begitu, harusnya begini. Apakah pengasuh menunjukkan ekspresi yang berbeda kepada anak tidak patuh dan anak yang patuh ? Samalah disini. Pengasuh itukan ya kalau baik ya memang baik, tapi kalau membandel, kita pun menghadapinya ya harus dengan ramah. Nggak bisa kita langsung apalah, marahlah emosi, harus bersabarlah. Apakah pengasuh memberikan penghargaan kepada anak-anak panti ? Kalau pujian sih biasanya itu kalau biasanya kayak bercanda-canda gitu sih. Dipuji biar dia semangat. Jadi anak-anak kalau nggak ada motivasi baik dari teman-temannya nantikan jadi seperti depresi begitu. Apakah di panti ini ada kebiasaan seperti meminta timbal balikutang dalam memberi dan menerima bantuan dalam hal kepatuhan ? Yang seperti itu, susah kita mengatakan itu nanti. Menurut saya itu sama aja. Kemarin dikasi ini jadi sekarang kasih ini, jadi seperti itu nggak ada disini. Pokoknya sama aja gitu. Siapa pun sehari-harinya kan, ya langsung dikerjakan saja begitu. Apakah mereka sudah mengenal identas dirinya sendiri ? Sudah. Kalo secara umum anak SD sudahlah, Cuma ini yang paling kecil si Belina ini ya belum, kan masih kelas 1 SD juga kan. Universitas Sumatera Utara Apakah anak-anak panti usia 6 hingga 12 tahun sudah memiliki inisiatif ? Belum. Mereka ini harus disuruh-suruh masih, masih diperintah-perintah. Paling itu anak-anak SMA lah yang udah mengerti. Kalau anak SD ini belum bisalah. Kalau untuk kerjaan memang masih diperintah-perintah. Tapi untuk dirinya sendiri, kayak milih baju sendiri. Ya itu sudah tau sendirilah dia. Untuk kerjaannya sendiri pun kadang ada malas-malasnya. Jadi belum bisalah kita katakan mandiri mereka, masih harus kita perintah juga. Karena kalau misalnya tidur, kalau nggak kita banguni. Nggak bangun-bangun. Disini iya begitu. Ada sebagian lagi nggak mau tidur, masih pengen belajar. Jadi anak seperti ini terpaksalah kita banguni, kita suruh mandi, yang inilah ya segalalah. Namanya pun anak panti. Apakah anak-anak sudah bertanggung jawab atas tindakannya ? Mereka tanggung jawab sih tanggung jawab. Mereka disinikan diajari bertanggung jawab jugakan. Karena mereka kalau tidak bertanggung jawab sama tugasnya atau kerja kelompoknya, mereka akan kena teguran juga kan ? Jadi panti asuhan inikan, memang dijadikan rumah keberhasilan kan ? Bukan kita harus meminta-minta kan ? Harus bisa mandiri, bisa maju. Apakah anak-anak sudah mampu memenuhi kebutuhannya sendiri ? Oh mereka sudah bisalah sendiri, kalau misalnya lapar ya langsung ke sayalah “aku makan ya, Bu”. Udah, mereka nggak terlalu ribut. Apakah anak-anak sudah memiliki pertimbangan dalam melakukan tindakan ? Kalau anak sudah ada pertimbangan-pertimbangannya, tapi tetap kita ajarkan. Gimana kerja kamu yang bagus, mana yang tidak bagus. Kita tegurlah dan kita ajarkan bagaimana mengerjakan itu yang baik. Diberi contoh sama kakak- kakaknya yang mengajari. Mereka nanti meniru kan. Apakah terdapat target dalam pencapaian kemandirian anak-anak di panti asuhan ini ? Oh target mereka itu, ya biasanya nilai rapornya. Kalau misalnya dapat rangking segini akan lebih disekolahkan untuk perguruan tinggi. Tapi kalau misalnya nggak dicapainya targetnya itu, gimana kita buat nanti. Mau kemana kita buat nanti. Begitu. Jadi memang mutu pendidikan itu memang harus ditingkatkan, cara Universitas Sumatera Utara belajar. Kalau untuk target begini-begini itu nggak ada. Ya, target mereka itu ya tamat. Setelah tamat mau kemana lagi nanti, begitu. Tapi harus disesuaikan juga denga minat dan kemampuan dialah. Kalau untuk target di bidang emosional itu ya kita liat dari segi umurnya. Kalau misalnya kan umur 6 sampe 12 tahun itu kan masih perkembang diakan. Ya masih ada bandel-bandelnya. Untuk anak SMP lebih bergejolak lagi. Kalau anak SMA itu pemikiran mereka kan sudah dewasa, sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Tapi yang paling membedakan, yang paling kita jaga ini sekarang yang SMP dengan yang SD. Disinilah pengasuh harus menahan emosi. Apapun yang dilaksanakan mereka, ya kita sudah maklum ajalah. Karena dari segi umur mereka kan, timbul gejolak-gejolak kan. Kalo sudah SMA kan udah tau mereka mana yang baikkan. Menahan emosinya pun sudah bisa terkontrol. Kalau anak SD gimana ? Main lempar-lemparannya. Namanya disini, ya sabar ajalah kita menghadapi. Bisakah ibu ceritakan bagaimana tingkah polah anak-anak panti dalam kesehariannya ? Ya kadang kalo main-mainlah. Seperti main lompat karet itulah, main kuaci. Ha itu sering bertengkar. “Aku yang menang, enggak”. Ya, kayak-kayak gitulah. Itu anak SD. Kalau anak SMP, taulah masa- masa ini kan. Teman, “temanku begini- begini.” Kalau dari SMA, ya taulah pacaran. Begitu sih. Itulah pengalaman- pengalama yang ada disini. Berdasarkan interaksi dan pengamatan Ibu, bagaimana kemandirian Yesenia, Fitri, Mona dan Elsa ? Mandiri ya ? Mandiri termasuk bijaklah kita bilang itu ya. Hm, kalau Yesenia itu saya lihat termasuk bijak. Dia itu mandiri, udah bisalah ngurus dirinya sendiri. Dia cepat itu ngurus dirinya. Cuma tetap aja malasnya kalau kerja. Tapi udah bisalah dibilang. Seperti itu juga si Fitri. Dia juga sudah. Lagian memang disini semua kan dituntut untuk bijak, bisa ngurus dirinya kan. Tapi Fitri ini memang masih lebih bijak sedikit dibandingkan Yesenia. Nah, kalo yang kurang bijak ini. Anak yang kurang memang, yang kurang nangkap itu Mona dan Elsa. Itu Mona punya kakak juga disini, kakak kandungnya Universitas Sumatera Utara si Fani juga seperti itu. Kalau Elsa, dia mau bantu kerjaan temannya. Cuma dia lalai sama tugasnya sendiri. Kan ga bagus seperti itu. Apakah Ibu memiliki saran terkait dengan pengasuhan anak-anak terkhusus anak panti asuhan ? Kalau saran ya, jangan bicara sembarangan. Hargai orang tua. Harus mengenal diri, siapa kita, bagaimana kita, bagaimana keadaan asal kita sehingga datang kesini. Berarti karena kita kurang mampu kan ? Jadi disini memang harus betul- betul mandiri, supaya dia bisa berhasil di masa depannya kan. Saran ke pengasuh diluar panti ? Kalau saya sih, selagi bisa memberikan ilmu kepada mereka untuk mempelajari yang bisa menghasilkanlah ya. Seperti membuat usaha-usaha, saya berbagi kasih dengan mereka itu memberikan ilmu, membuat sesuatu. Gimana caranya bisa menghasilkan sesuatu, berupa uanglah begitu. Biar mereka nanti suatu saat, ataupun berumah tangga. Walaupun suaminya nanti ntah gimana-gimana, mereka udah bisa tahu usaha apa yang bisa mereka lakukan. Jangan mengharapkan dari orang kita meminta-minta. Misalnya suaminya sakit, mereka sudah punya bekal sendiri yaitu ilmu yang sudah saya berikan itu. Sehingga bisa berkembang gitu. Buat anak-anak disini gitu juga, baik yang keterampilan, baik yang seni musiknya, yang lain-lain jugalah, karena itu juga ilmu kan. Jadi bisa membuat mereka berkembang. Jadi kalo saya bilang, pokoknya harus bisa mandiri mereka.

3. Hasil Wawancara Ibu Lusi Informan 3